Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5991 | 16 Nov 2024
Klinis : batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Karakteristik Utama: Batuk tidak efektif, suara napas tambahan, sputum berlebih, dispnea.
- Faktor Berhubungan: Penyakit pernapasan, neuromuskular, dan kardiovaskular.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Jalan napas paten, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas dalam batas normal, sputum dapat dikeluarkan dengan mudah.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas
- Aktivitas Keperawatan: Auskultasi suara napas, monitor pola napas, berikan posisi yang nyaman, berikan oksigen sesuai kebutuhan, berikan terapi inhalasi, dan latihan batuk efektif.
Dalam hal ini, pasien dengan kondisi batuk membutuhkan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemeliharaan dan pembersihan jalan napas yang efektif untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 5992 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di rumah sakit akibat trauma kepala karena kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian didapatkan data kesadaran compos mentis, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 19 x/menit, TD 120/85 mmHg, suhu tubuh 37,6°C. Perawat akan memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial (TIK).Apakah informasi yang perlu disampaikan pada pasien tentang hal yang harus dihindari?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko peningkatan tekanan intrakranial (TIK) berhubungan dengan trauma kepala.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko peningkatan tekanan intrakranial (TIK) didefinisikan sebagai kondisi di mana individu berisiko mengalami peningkatan tekanan di dalam rongga kranium yang dapat mengganggu aliran darah dan oksigenasi otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mencegah peningkatan TIK selama perawatan di rumah sakit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin.
2. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang hal-hal yang harus dihindari untuk mencegah peningkatan TIK.
Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien tentang hal-hal yang harus dihindari untuk mencegah peningkatan TIK adalah:
1. Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial, seperti batuk, bersin, mengejan, atau melakukan Valsava.
2. Hindari posisi tidur yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial, seperti berbaring telentang atau menunduk.
3. Hindari paparan stres atau emosi yang berlebihan.
4. Hindari merokok dan mengonsumsi alkohol.
5. Ikuti instruksi dan saran dari tim medis terkait perawatan dan pemulihan.
Perawat akan memberikan edukasi dan memastikan pasien memahami informasi tersebut agar dapat mencegah peningkatan tekanan intrakranial selama perawatan di rumah sakit. -
Article No. 5993 | 16 Nov 2024
Klinis : gatal di seluruh badan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gatal di seluruh badan.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus
Definisi:
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman di kulit yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi medis, alergi, atau iritasi kulit, yang menyebabkan keinginan kuat untuk menggaruk.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pruritus ditandai dengan gejala-gejala seperti rasa gatal di seluruh atau sebagian badan, kulit terlihat merah, dan pasien sering menggaruk untuk mengurangi rasa gatal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan pruritus adalah pasien dapat mengendalikan rasa gatal, mengurangi frekuensi menggaruk, serta tidak terjadi komplikasi seperti infeksi kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi pruritus dapat meliputi pemberian emolien atau pelembab kulit, menghindari iritasi kulit, mengurangi stres, serta pemberian obat anti-gatal sesuai indikasi.
Dalam penanganan pruritus, perawat berperan penting dalam mengidentifikasi penyebab, memberikan edukasi kepada pasien, serta memantau efektivitas intervensi yang diberikan. Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 5994 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien menyakan kapan segera pindah ruangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang menyatakan kapan segera pindah ruangan.
Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan Pindah Ruangan
Definisi:
Kemampuan untuk mempersiapkan diri dan lingkungan untuk pindah ke unit perawatan yang lebih tepat atau ke rumah.
Tanda dan Gejala:
- Pasien menyatakan keinginan untuk pindah ruangan
- Pasien memahami langkah-langkah yang diperlukan untuk pindah ruangan
- Pasien memiliki rencana untuk pindah ruangan
Faktor Terkait:
- Peningkatan kondisi klinis
- Penurunan kebutuhan perawatan intensif
- Perubahan rencana perawatan
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Asesmen kesiapan pindah ruangan
2. Edukasi terkait proses pindah ruangan
3. Koordinasi dengan tim kesehatan terkait rencana pindah ruangan
4. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam mempersiapkan pindah ruangan
5. Evaluasi kesiapan pasien dan keluarga untuk pindah ruangan
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Pasien dan keluarga memahami proses pindah ruangan
2. Pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan pindah ruangan
3. Pasien dan keluarga mempersiapkan diri dan lingkungan untuk pindah ruangan
4. Pindah ruangan terlaksana dengan lancar
Dalam kondisi ini, pasien menyatakan keinginan untuk segera pindah ruangan, menunjukkan kesiapan untuk pindah. Perawat perlu melakukan asesmen, edukasi, koordinasi dengan tim, dan memfasilitasi pasien serta keluarga dalam mempersiapkan pindah ruangan. Hasil yang diharapkan adalah pasien dan keluarga dapat terlibat dalam perencanaan dan mempersiapkan diri sehingga pindah ruangan dapat terlaksana dengan lancar. -
Article No. 5995 | 16 Nov 2024
Klinis : Laki-laki usia 62 tahun diantar ke UGD dengan aphasia akut dan hemiparesis. Hasil CT Scan menunjukkan peningkatan tekanan intracranial.Apakah jenis cairan intavena yang perlu diberikan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan kerusakan neurologis akut (aphasia akut)
2. Risiko Ketidakstabilan Neurovaskular berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Komunikasi Verbal: Ketidakmampuan untuk menerima, memproses, merangkai, dan/atau mengekspresikan bahasa lisan dengan efektif.
- Risiko Ketidakstabilan Neurovaskular: Rentan mengalami perubahan status neurologis dan/atau perfusi jaringan yang tidak stabil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Komunikasi Verbal: Pasien dapat berkomunikasi secara efektif sesuai kondisinya.
- Risiko Ketidakstabilan Neurovaskular: Pasien tidak mengalami perburukan kondisi neurologis dan/atau perfusi jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Komunikasi Verbal: Terapi wicara, manajemen lingkungan, fasilitasi komunikasi.
- Risiko Ketidakstabilan Neurovaskular: Pemantauan tanda vital dan status neurologis, manajemen obat, manajemen cairan.
Terkait jenis cairan intravena yang perlu diberikan, berdasarkan peningkatan tekanan intrakranial, cairan intravena yang disarankan adalah cairan kristaloid isotonis, seperti Ringer Laktat atau Normal Saline, untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah peningkatan tekanan intrakranial. -
Article No. 5996 | 16 Nov 2024
Klinis : muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Berhubungan dengan Mual dan Muntah
Penjelasan SDKI:
Risiko ketidakseimbangan nutrisi adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami pemasukan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti mual dan muntah.
Penjelasan SLKI:
Tujuan dari asuhan keperawatan ini adalah untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi yang adekuat pada pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan asupan dan output nutrisi, manajemen mual dan muntah, serta pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan.
Penjelasan SIKI:
Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menilai status nutrisi pasien
2. Memantau tanda-tanda vital dan perubahan berat badan
3. Mengkaji pola makan dan aktivitas pasien
4. Memberikan intervensi untuk mengatasi mual dan muntah, seperti pemberian antiemetik, manajemen diet, dan teknik relaksasi
5. Memantau asupan dan output nutrisi pasien
6. Memberikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan. -
Article No. 5997 | 16 Nov 2024
Klinis : tenggorokan sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tenggorokan sakit.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Etiologi: Proses inflamasi pada tenggorokan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan.
- Indikator: Melaporkan nyeri berkurang, menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk memfasilitasi pengurangan rasa nyeri yang dialami pasien.
- Intervensi: Identifikasi karakteristik nyeri, ajarkan teknik manajemen nyeri (misalnya kompres hangat, analgesik), monitor respons terhadap intervensi.
Dalam praktik keperawatan, kami akan melakukan penilaian yang komprehensif, memberikan intervensi yang sesuai, dan memantau perkembangan pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lebih lanjut. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 5998 | 16 Nov 2024
Klinis : 12. Seorang laki-laki 56 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis pneumonia dan terpasang ventilator. Pada hari perawatan ketiga, kondisi pasien melemah dan dokter menginstruksikan pemeriksaan BGA (Blood Gas Analisa) didapatkan hasil PH 7,30, PCO2 66 %, HCO3 25.Apakah interprestasi hasil BGA tersebut ? A. Asidosis respiratorik terkompensasi B. Asidosis metabolik terkompensasi C. Alkalosis terkompensasi sebagian D. Alkalosis respiratorik E. Asidosis respiratorik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat saya akan memberikan penjelasan berdasarkan pemahaman saya mengenai kondisi pasien tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Blood Gas Analysis (BGA) yang menunjukkan pH 7,30, PCO2 66%, dan HCO3 25, maka interpretasi yang paling tepat adalah:
A. Asidosis respiratorik terkompensasi
Penjelasan:
- Asidosis respiratorik terjadi karena adanya peningkatan kadar CO2 dalam darah (PCO2 66%) yang menyebabkan penurunan pH (pH 7,30).
- Sebagai upaya kompensasi, ginjal meningkatkan reabsorpsi bikarbonat (HCO3 25%), sehingga pH tidak turun terlalu drastis.
- Kondisi ini terjadi pada pasien dengan penyakit paru, seperti pneumonia, yang menyebabkan ventilasi alveolar tidak optimal.
- Pasien terpasang ventilator, namun kondisinya tetap memburuk, menunjukkan bahwa ventilasi mekanis belum dapat mengompensasi gangguan pernapasan yang terjadi.
Jadi, berdasarkan data BGA yang diberikan, jawaban yang paling tepat adalah A. Asidosis respiratorik terkompensasi.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien tersebut. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 5999 | 16 Nov 2024
Klinis : klien mendengar bisikan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien mendengar bisikan, dengan penjelasan yang rinci dan terperinci.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien mendengar bisikan adalah "Gangguan Persepsi Sensori: Pendengaran". Kondisi ini dicirikan oleh persepsi yang terdistorsi atau salah interpretasi terhadap stimulus auditori. Klien dapat mengalami halusinasi auditori, seperti mendengar suara-suara atau bisikan yang sebenarnya tidak ada.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Terkait Persepsi Sensori: Pendengaran Terkendali
Klien dapat mengenali pengalaman persepsi sensoriknya sebagai halusinasi auditori dan mampu mengendalikan respons terhadap pengalaman tersebut.
2. Tingkat Kecemasan Terkendali
Kecemasan klien terkait dengan pengalaman halusinasi auditori dapat terkendali dan berada pada tingkat yang tolenable.
3. Kemampuan Mengatasi Masalah Terkait
Klien dapat mengidentifikasi dan menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi pengalaman halusinasi auditori.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Identifikasi Persepsi Sensori
Mengkaji tipe, frekuensi, durasi, dan karakteristik dari pengalaman halusinasi auditori yang dialami klien.
2. Manajemen Halusinasi
Membantu klien untuk mengenali halusinasi auditori, memperkuat realitas, dan mengembangkan strategi koping yang adaptif.
3. Terapi Realitas
Membantu klien untuk mempertahankan kontak dengan realitas dan membedakan antara pengalaman halusinasi dan persepsi yang akurat.
4. Terapi Kognitif
Membantu klien untuk mengidentifikasi dan menantang pemikiran yang irasional atau distorsi kognitif terkait dengan pengalaman halusinasi auditori.
5. Terapi Relaksasi
Mengajarkan klien teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan atau visualisasi, untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan yang mungkin memicu atau memperburuk halusinasi.
6. Edukasi Kesehatan
Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pengalaman halusinasi auditori, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan strategi penanganan yang efektif.
7. Koordinasi Perawatan
Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikiater atau terapis, untuk memberikan perawatan yang komprehensif bagi klien.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Gangguan Persepsi Sensori: Pendengaran" sesuai dengan kondisi klien yang mengalami halusinasi auditori berupa mendengar bisikan. Diagnosis ini menggambarkan adanya distorsi atau interpretasi yang salah terhadap stimulus auditori, yang dapat berdampak pada persepsi, perilaku, dan kesejahteraan klien.
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan mencakup tiga aspek utama. Pertama, klien dapat mengenali pengalaman halusinasi auditori dan mengendalikan respons terhadapnya. Kedua, kecemasan klien terkait halusinasi dapat terkendali pada tingkat yang tolenable. Ketiga, klien dapat mengidentifikasi dan menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi pengalaman halusinasi auditori.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup berbagai pendekatan, seperti identifikasi persepsi sensori untuk memahami karakteristik halusinasi, manajemen halusinasi untuk membantu klien mengenali dan mengatasi halusinasi, terapi realitas untuk mempertahankan kontak dengan realitas, terapi kognitif untuk menantang pemikiran irasional, terapi relaksasi untuk mengurangi kecemasan, edukasi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman klien dan keluarga, serta koordinasi perawatan dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mampu mengendalikan persepsi sensorik, mengelola kecemasan, dan mengembangkan kemampuan koping yang efektif dalam menghadapi pengalaman halusinasi auditori. -
Article No. 6000 | 16 Nov 2024
Klinis : Tn. A dengan keluhan keluar cairan dari telinga kanan dan kiri sejak sekitar 4 bulan, cairan berwarna putih tidak berbau. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD: 96/60 mmHg, N: 69x/menit, RR: 20x/menit, S : 36,4 C,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Telinga (SIKI)
Penjelasan:
1. Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen pada telinga yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Faktor Risiko: Terdapat cairan keluar dari telinga kanan dan kiri sejak sekitar 4 bulan, cairan berwarna putih dan tidak berbau.
3. Gejala dan Tanda: Keluar cairan dari telinga, tidak ada tanda-tanda infeksi seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pembersihan Jalan Napas
- Kekurangan Volume Cairan
- Risiko Infeksi
- Risiko Perdarahan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Infeksi
- Keseimbangan Cairan
- Pemulihan Kerusakan Jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Infeksi
- Manajemen Cairan
- Perawatan Telinga
Berdasarkan kondisi Tn. A, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Infeksi Telinga. Pasien memiliki risiko infeksi telinga karena adanya cairan yang keluar dari telinga kanan dan kiri, meskipun tidak ada tanda-tanda infeksi yang lain. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen infeksi, manajemen cairan, dan perawatan telinga untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih lanjut.