Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6263 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien tuli
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk pasien dengan kondisi tuli, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Komunikasi Verbal adalah ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain.
- Gangguan Pendengaran adalah perubahan dalam struktur atau fungsi telinga yang menyebabkan penurunan kemampuan mendengar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan alat bantu komunikasi yang sesuai.
- Pasien dapat memahami informasi yang disampaikan menggunakan komunikasi non-verbal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi efektif.
- Mengajarkan pasien untuk menggunakan alat bantu komunikasi yang sesuai.
- Melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh, isyarat, dan tulisan.
- Melibatkan keluarga dalam proses komunikasi.
Dengan pemahaman yang mendalam mengenai standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi gangguan komunikasi verbal yang dialami oleh pasien tuli dengan tone akademis dan persona pakar. -
Article No. 6264 | 18 Nov 2024
Klinis : Tuli
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Tuli" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima atau menyampaikan pesan verbal yang efektif.
- Penyebab: Tuli/gangguan pendengaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Komunikasi Efektif
- Indikator: Kemampuan klien dalam menerima dan menyampaikan pesan verbal.
- Target: Klien dapat berkomunikasi secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Komunikasi
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara klien dan pemberi asuhan keperawatan.
- Aktivitas:
- Identifikasi kemampuan komunikasi klien.
- Pilih metode komunikasi yang sesuai dengan kemampuan klien (misalnya, isyarat, tulisan, atau alat bantu komunikasi).
- Latih klien dalam menggunakan metode komunikasi yang dipilih.
- Libatkan keluarga dalam proses komunikasi.
- Evaluasi efektivitas komunikasi dan buat penyesuaian bila diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Tuli atau gangguan pendengaran dapat menyebabkan gangguan komunikasi verbal pada klien. Perawat perlu melakukan identifikasi kemampuan komunikasi klien dan memilih metode komunikasi yang sesuai, seperti isyarat, tulisan, atau alat bantu komunikasi. Perawat juga perlu melatih klien dalam menggunakan metode komunikasi yang dipilih dan melibatkan keluarga dalam proses komunikasi. Evaluasi efektivitas komunikasi dilakukan secara berkala dan penyesuaian dilakukan jika diperlukan untuk memastikan klien dapat berkomunikasi secara efektif. -
Article No. 6265 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu Anda dengan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Batuk tidak efektif, sputum berlebih, disneamemburuk, suara napas bronkial.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, nafsu makan menurun, mual, lemah.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, dibutuhkan, atau diminta.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas saat beraktivitas, tingkat energi menurun, fatigue.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Kriteria: Frekuensi napas menurun, sputum berkurang, suara napas bronkial membaik.
2. Status Nutrisi Membaik
- Definisi: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi untuk mempertahankan kesehatan.
- Kriteria: Berat badan meningkat, nafsu makan membaik, tidak ada mual.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, dibutuhkan, atau diminta.
- Kriteria: Sesak napas saat beraktivitas berkurang, tingkat energi membaik, tidak ada kelelahan berlebih.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Suction jalan napas
- Oksigenasi
- Terapi batuk
- Pengaturan posisi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Asses kebutuhan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Pemberian nutrisi enteral/parenteral
- Edukasi gizi
3. Intoleransi Aktivitas
- Asses toleransi aktivitas
- Atur aktivitas bertingkat
- Terapi latihan
- Manajemen energi
Penjelasan lebih lanjut:
- Diagnosa keperawatan SDKI dipilih berdasarkan tanda dan gejala yang dialami pasien, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan.
- Luaran (SLKI) menggambarkan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan, seperti perbaikan bersihan jalan napas, status nutrisi, dan toleransi aktivitas.
- Intervensi keperawatan (SIKI) dirancang untuk mencapai luaran yang diharapkan, dengan mempertimbangkan aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pasien.
- Keseluruhan rencana asuhan keperawatan ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai kondisi yang optimal dan memulihkan kesehatannya. -
Article No. 6266 | 18 Nov 2024
Klinis : 00051
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi 00051, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan adalah kondisi di mana individu mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam kondisi ini adalah:
a. Pasien mampu melakukan pemeliharaan kesehatan secara efektif.
b. Pasien mampu mengelola kondisi kesehatannya.
c. Pasien mampu mengidentifikasi sumber-sumber dukungan yang dapat membantu pemeliharaan kesehatannya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Edukasi tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan pemeliharaan kesehatan pasien.
c. Memfasilitasi pasien dalam mengidentifikasi dan mengakses sumber-sumber dukungan yang dapat membantu pemeliharaan kesehatannya.
d. Monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kemampuan pasien dalam memelihara kesehatannya.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuannya dalam memelihara kesehatan secara efektif dan mandiri. -
Article No. 6267 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 34 tahun, datang dengan keluhan ada benjolan di leher depan jakun selama 2 bulan, benjolan awalnya kecil, sewarna kulit, tidak nyeri, dalam 2 bulan ini ukuran membesar hingga ukuran bakso, warna kemerahan, terasa nyeri bila disentuh, tidak terasa nyeri bila menelan, demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas vesikular, hasil rontgen menunjukkan multiple noduler kecil-kecil difus di kedua paru relatif STQA, disertai suspek pembesaran KGB di paratrakea kanan e.c dd/TB paru lama suspek aktif, tidak tampak kardiomegali. Riwayat penyakit dahulu B20 on ARV. Diagnosis awal adalah limfadenitis tb, susp tb milier, intake sulit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan kelenjar getah bening
Penjelasan singkat:
- SDKI: Nyeri Akut, definisi - Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Manajemen Nyeri, definisi - Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, mempertahankan fungsi dan kenyamanan.
- SIKI: Manajemen Nyeri, intervensi - Mengidentifikasi karakteristik nyeri, memilih dan mengimplementasikan terapi farmakologi dan non-farmakologi, mengevaluasi efektivitas intervensi.
2. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan adanya rasa sulit menelan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh, definisi - Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Manajemen Nutrisi, definisi - Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki status nutrisi.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, intervensi - Menilai status nutrisi, memantau asupan, mengatur pola makan, kolaborasi dengan ahli gizi.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan penyakit penyerta (TB)
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Infeksi, definisi - Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Manajemen Infeksi, definisi - Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, intervensi - Mengidentifikasi faktor risiko, memantau tanda dan gejala infeksi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Diharapkan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas dapat membantu memberikan gambaran mengenai kondisi pasien dan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6268 | 18 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan dengan keluhan Demam 3 hari, menggigil, mimisan 1 hari, batuk berdahak dan pilek 4 hari, mual muntah 1 kali
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J00
- Deskripsi: Rhinitis akut (pilek)
2. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
3. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
4. Kode ICD-10:
- Kode: R04.0
- Deskripsi: Epistaksis (mimisan)
5. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang spesifik untuk kondisi ini, karena mayoritas gejala yang disampaikan merupakan diagnosis klinis dan tidak memerlukan tindakan invasif. Penanganan utama biasanya berupa terapi suportif, pemberian obat simptomatik, dan pemantauan kondisi pasien.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J00 (Rhinitis akut) sesuai dengan keluhan pilek yang dialami pasien.
2. Kode ICD-10 J02.9 (Faringitis akut, tidak spesifik) mencakup kondisi batuk berdahak yang dialami pasien.
3. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak spesifik) sesuai dengan keluhan demam 3 hari yang dialami pasien.
4. Kode ICD-10 R04.0 (Epistaksis) sesuai dengan keluhan mimisan 1 hari yang dialami pasien.
5. Kode ICD-10 R11.0 (Mual) sesuai dengan keluhan mual muntah 1 kali yang dialami pasien.
Secara keseluruhan, kondisi ini dapat ditangani secara konservatif dengan pemberian terapi suportif, seperti istirahat, hidrasi yang cukup, dan pemberian obat simptomatik untuk mengurangi gejala yang ada. Pemantauan kondisi pasien juga penting untuk memastikan tidak ada komplikasi yang terjadi. -
Article No. 6269 | 18 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan dengan keluhan Demam 3 hari, menggigil, mimisan 1 hari, batuk berdahak dan pilek 4 hari, mual muntah 1 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko masuknya dan perkembangbiakan patogen ke dalam tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Paparan mikroorganisme patogen, sistem imun yang lemah, prosedur/tindakan invasif.
- Gejala: Demam, menggigil, mimisan, batuk berdahak, pilek, mual, muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Adanya faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi.
- Faktor Risiko: Paparan mikroorganisme patogen, sistem imun yang lemah, prosedur/tindakan invasif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Manajemen demam
3. Manajemen tanda dan gejala infeksi
4. Peningkatan sistem imun
5. Edukasi terkait pencegahan infeksi
Penjelasan Singkat:
Anak perempuan ini berisiko mengalami infeksi, ditandai dengan gejala-gejala seperti demam, menggigil, mimisan, batuk berdahak, pilek, mual, dan muntah. Perawatan yang diberikan akan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam dan gejala infeksi, serta peningkatan sistem imun. Edukasi terkait pencegahan infeksi juga perlu diberikan kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 6270 | 18 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan dengan keluhan Demam 3 hari, menggigil, mimisan 1 hari, batuk berdahak dan pilek 4 hari, mual muntah 1 kali
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan demam 3 hari, menggigil.
2. Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi, ditandai dengan mimisan 1 hari.
3. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan, ditandai dengan batuk berdahak dan pilek 4 hari.
4. Mual dan muntah berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan mual muntah 1 kali.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi: Suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Perdarahan terkontrol: Tidak terjadi perdarahan lagi.
3. Bersihan jalan napas efektif: Pasien dapat bernafas dengan mudah tanpa sesak atau distres pernapasan.
4. Mual dan muntah teratasi: Pasien tidak mengalami mual dan muntah lagi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia:
a. Pantau suhu tubuh secara berkala.
b. Berikan kompres hangat/dingin sesuai kondisi.
c. Terapkan tindakan penurunan demam (antipiretik, hidratasi, dll).
d. Evaluasi efektivitas intervensi.
2. Manajemen Perdarahan:
a. Kaji tanda-tanda perdarahan.
b. Berikan tindakan hemostatik sesuai indikasi.
c. Pantau parameter vital dan tanda-tanda perdarahan.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lanjut.
3. Manajemen Bersihan Jalan Napas:
a. Pantau pola napas, suara napas, dan produksi sekret.
b. Berikan tindakan fisioterapi dada dan postural drainage.
c. Berikan suction jika diperlukan.
d. Edukasi pasien/keluarga terkait latihan batuk efektif.
4. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Kaji faktor penyebab mual dan muntah.
b. Berikan antiemetik sesuai indikasi.
c. Terapkan teknik relaksasi dan distraksi.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lanjut.
Penjelasan di atas merupakan contoh diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang komprehensif berdasarkan kondisi yang diderita oleh anak perempuan tersebut. Sebagai perawat, saya akan melaksanakan asuhan keperawatan yang sistematis dan berpusat pada pasien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya secara holistik. -
Article No. 6271 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 34 tahun, datang dengan keluhan ada benjolan di leher depan jakun selama 2 bulan, benjolan awalnya kecil, sewarna kulit, tidak nyeri, dalam 2 bulan ini ukuran membesar hingga ukuran bakso, warna kemerahan, terasa nyeri bila disentuh, tidak terasa nyeri bila menelan, demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas vesikular, hasil rontgen menunjukkan multiple noduler kecil-kecil difus di kedua paru relatif STQA, disertai suspek pembesaran KGB di paratrakea kanan e.c dd/TB paru lama suspek aktif, tidak tampak kardiomegali. Riwayat penyakit dahulu B20 on ARV. Diagnosis awal adalah limfadenitis tb, susp tb milier, intake sulit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi: Pasien melaporkan adanya rasa nyeri di area benjolan di leher depan jakun, dapat dirasakan saat disentuh.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik Definisi: Pasien mengalami demam dan benjolan yang membesar di leher, yang dapat membatasi aktivitas dan mobilitas pasien.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi: Pasien memiliki riwayat penyakit HIV/AIDS (B20) yang dapat meningkatkan risiko infeksi, serta adanya suspek TB paru aktif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengurangan nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien dapat beristirahat secara adekuat.
3. Risiko Infeksi:
- Pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku pencegahan infeksi yang tepat.
- Pasien dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan nyeri yang efektif.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan.
- Anjurkan istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang tepat.
3. Risiko Infeksi:
- Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala.
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik/antiviral yang tepat.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Pantau status imunitas pasien dan berikan intervensi yang sesuai.
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai. Pertama, Nyeri Akut terkait dengan adanya benjolan di leher depan jakun yang terasa nyeri saat disentuh. Kedua, Intoleransi Aktivitas yang disebabkan oleh kondisi demam dan pembesaran benjolan di leher, yang dapat membatasi mobilitas dan aktivitas pasien. Ketiga, Risiko Infeksi, mengingat pasien memiliki riwayat penyakit HIV/AIDS (B20) dan suspek TB paru aktif, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) untuk masing-masing diagnosa keperawatan adalah:
1. Nyeri Akut: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat mendemonstrasikan teknik pengurangan nyeri yang efektif, dan dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas, dan dapat beristirahat secara adekuat.
3. Risiko Infeksi: Pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi, dapat mendemonstrasikan perilaku pencegahan infeksi yang tepat, dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk masing-masing diagnosa keperawatan adalah:
1. Nyeri Akut: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan analgesik sesuai instruksi medis, ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan nyeri yang efektif.
2. Intoleransi Aktivitas: Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien, bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan, anjurkan istirahat yang cukup, dan kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang tepat.
3. Risiko Infeksi: Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala, lakukan tindakan pencegahan infeksi, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik/antiviral yang tepat, ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi, dan pantau status imunitas pasien serta berikan intervensi yang sesuai.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 6272 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 34 tahun, datang dengan keluhan ada benjolan di leher depan jakun selama 2 bulan, benjolan awalnya kecil, sewarna kulit, tidak nyeri, dalam 2 bulan ini ukuran membesar hingga ukuran bakso, warna kemerahan, terasa nyeri bila disentuh, tidak terasa nyeri bila menelan, demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas vesikular, hasil rontgen menunjukkan multiple noduler kecil-kecil difus di kedua paru relatif STQA, disertai suspek pembesaran KGB di paratrakea kanan e.c dd/TB paru lama suspek aktif, tidak tampak kardiomegali. Riwayat penyakit dahulu B20 on ARV. Diagnosis awal adalah limfadenitis tb, susp tb milier, intake sulit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran kelenjar getah bening dan infeksi (TB)
2. Gangguan intake nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun (riwayat HIV/AIDS)
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan nyeri dari skala 7 menjadi skala 3
- Pasien dapat mengenali faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
- Pasien dapat melakukan manajemen nyeri non-farmakologis secara mandiri
2. Intake Nutrisi Adekuat:
- Pasien dapat menelan makanan dan cairan dengan mudah
- Pasien mencapai berat badan ideal sesuai usia dan tinggi badan
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda malnutrisi
3. Bebas Infeksi:
- Tanda-tanda infeksi (demam, pembesaran kelenjar getah bening, dll.) berkurang
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan perbaikan
- Pasien tidak mengalami komplikasi akibat infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (PQRST)
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, dll.)
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan terapi
2. Gangguan Intake Nutrisi:
- Kaji kemampuan menelan dan riwayat intake nutrisi
- Berikan makanan dan cairan yang mudah ditelan dan bergizi
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi
- Pantau berat badan dan tanda-tanda malnutrisi
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi secara rutin
- Berikan perawatan luka dan perawatan umum secara aseptik
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antibiotik dan antituberkulosis
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan penularan infeksi
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terkait infeksi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan kondisi pasien, yaitu nyeri akut terkait pembesaran kelenjar getah bening dan infeksi (TB), gangguan intake nutrisi akibat kesulitan menelan, serta risiko infeksi terkait penurunan sistem imun (HIV/AIDS). Luaran/output yang diharapkan adalah pasien mencapai penurunan nyeri, peningkatan intake nutrisi, dan bebas dari infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nyeri, peningkatan intake nutrisi, dan pencegahan infeksi melalui kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.