Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20421 | 05 Aug 2025
Klinis : Demam terus menerus 3 hari mual muntah nafsu makan menurun nyeri perut tenggorokan otot dan sendi batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*Oleh: [Nama Perawat/Penulis]*
**Kondisi Klien:**
Demam terus-menerus (>3 hari), mual, muntah, penurunan nafsu makan, nyeri perut, tenggorokan, otot, dan sendi, disertai batuk dan pilek.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0016** – **Hipertermia**
**Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal akibat gangguan termoregulasi atau proses infeksi/inflamasi.
**Faktor Terkait:**
- Proses infeksi (virus/bakteri) yang ditandai demam, nyeri otot, dan gejala sistemik.
- Dehidrasi sekunder akibat muntah dan penurunan asupan cairan.
**Kode: D.0032** – **Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak nyaman akibat kerusakan jaringan, dengan durasi ?3 bulan.
**Lokasi:** Perut, tenggorokan, otot, dan sendi.
**Faktor Penyebab:**
- Inflamasi saluran napas (batuk, pilek) dan sistemik (demam).
- Iritasi mukosa gastrointestinal (mual/muntah).
**Kode: D.0003** – **Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan**
**Definisi:** Berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan intravaskular, interstitial, atau intraseluler.
**Faktor Risiko:**
- Muntah berulang dan penurunan intake oral.
- Peningkatan kehilangan cairan insensible (demam).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.1401** – **Suhu Tubuh dalam Rentang Normal**
**Indikator:**
- Suhu aksila 36,5–37,5°C.
- Kulit hangat tanpa kemerahan/berkeringat berlebihan.
**Kode: L.0309** – **Nyeri Terkontrol**
**Indikator:**
- Skala nyeri ?3 (skala 0–10).
- Klien mampu melakukan aktivitas tanpa distress.
**Kode: L.0501** – **Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga**
**Indikator:**
- Turgor kulit normal, mukosa lembap.
- Produksi urine 0,5–1 mL/kgBB/jam.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.11279** – **Manajemen Hipertermia**
**Tindakan:**
- Monitor suhu tiap 4 jam.
- Berikan kompres hangat/antipiretik sesuai indikasi.
- Anjurkan intake cairan adekuat.
**Kode: I.09050** – **Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik (parasetamol/NSAID).
**Kode: I.06020** – **Manajemen Mual dan Muntah**
**Tindakan:**
- Berikan diet kecil sering dan rendah lemak.
- Observasi tanda dehidrasi (frekuensi nadi, capillary refill).
---
### **Catatan Klinis**
- **Prioritas:** Stabilkan suhu tubuh dan keseimbangan cairan sebelum intervensi lain.
- **Evaluasi:** Lakukan reassessment tiap 24 jam untuk menilai progres luaran.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 20422 | 05 Aug 2025
Klinis : siki pemantauan tanda vital
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pemantauan tanda vital.
Diagnosa Keperawatan:
SIKI: Pemantauan Tanda Vital (10014)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah untuk memantau status kesehatan klien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakstabilan Tanda Vital (00267)
Definisi: Rentan mengalami perubahan dalam suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan/atau tekanan darah yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tanda Vital Stabil (1901)
Definisi: Keadaan dimana suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah berada dalam rentang normal.
Penjelasan singkat:
1. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) Pemantauan Tanda Vital (10014):
- Kode: 10014
- Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah untuk memantau status kesehatan klien.
- Intervensi meliputi pengukuran tanda vital, pencatatan hasil, dan evaluasi perubahan.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) Risiko Ketidakstabilan Tanda Vital (00267):
- Kode: 00267
- Definisi: Rentan mengalami perubahan dalam suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan/atau tekanan darah yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor risiko dapat mencakup kondisi medis, obat-obatan, perubahan cairan, dan faktor lingkungan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) Tanda Vital Stabil (1901):
- Kode: 1901
- Definisi: Keadaan dimana suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah berada dalam rentang normal.
- Indikator luaran dapat mencakup pemantauan tanda vital yang stabil, tidak ada perubahan signifikan, dan tidak ada tanda-tanda komplikasi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 20423 | 05 Aug 2025
Klinis : siki pemantauan tanda vital
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "pemantauan tanda vital":
1. Kode ICD-10:
- Kode: R00-R99
- Deskripsi: Gejala, tanda, dan temuan klinis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kategori ini mencakup pemantauan tanda-tanda vital, termasuk pemantauan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju pernapasan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.91
- Deskripsi: Pemantauan tanda-tanda vital, yang mencakup pemantauan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju pernapasan. Prosedur ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari perawatan rutin pasien di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, atau perawatan di rumah.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R00-R99 mencakup gejala, tanda, dan temuan klinis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, termasuk pemantauan tanda-tanda vital. Ini merupakan kategori yang luas dan sering digunakan sebagai kode sementara sebelum diagnosis definitif ditegakkan.
- Kode ICD-9-CM 99.91 secara spesifik mengacu pada prosedur pemantauan tanda-tanda vital, yang dilakukan sebagai bagian dari perawatan rutin pasien di fasilitas kesehatan. Prosedur ini meliputi pemantauan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju pernapasan. -
Article No. 20424 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai
Berdasarkan kondisi pasien G1P0A0 yang melahirkan dengan keluhan nyeri dan tampak banyak perdarahan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Perdarahan Pasca Persalinan
Definisi: Kehilangan darah yang berlebihan dari uterus setelah kelahiran bayi, plasenta, dan selaput ketuban.
Karakteristik Definisi:
- Perdarahan yang melebihi 500 ml dalam 24 jam setelah kelahiran
- Perdarahan yang terus-menerus dari vagina
- Nadi cepat dan lemah
- Tekanan darah menurun
- Kulit dingin dan lembab
- Gelisah
b. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Definisi:
- Keluhan nyeri pada perut atau panggul
- Ekspresi wajah menunjukkan kesakitan
- Mengeluh nyeri saat bergerak
- Ketegangan otot
- Gelisah
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan diagnosa keperawatan di atas, luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah:
a. Perdarahan Pasca Persalinan
- Perdarahan terkendali dalam batas normal
- Tanda-tanda vital stabil (tekanan darah, nadi, respirasi)
- Tidak ada tanda-tanda hipovolemia (kulit dingin, lembab, gelisah)
b. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Ekspresi wajah menunjukkan kenyamanan
- Pasien dapat beraktivitas tanpa kesulitan
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Perdarahan Pasca Persalinan
- Kaji tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi) secara berkala
- Pantau perdarahan vagina, lakukan kompresi uterus jika perlu
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk tindakan medis lanjutan jika perdarahan tidak terkendali
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan yang perlu dilaporkan
b. Nyeri Akut
- Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan faktor yang memengaruhi nyeri
- Berikan analgesik sesuai resep dokter
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Dorong pasien untuk beristirahat dan tidur yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk penanganan nyeri lanjutan jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diinginkan bagi pasien, sehingga dapat memulihkan kondisinya secara optimal. -
Article No. 20425 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Risiko perdarahan (00206)
Definisi: Rentan untuk mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (00132)
Kode: 10001
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Risiko perdarahan (00206)
Kode: 10081
Definisi: Rentan untuk mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (1400)
Definisi: Tindakan untuk mengenali dan mengontrol rasa sakit sehingga dapat diterima oleh pasien.
2. Pencegahan perdarahan (0408)
Definisi: Tindakan untuk mencegah kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (1400)
Kode: 10027
Definisi: Tindakan untuk mengenali dan mengontrol rasa sakit sehingga dapat diterima oleh pasien.
2. Pencegahan perdarahan (0408)
Kode: 10022
Definisi: Tindakan untuk mencegah kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan.
Dalam kondisi pasien G1P0A0 yang melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yang keluar, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut dan Risiko perdarahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen nyeri dan Pencegahan perdarahan. -
Article No. 20426 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien G1P0A0 yang melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan perdarahan yang banyak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus selama proses persalinan, seperti yang ditunjukkan oleh pasien yang mengeluhkan nyeri saat melahirkan.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan atonia uteri, seperti yang ditunjukkan oleh adanya perdarahan yang banyak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang dari skala 8 menjadi skala 4 atau kurang.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti teknik relaksasi dan distraksi.
c. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
2. Risiko Perdarahan:
a. Perdarahan dapat dikendalikan dan tidak berlebihan.
b. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor presipitasi.
b. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan perubahan posisi.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter, fisioterapis) untuk mengelola nyeri secara optimal.
e. Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
2. Risiko Perdarahan:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara intensif, termasuk tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan.
b. Periksa perdarahan secara berkala dan catat jumlah, warna, dan konsistensi darah yang keluar.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksitosik atau intervensi lain yang diperlukan untuk mengendalikan perdarahan.
d. Berikan dukungan emosional dan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi saat ini dan rencana perawatan.
e. Pantau tanda-tanda pemulihan, seperti pengembalian warna kulit, pengisian kapiler, dan peningkatan kesadaran.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengelola nyeri melahirkan dengan baik dan perdarahan dapat dikendalikan, sehingga pasien dapat menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang baik. -
Article No. 20427 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus selama proses persalinan, ditandai dengan pasien melaporkan rasa nyeri.
2. Perdarahan aktif berhubungan dengan atonia uteri, ditandai dengan perdarahan yang terlihat banyak keluar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat beristirahat dengan cukup.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu nyeri.
2. Perdarahan Terkendali:
- Perdarahan dapat dihentikan.
- Tanda-tanda vital pasien stabil.
- Pasien tidak mengalami hipovolemia.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif.
2. Untuk Perdarahan Aktif:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
b. Identifikasi penyebab perdarahan dan lakukan intervensi sesuai dengan penyebabnya, misalnya atonia uteri.
c. Berikan oksitosin atau uterotonika sesuai resep dokter untuk merangsang kontraksi uterus.
d. Lakukan kompresi uterus dan periksa ada tidaknya laserasi yang perlu dijahit.
e. Berikan cairan pengganti volume darah yang hilang sesuai kebutuhan.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut jika perdarahan tidak terkendali.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memastikan pasien dalam kondisi stabil, nyeri dapat dikelola dengan baik, dan perdarahan dapat dihentikan. Perawat juga perlu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 20428 | 05 Aug 2025
Klinis : Demam sejak tadi pagi, nyeri kepala, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Demam sejak tadi pagi, nyeri kepala, mual
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu demam sejak tadi pagi, nyeri kepala, dan mual, diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Hipertermia
Hipertermia didefinisikan sebagai kenaikan suhu tubuh di atas 37,8°C (100°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas dari tubuh. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini meliputi peningkatan suhu tubuh, menggigil, kulit kemerahan, dan ketidaknyamanan.
b. Nyeri Kepala
Nyeri kepala didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini meliputi rasa sakit atau ketidaknyamanan di area kepala, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan perubahan perilaku.
c. Mual
Mual didefinisikan sebagai sensasi yang tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini meliputi rasa tidak enak di perut, air liur yang berlebihan, dan keinginan untuk memuntahkan isi perut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, luaran/output yang diharapkan mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
a. Suhu tubuh kembali normal
b. Nyeri kepala berkurang
c. Mual teratasi
Ketiga luaran tersebut diharapkan dapat tercapai setelah pasien menerima intervensi keperawatan yang tepat dan efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan mengacu pada Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
a. Manajemen Demam
Intervensi ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat dengan cara mengatur lingkungan yang nyaman, memberikan obat penurun demam, dan memantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Manajemen Nyeri
Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi nyeri kepala yang dirasakan dengan cara memberikan analgesik, mengatur lingkungan yang tenang, dan mengajarkan teknik relaksasi.
c. Manajemen Mual dan Muntah
Intervensi ini bertujuan untuk mengatasi mual yang dirasakan dengan cara memberikan antiemetik, mengatur pola makan, dan memberikan dukungan emosional.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan tujuan luaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal, sehingga kondisi pasien dapat kembali membaik. -
Article No. 20429 | 05 Aug 2025
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermia:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermia adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, dehidrasi, obat-obatan, atau lingkungan yang panas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan hipertermia, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Stabilitas Suhu Tubuh: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C).
b. Hidrasi yang Adekuat: Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
c. Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala-gejala terkait hipertermia, seperti rasa tidak nyaman, sakit kepala, dan letargi.
d. Pengetahuan tentang Hipertermia: Pasien dan/atau keluarga memahami tentang hipertermia, faktor penyebab, dan tindakan pencegahan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
a. Manajemen Suhu Tubuh:
- Memantau suhu tubuh secara berkala
- Memberikan tindakan penurunan suhu tubuh, seperti kompres dingin, mandi air hangat, atau pemberian obat antipiretik
- Mengatur lingkungan yang sejuk dan nyaman
b. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Memantau asupan dan output cairan
- Memberikan cairan intravena atau oral untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat
- Mengawasi keseimbangan elektrolit
c. Manajemen Gejala:
- Mengelola gejala-gejala terkait hipertermia, seperti memberikan analgesik untuk mengatasi sakit kepala
- Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
d. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertermia, termasuk penyebab, gejala, dan tindakan pencegahan
- Memberikan informasi tentang pentingnya mempertahankan hidrasi dan mengatur lingkungan yang sejuk
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu stabilitas suhu tubuh, hidrasi yang adekuat, manajemen gejala yang baik, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga tentang hipertermia. -
Article No. 20430 | 05 Aug 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri akut:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri akut berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba, intensitas bervariasi, dan berlangsung dalam waktu yang terbatas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah melakukan Asuhan Keperawatan untuk pasien dengan nyeri akut adalah:
a. Klien melaporkan nyeri terkontrol: Klien mampu melaporkan penurunan intensitas nyeri sesuai dengan target yang ditetapkan.
b. Klien mendemonstrasikan manajemen nyeri: Klien mampu mendemonstrasikan teknik-teknik manajemen nyeri yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
c. Klien menunjukkan perilaku dalam rentang normal: Klien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan kondisi fisik, psikologis, sosial, dan spiritualnya selama proses pemulihan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan nyeri akut meliputi:
a. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan/intensitas, dan faktor pencetus nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, terapi musik, atau terapi komplementer lainnya.
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
b. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai nyeri, penyebab, dan manajemen nyeri yang tepat.
- Dorong klien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam manajemen nyeri.
- Berikan informasi tentang sumber daya yang tersedia untuk mendukung manajemen nyeri.
c. Monitoring dan Evaluasi:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan respon klien terhadap intervensi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Dokumentasikan setiap langkah asuhan keperawatan yang dilakukan.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu melaporkan nyeri terkontrol, mendemonstrasikan manajemen nyeri yang efektif, dan menunjukkan perilaku dalam rentang normal selama proses pemulihan.