Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6276 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD pada tanggal 11 November 2024 pukul 17.30 WIB post kecelakaan lalu lintas dengan keluhan nyeri pada bibir, lengan kiri atas, dan pinggul kanan. Pasien juga mengatakan saat ini merasa pusing dan mual. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil : TD: 171/108 mmHg, N: 94x/menit, RR: 23x/menit, S : 36.5oC, SpO2 : 99%, Hasil laboratorium yaitu Leukosit 23.5 10^3/ul, Hemoglobin 13.7 g/dL, Hematokrit 41.8%, Hasil CT-Scan terdapat soft tissue hematoma reg maxilla dextra dengan avulsi (tanggal) gigi 1.1., 1,2, 2.1, 2.2, terdapat perdarahan intra sinus maxilaris dextra dan oedeama cerebri ringan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik akibat kecelakaan lalu lintas, ditandai dengan keluhan nyeri pada bibir, lengan kiri atas, dan pinggul kanan.
2. Risiko penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan oedeama cerebri ringan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan cedera dan potensi keterpaparan.
4. Mual berhubungan dengan cedera dan efek samping obat.
5. Risiko hipertensi berhubungan dengan cedera dan stres.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat menunjukkan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
2. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Serebral:
- Tanda-tanda vital pasien stabil.
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
- Pasien tidak menunjukkan defisit neurologis.
3. Risiko Infeksi:
- Luka pasien tertutup dengan baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan jumlah leukosit.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi sistemik.
4. Mual:
- Pasien tidak lagi mengeluh mual.
- Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
5. Risiko Hipertensi:
- Tekanan darah pasien berada dalam kisaran normal.
- Pasien dapat mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
- Pasien tidak menunjukkan komplikasi akibat hipertensi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri.
2. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Serebral:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan oedeama cerebri.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik pencegahan peningkatan tekanan intrakranial.
- Pertahankan posisi kepala pasien yang sesuai.
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan luka sesuai prosedur.
- Berikan profilaksis antibiotik sesuai resep.
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
4. Mual:
- Kaji faktor-faktor yang menyebabkan mual.
- Berikan antiemetik sesuai resep.
- Ajarkan pasien teknik manajemen mual.
- Pertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
5. Risiko Hipertensi:
- Pantau tekanan darah secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan hipertensi.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah.
- Bantu pasien mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pencetus hipertensi.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Setiap diagnosa keperawatan yang diidentifikasi berdasarkan data pasien yang diberikan memiliki karakteristik definisi, faktor terkait, dan gejala atau tanda yang sesuai dengan kondisi pasien. Diagnosa-diagnosa tersebut mencakup masalah kesehatan utama yang perlu ditangani dan membutuhkan intervensi keperawatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Untuk setiap diagnosa keperawatan, tujuan atau luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan ditetapkan dengan mempertimbangkan kriteria hasil yang dapat diukur dan diamati. Luaran-luaran tersebut mencerminkan kemajuan yang diharapkan dari pasien dalam mengatasi masalah kesehatan yang teridentifikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang direncanakan untuk masing-masing diagnosa keperawatan bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi-intervensi tersebut meliputi tindakan keperawatan yang bersifat mandiri maupun kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain, serta edukasi dan dukungan yang diberikan kepada pasien dan keluarga.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai hasil yang optimal dalam pemulihan kondisi kesehatannya. -
Article No. 6277 | 18 Nov 2024
Klinis : gds 327
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI:
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan Intoleransi Aktivitas adalah Toleransi Aktivitas yang ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI:
Intervensi keperawatan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas meliputi:
1. Manajemen Aktivitas: mengkaji tingkat toleransi klien terhadap aktivitas, membantu merencanakan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan klien, dan memantau respon klien selama aktivitas.
2. Manajemen Energi: mengkaji tingkat energi klien, mengajarkan teknik menghemat energi, dan memfasilitasi aktivitas yang sesuai dengan kapasitas klien.
3. Peningkatan Mobilitas: memfasilitasi klien untuk bergerak sesuai kemampuan, memberikan alat bantu, dan mengoptimalkan fungsi fisik.
Dengan demikian, fokus penanganan pada kasus ini adalah membantu klien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, memaksimalkan penggunaan energi, serta memfasilitasi mobilitas klien sesuai dengan kondisi saat ini. -
Article No. 6278 | 18 Nov 2024
Klinis : muntah sejak kemarin malam, jika makan muntah +, sebelum keluhan os ada minum kopi riwayat keluhan yang sama +, nyeri perut -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (SDKI)
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
Gejala dan Tanda: Mual, muntah, anoreksia, gangguan rasa, gangguan tidur.
2. Risiko Dehidrasi (SDKI)
Definisi: Ketidakseimbangan cairan yang dapat membahayakan kesehatan.
Gejala dan Tanda: Peningkatan denyut nadi, penurunan turgor kulit, mulut kering, produksi urin berkurang.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual (SLKI)
Indikator: Pasien dapat mengidentifikasi penyebab mual, pasien dapat mengendalikan episode mual.
2. Keseimbangan Cairan (SLKI)
Indikator: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, pasien mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Mual (SIKI)
Tindakan: Identifikasi penyebab mual, pantau tanda-tanda vital, ajarkan teknik relaksasi, pertimbangkan pemberian antiemetik.
2. Manajemen Cairan (SIKI)
Tindakan: Monitor asupan dan output cairan, pertimbangkan pemberian cairan intravena, pertimbangkan pemberian suplemen elektrolit.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami mual dan muntah sejak kemarin malam, serta ada riwayat keluhan yang sama sebelumnya. Hal ini dapat menyebabkan risiko dehidrasi. Perawatan yang perlu dilakukan adalah mengelola mual dan mempertahankan keseimbangan cairan pasien. -
Article No. 6279 | 18 Nov 2024
Klinis : Gangguan mobilitas fisik: Berhubungan dengan deformitas kaki yang membatasi gerakan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang independen, terkontrol, dan terkoordinasi, yang dirasakan atau diamati.
Faktor Berhubungan:
Deformitas kaki yang membatasi gerakan
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan pergerakan yang bebas dan terkoordinasi dari satu atau lebih anggota tubuh.
b. Karakteristik Mayor: Keterbatasan dalam rentang gerak, keterbatasan dalam kekuatan otot, keterbatasan dalam koordinasi gerakan, dan/atau keterbatasan dalam kontrol gerakan.
c. Faktor Berhubungan: Deformitas muskuloskeletal, penyakit neuromuskular, dan pembatasan lingkungan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Luaran yang diharapkan: Klien dapat mempertahankan atau meningkatkan mobilitas fisik yang optimal.
b. Indikator:
- Klien dapat melakukan pergerakan yang bebas dan terkoordinasi.
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Klien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mendukung mobilitas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Mobilitas: Memfasilitasi pergerakan yang aman dan efektif.
- Terapi Latihan: Mempertahankan atau meningkatkan rentang gerak, kekuatan, dan koordinasi.
- Perawatan Ortotik dan Protektif: Menggunakan alat bantu mobilitas untuk memaksimalkan fungsi.
- Konseling: Memberikan dukungan dan edukasi terkait peningkatan mobilitas.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik pada kondisi ini disebabkan oleh deformitas kaki yang membatasi gerakan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen mobilitas, terapi latihan, perawatan ortotik dan protektif, serta konseling untuk memfasilitasi peningkatan mobilitas fisik klien. Tujuan akhirnya adalah agar klien dapat mempertahankan atau meningkatkan mobilitas fisik yang optimal dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. -
Article No. 6280 | 18 Nov 2024
Klinis : Gangguan integritas jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gangguan Integritas Jaringan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Jaringan
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerusakan struktur dan fungsi kulit dan/atau jaringan yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.
- Karakteristik Utama: Adanya luka, kerusakan, atau perubahan struktur dan fungsi jaringan.
- Faktor yang Berhubungan: Faktor mekanis, fisik, kimia, biologis, atau faktor lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Integritas jaringan membaik, tidak ada komplikasi, dan proses penyembuhan berjalan dengan baik.
- Indikator:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
- Peningkatan vaskularisasi pada area luka.
- Perbaikan jaringan granulasi.
- Perbaikan epitelisasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Perawatan Luka: Membersihkan, menutup, dan melindungi luka untuk mempromosikan penyembuhan.
- Manajemen Nyeri: Mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang terkait dengan luka.
- Pencegahan Infeksi: Mencegah terjadinya infeksi pada luka.
- Peningkatan Sirkulasi: Meningkatkan aliran darah ke area luka untuk mempercepat penyembuhan.
- Edukasi Pasien: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait perawatan luka dan proses penyembuhan.
Dalam konteks akademis, saya sebagai seorang pakar perawat akan memberikan penjelasan yang komprehensif dan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya akan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami untuk memastikan pemahaman yang baik mengenai kondisi Gangguan Integritas Jaringan dan pengelolaan keperawatannya. -
Article No. 6281 | 18 Nov 2024
Klinis : Inkontinensia urin Inkontinensia fekal Kehilangan kemampuan untuk mengenali dorongan buang air, mengingat letak kamar mandi, atau bahkan tidak menyadari kebutuhannya untuk buang air.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia Urin
2. Inkontinensia Fekal
3. Gangguan Fungsi Eliminasi
Penjelasan Singkat:
1. Inkontinensia Urin
- SDKI: Hilangnya kemampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mencapai kontrol urinasi yang optimal.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi dan kontrol berkemih.
2. Inkontinensia Fekal
- SDKI: Hilangnya kemampuan untuk mengendalikan pengeluaran feses secara sukarela.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mencapai kontrol defekasi yang optimal.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi dan kontrol buang air besar.
3. Gangguan Fungsi Eliminasi
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengenali dorongan buang air, mengingat letak kamar mandi, atau bahkan tidak menyadari kebutuhan untuk buang air.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mempertahankan fungsi eliminasi yang optimal.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang bertujuan untuk memfasilitasi proses eliminasi urin dan feses.
Dalam pendekatan asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian menyeluruh, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, melaksanakan tindakan, dan melakukan evaluasi untuk memastikan tercapainya hasil yang diharapkan bagi pasien. -
Article No. 6282 | 18 Nov 2024
Klinis : Inkontinensia urin Inkontinensia fekal Kehilangan kemampuan untuk mengenali dorongan buang air, mengingat letak kamar mandi, atau bahkan tidak menyadari kebutuhannya untuk buang air.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, mari kita bahas kondisi yang Anda sampaikan dengan lebih rinci.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Inkontinensia Urin
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi inkontinensia urin adalah:
a. Inkontinensia Urin: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin yang tidak disengaja, mengakibatkan masalah fisik, sosial, dan higienis.
b. Risiko Inkontinensia Urin: Rentan mengalami pengeluaran urin yang tidak disengaja, yang dapat menimbulkan masalah fisik, sosial, dan higienis.
2. Inkontinensia Fekal
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi inkontinensia fekal adalah:
a. Inkontinensia Fekal: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran feses yang tidak disengaja, mengakibatkan masalah fisik, sosial, dan higienis.
b. Risiko Inkontinensia Fekal: Rentan mengalami pengeluaran feses yang tidak disengaja, yang dapat menimbulkan masalah fisik, sosial, dan higienis.
3. Kehilangan Kemampuan untuk Mengenali Dorongan Buang Air, Mengingat Letak Kamar Mandi, atau Tidak Menyadari Kebutuhan Buang Air
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Defisit Perawatan Diri: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri (buang air besar/kecil) secara mandiri.
b. Risiko Defisit Perawatan Diri: Rentan mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri (buang air besar/kecil) secara mandiri.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Inkontinensia Urin
a. Kontrol Inkontinensia: Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin yang tidak disengaja.
b. Integritas Kulit: Kulit pasien tetap utuh dan tidak terjadi iritasi akibat inkontinensia.
c. Kenyamanan: Pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa tidak nyaman akibat inkontinensia.
2. Inkontinensia Fekal
a. Kontrol Inkontinensia: Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan pengeluaran feses yang tidak disengaja.
b. Integritas Kulit: Kulit pasien tetap utuh dan tidak terjadi iritasi akibat inkontinensia.
c. Kenyamanan: Pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa tidak nyaman akibat inkontinensia.
3. Kehilangan Kemampuan untuk Mengenali Dorongan Buang Air, Mengingat Letak Kamar Mandi, atau Tidak Menyadari Kebutuhan Buang Air
a. Perawatan Diri: Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri (buang air besar/kecil) secara mandiri.
b. Kemandirian: Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri (buang air besar/kecil) tanpa bantuan orang lain.
c. Kenyamanan: Pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa tidak nyaman akibat ketidakmampuan melakukan perawatan diri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Inkontinensia Urin
a. Manajemen Inkontinensia: Intervensi untuk membantu pasien mengendalikan pengeluaran urin yang tidak disengaja, misalnya dengan latihan kontraksi otot dasar panggul, bladder training, dan pemberian alat bantu.
b. Perawatan Kulit: Intervensi untuk menjaga integritas dan mencegah iritasi kulit akibat inkontinensia, misalnya dengan menjaga kebersihan dan kelembapan kulit.
c. Manajemen Kenyamanan: Intervensi untuk membantu pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa tidak nyaman akibat inkontinensia, misalnya dengan edukasi, dukungan psikologis, dan penggunaan produk penyerap urin.
2. Inkontinensia Fekal
a. Manajemen Inkontinensia: Intervensi untuk membantu pasien mengendalikan pengeluaran feses yang tidak disengaja, misalnya dengan latihan kontraksi otot dasar panggul, toilet training, dan pemberian alat bantu.
b. Perawatan Kulit: Intervensi untuk menjaga integritas dan mencegah iritasi kulit akibat inkontinensia, misalnya dengan menjaga kebersihan dan kelembapan kulit.
c. Manajemen Kenyamanan: Intervensi untuk membantu pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa tidak nyaman akibat inkontinensia, misalnya dengan edukasi, dukungan psikologis, dan penggunaan produk penyerap feses.
3. Kehilangan Kemampuan untuk Mengenali Dorongan Buang Air, Mengingat Letak Kamar Mandi, atau Tidak Menyadari Kebutuhan Buang Air
a. Pelatihan Perawatan Diri: Intervensi untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri (buang air besar/kecil) secara mandiri, misalnya dengan latihan, bantuan, dan penggunaan alat bantu.
b. Promosi Kemandirian: Intervensi untuk mendorong dan memfasilitasi kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, misalnya dengan edukasi, pendampingan, dan penyediaan lingkungan yang mendukung.
c. Manajemen Kenyamanan: Intervensi untuk membantu pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa tidak nyaman akibat ketidakmampuan melakukan perawatan diri, misalnya dengan edukasi, dukungan psikologis, dan pemberian alat bantu.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi spesifik pasien, mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi, serta melibatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi keperawatan. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai kemandirian, kenyamanan, dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 6283 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke UGD SHND tgl 15-11-2024 pkl 02.39 WITA dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 30 menit yll (pk 02.00) mendadak saat pasien tidur, karena nyeri dada pasien batuk. nyeri dada kiri menjalar hingga ke punggung. sempat keringat dingin di rumah, mual + namun tidak ada muntah. GCS: 15 TD: 130/80 mmHg N: 90 x/mnt T: 36 ^C R: 22 x/mnt Sat O2: 99%
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik: Melaporkan nyeri dada kiri yang menjalar ke punggung, skala nyeri, perubahan tanda-tanda vital, ekspresi wajah nyeri, gelisah.
2. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan dalam kehidupan.
Karakteristik: Gelisah, sulit tidur, mual, keringat dingin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol nyeri dada kiri yang dirasakan.
- Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan setelah intervensi keperawatan.
2. Kecemasan
- Tingkat Kecemasan Terkontrol: Pasien dapat mengendalikan kecemasan yang dirasakan.
- Perilaku Tenang: Pasien menunjukkan perilaku yang tenang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Manajemen Nyeri: Identifikasi karakteristik nyeri, monitor tanda-tanda vital, berikan analgesik sesuai indikasi, ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi).
- Manajemen Aktivitas: Atur aktivitas sesuai toleransi pasien, bantu pasien beristirahat.
2. Kecemasan
- Manajemen Kecemasan: Identifikasi penyebab kecemasan, fasilitasi pasien untuk mengekspresikan perasaan, ajarkan teknik relaksasi, berikan dukungan emosional.
- Peningkatan Koping: Identifikasi strategi koping yang efektif, bantu pasien mengembangkan rencana koping, dorong partisipasi aktif dalam perawatan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dan "Kecemasan" sesuai dengan kondisi pasien yang datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke punggung serta gejala kecemasan seperti keringat dingin dan mual. Luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat mengontrol nyeri dan kecemasan yang dirasakan, serta mencapai kenyamanan dan perilaku yang tenang. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nyeri, manajemen aktivitas, manajemen kecemasan, dan peningkatan koping untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya secara komprehensif. -
Article No. 6284 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke UGD SHND tgl 15-11-2024 pkl 02.39 WITA dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 30 menit yll (pk 02.00) mendadak saat pasien tidur, karena nyeri dada pasien batuk. nyeri dada kiri menjalar hingga ke punggung. sempat keringat dingin di rumah, mual + namun tidak ada muntah. GCS: 15 TD: 130/80 mmHg N: 90 x/mnt T: 36 ^C R: 22 x/mnt Sat O2: 99%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan data yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Agen cedera fisik (infark miokard).
- Karakteristik: Nyeri dada kiri yang menjalar ke punggung, nyeri diperparah oleh batuk.
- Gejala Pendukung: Keringat dingin, mual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah pasien menunjukkan pengurangan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Nyeri, yang meliputi pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan evaluasi efektivitas intervensi.
2. Risiko Perfusi Jaringan Jantung Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi oksigen ke jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung.
SDKI:
- Penyebab: Infark miokard.
- Faktor Risiko: Nyeri dada, keringat dingin.
SLKI:
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan fungsi jantung yang optimal.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda kegagalan jantung.
SIKI:
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pemberian obat-obatan sesuai indikasi, dan edukasi pasien dan keluarga.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke punggung, disertai gejala seperti keringat dingin dan mual. Hal ini mengarah pada diagnosa keperawatan Nyeri Akut dan Risiko Perfusi Jaringan Jantung Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi, serta edukasi pasien dan keluarga. -
Article No. 6285 | 18 Nov 2024
Klinis : An. A 8 tahun, suku jawa, Beragama islam diantarkan orangtuanya ke Rumah Sakit Pelita Indah dengan keluhan nyeri pada tulang keringnya, dan tampak meringis. Bp. A mengatakan nyerinya timbul akibat An. A memanjat pohon
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, berikut adalah analisis komprehensif untuk kondisi An. A yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi An. A adalah "Nyeri akut" (00132). Diagnosa ini mencakup pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang dirasakan oleh An. A akibat cedera pada tulang kering setelah memanjat pohon.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat nyeri menurun: Kriteria hasil yang diharapkan adalah An. A dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri dari skala 7 (saat ini) menjadi skala 3 atau kurang dalam waktu 2 hari.
2. Perilaku untuk mengendalikan nyeri meningkat: Kriteria hasil yang diharapkan adalah An. A dapat mendemonstrasikan penggunaan setidaknya 2 strategi untuk mengurangi nyeri (misalnya, teknik relaksasi, kompres dingin) secara mandiri dalam waktu 1 hari.
3. Istirahat dan tidur yang adekuat: Kriteria hasil yang diharapkan adalah An. A dapat tidur tanpa terbangun akibat nyeri selama 6-8 jam per malam dalam waktu 2 hari.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis yang sesuai (misalnya, analgesik, antiinflamasi).
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres dingin, distraksi, relaksasi, dan imajinasi terbimbing.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi intervensi sebdiperlukan.
2. Manajemen Aktivitas (0200)
- Kaji kemampuan An. A untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan keterbatasan yang dialami akibat nyeri.
- Berikan bantuan atau modifikasi aktivitas sesuai dengan tingkat nyeri An. A.
- Ajarkan An. A dan keluarga teknik-teknik untuk menghemat energi dan mencegah kelelahan.
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat dengan memantau pola tidur An. A.
3. Peningkatan Koping (5230)
- Bantu An. A dan keluarga untuk mengidentifikasi dan menggunakan mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi nyeri.
- Fasilitasi komunikasi terbuka antara An. A dan keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran terkait nyeri.
- Berikan dukungan emosional dan informasional kepada An. A dan keluarga mengenai proses penyembuhan dan manajemen nyeri.
- Kolaborasi dengan ahli psikologi anak jika diperlukan untuk membantu An. A dalam mengembangkan strategi koping yang lebih efektif.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan An. A dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan dalam mengelola nyeri, serta pemulihan tidur dan istirahat yang adekuat.