Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4205 | 01 Nov 2024
Klinis : - Ny. S mengatakan sudah beberapa kali diperiksa tekanan darah dan hasilnya diatas 140/90 namun Ny. S belum pernah memeriksa ke dokter untuk kepastian diagnosanya karena belum merasakan keluhan yang berat. - Tn. S mengatakan sudah beberapa kali diperiksa tekanan darah dan hasilnya diatas 130/90 namun tidak mau memeriksa ke dokter karena lebih memilih tidak mengetahui penyakit supaya lebih tenang. - Keluarga jarang mengakses fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan cenderung ke klinik dan membeli obat bebas di warung - Keluarga kadang mengonsumsi sayur karena tidak menyukainya, kadang mengonsumsi buah. - An. S lebih sering mengonsumsi cemilan dan makanan pedas seperti seblak sehingga An. S sering mengalami radang pada kerongkongan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ny. S: Risiko Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan pemeriksaan kesehatan
2. Tn. S: Risiko Hipertensi berhubungan dengan penolakan pemeriksaan kesehatan
3. Keluarga: Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan
4. An. S: Risiko Infeksi Gastrointestinal berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Hipertensi: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko peningkatan tekanan darah di atas normal, yang dapat menyebabkan komplikasi pada organ-organ tubuh.
- Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko ketidakmampuan keluarga dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan.
- Risiko Infeksi Gastrointestinal: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko terjadinya infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Untuk Risiko Hipertensi: Stabilitas Tanda-Tanda Vital, Kontrol Hipertensi, dan Kepatuhan Terhadap Pengobatan.
- Untuk Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan: Pengetahuan Keluarga Tentang Kesehatan, Partisipasi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan, dan Perilaku Sehat Keluarga.
- Untuk Risiko Infeksi Gastrointestinal: Gejala Infeksi Gastrointestinal, Pemulihan dari Infeksi Gastrointestinal, dan Pencegahan Infeksi Gastrointestinal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Untuk Risiko Hipertensi: Manajemen Hipertensi, Edukasi Kesehatan, dan Konseling Kesehatan.
- Untuk Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan: Dukungan Keluarga, Edukasi Kesehatan Keluarga, dan Pemberdayaan Keluarga.
- Untuk Risiko Infeksi Gastrointestinal: Manajemen Nutrisi, Manajemen Gejala, dan Edukasi Pencegahan Infeksi.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI dapat digunakan sebagai panduan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 4206 | 01 Nov 2024
Klinis : Belum mengetahui cara menyusui Belum mengetahui cara memandikan bayi Belum mengetahui cara merawat tali pusat bayi Mengatakan mau belajar cara merawat bayi Tampak bingung saat ingin memandikan Tampak bingung saat ingin menyusui Tampak bingung saat ingin membersihkan popok bayi Tampak bingung saat ingin merawat tali pusat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan terkait Perawatan Bayi
- Definisi: Ketidakmampuan klien untuk memperoleh dan memproses informasi yang diperlukan untuk perawatan bayi yang benar.
- Penyebab: Kurangnya paparan dan pengalaman dalam perawatan bayi.
- Tanda dan Gejala: Belum mengetahui cara menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat bayi, tampak bingung saat ingin melakukan aktivitas perawatan bayi.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan tentang Perawatan Bayi
- Indikator: Klien dapat menjelaskan teknik menyusui yang benar, teknik memandikan bayi, teknik perawatan tali pusat bayi.
- Target: Klien dapat mendemonstrasikan teknik perawatan bayi dengan benar.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Perawatan Bayi
- Definisi: Pemberian informasi dan instruksi kepada klien terkait teknik perawatan bayi yang benar, seperti menyusui, memandikan, dan merawat tali pusat.
- Aktivitas:
- Asesmen pengetahuan klien tentang perawatan bayi.
- Identifikasi kebutuhan belajar klien.
- Berikan edukasi dan demonstrasi teknik perawatan bayi yang benar.
- Berikan kesempatan klien untuk mempraktikkan teknik perawatan bayi.
- Evaluasi pemahaman dan kemampuan klien dalam melakukan perawatan bayi.
Dalam pendekatan akademis, saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI untuk membantu klien mencapai kemampuan yang diharapkan dalam merawat bayi. -
Article No. 4207 | 01 Nov 2024
Klinis : Rehabilitas jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi rehabilitasi jantung.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Penyebab: Penurunan kekuatan otot-otot pernapasan, kelelahan, dan gangguan struktur atau fungsi pernapasan.
2. Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, kelelahan, dan gangguan kardiovaskular.
3. Kurang pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan suatu topik.
- Penyebab: Kurangnya paparan, kurangnya minat, dan kurangnya motivasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
2. Toleransi aktivitas meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
3. Pengetahuan meningkat
- Definisi: Peningkatan informasi kognitif yang terkait dengan suatu topik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen ventilasi
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
2. Manajemen aktivitas
- Definisi: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Edukasi kesehatan
- Definisi: Intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait dengan kesehatan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan holistik dalam menangani pasien dengan rehabilitasi jantung. Saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif, memastikan pemulihan yang optimal, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 4208 | 01 Nov 2024
Klinis : Penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Penurunan Curah Jantung didefinisikan sebagai penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu, yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara kebutuhan dan suplai oksigen atau nutrisi ke jaringan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran keperawatan yang dapat dicapai dengan pengelolaan penurunan curah jantung antara lain:
1. Perfusi Jaringan Efektif
2. Perfusi Miokard Memadai
3. Stabilitas Hemodinamik
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung meliputi:
1. Pemantauan Hemodinamik
2. Manajemen Cairan
3. Terapi Oksigen
4. Manajemen Aktivitas
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai standar asuhan keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) untuk memastikan pemberian perawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan penurunan curah jantung. Hal ini akan membantu mencapai luaran keperawatan yang optimal dan meningkatkan kesejahteraan pasien. -
Article No. 4209 | 01 Nov 2024
Klinis : Penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu.
Penyebab Potensial:
1. Gangguan fungsi jantung (misal: penyakit jantung iskemik, kardiomiopati, aritmia)
2. Gangguan volume cairan (misal: dehydrasi, perdarahan, ketidakseimbangan cairan)
3. Gangguan afterload (misal: peningkatan resistensi pembuluh darah)
Gejala dan Tanda:
1. Tekanan darah rendah
2. Nadi lemah dan cepat
3. Penurunan perfusi perifer
4. Penurunan curah jantung
5. Peningkatan kadar laktat
6. Perubahan status mental
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan ini termasuk dalam domain Kardiovaskular dengan kelas Fungsi Jantung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan penurunan curah jantung adalah:
1. Perfusi perifer membaik
2. Tekanan darah stabil
3. Nadi teratur
4. Kadar laktat normal
5. Status mental membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemberian oksigen
3. Manajemen cairan
4. Pemberian obat-obatan sesuai resep
5. Edukasi pasien dan keluarga
Sebagai perawat, saya akan memastikan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi penurunan curah jantung pada pasien. -
Article No. 4210 | 01 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut.
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
4. Risiko perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan hipertensi.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, dan teknik relaksasi.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut:
- SDKI: Ketidakefektifan pola napas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan posisi, pemberian oksigen, dan latihan napas dalam.
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2:
- SDKI: Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah kerentanan terhadap fluktuasi kadar glukosa dalam darah di luar rentang normal.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin, dan edukasi manajemen diabetes.
4. Risiko perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan hipertensi:
- SDKI: Risiko perfusi jaringan tidak efektif adalah kerentanan terhadap penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi, dan edukasi manajemen hipertensi.
Diharapkan penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran umum mengenai diagnosa keperawatan dan rencana intervensi yang sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan. -
Article No. 4211 | 01 Nov 2024
Klinis : Usia kehamilan 39 minggu Terdapat wasir Bayi aktif bergerak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Konstipasi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Konstipasi adalah keadaan di mana individu memiliki risiko mengalami pengurangan frekuensi, kesulitan, atau ketidaknyamanan dalam defekasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pada kondisi ini, luaran yang diharapkan adalah individu dapat mempertahankan pola defekasi yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memonitor pola eliminasi
- Menganjurkan asupan cairan yang cukup
- Menganjurkan konsumsi makanan berserat
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi defekasi
2. Nyeri Akut
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset tiba-tiba atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pada kondisi ini, luaran yang diharapkan adalah individu dapat mengontrol nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengkaji karakteristik nyeri
- Memberikan analgesik sesuai indikasi
- Menganjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis keperawatan dan intervensi dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi individu dan evaluasi keperawatan yang dilakukan. -
Article No. 4212 | 01 Nov 2024
Klinis : Usia kehamilan 39 minggu Terdapat wasir Keputihan berwarna kuning keruh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan kenyamanan fisik berhubungan dengan wasir
2. Potensi infeksi berhubungan dengan keputihan
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Kenyamanan Fisik
- Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
- Faktor Berhubungan: Kehamilan, perubahan fisiologis.
2. Potensi Infeksi
- Definisi: Kerentanan untuk terinfeksi oleh agen patogen.
- Faktor Berhubungan: Perubahan integritas kulit atau membran mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kenyamanan Fisik Membaik
- Definisi: Tingkat kenyamanan dan ketenangan yang optimal dalam berbagai aspek fisik.
- Kriteria Hasil: Ekspresi wajah rileks, Tidak ada keluhan nyeri, Tidur yang cukup.
2. Tidak Terjadi Infeksi
- Definisi: Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kenyamanan
- Definisi: Membantu klien untuk mencapai dan mempertahankan kenyamanan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
- Aktivitas: Identifikasi faktor yang mempengaruhi kenyamanan, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, Intervensi farmakologi dan non-farmakologi.
2. Pencegahan Infeksi
- Definisi: Mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
- Aktivitas: Identifikasi faktor risiko infeksi, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, Edukasi tentang pencegahan infeksi. -
Article No. 4213 | 01 Nov 2024
Klinis : Pasien rujukan dr PKM Ponjong 2 dibawa ke IGD diantar ambulan dengan dx UAP. Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri tembus ke belakang sejak tadi pagi jsm 05.00. Sesak nafas(-),Riwayat demam(-) mual(-), muntah(-), nyeri ulu hati (-).BAB(+),BAK (+),kaki bengkak(-/-) Pasien berobat rutin di poli jantung.Pasien ada riwayat post diseruduk kambing 2 hr yg lalu,tp tdk ada keluhan Pemeriksaan Flsik : • Tanda Vital : - Tekanan Darah : 142 /87 mmhg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut
Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri tembus ke belakang sejak tadi pagi, yang merupakan gejala khas nyeri akut pada kasus UAP (Unstable Angina Pectoris).
2. Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif
- SDKI: Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif
- SLKI: Manajemen Perfusi Kardiak
- SIKI: Manajemen Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif
Pasien mengalami kondisi UAP yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan jantung, sehingga berisiko mengalami perfusi jaringan kardiak yang tidak efektif.
Penjelasan singkat:
- Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) merupakan standar diagnosa keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) merupakan standar luaran asuhan keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan standar intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. -
Article No. 4214 | 01 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas, tidak nyaman untuk berbaring, tak bisa tidur, kedua tungkai diketahui bengkak sejak tanggal 18/10 kemarin, bengkak semakin memberat dan menjalar hingga ke perut, perut teraba keras dan sebuah dan mual, cairan merembes dari bengkak di kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
3. Intoleransi Aktivitas
4. Edema
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Sesak napas, ketidaknyamanan saat berbaring, dan kesulitan tidur.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Edema, peradangan, dan gangguan sirkulasi.
- Gejala: Pembengkakan pada tungkai dan perut yang semakin memberat, serta cairan yang merembes dari bengkakan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik.
- Penyebab: Kelelahan, kelemahan, dan dispnea.
- Gejala: Ketidaknyamanan saat berbaring dan kesulitan tidur.
4. Edema
- Definisi: Akumulasi cairan yang berlebih di dalam ruang interstisial.
- Penyebab: Gangguan sirkulasi, peradangan, dan retensi cairan.
- Gejala: Pembengkakan pada tungkai dan perut yang semakin memberat, serta cairan yang merembes dari bengkakan.
Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa tersebut meliputi manajemen jalan napas, manajemen cairan, manajemen kelelahan, dan manajemen edema. Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan fungsi pernapasan, meningkatkan perfusi jaringan, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mengurangi edema.