Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4341 | 02 Nov 2024
Klinis : intervensi D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan rasa nyaman, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan rasa nyaman merupakan diagnosa keperawatan yang didefinisikan sebagai pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan terkait dengan sensasi fisik, psikologis, spiritual, atau sosial yang mempengaruhi kemampuan berespon secara normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa gangguan rasa nyaman antara lain:
1. Klien melaporkan rasa nyaman yang meningkat
2. Klien menunjukkan ekspresi wajah dan perilaku yang santai
3. Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat
4. Klien dapat beraktivitas sesuai kemampuan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi gangguan rasa nyaman, salah satunya adalah D.0074 Intervensi Gangguan Rasa Nyaman. Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan rasa nyaman klien melalui manajemen gejala, relaksasi, dan strategi koping.
Beberapa aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi sumber dan faktor yang memengaruhi rasa tidak nyaman
2. Fasilitasi manajemen nyeri atau gejala terkait
3. Berikan terapi relaksasi sesuai preferensi klien
4. Bantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen gangguan rasa nyaman
Dengan pemahaman mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan terkait gangguan rasa nyaman, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada peningkatan rasa nyaman klien. -
Article No. 4173 | 01 Nov 2024
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, status cerai hidup dengan pendidikan terakhir SMA dan memiliki satu anak laki-laki. Sebelum sakit, Ny. R bekerja sebagai pedagang sapu lidi di Aceh Tamiang dan menjalani kehidupan sehari-hari tanpa bantuan suami. Pasien diantar oleh keluarga ke rumah sakit jiwa dengan keluhan sering mengamuk, keluyuran, curiga pada orang lain, sulit tidur malam, serta sering berbicara dan tertawa sendiri. Ny. R juga sering mendengar suara seorang perempuan di telinganya, yang membuatnya merasa gelisah karena suara tersebut mengingatkannya pada mantan suami yang dikatakan jahat dan berselingkuh. Pasien mengaku sering menengadahkan tangan untuk berdoa agar terhindar dari ancaman suara halusinasinya. Ny. R memiliki riwayat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya pada usia 25 tahun oleh mantan suami yang juga berselingkuh dengan teman dekatnya sendiri. Pasien pernah mengalami trauma kepala akibat kecelakaan saat kecil yang mengakibatkan benturan pada kepala. Sejak tahun 2013, pasien telah mengalami tujuh kali rawat inap di rumah sakit jiwa karena ketidakpatuhan dalam konsumsi obat, yang menurutnya disebabkan oleh efek samping seperti rasa mengantuk, lemas, dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil pengkajian, pasien menunjukkan gejala-gejala halusinasi pendengaran, termasuk perilaku sering mondar-mandir, berbicara sendiri, dan menengadahkan tangan setelah berbicara.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. R dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran berhubungan dengan riwayat kekerasan dalam rumah tangga dan cedera kepala.
2. Kecemasan berhubungan dengan halusinasi pendengaran dan riwayat trauma.
3. Ketidakpatuhan Pengobatan berhubungan dengan efek samping obat.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
- Definisi: Persepsi sensori palsu berupa suara yang didengar oleh individu tanpa ada rangsangan nyata.
- Karakteristik: Mendengar suara, percakapan, atau komentar yang tidak nyata.
2. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan psiologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
- Karakteristik: Merasa khawatir, gelisah, takut.
3. Ketidakpatuhan Pengobatan
- Definisi: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan keperawatan/kesehatan.
- Karakteristik: Menolak atau tidak mengkonsumsi obat sesuai instruksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perilaku Halusinasi Terkendali
2. Tingkat Kecemasan Terkontrol
3. Kepatuhan Pengobatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Halusinasi
2. Manajemen Kecemasan
3. Manajemen Regimen Terapeutik: Obat
Dalam kasus Ny. R, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien mengendalikan halusinasi, mengelola kecemasan, serta meningkatkan kepatuhan pengobatan dengan memperhatikan efek samping obat yang dialami. Hal ini penting untuk membantu pasien mencapai pemulihan dan fungsi yang optimal dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 4174 | 01 Nov 2024
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, status cerai hidup dengan pendidikan terakhir SMA dan memiliki satu anak laki-laki. Sebelum sakit, Ny. R bekerja sebagai pedagang sapu lidi di Aceh Tamiang dan menjalani kehidupan sehari-hari tanpa bantuan suami. Pasien diantar oleh keluarga ke rumah sakit jiwa dengan keluhan sering mengamuk, keluyuran, curiga pada orang lain, sulit tidur malam, serta sering berbicara dan tertawa sendiri. Ny. R juga sering mendengar suara seorang perempuan di telinganya, yang membuatnya merasa gelisah karena suara tersebut mengingatkannya pada mantan suami yang dikatakan jahat dan berselingkuh. Pasien mengaku sering menengadahkan tangan untuk berdoa agar terhindar dari ancaman suara halusinasinya. Ny. R memiliki riwayat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya pada usia 25 tahun oleh mantan suami yang juga berselingkuh dengan teman dekatnya sendiri. Pasien pernah mengalami trauma kepala akibat kecelakaan saat kecil yang mengakibatkan benturan pada kepala. Sejak tahun 2013, pasien telah mengalami tujuh kali rawat inap di rumah sakit jiwa karena ketidakpatuhan dalam konsumsi obat, yang menurutnya disebabkan oleh efek samping seperti rasa mengantuk, lemas, dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil pengkajian, pasien menunjukkan gejala-gejala halusinasi pendengaran, termasuk perilaku sering mondar-mandir, berbicara sendiri, dan menengadahkan tangan setelah berbicara.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: F20.0
- Deskripsi: Skizofrenia paranoid. Pasien menunjukkan gejala-gejala utama skizofrenia seperti halusinasi pendengaran, delusi, serta perilaku yang terganggu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.24
- Deskripsi: Pengobatan psikiatri, terapi rawat inap, terutama untuk menangani kondisi psikotik dan halusinasi yang dialami pasien. Riwayat rawat inap sebelumnya menunjukkan perlunya intervensi medis yang berkelanjutan untuk mengelola gejala-gejala skizofrenia.
Berdasarkan informasi yang diberikan, Ny. R, seorang wanita berusia 42 tahun, menunjukkan gejala-gejala utama skizofrenia paranoid. Pasien mengalami halusinasi pendengaran, delusi, serta perilaku yang terganggu seperti sering mengamuk, keluyuran, dan berbicara sendiri. Riwayat KDRT yang dialaminya di masa lalu, serta trauma kepala sebelumnya, kemungkinan berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini.
Pasien juga memiliki riwayat rawat inap berulang di rumah sakit jiwa, yang mengindikasikan perlunya pengobatan yang teratur dan berkelanjutan untuk mengelola gejala-gejala psikotik. Terapi rawat inap (kode ICD-9-CM 94.24) dapat menjadi intervensi yang diperlukan untuk menstabilkan kondisi pasien dan membantu mengatasi halusinasi serta perilaku yang terganggu. -
Article No. 4175 | 01 Nov 2024
Klinis : Perempuan umur 18 tahun mengatakan diare sejak kemarin secara terus menerus dengan cair melebihi 8 kali dalam sehari dikarenakan setelah makanan-makanan udang mual dan gatal-gatal diagnosa medisnya GEA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara tiba-tiba dan berulang dalam jumlah yang berlebih (> 3 kali per hari).
- Penyebab: Infeksi bakteri, virus, atau parasit, reaksi obat, alergi, dan gangguan sistem pencernaan.
- Tanda dan Gejala: Feses cair atau lembek, sering buang air besar (> 3 kali per hari), dehidrasi, nyeri abdomen, mual, dan muntah.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan perbaikan pola defekasi, tidak terjadi dehidrasi, dan menunjukkan pengetahuan dalam penatalaksanaan diare.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pantau tanda-tanda vital, input-output cairan, dan karakteristik feses; Berikan terapi rehidrasi oral atau intravena; Edukasi tentang diet dan perawatan diare; Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi.
Dalam kasus ini, pasien perempuan berusia 18 tahun mengalami diare akut sejak kemarin dengan frekuensi cair melebihi 8 kali dalam sehari, serta mual dan gatal-gatal setelah mengonsumsi makanan udang. Diagnosis medis yang diberikan adalah Gastroenteritis Akut (GEA). Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah pemantauan tanda-tanda vital, intake-output cairan, karakteristik feses, pemberian terapi rehidrasi, edukasi tentang diet dan penatalaksanaan diare, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi. -
Article No. 4176 | 01 Nov 2024
Klinis : 1. Gangguan persepsi sensori penglihatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi "Gangguan persepsi sensori penglihatan" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan
Definisi:
Persepsi sensori: penglihatan adalah kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengorganisasikan stimuli visual.
Gangguan persepsi sensori: penglihatan adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan dan mengorganisasikan stimuli visual secara akurat.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan persepsi sensori: penglihatan ditandai dengan kemampuan penglihatan yang terganggu, ketidakmampuan menginterpretasikan stimulus visual, dan kesulitan dalam mengorganisasikan informasi visual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan persepsi sensori: penglihatan adalah pasien dapat menginterpretasikan dan mengorganisasikan stimulus visual secara akurat, serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan persepsi sensori: penglihatan meliputi:
1. Asesmen fungsi penglihatan
2. Edukasi terkait gangguan penglihatan
3. Manajemen lingkungan untuk memaksimalkan fungsi penglihatan
4. Terapi stimulasi visual
5. Koordinasi dengan tim kesehatan lain (terapis okupasi, oftalmolog, dll)
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah dalam menangani kondisi gangguan persepsi sensori: penglihatan pada pasien. -
Article No. 4177 | 01 Nov 2024
Klinis : Ketidakmampuan koping keluarga Tn. Es b.d.modifikasi lingkungan rumah untuk menjamin kesehatan keluarga d.d. mengabaikan perawatan/pengobatan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sesuai dengan kondisi yang Anda jelaskan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z73.3
- Deskripsi: Ketidakmampuan koping
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Tn. Es mengalami Ketidakmampuan koping keluarga yang disebabkan oleh modifikasi lingkungan rumah untuk menjamin kesehatan keluarga, serta mengabaikan perawatan/pengobatan. Kode ICD-10 yang sesuai adalah Z73.3 (Ketidakmampuan koping).
Kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis tidak ada yang spesifik untuk kondisi ini, karena fokus utamanya adalah pada masalah psikososial atau ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi situasi yang ada, bukan pada tindakan medis tertentu.
Dalam kasus ini, penanganan yang mungkin diperlukan adalah konseling atau terapi keluarga untuk membantu Tn. Es dan keluarganya dalam meningkatkan kemampuan koping dan mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk menjamin kesehatan keluarga. -
Article No. 4178 | 01 Nov 2024
Klinis : Kelurahan diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi:
Diare adalah keluarnya feses dalam jumlah yang lebih banyak dari normal, dengan konsistensi yang lebih cair atau lembek, dan terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Pola Eliminasi Terganggu
- Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Resiko Dehidrasi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Eliminasi Feses Kembali ke Normal
- Status Nutrisi Membaik
- Keseimbangan Cairan Terpelihara
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Diare
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Cairan dan Elektrolit
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan utama pada kondisi diare adalah Pola Eliminasi Terganggu, Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Risiko Dehidrasi. Tujuan utama perawatan adalah mengembalikan pola eliminasi feses ke normal, memperbaiki status nutrisi, dan memelihara keseimbangan cairan. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan meliputi manajemen diare, manajemen nutrisi, dan manajemen cairan dan elektrolit. -
Article No. 4179 | 01 Nov 2024
Klinis : 2. Ansietas berhubungan dengan : D.0080 • Krisis situasional (Pandangan Kabur) • Kurang terpapar informasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang ahli di bidang diagnosa keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan, serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (pandangan kabur) dan kurang terpapar informasi.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ansietas: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Faktor yang berhubungan: Krisis situasional (pandangan kabur) dan kurang terpapar informasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Kecemasan terkendali, Pengetahuan meningkat, Strategi koping efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Manajemen Ansietas: Identifikasi penyebab ansietas, Berikan informasi yang akurat, Bantu klien mengembangkan strategi koping.
- Manajemen Krisis: Identifikasi faktor pemicu krisis, Berikan dukungan emosional, Kolaborasi dengan tenaga profesional lain.
- Edukasi Kesehatan: Berikan informasi yang relevan, Libatkan keluarga dalam edukasi, Evaluasi pemahaman klien.
Dalam kondisi ini, klien mengalami ansietas yang disebabkan oleh krisis situasional (pandangan kabur) dan kurang terpapar informasi. Sebagai perawat, kita perlu mengidentifikasi penyebab ansietas, memberikan informasi yang akurat, membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif, serta memberikan dukungan emosional dan edukasi kesehatan yang sesuai. Tujuannya adalah untuk mengendalikan kecemasan, meningkatkan pengetahuan, dan membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif. -
Article No. 4180 | 01 Nov 2024
Klinis : 3. Nyeri akut D.0077 berhubungan dengan peningkatan TIO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri akut yang berhubungan dengan peningkatan TIO.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut D.0077 berhubungan dengan peningkatan TIO
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut D.0077 didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut dapat berhubungan dengan berbagai penyebab, termasuk peningkatan tekanan intra-okuler (TIO).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIO adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beradaptasi dengan nyeri, dan pasien dapat menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIO meliputi manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi panas/dingin, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 4181 | 01 Nov 2024
Klinis : pasien bedah dari poli bedah datang dengan keluhan benjolan di punggung sejak 1 tahun lalu, awal mula kecil sekarang membesar, keluar darah dan nanah. k/u : cukup kesadaran : composmentis GCS : E4, V5, M6 TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97 akan dilakukan pembedahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas informasi yang Anda berikan mengenai kondisi pasien. Berdasarkan data yang tersedia, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Luka Operasi
Penjelasan: Pasien memiliki benjolan di punggung yang semakin membesar dan mengeluarkan darah dan nanah, sehingga berisiko tinggi untuk mengalami infeksi luka setelah dilakukan pembedahan.
2. Perubahan Kenyamanan Fisik
Penjelasan: Benjolan di punggung yang semakin membesar dan mengeluarkan darah dan nanah dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik bagi pasien.
3. Risiko Perdarahan
Penjelasan: Adanya benjolan yang mengeluarkan darah meningkatkan risiko perdarahan selama atau setelah prosedur pembedahan.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi Luka Operasi
- Perubahan Kenyamanan Fisik
- Risiko Perdarahan
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luka operasi bebas infeksi
- Kenyamanan fisik terpenuhi
- Perdarahan terkendali
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan luka operasi
- Manajemen nyeri
- Manajemen perdarahan
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang optimal sebelum, selama, dan setelah prosedur pembedahan. Tujuan utama adalah mencegah komplikasi, memenuhi kebutuhan kenyamanan pasien, dan menjaga stabilitas kondisi umum pasien.