Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4260 | 02 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh dema 3 hari, diare 5kali, muntah 2 kali, pusing, mimisan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi kekurangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik Utama: Dema, diare, muntah, pusing, dan mimisan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, dan tidak ada gejala kekurangan cairan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan monitor tanda-tanda vital secara berkala.
2. Kaji status hidrasi pasien (warna kulit, turgor kulit, intake dan output cairan).
3. Berikan cairan elektrolit sesuai kebutuhan pasien.
4. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan cairan oral.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif.
Dalam konteks persona "pakar, nurse", maka penjelasan tersebut disampaikan dengan nada akademis dan dengan pemahaman mendalam tentang standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4261 | 02 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh dema 3 hari, diare 5kali, muntah 2 kali, nyeri perut, mimisan berulang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare, Muntah, dan Mimisan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami berkurangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat diberikan antara lain:
a. Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan
b. Berikan cairan intravena sesuai indikasi
c. Berikan diet rendah serat dan mudah dicerna
d. Lakukan edukasi pada pasien dan keluarga terkait pencegahan dehidrasi
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada risiko dehidrasi, seperti diare, muntah, dan mimisan yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare, Muntah, dan Mimisan". Intervensi keperawatan yang diberikan harus fokus pada pemantauan kondisi pasien, pemberian cairan dan elektrolit, serta edukasi untuk pencegahan dehidrasi. -
Article No. 4262 | 02 Nov 2024
Klinis : MCBURNEY SIGN POSITIVE
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "MCBURNEY SIGN POSITIVE" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada abdomen (SDKI)
Penjelasan:
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (SDKI).
- Tanda dan gejala pasien dengan MCBURNEY SIGN POSITIVE menunjukkan adanya inflamasi pada abdomen, yang dapat menyebabkan nyeri akut.
- Nyeri akut pada kondisi ini perlu mendapatkan pengkajian dan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Manajemen Nyeri
- Pengurangan Nyeri
- Pemantauan Tanda Vital
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Tidak terjadi komplikasi akibat nyeri.
Dalam menangani kasus ini, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memantau tanda-tanda vital, memberikan intervensi manajemen nyeri yang sesuai, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 4263 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien pada awalnya mengeluh mual muntah, namun saat dilakukan pengkajian kembali didapat data mcburney positive dan alvarado score 7
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosis Keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
Nyeri akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (NANDA-I, 2018). Dalam kasus ini, pasien menunjukkan gejala awal mual dan muntah, yang kemudian disertai dengan tanda-tanda McBurney's positive dan skor Alvarado 7, yang mengarah pada diagnosis nyeri akut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut ditandai dengan keluhan nyeri, peningkatan tanda-tanda vital, perubahan ekspresi wajah, dan perilaku protektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri, dapat beraktivitas sesuai toleransi, dan menunjukkan tanda-tanda vital yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani nyeri akut antara lain:
1. Manajemen nyeri: pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, relaksasi.
2. Pemantauan tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi.
3. Edukasi tentang manajemen nyeri kepada pasien dan keluarga.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri akut yang dialaminya. -
Article No. 4264 | 02 Nov 2024
Klinis : nama: nur rochmah umur= 30 tahun keluhan nyeri perut, bab sedikit- sedikit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu pasien bernama Nur Rochmah, berusia 30 tahun, dengan keluhan nyeri perut dan buang air besar sedikit-sedikit, maka dapat dirumuskan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut.
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Gangguan Eliminasi Fekal
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, atau pengosongan usus yang tidak sesuai dengan kebiasaan normal seseorang.
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Eliminasi
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- Penyebab: Kemungkinan adanya nyeri yang disebabkan oleh kondisi tertentu di dalam perut, seperti infeksi, inflamasi, atau gangguan pencernaan lainnya.
- Tujuan Luaran: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri dan dapat mengontrol nyeri dengan baik.
- Intervensi: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Gangguan Eliminasi Fekal
- Penyebab: Kemungkinan adanya gangguan dalam proses pengeluaran feses, seperti konstipasi, diare, atau perubahan pola defekasi.
- Tujuan Luaran: Pasien dapat mencapai pola eliminasi yang normal.
- Intervensi: Manajemen eliminasi, termasuk pemberian laksatif atau supositoria jika diperlukan, pemberian nutrisi yang sesuai, dan edukasi tentang pola eliminasi yang sehat.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan penjelasannya ini dirumuskan berdasarkan informasi yang diberikan. Untuk kondisi yang lebih kompleks, diperlukan pengkajian lebih lanjut dan kemungkinan adanya diagnosa keperawatan tambahan. -
Article No. 4265 | 02 Nov 2024
Klinis : muntah terus menerus ±10x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Muntah Terus-Menerus
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi adalah kondisi yang ditandai dengan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan dari tubuh, yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, dengan indikator:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Turgor kulit membaik
3. Intake dan output cairan seimbang
4. Tidak mengalami gejala dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring intake dan output cairan
2. Pemberian cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang
3. Pengaturan diet makanan dan minuman yang membantu mencegah dehidrasi
4. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang pencegahan dehidrasi
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut
Sebagai perawat, saya akan bekerja secara proaktif untuk mengelola risiko dehidrasi pada klien dengan muntah terus-menerus, dengan tujuan mencegah komplikasi yang lebih berat dan memastikan pemulihan yang optimal. -
Article No. 4266 | 02 Nov 2024
Klinis : Klien mengeluh selama kemoterapi sering merasa lelah, ekstrimitas bawah lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Fatigue (Kelelahan)
Penjelasan Singkat:
Klien yang sedang menjalani kemoterapi sering merasa lelah dan ekstremitas bawah terasa lemah. Kelelahan dapat terjadi karena efek samping pengobatan kanker dan perubahan fisiologis yang terjadi selama proses pengobatan.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Sensasi subjektif dan objektif keletihan yang berkelanjutan dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan serta berdampak pada fungsi dan kualitas hidup.
- Batasan Karakteristik: Klien mengeluh merasa lelah, lemah, penurunan energi, penurunan aktivitas, sulit berkonsentrasi.
- Faktor Berhubungan: Efek samping pengobatan, perubahan fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat mempertahankan tingkat energi yang optimal, tidak mengalami kelelahan yang berat, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kriteria Hasil: Skala penilaian kelelahan menurun, klien dapat beraktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan, dan klien memiliki strategi untuk mengatasi kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen energi, Manajemen kelelahan, Peningkatan aktivitas, Peningkatan tidur, Dukungan psikologis.
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi penyebab kelelahan, Pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat, Edukasi manajemen kelelahan, Pemberian obat sesuai indikasi, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse: Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien ini adalah Fatigue (Kelelahan). Klien yang sedang menjalani kemoterapi sering merasa lelah dan ekstremitas bawah terasa lemah, sehingga diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengelola kelelahan dan mempertahankan tingkat energi yang optimal. -
Article No. 4267 | 02 Nov 2024
Klinis : Klien masuk IGD RSPP pada tanggal 02 April 2019 pukul 20.40 WIB, klien datang dengan keluhan badan demam dan mengeluh sakit ulu hati, serta anyang-anyangan dan nyeri saat BAK. Diagnosa Medis: Infeksi Saluran Kemih. Setelah mendapatkan terapi dan dilakukan pemeriksaan laboratorium, klien disarankan untuk di rawat. Klien masuk rawat inap pada tanggal 02 April 2019 pukul 22.48 WIB di kamar 436, kelas superior, Ruang Bentayan Lantai IV B Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta. Nomor Register 699717 dengan diagnosa medis Infeksi Saluran Kemih. Klien bernama Nn. T, Klien berumur 17 tahun, Klien berjenis kelamin perempuan, belum menikah, Klien beragama islam, pendidikan klien saat ini SMA, bahasa yang di gunakan bahasa Indonesia, dan bertempat tinggal di Jalan Ulujami Raya Gg. Palem Pesanggrahan Jakarta selatan, sumber biaya selama perawatan ditanggung oleh pribadi, dan sumber informasi diperoleh dari klien, keluarga klien, perawat ruangan, dan status file pasien. Klien mengeluh badan demam dan mengeluh sakit ulu hati, serta anyang-anyangan dan nyeri saat BAK. Upaya mengatasinya klien banyak minum air putih dan keluarga membawa ke IGD RSPP.Klien tidak mempunyai riwayat penyakit, klien tidak mempunyai riwayat alergi obat, dan klien tidak mempunyai riwayat dalam pemakaian obat. Klien bernama Nn. T, berumur 17 tahun, klien anak ketiga dari tiga bersaudara. Klien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kedua kakaknya. Keluarga klien mengatakan nenek dan kakeknya meninggal karena sudah tua. Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko penyakitnya. Orang terdekat klien adalah Ibunya. Pola komunikasi didalam keluarga klien adalah komunikasi terbuka, segala sesuatu dibicarakan bersama dan pembuat keputusan secara musyawarah. Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan kemasyarakatan dilingkungannya. Keluarga klien mengatakan dampak penyakit klien terhadap keluarga yaitu keluarga merasa khawatir dan cemas dengan keadaan klien. Klien mengatakan mekanisme koping terhadap stress adalah tidur. Klien memikirkan penyakitnya saat ini dan berharap sakitnya tidak terasa lagi dan cepat sembuh agar bisa masuk sekolah. Tidak ada nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan, klien selalu sholat 5 waktu Keluarga klien mengatakan lingkungan sekitar rumah klien tidak padat, tidak terkontaminasi dengan lingkungan yang tercemar, rumah klien bersih, nyaman dan jauh dari jalan raya sehingga terasa tenang dan tidak berisik. Sumber air keluarga yaitu sumur, dengan kondisi bersih dan tidak berbau. Selama dirumah sakit klien makan 3 kali sehari, tidak nafsu makan, klien makan setengah porsi, tidak menggunakan alat bantu makan seperti NGT. Frekuensi BAB klien 1 kali sehari pada waktu pagi hari, warnanya kuning kecokelatan, konsistensinya lembek, klien tidak mempunyai keluhan dalam BAB, dan tidak menggunakan laxatif. Selama dirumah sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa, merasa nyeri setiap kali beraktivitas. Klien memiliki perilaku buruk yaitu kebiasaan menahan berkemih, kurang minum air putih, klien tidak sering mengganti pembalut saat sedang menstruasi, dan mengenakan celana dalam yang terlalu ketat. Berat badan 42 kg, Tinggi badan klien 157 cm. Keadaan umum klien sedang, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. konjungtiva pucat, kornea klien normal, sklera klien anikterik, pupil isokor, klien tidak mempunyai kelainan pada otot-otot mata, fungsi penglihatan klien baik, Sistem Pendengaran, tidak ada tinitus, tidak ada gangguan keseimbangan, fungsi pendengaran klien normal, dan klien tidak menggunakan alat bantu dengar, Sistem wicara klien normal, gaya bicara klien normal dan dapat dimengerti. Tidak ada aphasia, aphonia, dysartria, dysphasia maupun anarthia. Jalan nafas klien bersih tidak ada sumbatan, tidak ada sesak saat bernafas, klien tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi nafas 18x/menit, irama teratur, jenis pernafasan spontan, pernafasan klien dalam. Tidak ada batuk, tidak ada sputum, palpasi dada simetris, suara nafas klien vesikuler, tidak ada nyeri saat bernafas, klien tidak menggunakan alat bantu nafas. Sirkulasi Perifer: nadi 74x/menit, irama teratur, denyut kuat, TD: 113/74 mmHg, klien tidak terdapat distensi vena jugularis kanan dan kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian kapiler < 3 detik, tidak ada edema. Sirkulasi Jantung: kecepatan denyut apical 80x/menit, irama jantung teratur, tidak terdapat kelainan bunyi jantung murmur dan gallop, tidak ada sakit dada. Tidak ada keluhan sakit kepala, bising usus 10 kali per menit, Klien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, intake klien 1250 ml (oral 750 ml dan infus 500 ml), output klien 1100 ml (urin 1100 ml), jadi balance cairan klien adalah 150cc. Klien terdapat perubahan pola berkemih yaitu retensi, warna urin kuning kental/coklat, terdapat ketegangan kandung kemih, klien mengeluh sakit pinggang dengan skala nyeri 7. Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, tidak ada nyeri pada tulang sendi, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada kelainan struktur tulang belakang, keadaan tonus otot klien baik. Kekuatan Otot ekstremitas kiri atas 5555, ekstremitas kiri bawah 5555, ekstremitas kanan atas 5555, ekstremitas kanan bawah 5555. Klien paham tentang penyakitnya tetapi hanya sedikit yang di pahami. Klien mengatakan penyakitnya disebabkan oleh mikroorganisme yaitu bakteri. Klien dan keluarga mengatakan mengetahui tentang penyakit nya dari dokter yang memeriksa saat di IGD.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia Urin Fungsional
2. Nyeri Akut
3. Defisit Perawatan Diri: Eliminasi
Penjelasan Singkat:
1. Inkontinensia Urin Fungsional
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk mengendalikan pengeluaran urin yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi, seperti gaya hidup atau lingkungan.
- SLKI: Peningkatan kontrol berkemih, Manajemen Inkontinensia Urin.
- SIKI: Manajemen Inkontinensia Urin, Pelatihan Berkemih.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Manajemen Nyeri, Kontrol Nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Analgesik: Pemberian.
3. Defisit Perawatan Diri: Eliminasi
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri eliminasi secara mandiri.
- SLKI: Perawatan Diri: Eliminasi, Peningkatan Eliminasi Urin.
- SIKI: Perawatan Eliminasi Urin, Edukasi Kesehatan: Eliminasi.
Berdasarkan data yang diberikan, klien mengalami infeksi saluran kemih yang menyebabkan ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin, nyeri saat berkemih, dan defisit perawatan diri dalam eliminasi urin. Perawat dapat memberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa tersebut untuk membantu klien dalam mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 4268 | 02 Nov 2024
Klinis : klien mengeluh ada bisikan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang mengeluh ada bisikan, dengan tone akademis dan persona pakar.
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi Pendengaran
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Halusinasi Pendengaran adalah persepsi palsu terhadap suara atau bunyi tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien dapat mengidentifikasi halusinasi yang dialami.
2. Klien dapat mengendalikan halusinasi yang dialami.
3. Klien dapat beradaptasi terhadap halusinasi yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Membina hubungan saling percaya dengan klien.
2. Mengkaji tipe, frekuensi, durasi, dan isi halusinasi.
3. Mengajarkan teknik mengontrol halusinasi.
4. Mendorong klien untuk melaporkan halusinasi yang dialami.
5. Membantu klien mengidentifikasi faktor pencetus halusinasi.
6. Memberikan obat-obatan sesuai indikasi.
7. Melibatkan keluarga dalam perawatan klien.
Sebagai pakar, saya menekankan pentingnya penanganan yang komprehensif dan kolaboratif antara perawat, pasien, dan keluarga untuk mengatasi masalah halusinasi pendengaran yang dialami klien. Pendekatan yang holistik dengan melibatkan aspek fisik, psikologis, dan sosial akan memberikan hasil yang optimal. -
Article No. 4269 | 02 Nov 2024
Klinis : emosi tidak stabil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi emosi tidak stabil, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakstabilan Emosi
Definisi:
Rentan mengalami perubahan suasana hati yang tidak terkendali, yang dapat menganggu fungsi dan interaksi sosial.
Faktor Risiko:
- Stresor yang berlebihan
- Gangguan psikologis
- Riwayat masalah kesehatan mental
Tanda dan Gejala:
- Perubahan suasana hati yang tidak terkendali
- Mudah marah atau tersinggung
- Kesulitan mengontrol emosi
- Gangguan interaksi sosial
Intervensi Keperawatan (SDKI):
1. Manajemen Emosi
2. Terapi Perilaku Kognitif
3. Dukungan Emosional
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kendali Emosi
2. Stabilitas Emosi
3. Interaksi Sosial
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Asesmen Emosi
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Kognitif
4. Konseling Individu
Dalam kondisi emosi tidak stabil, perawat berperan penting dalam membantu pasien mengelola emosinya melalui intervensi yang komprehensif, baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosial. Dengan pendekatan yang akademis dan keahlian sebagai perawat profesional, diharapkan pasien dapat mencapai stabilitas emosi dan meningkatkan kualitas hidupnya.