Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6025 | 16 Nov 2024
Klinis : Perawat sedang bertugas di ruangan dan ada seorang tetangga yang sedang dirawat. Saat jam berkunjung banyak tetangga yang ingin menjenguknya dan menanyakan penyakit yang sedang di deritaAspek etik apa yang berkaitan dengan kasus di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Privasi (0046)
Definisi: Gangguan dalam kemampuan individu untuk mengontrol akses terhadap diri atau informasi pribadinya.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Integritas Privasi adalah salah satu diagnosis keperawatan dalam SDKI yang dapat diterapkan pada kasus ini.
- Diagnosis ini menggambarkan adanya masalah dalam kemampuan pasien untuk mengontrol akses terhadap informasi pribadinya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang dapat dikaitkan dengan diagnosis tersebut adalah Privasi Terjaga (1405), yang menggambarkan sejauh mana pasien dapat mempertahankan privasi dan kenyamanan dirinya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Privasi (6450), yang meliputi upaya untuk melindungi dan menjaga privasi pasien.
- Intervensi lain yang dapat diterapkan adalah Pembatasan Pengunjung (6490), untuk mengatur akses pengunjung sesuai kebutuhan dan keinginan pasien.
Aspek Etik yang Berkaitan:
Dalam kasus ini, terdapat beberapa aspek etik yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
1. Hak Pasien atas Privasi dan Kerahasiaan: Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan informasi kesehataannya. Perawat harus menjaga dan melindungi hak-hak tersebut.
2. Otonomi Pasien: Pasien memiliki hak untuk menentukan siapa yang boleh mengakses informasi pribadinya dan kapan ia ingin dijenguk.
3. Beneficence dan Non-maleficence: Perawat harus memastikan tindakannya memberikan manfaat bagi pasien dan tidak merugikannya, termasuk menjaga privasi dan kerahasiaan.
4. Keadilan: Perawat harus memperlakukan semua pasien secara adil dan tidak membedakan mereka dalam hal akses informasi dan kunjungan.
Sebagai seorang perawat profesional, saya memahami pentingnya menjaga privasi dan kerahasiaan pasien, serta menghormati otonomi pasien dalam menentukan siapa yang dapat mengakses informasi pribadinya. Dalam situasi ini, saya akan berusaha memfasilitasi keinginan pasien dan membatasi akses pengunjung sesuai dengan kebutuhan pasien, sembari tetap memberikan informasi yang diperlukan tanpa melanggar privasi pasien. -
Article No. 6026 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 28 tahun, post seksio sesarea satu minggu yang lalu dengan indikasi PEB ke poli kebidanan untuk memeriksakan kesehatannya. Pasien mengatakan bingung mau menggunakan metode kontrasepsi apa. Pasien mengatakan masih ingin memiliki anak lagi.Apakah metode kontrasepsi yang perawat rekomendasikan ? A. IUD B. KB pil C. Kondom D. KB suntik E. Susuk / implant
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Masalah Pengambilan Keputusan Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang Metode Kontrasepsi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Masalah Pengambilan Keputusan berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang Metode Kontrasepsi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Pasien mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya terkait metode kontrasepsi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Berikan informasi mengenai berbagai metode kontrasepsi yang dapat dipertimbangkan, termasuk efektivitas, manfaat, dan efek samping dari masing-masing metode.
- Libatkan pasien dalam proses pengambilan keputusan terkait metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya.
Rekomendasi Metode Kontrasepsi:
Berdasarkan kondisi pasien yang baru menjalani seksio sesarea satu minggu yang lalu dan masih ingin memiliki anak lagi, maka metode kontrasepsi yang dapat direkomendasikan adalah:
E. Susuk / Implant
Penjelasan:
Susuk/implant merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang efektif dan dapat dipertimbangkan untuk pasien ini. Metode ini dapat digunakan dalam jangka waktu 3-5 tahun dan tidak akan mengganggu kesuburan di kemudian hari, sehingga pasien masih dapat memiliki anak lagi sesuai keinginannya. -
Article No. 6027 | 16 Nov 2024
Klinis : Sebuah rumah sakit sedang membutuhkan 35 perawat untuk ditempatkan di ruang hemodialisa. Kabid keperawatan perlu melakukan rekruitmen..Apakah yang harus dilakukan kabid keperawatan sebelum melakukan rekruitmen ? A. Melakukan seleksi karyawan B. Melakukan wawancara C. Membuat deskripsi pekerjaan D. Melakukan analisis pekerjaan E. Melakukan evaluasi pekerjaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan antara sumber daya perawat dan kebutuhan layanan keperawatan di ruang hemodialisa.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan antara sumber daya perawat dan kebutuhan layanan keperawatan di ruang hemodialisa merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan SDKI.
- Diagnosa ini dapat ditandai dengan adanya kesenjangan antara jumlah perawat yang tersedia dan jumlah perawat yang dibutuhkan untuk melayani pasien di ruang hemodialisa.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Terkait dengan diagnosa keperawatan di atas, luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan antara sumber daya perawat dan kebutuhan layanan keperawatan di ruang hemodialisa.
- Indikator luaran dapat berupa kecukupan jumlah perawat, kompetensi perawat yang sesuai, dan kepuasan pasien terhadap layanan keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Untuk mengatasi diagnosa keperawatan tersebut, intervensi yang dapat dilakukan oleh Kabid Keperawatan adalah melakukan analisis pekerjaan (option D).
- Analisis pekerjaan meliputi identifikasi tugas, tanggung jawab, dan kompetensi yang dibutuhkan oleh perawat di ruang hemodialisa.
- Hasil analisis pekerjaan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun deskripsi pekerjaan (option C) dan melakukan rekrutmen yang sesuai.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah option D. Melakukan analisis pekerjaan, karena hal ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh Kabid Keperawatan sebelum melakukan rekrutmen perawat untuk ruang hemodialisa. -
Article No. 6028 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang anak remaja laki-laki berusia 16 tahun dalam suatu keluarga. Keluarga melabel sebagai anak nakal dan anak merasa terisolasi tidak ada orang yang bisa diajak bicara. Orangtua sibuk dan tidak punya waktu untuk berkomunikasi dengan anak.Apakah tugas perkembangan keluarga yang belum tercapai? A. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab B. Mempererat hubungan pasangan dalam keluarga C. Mempertahankan komunikasi terbuka dalam keluarga D. Perubahan sistem peran keluarga E. Perubahan peraturan di keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Komunikasi Keluarga Terganggu
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Komunikasi keluarga terganggu adalah ketidakmampuan anggota keluarga untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan secara efektif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Luaran yang diharapkan: Keluarga mampu berkomunikasi secara efektif.
b. Kriteria hasil: Keluarga dapat saling mendengarkan, menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan dengan terbuka.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intervensi keperawatan:
- Fasilitasi komunikasi keluarga
- Bina hubungan saling percaya dalam keluarga
- Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaan
b. Tujuan intervensi:
- Meningkatkan kemampuan keluarga dalam berkomunikasi
- Membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga
- Mengurangi isolasi sosial yang dialami oleh anggota keluarga
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, tugas perkembangan keluarga yang belum tercapai adalah Mempertahankan komunikasi terbuka dalam keluarga. Hal ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan keluarga dalam berkomunikasi secara efektif, sehingga menimbulkan perasaan terisolasi pada anak remaja. -
Article No. 6029 | 16 Nov 2024
Klinis : Batita perempuan dibawa ibunya ke klinik tumbuh kembang pada tanggal 28 Maret 2015. Ibu mengeluh anaknya belum bisa berjalan. Perawat melakukan pengkajian tumbuh kembang dengan menggunakan format DDST II. Diketahui anak lahir tanggal 30 April 2013 dalam kondisi aterm. Berapa usia kronologis anak tersebut saat dilakukan pengkajian? A. 22 bulan 8 hari B. 22 bulan 18 hari C. 22 bulan 20 hari D. 22 bulan 28 hari E. 22 bulan 30 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi batita perempuan yang belum bisa berjalan.
Usia kronologis anak saat dilakukan pengkajian adalah:
D. 22 bulan 28 hari
Diagnosa Keperawatan:
1. Keterlambatan perkembangan motorik kasar
Definisi: Ketidakmampuan anak untuk mencapai tahapan perkembangan motorik kasar sesuai usia.
Faktor risiko: Prematuritas, rendahnya stimulasi, malnutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Anak dapat melakukan aktivitas motorik kasar sesuai usia.
- Anak menunjukkan perkembangan motorik kasar yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Berikan stimulasi perkembangan motorik kasar.
- Ajarkan orang tua teknik stimulasi perkembangan motorik kasar yang sesuai.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan perkembangan anak.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi yang sesuai, serta melakukan edukasi dan kolaborasi dengan orang tua dan tenaga kesehatan lain untuk memastikan perkembangan motorik kasar anak dapat optimal. -
Article No. 6030 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 25 tahun dirawat di RSJ dengan masalah utama halusinasi pendengaran. Pasien sudah dirawat selama dua hari. Anda sebagai seorang perawat sedang melakukan interaksi dalam membantu klien untuk mengenal halusinasinya. Klien sudah melalui tahap orientasi yaitu mampu menyebutkan nama dan perasaan hari ini. Apakah tahapan komunikasi terapeutik selanjutnya pada kasus di atas? A. Validasi masalah B. Melakukan kontrak (tempat, waktu, topik) C. Menanyakan jenis halusinasi D. Memberikan reinforcement positif E. Menanyakan waktu muncul halusinasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi pendengaran
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi pendengaran merupakan persepsi sensori yang timbul tanpa adanya stimulus eksternal yang sesuai. Pasien mengalami persepsi suara, bunyi, atau percakapan yang tidak dapat diverifikasi realitasnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama penanganan halusinasi pendengaran adalah agar pasien dapat mengenali dan mengontrol halusinasi yang dialaminya. Luaran yang diharapkan meliputi kemampuan pasien dalam mengenali halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, dan penurunan frekuensi serta durasi halusinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Tahapan komunikasi terapeutik selanjutnya yang sesuai untuk kasus ini adalah:
C. Menanyakan jenis halusinasi
Perawat perlu menggali informasi lebih lanjut mengenai jenis halusinasi yang dialami pasien, seperti isi, frekuensi, durasi, dan karakteristik halusinasi. Hal ini penting untuk memahami pengalaman halusinasi pasien dan merumuskan intervensi yang tepat. -
Article No. 6031 | 16 Nov 2024
Klinis : Anak laki-laki berumur 15 tahun, dirawat di sebuah bangsal anak dengan diagnose fraktur karena kecelakaan. Berdasar pemeriksaan penunjang, dokter menyarankan untuk dilakukan amputasi pada ekstremitas bawah. Sebelum dilakukan tindakan, perawat memberikan informasi dan pendampingan kepada keluarga terhadap tindakan yang akan dilakukan. Apa peran perawat dalam kasus tersebut? A. edukator B. advokat C. care giver D. change agent E. kolaborator
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus ini, peran perawat dapat dijabarkan sebagai berikut:
A. Edukator
Perawat berperan sebagai edukator, memberikan informasi dan pendampingan kepada keluarga pasien terkait tindakan amputasi yang akan dilakukan. Perawat menjelaskan secara rinci prosedur, manfaat, serta risiko dari tindakan tersebut, sehingga keluarga dapat memahami dan membuat keputusan yang tepat.
B. Advokat
Perawat berperan sebagai advokat, menjadi pembela dan pelindung hak pasien. Perawat memastikan bahwa keputusan amputasi diambil sesuai dengan prinsip informed consent, memperhatikan hak-hak pasien, serta mendampingi keluarga dalam proses pengambilan keputusan.
C. Care Giver
Perawat berperan sebagai care giver, memberikan asuhan keperawatan komprehensif kepada pasien, baik sebelum, selama, maupun setelah tindakan amputasi. Perawat memastikan kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pasien terpenuhi selama proses perawatan.
D. Change Agent
Perawat berperan sebagai change agent, dengan mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah psikologis yang mungkin muncul pada pasien dan keluarga, serta memfasilitasi adaptasi dan rehabilitasi pasca amputasi.
E. Kolaborator
Perawat berperan sebagai kolaborator, berkoordinasi dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, fisioterapis, dan terapis okupasi, untuk memastikan pengambilan keputusan dan rencana perawatan yang tepat bagi pasien.
Secara keseluruhan, peran perawat dalam kasus ini mencakup edukator, advokat, care giver, change agent, dan kolaborator, dengan tujuan menjamin kepuasan dan kualitas hidup pasien serta keluarganya selama proses perawatan. -
Article No. 6032 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien datang keluhan demam, batuk dan lemas sejak 3 hari SMRS. pasien juga mengeluh nyeri kepala, nyeri sendi, nafsu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah contoh diagnosis keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan demam, menggigil, dan peningkatan suhu tubuh.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan pasien.
- Dalam kasus ini, "Hipertermia" merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang dapat digunakan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Beberapa luaran yang dapat diharapkan dalam kasus ini antara lain: Suhu tubuh dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda infeksi, dan Tidak ada komplikasi akibat hipertermia.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Beberapa intervensi yang dapat dilakukan dalam kasus ini antara lain: Pemberian antipiretik, Memantau tanda-tanda vital, Menjaga higiene, dan Edukasi tentang perawatan demam.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berpusat pada pasien, sehingga dapat membantu memulihkan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 6033 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien datang keluhan demam, batuk dan lemas sejak 3 hari SMRS. pasien juga mengeluh nyeri kepala, nyeri sendi, nafsu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Kelelahan
Penjelasan:
1. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah untuk menurunkan suhu tubuh ke batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan dan obat anti-piretik, serta pengaturan lingkungan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pemantauan pola napas, suction, pemberian oksigen, dan latihan pernapasan.
3. Kelelahan
- SDKI: Perasaan kelelahan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan tingkat energi dan mengurangi kelelahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen energi, istirahat yang cukup, dan pemberian nutrisi yang adekuat.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar, penjelasan singkat ini memberikan gambaran umum tentang diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Namun, perlu dilakukan pengkajian dan analisis lebih lanjut untuk memastikan diagnosa dan rencana asuhan keperawatan yang tepat. -
Article No. 6034 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perawat anggota tim patient safety rumah sakit mendapat laporan dari bidang keperawatan bahwa baru saja terjadi insiden pasien jatuh di ruang ICU.Apa yang harus dilakukan pertama kali oleh perawat tersebut ? A. Memanggil kepala ruang untuk meminta keterangan B. Mendatangi tempat kejadian untuk investigasi langsung C. Membuat catatan insiden keselamatan pasien rumah sakit D. Menentukan jenis kejadian/insinden keselamatan pasien E. Memberikan punishment kepada perawat yang melakukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus ini, langkah pertama yang harus dilakukan oleh perawat anggota tim patient safety adalah:
C. Membuat catatan insiden keselamatan pasien rumah sakit
Penjelasan:
Sebagai anggota tim patient safety, langkah terpenting yang harus dilakukan adalah mendokumentasikan insiden yang terjadi. Hal ini sesuai dengan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) terkait intervensi keperawatan untuk "Manajemen Keselamatan Pasien", di mana salah satu intervensinya adalah "Mendokumentasikan insiden keselamatan pasien".
Dokumentasi insiden ini penting untuk melacak akar penyebab, mengidentifikasi faktor risiko, dan menyusun rencana tindakan perbaikan. Langkah ini juga sejalan dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) terkait luaran "Keselamatan Pasien Terjamin", di mana salah satu indikatornya adalah "Insiden keselamatan pasien terdokumentasi".
Sementara itu, langkah-langkah lain seperti memanggil kepala ruang, melakukan investigasi langsung, dan memberikan punishment bukan merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan. Prioritas utama adalah mendokumentasikan insiden terlebih dahulu sebagai dasar untuk analisis lebih lanjut dan perbaikan sistem.