Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6104 | 17 Nov 2024
Klinis : Diagnosa harga diri rendah situasional intervensi nya apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Harga Diri Rendah Situasional":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Harga Diri Rendah Situasional" adalah "Harga Diri Rendah Situasional" (00120). Harga Diri Rendah Situasional didefinisikan sebagai penilaian negatif yang dikemukakan seseorang tentang dirinya sendiri atau penampilan dirinya dalam situasi tertentu.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan Luaran/Output yang akan dicapai adalah:
a. Harga Diri (1205): Tingkat keyakinan seseorang tentang nilai dan kemampuan dirinya.
b. Peningkatan Harga Diri (1211): Tingkat keyakinan seseorang tentang nilai dan kemampuan dirinya yang meningkat.
c. Kontrol Emosi (1402): Tingkat kemampuan seseorang dalam mengatur emosi dan perasaannya.
d. Penerimaan Diri (1300): Tingkat kesediaan seseorang untuk menerima kelebihan dan kekurangan dirinya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, diperlukan beberapa Intervensi Keperawatan, antara lain:
a. Terapi Kognitif (5270): Intervensi untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif menjadi positif, serta meningkatkan kontrol atas pikiran, perasaan, dan perilaku.
b. Terapi Kelompok (5430): Intervensi untuk memfasilitasi interaksi dan dinamika kelompok dalam membantu klien mencapai tujuan terapeutik.
c. Dukungan Emosional (5270): Intervensi untuk memberikan dukungan, empati, dan validasi terhadap perasaan klien.
d. Manajemen Diri (5510): Intervensi untuk membantu klien mengembangkan kemampuan dalam mengatur dan mengontrol dirinya sendiri.
e. Umpan Balik Positif (5395): Intervensi untuk memberikan informasi positif kepada klien mengenai kemajuan dan prestasi yang telah dicapai.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Harga Diri Rendah Situasional" mencerminkan kondisi klien yang menilai dirinya secara negatif dalam situasi tertentu. Melalui Intervensi Keperawatan yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan harga diri, kontrol emosi, dan penerimaan diri klien, sehingga klien dapat memandang dirinya secara lebih positif dan mampu mengatasi situasi yang menyebabkan harga diri rendah. Intervensi-intervensi tersebut dirancang untuk membantu klien mengubah pola pikir negatif, meningkatkan kemampuan dalam mengatur emosi, dan mengembangkan penerimaan diri yang positif. -
Article No. 6105 | 17 Nov 2024
Klinis : asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Asma Bronkial:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, Ketidakmampuan batuk efektif, Inflamasi saluran napas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi alveolar adekuat.
- Faktor yang berhubungan: Keterbatasan mekanis, Kelelahan otot-otot pernapasan, Iritasi saluran napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan energi, Kelelahan, Dispnea.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) untuk Asma Bronkial:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret atau obstruksi.
2. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan ventilasi alveolar yang adekuat.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk Asma Bronkial:
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
- Aktivitas: Pengisapan lendir, Pemberian bronkodilator, Latihan batuk efektif.
2. Manajemen Ventilasi
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
- Aktivitas: Pemberian oksigen, Pengaturan posisi, Latihan pernapasan.
3. Manajemen Aktivitas
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi partisipasi dalam aktivitas rutin.
- Aktivitas: Pengaturan aktivitas sesuai toleransi, Pemberian informasi terkait manajemen energi, Dukungan emosional.
Dalam konteks akademis dengan persona pakar, penjelasan ini memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang terkait dengan asma bronkial berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6106 | 17 Nov 2024
Klinis : asma bronkial
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dokter/perekam medik. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis asma bronkial serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45
- Deskripsi: Asma bronkial
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemantauan fungsi paru, termasuk tes pernapasan
Asma bronkial merupakan penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas. Gejala umum yang timbul adalah sesak napas, wheezing, batuk, dan produksi lendir yang berlebihan. Kode ICD-10 J45 mencakup berbagai sub-tipe asma, seperti asma alergi, asma non-alergi, dan asma yang disebabkan oleh faktor-faktor lainnya.
Pada penanganan asma bronkial, prosedur pemantauan fungsi paru (kode ICD-9-CM 93.08) merupakan salah satu tindakan medis yang umum dilakukan. Tindakan ini meliputi pengukuran kapasitas paru-paru, uji provokasi, dan evaluasi respons terhadap pengobatan. Data hasil pemantauan ini akan membantu dokter dalam menetapkan diagnosis, memantau perkembangan penyakit, serta menentukan penatalaksanaan yang tepat bagi pasien dengan asma bronkial. -
Article No. 6107 | 17 Nov 2024
Klinis : asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Asma Bronkial:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan dalam memelihara pola pergerakan napas yang dapat mendukung ventilasi yang adekuat.
- Penyebab: Peningkatan respons inflamasi dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Sesak napas, retraksi dada, penggunaan otot bantu pernapasan, bunyi napas mengi.
Rencana Keperawatan (SDKI - SLKI - SIKI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Fungsi Pernafasan
- Manajemen Jalan Nafas
- Manajemen Oksigenasi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Efektif
- Pertukaran Gas Adekuat
- Bebas Sumbatan Jalan Napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Asma
- Terapi Oksigen
- Manajemen Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
Asma bronkial merupakan penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan inflamasi dan obstruksi jalan napas. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Gangguan Pola Napas Tidak Efektif". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan fungsi pernapasan, manajemen jalan napas, dan manajemen oksigenasi untuk mencapai luaran keperawatan seperti pola napas efektif, pertukaran gas adekuat, dan bebas sumbatan jalan napas. -
Article No. 6108 | 17 Nov 2024
Klinis : 3 sdki untuk diagnosa medis asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya Perawat Profesional dengan nada akademis. Untuk kondisi pasien dengan diagnosa medis asma bronkial, saya akan memaparkan 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan nafas yang adekuat
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan status pernapasan, pengisapan lendir, pemberian oksigen, dan latihan batuk efektif.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada kemampuan fisik untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan aktivitas, manajemen energi, dan latihan aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Ansietas
- SDKI: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang dirasakan atau dibayangkan
- SLKI: Pasien dapat mengelola ansietas dengan baik
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah oksigenasi, distraksi, relaksasi, dan terapi kognitif.
Demikian penjelasan singkat mengenai 3 diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk kondisi pasien dengan diagnosa medis asma bronkial. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamualaikum. -
Article No. 6109 | 17 Nov 2024
Klinis : Saat Masuk Rumah Sakit Klien datang ke IGD pada hari Rabu, 11 November 2024 pukul 05:00 WIB dengan keluhan sesak nafas sejak pukul 03.00 Subuh. sesak di sertai batuk berdahak, sebelumnya klien tidak memiliki keluhan apapun, klien memiliki riwayat Asma Bronkial dan sering kambuh. TTV : TD : 110/70 mmHg MAP : 83 N : 105x/menit RR : 28x/ menit S : 36,5°C - Saat Pengkajian Pada saat di kaji pada tanggal 23 September 2024, klien mengatakan masih sesak nafas, sesaknya akan kambuh pada malam hari, dan di sertai batuk berdahak, terdengar whezzing, dengan tanda tanda vital tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi: 100x/ menit, suhu: 36,2 ℃ frekuensi nafas 24 x/menit. TTV : TD : 100/60 mmHg N : 112x/menit RR : 26x/ menit S : 36,5°C SPO2 : 92%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Penyebab: Bronkospasme, peningkatan sekresi mukus, inflamasi jalan napas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari sistem pernapasan.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekresi, penurunan mekanisme batuk, dan obstruksi jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pola Napas Tidak Efektif: Karakteristik utama adalah klien mengalami sesak napas, perubahan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan suara napas abnormal (wheezing).
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Karakteristik utama adalah klien mengalami batuk yang tidak produktif, sputum berlebihan, dan suara napas abnormal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pola Napas Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, menurunnya sesak napas, dan penggunaan otot bantu pernapasan yang minimal.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat menunjukkan jalan napas yang bersih, produksi sputum yang berkurang, dan suara napas yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi untuk Gangguan Pola Napas Tidak Efektif: Manajemen airway, manajemen oksigen, manajemen bronkodilator, dan edukasi terkait pola napas.
- Intervensi untuk Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Manajemen jalan napas, manajemen sputum, manajemen bronkodilator, dan edukasi terkait teknik batuk.
Dalam kasus ini, klien mengalami sesak napas, batuk berdahak, dan wheezing yang disebabkan oleh eksaserbasi asma bronkial. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Napas Tidak Efektif dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen airway, oksigen, bronkodilator, dan edukasi terkait teknik batuk yang efektif. -
Article No. 6110 | 17 Nov 2024
Klinis : majemen kesehatan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi "manajemen kesehatan tidak efektif" yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Klien mampu mengidentifikasi sumber daya untuk memelihara kesehatan.
2. Klien mampu mengelola sumber daya untuk memelihara kesehatan.
3. Klien mampu mempertahankan sumber daya untuk memelihara kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Kesehatan
- Kaji kemampuan klien dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
- Berikan edukasi tentang pentingnya manajemen kesehatan yang efektif.
- Bantu klien dalam menyusun rencana manajemen kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
- Monitoring dan evaluasi efektivitas manajemen kesehatan yang dilakukan klien.
Sebagai perawat, saya dapat membantu klien dalam meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang tidak efektif melalui intervensi keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada klien. Tujuannya adalah agar klien mampu mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan secara optimal. -
Article No. 6111 | 17 Nov 2024
Klinis : majemen kesehatan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi manajemen kesehatan tidak efektif dalam format akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan yang optimal.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Dalam SDKI, manajemen kesehatan tidak efektif didefinisikan sebagai "Gagal untuk mengidentifikasi, mengontrol, atau mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan yang optimal".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Peningkatan Manajemen Kesehatan, yang mencakup peningkatan pengetahuan tentang kesehatan, partisipasi aktif dalam perawatan kesehatan, dan pengambilan keputusan yang tepat dalam manajemen kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi manajemen kesehatan tidak efektif meliputi:
1. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi yang terkait dengan kesehatan, penyakit, dan cara pengelolaan yang efektif.
2. Manajemen Perawatan Kesehatan: Membantu klien dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi rencana perawatan kesehatan.
3. Dukungan Pengambilan Keputusan: Memfasilitasi klien dalam mengambil keputusan terkait perawatan kesehatan yang sesuai dengan kondisinya.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang komprehensif, diharapkan dapat membantu klien dalam meningkatkan manajemen kesehatannya secara efektif. -
Article No. 6112 | 17 Nov 2024
Klinis : udema anasarka,sesak nafas,urine sedikit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan:
Kelebihan volume cairan adalah keadaan di mana individu mengalami akumulasi cairan yang berlebihan di dalam ruang intraseluler, interstitial, atau intravaskular. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan fungsi ginjal, peningkatan asupan cairan, atau gangguan keseimbangan elektrolit.
Dalam kasus ini, pasien mengalami edema anasarka yang menunjukkan kelebihan volume cairan di dalam ruang interstitial. Selain itu, pasien juga mengalami sesak nafas dan produksi urine yang sedikit, yang dapat menjadi gejala dari kelebihan volume cairan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami akumulasi cairan yang berlebihan di dalam ruang intravaskular, interstitial, atau intrasellular.
- Penyebab: Penurunan fungsi ginjal, peningkatan asupan cairan, gangguan keseimbangan elektrolit, dan sebagainya.
- Tanda dan Gejala: Edema, sesak nafas, peningkatan berat badan, distensi vena leher, dan produksi urine yang sedikit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Volume Cairan: Kemampuan individu untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batas normal.
- Tanda Vital Stabil: Kemampuan individu untuk mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pola Napas Efektif: Kemampuan individu untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan: Intervensi untuk mengatur asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
- Pemantauan Tanda Vital: Intervensi untuk memantau dan mengevaluasi tanda-tanda vital secara berkala.
- Terapi Oksigen: Intervensi untuk memberikan oksigen tambahan untuk memenuhi kebutuhan oksigen. -
Article No. 6113 | 17 Nov 2024
Klinis : udema anasarka,sesak nafas,urine sedikit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, ditandai dengan edema anasarka, sesak napas, dan output urin yang sedikit.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kelebihan Volume Cairan: Kondisi klinis dimana individu mengalami penumpukan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan fungsi ginjal, gagal jantung, malnutrisi, obstruksi aliran balik vena.
- Karakteristik: Edema, sesak napas, output urin yang menurun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Beberapa luaran yang diharapkan: Keseimbangan Cairan Terpelihara, Perfusi Jaringan Membaik, Pola Napas Membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Manajemen Cairan, Manajemen Respirasi, Terapi Cairan.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, dan merencanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien. Tujuannya adalah membantu pasien mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.