Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4162 | 31 Oct 2024
Klinis : Os mengatakan sesak nafas, tidak nyaman untuk berbaring, tak bisa tidur, kedua tungkai diketahui bengkak sejak tgl 18/10 kemarin, bengkak semakin memberat dan menjalar hingga ke perut, perut teraba keras dan sebah dan mual, keluar cairan rembes dari bengkak di kaki RPD CHF EF 19% Congestif hepatopaty RPO Furosemid 1x40 mg Uperio 1x 25 mg warfarin 1x1 KSR 1x600 mg Vit B complex 1x1 Digoxin 1x 0,125 CPG 1x75 mg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, edema, dan kelemahan.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan edema paru dan penurunan fungsi jantung.
3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan curah jantung dan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan edema dan gagal jantung.
5. Risiko ketidakefektifan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan curah jantung.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, edema, dan kelemahan:
- SDKI: Intoleransi aktivitas
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas
- SIKI: Manajemen energi
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan edema paru dan penurunan fungsi jantung:
- SDKI: Gangguan pola napas
- SLKI: Perbaikan pola napas
- SIKI: Manajemen jalan napas
3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan curah jantung dan asupan nutrisi yang tidak adekuat:
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Peningkatan energi
- SIKI: Manajemen energi
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan edema dan gagal jantung:
- SDKI: Ketidakefektifan perfusi jaringan
- SLKI: Peningkatan perfusi jaringan
- SIKI: Manajemen sirkulasi
5. Risiko ketidakefektifan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan curah jantung:
- SDKI: Risiko ketidakefektifan perfusi serebral
- SLKI: Peningkatan efektivitas perfusi serebral
- SIKI: Manajemen sirkulasi
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 4163 | 31 Oct 2024
Klinis : Os mengatakan sesak nafas, tidak nyaman untuk berbaring, tak bisa tidur, kedua tungkai diketahui bengkak sejak tgl 18/10 kemarin, bengkak semakin memberat dan menjalar hingga ke perut, perut teraba keras dan sebah dan mual, keluar cairan rembes dari bengkak di kaki RPD CHF EF 19% Congestif hepatopaty RPO Furosemid 1x40 mg Uperio 1x 25 mg warfarin 1x1 KSR 1x600 mg Vit B complex 1x1 Digoxin 1x 0,125 CPG 1x75 mg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi jantung dan ginjal, terbukti dengan sesak napas, pembengkakan pada tungkai, dan cairan rembes.
Penjelasan SDKI:
- Kelebihan volume cairan: Keadaan di mana individu mengalami kelebihan cairan tubuh.
- Penyebab: Penurunan fungsi jantung, ginjal, atau liver.
- Tanda dan gejala: Sesak napas, edema, asites, oliguria, peningkatan berat badan.
Penjelasan SLKI:
- Manajemen Kelebihan Volume Cairan: Intervensi untuk membantu individu mengelola kelebihan cairan tubuh.
- Contoh intervensi: Pantau masukan dan pengeluaran cairan, auskultasi suara napas, kolaborasi pemberian diuretik, dan konseling diet rendah garam.
Penjelasan SIKI:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Intervensi untuk mengidentifikasi, mengobservasi, dan mencatat tanda-tanda vital.
- Contoh aktivitas: Mengukur frekuensi napas, nadi, suhu, dan tekanan darah.
- Edukasi Manajemen Cairan: Intervensi untuk memberikan informasi dan instruksi tentang pengelolaan cairan tubuh.
- Contoh aktivitas: Menjelaskan pentingnya pembatasan cairan dan natrium, serta pentingnya memantau berat badan.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, pasien mengalami kelebihan volume cairan yang disebabkan oleh penurunan fungsi jantung dan ginjal (congestive heart failure dengan efeksi fraksi 19% dan congestive hepatopati). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen kelebihan volume cairan, dan edukasi manajemen cairan. -
Article No. 4164 | 31 Oct 2024
Klinis : Nama pasien : Ny.X Usia : 59 tahun Pndidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : ..... Riwayat Penyakit Alasan Kunjungan Ke Rumah Sakit : Ny. X mengatakan berkunjung ke RS karena mengalami perdarahan pervagina hebat. Keluhan Utama : Saat Ini Pasien mengatakan nyeri saat cairan pervagina keluar, seperti ditusuk-tusuk, di perut bagian pelvis dengan skala 3 (0-10), hilang timbul dengan durasi 1-2 menit. Riwayat Penyakit Sekarang Pada tanggal 29 Mei 2024 Ny.X mengeluh mengalami perdarahan pervagina hebat disertai nyeri perut yang tidak kunjung sembuh. Pada tanggal 30 Mei 2024 jam 05.00 WIB pasien datang ke IGD RS diantar oleh keluarganya dengan keluhan perdarahan pervagina tak kunjung berhenti, selama di IGD dilakukan observasi dan didapatkan data sbb: Kesadaran : Composmentis TD = 120/70 mmHg, N = 84x/menit, S=36,2°C, SpO2=99%, BB= 37kg, TB=150cm Hasil pemeriksaan darah lengkap : Leukosit=14,13 ribu/uL Hemoglobin = 6,4 g/dL Hematokrit=19.6% Eritrosit=2,74 juta/uL Trombosit= 434 ribu/uL Terapi: injeksi transamin 500mg, cairan infus Ns 0,9% 14tpm. Riwayat Penyakit Dahulu Ny. X mengatakan sekitar 3 bulan yang lalu pernah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Daerah untuk memeriksakan keputihan berbau disertai perdarahan pervagina yang tak kunjung berhenti dan di diagnosa Kanker Serviks. Riwayat Obsterti Riwayat Menstruasi Pasien menarche pada usia 15 tahun, saat ini pasien sudah tidak mengalami menstruasi. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu Ny. X menikah dengan Tn.G dan memiliki 2 orang anak. Anak yang pertama berusia 35 tahun dilahirkan normal di bidan dengan usia kehamilan 9 bulan, dan yang kedua berusia 30 tahun dilahirkan normal dibidan dengan usia kehamilan 9 bulan. Riwayat keluarga Ny.X tidak ada anggota keluarga yang mempunyai Ca Serviks atau Ca lainnya. Riwayat Keluarga Pasien mengatakan menggunakan KB steril sejak tahun 1995 Riwayat Kesehatan Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit sebelumnya. Aspek Lingkungan Pasien mengatakan kebersihan lingkungan rumah bersih dan lingkungan pasien tidak membahayakan untuk kondisi pasien. Aspek Psikososial Pasien mengatakan semua yang dialaminya merupakan jalan hidup yang telah ditentukan Allah untuk dirinya, harapan yang pasien inginkan agar segera sembuh dari sakitnya, saat ini pasien tinggal dengan anak-anaknya. Sikap anggota keluarga terhadap pasien sangat khawatir dan perhatian. Kebutuhan Dasar Khusus (Di Rumah dan Di RS) Pola Nutrisi : Pasien mengatakan sehari makan 3 kali dan habis 1 porsi. Saat dirumah pasien suka dengan sayuran, lauk-pauk, nasi dan buah-buahan. Ketika di rumah sakit pasien makan 3 kali sehari dan habis ½ porsi. Pola Eliminasi : BAK (Buang Air Kecil) Pasien mengatakan buang air kecil 3-4 kali sehari selama dirumah berwarna kuning dan tidak ada keluhan saat buang air kecil. Saat dirumah sakit pasien buang air kecil ± 600cc/24jam warna kuning, tidak ada endapan, tidak ada keluhan terhadap urinari. BAB (Buang Air Besar) Pasien mengatakan pada saat dirumah buang air besar selama dua hari sekali berwarna kuning kecoklatan dan bau khas dengan konsistensi tidak lembek dan tidak kasar. Pada saat dirumah sakit buang air besar tiga hari sekali berwarna coklat tua dan bau khas dengan konsistensi keras. Pola Personal Hygiene Pasien mengatakan saat dirumah pasien mandi dua kali sehari menggunakan sabun, saat di rumah sakit pasien hanya mandi satu kali sehari. Pasien menggosok gigi dua kali sehari saat dirumah begitupun saat di rumah sakit. Saat dirumah pasien mencuci rambut dua kali seminggu, saat di rumah sakit pasien tidak melakukan cuci rambut. Pola Istirahat dan Tidur : Pasien mengatakan saat dirumah tidur ± 7 jam. Pada saat di rumah sakit pasien mengatakan sering terbangun karena kondisinya. Pola Aktivitas dan Latihan : Pasien sebagai ibu rumah tangga dan bekerja sebagai penjual jamu keliling. Pasien setiap minggu berolahraga dengan keluarga di taman dekat rumah. Pasien mengatakan saat beraktifitas merasa kurang nyaman akibat keputihan berbau yang dialaminya. Pada saat di rumah sakit pasien hanya berpindah dari kasur ke kursi saja, tidak berolahraga, dan tidak ada aktifitas lainnya. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan Pasien mengatakan tidak merokok, tidak meminum-minuman keras dan tidak juga ketergantungan obat. Dari keluarga pasien suami tidak merokok dan tidak pernah meminum-minuman keras. Pemeriksaan Fisik : Kepala Bentuk: kepala simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan yang abnormal, warna rambut hitam dan beruban, tidak rontok, tidak ada masalah. Mata : Kelopak mata normal, gerakan mata simetris, konjungtiva anemis, sklera pucat, pupil isokor, akomodasi kesegala arah, kontak mata ada. Hidung : Simetris, Tidak ada reaksi alergi, tidak ada sinus, penciuman baik. Mulut dan Tenggorokan Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, gigi tidak ada karies, tidak ada gigi palsu dan tidak menggunakan kawat gigi, membran mukosa pucat. Dada dan Axilla Payudara simetris, aerolla mammae berwarna coklat, papilla mammae menonjol, colostrums tidak keluar, tidak ada retraksi dinding dada. Pernafasan : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan, suara nafas vesikuler, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, pasien nafas spontan. Sirkulasi : Jantung Kecepatan denyut apical 18x/menit, irama jantung regular, kelainan bunyi jantung tidak ada, pasien tidak mengeluh nyeri dada, CRT >2 detik, tidak ada keluhan. Abdomen : Terdapat nyeri pada perut bagian bawah dengan P : Ca Kanker Serviks, Q : seperti ditusuk-tusuk, R : pelvis, S : 3 (0-10), T : hilang timbul (1-2 menit). Genitourinari : Vagina bersih, ada perdarahan, ada nyeri tekan pada daerah vesika urinaria, tidak ada hemoroid, tidak terpasang kateter dengan urin berwarna kuning, ul 600cc/24jam. Ekstermitas (Integumen dan Muskuloskeletal) : Turgor kulit elastis, warna kulit sawo matang, tidak ada lesi di ekstermitas. Pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri saat dirumah, namun ketika dirumah sakit aktifitas pasien dibantu oleh anaknya seperti mandi dan eliminasi/toileting
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. X:
Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan Pervagina Berhubungan Dengan Kanker Serviks
2. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Kanker Serviks
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Penurunan Fisik
Penjelasan Singkat:
1. Perdarahan Pervagina Berhubungan Dengan Kanker Serviks
- SDKI: Perdarahan Pervagina - Definisi: Keluarnya darah dari vagina yang melebihi normal, berhubungan dengan kondisi patologis.
- SLKI: Kontrol Perdarahan - Tujuan: Pasien menunjukkan perdarahan yang terkendali.
- SIKI: Manajemen Perdarahan - Intervensi: Mengkaji sumber, lokasi, dan karakteristik perdarahan; Memberikan obat/tindakan untuk menghentikan perdarahan; Memantau tanda-tanda vital dan output urin.
2. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Kanker Serviks
- SDKI: Nyeri Akut - Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Manajemen Nyeri - Tujuan: Pasien melaporkan nyeri terkendali.
- SIKI: Manajemen Nyeri - Intervensi: Mengkaji nyeri (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, skala); Memberikan analgesik; Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Penurunan Fisik
- SDKI: Intoleransi Aktivitas - Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas - Tujuan: Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen Aktivitas - Intervensi: Mengkaji kemampuan dan keterbatasan aktivitas pasien; Mengatur ulang aktivitas sesuai dengan toleransi pasien; Memberikan bantuan yang diperlukan untuk aktivitas.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi Ny. X. -
Article No. 4165 | 31 Oct 2024
Klinis : nyeri telan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri telan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit pada tenggorokan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut yang terkait dengan nyeri telan dapat disebabkan oleh infeksi, radang, atau kelainan pada tenggorokan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri telan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat menelan makanan dan minuman tanpa kesulitan, serta menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri telan antara lain:
1. Manajemen nyeri: menilai karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai resep, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Perawatan mulut dan tenggorokan: membantu pasien menjaga kebersihan mulut dan tenggorokan, memberikan obat kumur atau spray untuk meredakan iritasi.
3. Edukasi: memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penanganan nyeri telan.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan penanganan yang komprehensif dan meningkatkan kenyamanan pasien yang mengalami nyeri telan. -
Article No. 4166 | 31 Oct 2024
Klinis : Tn. S 65 tahun datang ke rumah sakit TK II Putri Hijau Medan pada tanggal 17 Januari 2024 dengan keluhan utama yaitu klien mengatakan sesak. Tn. S mengeluh sesak nafas, batuk kering sejak 3 bulan, sesak juga dirasakan pada saat melakukan aktivitas ( bangun dari tempat tidur), badan lemas, kedua kaki bengkak, gatal pada seluruh tubuh diseratai kulit terkelupas sejak dua bulan, saat minum obat OAT mual, nyeri ulu hati menyatakan pembengkakan pada kedua kaki sudah satu bulan dengan pitting edema +3 kedalaman 6mm menghilang dalam waktu 1 menit, saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil tekanan darah: 180/147 mmhg, frekuensi nadi: 96 x/menit, frekuensi pernafasan: 29 x/menit, suhu tubuh: 37℃.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai untuk kondisi Tn. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas terbuka, memfasilitasi pembersihan sekresi, dan mencegah komplikasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memberikan oksigen, melakukan suction, dan latihan pernapasan.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Memulihkan perfusi jaringan perifer yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah mengobservasi tanda-tanda vital, mengatur posisi ekstremitas, dan pemberian terapi lanjutan.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas klien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memberikan edukasi tentang aktivitas yang aman, memfasilitasi aktivitas secara bertahap, dan memantau tanda-tanda vital selama aktivitas.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk Tn. S adalah bersihan jalan napas tidak efektif, ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, dan intoleransi aktivitas. Masing-masing diagnosa memiliki penjelasan singkat dan intervensi keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4167 | 31 Oct 2024
Klinis : Tn. S 65 tahun datang ke rumah sakit TK II Putri Hijau Medan pada tanggal 17 Januari 2024 dengan keluhan utama yaitu klien mengatakan sesak. Tn. S mengeluh sesak nafas, batuk kering sejak 3 bulan, sesak juga dirasakan pada saat melakukan aktivitas ( bangun dari tempat tidur), badan lemas, kedua kaki bengkak, gatal pada seluruh tubuh diseratai kulit terkelupas sejak dua bulan, saat minum obat OAT mual, nyeri ulu hati menyatakan pembengkakan pada kedua kaki sudah satu bulan dengan pitting edema +3 kedalaman 6mm menghilang dalam waktu 1 menit, saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil tekanan darah: 180/147 mmhg, frekuensi nadi: 96 x/menit, frekuensi pernafasan: 29 x/menit, suhu tubuh: 37℃.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosis keperawatan yang dapat diterapkan untuk Tn. S, yaitu:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan/atau obstruksi jalan napas.
- Gejala/Tanda: Sesak napas, batuk kering, sianosis, dan bunyi napas abnormal.
2. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kelebihan cairan yang disimpan dalam ruang intravaskular, interstitial, dan/atau rongga tubuh.
- Penyebab: Penurunan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan cairan dan/atau peningkatan asupan cairan.
- Gejala/Tanda: Edema, peningkatan berat badan, dan sesak napas.
3. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Penyebab: Faktorfisik, kimiawi, biologis, dan imunologis.
- Gejala/Tanda: Kulit terkelupas, gatal, dan perubahan warna kulit.
4. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, dan/atau kelelahan.
- Gejala/Tanda: Sesak napas, kelelahan, dan kelemahan.
5. Mual
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah ke muntah.
- Penyebab: Efek samping obat, pembengkakan abdomen, dan/atau gangguan gastrointestinal.
- Gejala/Tanda: Mual, muntah, anoreksia, dan rasa tidak nyaman di perut.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia) adalah daftar luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah daftar intervensi keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
Penggunaan standar-standar ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 4169 | 31 Oct 2024
Klinis : Gangguan menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi "Gangguan Menelan" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Menelan (Swallowing Disorder)
Definisi:
Gangguan dalam proses menelan makanan atau cairan dari mulut ke dalam lambung.
SDKI:
- Penurunan Kemampuan Menelan
- Risiko Aspirasi
- Risiko Kekurangan Volume Cairan
SLKI:
- Kemampuan Menelan Terpelihara
- Tidak Terjadi Aspirasi
- Keseimbangan Cairan Terpelihara
SIKI:
- Manajemen Gangguan Menelan
- Manajemen Risiko Aspirasi
- Manajemen Asupan Cairan
Penjelasan Singkat:
Diagnosis Keperawatan "Gangguan Menelan" menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam proses menelan makanan atau cairan dari mulut ke dalam lambung. Hal ini dapat menyebabkan risiko aspirasi (masuknya makanan atau cairan ke dalam saluran pernapasan) serta risiko kekurangan volume cairan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mencakup tiga diagnosis keperawatan utama terkait gangguan menelan, yaitu Penurunan Kemampuan Menelan, Risiko Aspirasi, dan Risiko Kekurangan Volume Cairan. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan luaran yang diharapkan, seperti Kemampuan Menelan Terpelihara, Tidak Terjadi Aspirasi, dan Keseimbangan Cairan Terpelihara. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti Manajemen Gangguan Menelan, Manajemen Risiko Aspirasi, dan Manajemen Asupan Cairan.
Dengan memahami dan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam menangani pasien dengan gangguan menelan. -
Article No. 4170 | 31 Oct 2024
Klinis : pasien laki laki umur 28 tahun datang dengan keluhankelelahan ekstrem, demam, dan pendarhan gusi. pasien juga mengeluh mual dan makanan yang masuk hanya sedikkit sejak 2hari yang lalu. berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pasien anemis dan tampak lebam dibeberapa area tubuhnya. tekanan darah 90/60 mmHg, respiration rate 20x/menit, Hb 7.05 mg/dl, trombosit 75000/mcl, leukosit 24000/mcl, pasien tampak pucat, berkeringat lebih, kulit terasa hangat dan kemerahan, tugor lebih dari 1 detik, kaki teraba dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, pasien tersebut kemungkinan mengalami kondisi yang dapat didiagnosis sebagai Trombositopenia. Berikut adalah penjelasan singkat tentang diagnosa keperawatan, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait:
Diagnosa Keperawatan:
Trombositopenia
Penjelasan singkat:
Trombositopenia adalah kondisi di mana jumlah trombosit (sel darah pembeku) dalam tubuh berada di bawah normal. Hal ini dapat menyebabkan gejala-gejala seperti kelelahan ekstrem, demam, perdarahan gusi, mual, dan perubahan warna kulit. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin, jumlah trombosit yang rendah, dan peningkatan jumlah leukosit.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Trombositopenia
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perdarahan
- Ketidakefektifan perfusi jaringan
- Kelelahan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen perdarahan
- Manajemen kelelahan
- Pemberian cairan intravena
- Pemberian produk darah (bila diperlukan)
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 4171 | 31 Oct 2024
Klinis : pasien laki laki umur 28 tahun datang dengan keluhankelelahan ekstrem, demam, dan pendarhan gusi. pasien juga mengeluh mual dan makanan yang masuk hanya sedikkit sejak 2hari yang lalu. berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pasien anemis dan tampak lebam dibeberapa area tubuhnya. tekanan darah 90/60 mmHg, respiration rate 20x/menit, Hb 7.05 mg/dl, trombosit 75000/mcl, leukosit 24000/mcl, pasien tampak pucat, berkeringat lebih, kulit terasa hangat dan kemerahan, tugor lebih dari 1 detik, kaki teraba dingin. pasien memiliki riwayat leukimia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien ini memiliki gejala-gejala yang mengarah pada kondisi hematologis yang serius. Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D69.6
- Deskripsi: Trombositopenia idiopatik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Transfusi trombosit
Penjelasan:
Pasien laki-laki berusia 28 tahun ini datang dengan keluhan kelelahan ekstrem, demam, dan perdarahan gusi, disertai dengan mual dan asupan makanan yang sedikit sejak 2 hari terakhir. Pemeriksaan fisik menunjukkan konjungtiva anemis, lebam di beberapa area tubuh, tekanan darah rendah, frekuensi napas tinggi, serta nilai laboratorium yang abnormal (Hb rendah, trombosit rendah, leukosit tinggi). Pasien juga tampak pucat, berkeringat lebih, kulit hangat dan kemerahan, serta tugor lebih dari 1 detik dengan kaki teraba dingin. Dengan riwayat leukemia, kondisi ini mengarah pada trombositopenia idiopatik (kode ICD-10: D69.6).
Tindakan medis yang mungkin diperlukan adalah transfusi trombosit (kode ICD-9-CM: 99.04) untuk meningkatkan jumlah trombosit dan mengatasi perdarahan. Selain itu, pasien juga akan membutuhkan penanganan lain sesuai dengan kondisi klinis dan pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. -
Article No. 4172 | 31 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, 64 tahun masuk rs dengan keluhan nyeri perut menjalar sampai kebelakang pantat, nyeri tajam, sering muncul tiap 1-2 jam, kesadaran compos mentis, tekanan darah 137/88, nadi 66, suhu 36.6, respirasi 20, diagnosa dokter tumor sigmoid, susp hepatic metastasis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C18.7
- Deskripsi: Tumor ganas pada bagian sigmoid kolon.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.74
- Deskripsi: Reseksi sigmoid kolon, prosedur yang mungkin dilakukan untuk menangani tumor pada bagian sigmoid kolon.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 C18.7 merujuk pada tumor ganas pada bagian sigmoid kolon, yang sesuai dengan diagnosa dokter yaitu tumor sigmoid.
2. Kode ICD-9-CM 45.74 adalah kode untuk prosedur reseksi sigmoid kolon, yang mungkin dilakukan sebagai tindakan operatif untuk menangani tumor pada bagian sigmoid kolon.
Pasien wanita berusia 64 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut menjalar sampai ke belakang pantat, nyeri tajam, sering muncul tiap 1-2 jam, dengan kesadaran compos mentis, tekanan darah 137/88, nadi 66, suhu 36.6, dan respirasi 20. Diagnosa dokter adalah tumor sigmoid, dengan dugaan adanya metastasis hepatik.