Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4287 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan mikroskopik sputum untuk bakteri tuberculosis
Penjelasan:
Pasien pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Dengan gejala-gejala yang ditemukan, diagnosis awal yang paling sesuai adalah Tuberkulosis Paru.
Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) digunakan untuk mengkodekan kondisi ini. Kode ini mencakup tuberkulosis paru yang dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan mikrobiologis atau patologis, seperti pemeriksaan sputum.
Selanjutnya, pemeriksaan mikroskopik sputum untuk bakteri tuberkulosis (87.44) merupakan salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru. Kode ICD-9-CM 87.44 digunakan untuk mengkodekan prosedur ini. -
Article No. 4288 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
Penyebab: Sekresi berlebih, keterbatasan dalam mengatur napas, kelemahan otot-otot pernapasan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi yang optimal.
Penyebab: Kelelahan otot pernapasan, proses penyakit.
3. Kurang Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Penyebab: Kurangnya paparan, kurang minat dalam belajar, kelainan kognitif.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memberikan definisi dan penyebab dari masing-masing diagnosa keperawatan.
- Digunakan sebagai panduan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang akurat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan dalam memilih intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 4289 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah berat badan menurun pasien mengatakan badannya lemas nnteri hilang timbul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit yang tidak diketahui.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari, dan dapat beradaptasi terhadap nyeri yang dirasakan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan mencakup pemberian analgesik, manajemen lingkungan, distraksi, relaksasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Selain itu, berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, terdapat kemungkinan diagnosa keperawatan lain, yaitu:
Risiko Malnutrisi berhubungan dengan penurunan berat badan.
- SDKI: Risiko Malnutrisi adalah keadaan berisiko mengalami penurunan berat badan, asupan nutrisi yang tidak memadai, dan perubahan komposisi tubuh.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, asupan nutrisi yang adekuat, dan komposisi tubuh yang sehat.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan mencakup skrining gizi, pengkajian status gizi, pemberian konseling gizi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 4290 | 02 Nov 2024
Klinis : Ketidakseimbangan kadar glukosa darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ketidakseimbangan kadar glukosa darah.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah didefinisikan sebagai kerentanan terhadap fluktuasi kadar glukosa darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor risiko dapat berupa riwayat diabetes, pola makan tidak teratur, aktivitas fisik tidak adekuat, stres, dan kondisi medis lainnya.
- Tanda dan gejala dapat berupa kesemutan, pandangan kabur, pusing, lelah, haus, dan poliuria.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Stabilitas Kadar Glukosa Darah, yaitu kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Indikator luaran dapat berupa kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia, dan kemampuan pasien untuk mengontrol kadar glukosa darah.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Pemantauan Kadar Glukosa Darah, Edukasi Manajemen Diabetes, Pemberian Insulin, Terapi Nutrisi, dan Manajemen Aktivitas.
- Tujuan intervensi adalah membantu pasien mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal melalui manajemen diabetes yang efektif.
Sebagai perawat, kita memiliki peran penting dalam membantu pasien dengan Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah. Melalui pengkajian yang komprehensif, perencanaan asuhan keperawatan yang tepat, dan implementasi intervensi yang terstruktur, kita dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. -
Article No. 4291 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan mual dan muntah lebih dari 6x. Pasien mengatakan nyeri di bagian perut atas atau ulu hati sejak 2 hari. pasien mengatakan memiliki riwayat gastritis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Gastrointestinal
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien mengalami mual dan muntah lebih dari 6 kali serta nyeri di bagian perut atas atau ulu hati sejak 2 hari. Pasien juga memiliki riwayat gastritis. Hal ini menunjukkan adanya gangguan fungsi gastrointestinal yang dapat menyebabkan mual dan muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual dan Muntah adalah diagnosa keperawatan dengan definisi "sensasi tidak nyaman di tenggorokan atau perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk memuntahkan isi perut".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan mual dan muntah adalah menurunnya frekuensi mual dan muntah, mempertahankan hidrasi yang adekuat, dan menurunnya rasa tidak nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Mual dan Muntah
2. Terapi Nutrisi
3. Manajemen Nyeri
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi kondisi mual, muntah, dan nyeri perut pada pasien. -
Article No. 4292 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan badan terasa lemah, tidak ada nafsu makan, muntah tidak ada. O: - Konjungtiva anemis - CRT > 2 detik - Tekanan Darah: 125 / 86 mm/HG - Pernapasan: 20 /menit - Nadi: 110 /menit - Suhu: 36.0 °C - IMT = 15,9 kg/m2 (underweight) - Hemoglobin = 7.1 g/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan (SDKI)
Definisi: Penurunan total cairan tubuh yang disebabkan oleh kehilangan cairan berlebihan atau asupan cairan tidak adekuat.
Gejala dan Tanda:
- Konjungtiva anemis
- CRT > 2 detik
- Hemoglobin rendah (7.1 g/dl)
- Badan terasa lemah
- Tidak ada nafsu makan
- Muntah
2. Risiko Gizi Buruk (SLKI)
Definisi: Berisiko mengalami kekurangan nutrisi yang berakibat pada penurunan berat badan, perubahan komposisi tubuh, dan penurunan fungsi tubuh.
Gejala dan Tanda:
- IMT rendah (15,9 kg/m2)
- Badan terasa lemah
- Tidak ada nafsu makan
3. Kurang Pengetahuan (SIKI)
Definisi: Kurangnya informasi yang terkait dengan kondisi kesehatan, pengobatan, atau prosedur diagnostik.
Gejala dan Tanda:
- Pasien mengeluh badan terasa lemah, tidak ada nafsu makan, dan muntah, namun tidak mengetahui penyebab yang mendasarinya.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami defisit volume cairan yang ditandai dengan konjungtiva anemis, CRT > 2 detik, dan hemoglobin rendah. Selain itu, pasien juga berisiko mengalami gizi buruk dengan IMT yang rendah dan gejala badan terasa lemah serta tidak ada nafsu makan. Pasien juga memiliki kurang pengetahuan terkait kondisi kesehatannya saat ini.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitor status cairan dan elektrolit pasien.
2. Berikan nutrisi yang sesuai untuk meningkatkan berat badan.
3. Edukasi pasien dan keluarga tentang kondisi kesehatan saat ini dan penanganannya.
Pemantauan dan evaluasi rutin diperlukan untuk memastikan perbaikan kondisi pasien. -
Article No. 4293 | 02 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan kelemahan anggota gerak kanan sejak rabu namun hilang timbul. Sehari lemas anggota gerak kanan lalu membaik kemudian berulang beberapa hari kemudian. Phar pagi ini mengeluh lemah anggota gerak kanan, kaki kanan berat. Pasien merasa bicara terseret dan sulit. Pusing (-) mual muntah (-) Tidak ada riwayat sakit sebelumnya karena tidak pernah periksa KU
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G83.2
- Deskripsi: Hemiplegia, tidak ditentukan sebagai flaksid atau spastik
Penjelasan:
Pasien mengalami kelemahan anggota gerak kanan yang hilang timbul, disertai dengan kesulitan berbicara dan rasa berat pada kaki kanan. Gejala-gejala ini sesuai dengan kriteria diagnosis hemiplegia, yaitu kelumpuhan setengah badan, yang tidak dapat ditentukan sebagai flaksid (lemas) atau spastik (kaku).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk kasus ini. Tatalaksana yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan fisik dan neurologis, serta evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebab hemiplegia.
Dalam menangani kasus ini, pemeriksaan fisik yang komprehensif, termasuk pemeriksaan neurologis, sangat penting untuk menentukan diagnosis yang tepat. Selanjutnya, pemeriksaan penunjang seperti pencitraan otak (CT scan atau MRI) mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab hemiplegia, seperti stroke, tumor, atau penyakit neurologis lainnya. Tatalaksana yang sesuai akan ditentukan berdasarkan penyebab yang ditemukan. -
Article No. 4294 | 02 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan kelemahan anggota gerak kanan sejak rabu namun hilang timbul. Sehari lemas anggota gerak kanan lalu membaik kemudian berulang beberapa hari kemudian. Phar pagi ini mengeluh lemah anggota gerak kanan, kaki kanan berat. Pasien merasa bicara terseret dan sulit. Pusing (-) mual muntah (-) Tidak ada riwayat sakit sebelumnya karena tidak pernah periksa KU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, kemungkinan diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Disfungsi Neuromuskular
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan mandiri di satu atau lebih ekstremitas.
- Faktor yang berhubungan: Disfungsi neuromuskular, seperti stroke atau transient ischemic attack (TIA).
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik utama: Keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan mandiri di satu atau lebih ekstremitas.
- Faktor yang berhubungan: Disfungsi neuromuskular, seperti stroke atau TIA.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Peningkatan mobilitas fisik, kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, dan kemandirian.
- Intervensi keperawatan: Bantuan ambulasi, terapi latihan, manajemen nyeri, dan edukasi terkait pemulihan fungsi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang sesuai: Manajemen aktivitas, terapi latihan, manajemen nyeri, dan edukasi kesehatan.
- Tujuan intervensi: Meningkatkan mobilitas fisik, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi proses pemulihan.
Dengan tone akademis dan persona pakar, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 4295 | 02 Nov 2024
Klinis : Klien malas mandi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu "Klien malas mandi", dapat diidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang relevan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berikut adalah salah satu contoh diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri: Mandi
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas mandi secara mandiri.
- Penyebab: Kelemahan fisik, keterbatasan kognitif, kurang motivasi, depresi, dan ketidakpercayaan diri.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat melakukan aktivitas mandi secara mandiri.
- Kriteria Hasil: Klien terlibat dalam aktivitas mandi, klien mampu mempertahankan kebersihan diri, dan klien merasa nyaman dengan kebersihan dirinya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Motivasi Perawatan Diri, Pelatihan Perawatan Diri, Bantuan Perawatan Diri, dan Peningkatan Harga Diri.
- Tujuan Intervensi: Meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas mandi, mempertahankan kebersihan diri, dan meningkatkan harga diri klien.
Dalam kondisi ini, dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat menggunakan pendekatan yang berfokus pada pendidikan, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, dan memberikan intervensi yang sesuai untuk membantu klien mengatasi defisit perawatan diri, khususnya dalam aktivitas mandi. -
Article No. 4296 | 02 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan kelemahan anggota gerak kanan sejak rabu namun hilang timbul. Sehari lemas anggota gerak kanan lalu membaik kemudian berulang beberapa hari kemudian. Phar pagi ini mengeluh lemah anggota gerak kanan, kaki kanan berat. Pasien merasa bicara terseret dan sulit. Pusing (-) mual muntah (-) Tidak ada riwayat sakit sebelumnya karena tidak pernah periksa KU Beserta data subjektif dan data objektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu kelemahan anggota gerak kanan, bicara terseret, dan sulit, serta tidak adanya riwayat penyakit sebelumnya, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
- Karakteristik Definisi: Penurunan kekuatan, koordinasi, dan kontrol dalam melakukan pergerakan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik sesuai kemampuan.
- Indikator Luaran: Pasien dapat melakukan pergerakan anggota gerak secara mandiri, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dan pasien dapat melakukan aktivitas rekreasi sesuai kemampuan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Peningkatan Mobilitas Fisik
- Aktivitas Keperawatan: Memfasilitasi latihan pergerakan anggota gerak, membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan memberikan edukasi terkait cara meningkatkan mobilitas fisik.
Data Subjektif:
- Pasien mengeluh kelemahan anggota gerak kanan sejak Rabu, namun hilang timbul.
- Pasien merasa lemas anggota gerak kanan, kaki kanan berat.
- Pasien mengeluh bicara terseret dan sulit.
Data Objektif:
- Pemeriksaan fisik menunjukkan penurunan kekuatan pada anggota gerak kanan.
- Pasien tampak kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tidak ditemukan riwayat penyakit sebelumnya.
Jadi, berdasarkan keluhan dan pemeriksaan pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik, dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada Peningkatan Mobilitas Fisik sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.