Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6366 | 19 Nov 2024
Klinis : Manajemen energi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "Manajemen Energi":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi "Manajemen Energi" adalah "Penurunan Energi" (00250). Penurunan Energi didefinisikan sebagai pengurangan kapasitas fisik dan/atau mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti malnutrisi, penyakit kronis, depresi, atau aktivitas yang melebihi kemampuan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemeliharaan Energi (0002): Pasien mampu mempertahankan tingkat energi yang adekuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Pemulihan Energi (0003): Pasien mampu memulihkan tingkat energi yang adekuat setelah melakukan aktivitas.
3. Toleransi Aktivitas (0005): Pasien mampu melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi (4020):
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat energi pasien, seperti penyakit, nutrisi, istirahat, dan aktivitas.
- Bantu pasien untuk mengatur aktivitas sehari-hari dan menggunakan energi secara efisien.
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi, seperti pengaturan posisi, penggunaan alat bantu, dan penjadwalan aktivitas.
- Dorong pasien untuk beristirahat secukupnya dan memenuhi kebutuhan tidur.
- Pantau tanda-tanda kelelahan dan perubahan tingkat energi pasien.
2. Manajemen Aktivitas (0200):
- Kaji kemampuan fisik, mental, dan psikososial pasien dalam melakukan aktivitas.
- Buat rencana aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien, dengan mempertimbangkan durasi, frekuensi, dan intensitas.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen aktivitas, seperti penjadwalan, penggunaan alat bantu, dan pembagian tugas.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dapat membantu meningkatkan energi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Peningkatan Tidur (1850):
- Kaji pola tidur pasien dan identifikasi faktor-faktor yang dapat mengganggu kualitas tidur.
- Ajarkan teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres untuk memfasilitasi tidur yang berkualitas.
- Atur lingkungan kamar tidur agar nyaman dan mendukung tidur yang berkualitas.
- Pantau kualitas dan kuantitas tidur pasien serta efektivitas intervensi.
Penjelasan yang rinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosis keperawatan "Penurunan Energi" (00250) merupakan kondisi yang ditandai dengan pengurangan kapasitas fisik dan/atau mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti malnutrisi, penyakit kronis, depresi, atau aktivitas yang melebihi kemampuan. Perawat harus mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor penyebab untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
Luaran keperawatan yang diharapkan mencakup Pemeliharaan Energi, Pemulihan Energi, dan Toleransi Aktivitas. Perawat harus membantu pasien untuk mempertahankan, memulihkan, dan meningkatkan energi sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, dan Peningkatan Tidur. Perawat harus mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tingkat energi, membantu pasien mengatur aktivitas, dan memfasilitasi kualitas tidur yang baik. Evaluasi efektivitas intervensi dan penyesuaian jika diperlukan juga merupakan hal penting dalam proses asuhan keperawatan. -
Article No. 6367 | 19 Nov 2024
Klinis : Manajemen energi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnoasa Keperawatan: Manajemen Energi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Manajemen Energi adalah kemampuan individu untuk mengatur dan menggunakan energi secara efektif dalam aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis Manajemen Energi adalah individu dapat mempertahankan atau meningkatkan penggunaan energi secara efektif dalam aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosis Manajemen Energi antara lain:
1. Manajemen Aktivitas: Membantu individu dalam mengatur dan menjadwalkan aktivitas sehari-hari agar penggunaan energi menjadi lebih efektif.
2. Manajemen Kelelahan: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan pada individu.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada individu mengenai teknik-teknik untuk mengatur energi secara efektif.
4. Terapi Relaksasi: Memberikan intervensi relaksasi untuk membantu individu dalam memulihkan energi.
Sebagai perawat, kita memiliki peran penting dalam membantu individu mencapai manajemen energi yang optimal melalui intervensi-intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 6368 | 19 Nov 2024
Klinis : DS: Bp. A mengatakan An.A dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, daging,dan telur. DO: An. A tampak lemah dan lesu. Kepercayaan tentang nilai budaya terhadap makanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan kepercayaan budaya tentang makanan tertentu.
Penjelasan:
Berdasarkan data subjektif (DS) yang diperoleh, An. A dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan telur karena kepercayaan budaya. Sedangkan data objektif (DO) menunjukkan bahwa An. A tampak lemah dan lesu, yang merupakan tanda-tanda ketidakseimbangan nutrisi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan kepercayaan budaya tentang makanan tertentu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intake Nutrisi: Keseimbangan
2. Status Nutrisi: Seimbang
3. Pengetahuan: Perilaku Hidup Sehat
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah agar An. A dapat mencapai keseimbangan nutrisi, status nutrisi yang seimbang, serta memiliki pengetahuan yang baik tentang perilaku hidup sehat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi An. A terpenuhi dan tidak terjadi komplikasi akibat defisiensi nutrisi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang seimbang
- Pantau asupan dan status nutrisi secara berkala
2. Manajemen Lingkungan: Budaya
- Identifikasi kepercayaan budaya yang memengaruhi perilaku makan
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang seimbang, meskipun bertentangan dengan kepercayaan budaya
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi dan perubahan perilaku
3. Promosi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang perilaku hidup sehat, khususnya terkait nutrisi
- Bantu An. A dan keluarga mengembangkan strategi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan mencakup manajemen nutrisi, manajemen lingkungan budaya, serta promosi kesehatan. Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan An. A dan keluarganya dapat memahami pentingnya nutrisi yang seimbang, meskipun ada kepercayaan budaya yang membatasi konsumsi makanan tertentu. Sehingga An. A dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan mencapai status nutrisi yang seimbang. -
Article No. 6369 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan ngos-ngosan saat bnerjalan jauh batuk tidak ada dahak, pasien ada riwayat hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik akibat penyakit paru-paru dan hipertensi, ditandai dengan pasien mengeluh ngos-ngosan saat berjalan jauh.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena adanya keterbatasan fisik, mental, dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, mempertahankan status fisiologis yang optimal, dan mampu beradaptasi terhadap pembatasan aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: manajemen aktivitas, manajemen energi, peningkatan kapasitas latihan, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk penatalaksanaan penyakit paru dan hipertensi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika Anda membutuhkan informasi tambahan, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 6370 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan ngos-ngosan saat bnerjalan jauh batuk tidak ada dahak, pasien ada riwayat hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu mengatakan ngos-ngosan saat berjalan jauh, batuk tanpa dahak, dan memiliki riwayat hipertensi, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
Penyebab: Hipertensi, proses penyakit, ketidakmampuan untuk batuk efektif.
Karakteristik Mayor: Adanya suara nafas abnormal (mengi, ronki), sputum berlebihan, kesulitan bernafas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas
Indikator:
a. Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
b. Pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman normal.
c. Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
d. Tidak ada suara nafas abnormal (mengi, ronki).
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
a. Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi bersihan jalan napas tidak efektif.
b. Posisikan pasien untuk memudahkan drainase sekret.
c. Berikan humidifikasi oksigen jika diperlukan.
d. Bantu pasien batuk dan nafas dalam untuk mengeluarkan sekret.
e. Lakukan fisioterapi dada jika perlu untuk memperlancar pengeluaran sekret.
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan.
2. Manajemen Hipertensi
a. Monitor tekanan darah secara berkala.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian obat antihipertensi sesuai indikasi.
c. Ajarkan pasien tentang manajemen hipertensi, seperti diet, olahraga, dan manajemen stress.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengeluhkan gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pernapasan, seperti ngos-ngosan saat berjalan jauh dan batuk tanpa dahak. Kondisi ini dapat disebabkan oleh hipertensi yang diderita pasien, yang dapat menyebabkan terjadinya obstruksi atau penyempitan jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI) "Bersihan Jalan Napas" bertujuan untuk memastikan pasien dapat bernafas dengan normal, tanpa adanya tanda-tanda obstruksi jalan napas. Indikator-indikator yang perlu dicapai meliputi kemampuan pasien untuk batuk efektif, bernafas dengan irama dan kedalaman normal, serta tidak adanya suara nafas abnormal.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Hipertensi. Manajemen Jalan Napas bertujuan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, seperti memposisikan pasien, memberikan humidifikasi oksigen, membantu pasien batuk dan bernafas dalam, serta melakukan fisioterapi dada jika perlu. Sementara Manajemen Hipertensi bertujuan untuk mengontrol tekanan darah pasien melalui pengobatan dan edukasi gaya hidup.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu memiliki bersihan jalan napas yang efektif dan mampu beraktivitas tanpa gangguan pernapasan. -
Article No. 6371 | 19 Nov 2024
Klinis : Ny.M mengatakan masih sering mengosumsi garam yang berlebihan, mengosumsi ikan asin dan tidak pernah mengikuti senam hipertensi dan berolahraga, Ny.M mengatakan kepala terasa sakit, pusing, nyeri pada leher dan terasa berat, Skala nyeri 5-6, Ny.M mengatakan nyeri hilang timbul. Sedangkan data objektif yang mendukung yaitu: TD : 160/90 mmHg, Nadi 88 x/menit, Ny.M tampak meringis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. M adalah:
1. Risiko Hipertensi Tidak Terkontrol
Definisi: Kondisi peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang tidak terkontrol.
Penjelasan:
- Ny. M mengatakan masih sering mengonsumsi garam berlebihan, ikan asin, dan tidak pernah mengikuti senam hipertensi maupun berolahraga.
- Tekanan darah Ny. M tercatat 160/90 mmHg, menunjukkan hipertensi.
- Ny. M juga mengeluhkan gejala-gejala yang berhubungan dengan hipertensi, seperti sakit kepala, pusing, nyeri leher, dan terasa berat.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.
Penjelasan:
- Ny. M mengeluhkan nyeri pada kepala, leher, dengan skala nyeri 5-6.
- Ny. M juga mengatakan bahwa nyeri hilang timbul.
- Data objektif menunjukkan Ny. M tampak meringis, yang mengindikasikan adanya nyeri.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai dengan kondisi Ny. M adalah:
SDKI:
- Risiko Hipertensi Tidak Terkontrol
- Nyeri Akut
SLKI:
- Tekanan Darah Terkontrol
- Nyeri Terkendali
SIKI:
- Manajemen Hipertensi
- Manajemen Nyeri -
Article No. 6372 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan sakit perut, rasa lemas, sulit makan, dan kadang-kadang mengalami batuk berdahak. Keluhannya telah berlangsung selama hampir seminggu. Serta mengatakan nyeri di ulu hati.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan, dengan menggunakan pendekatan akademis dan perspektif seorang perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sakit perut, rasa lemas, sulit makan, batuk berdahak, dan nyeri di ulu hati, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Proses penyakit, infeksi.
b. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, mual, nyeri.
c. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolelir aktivitas fisik pada tingkat yang diharapkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri akut
- Skala nyeri menurun
- Pasien dapat mengenali faktor penyebab nyeri
- Pasien dapat melakukan manajemen nyeri secara efektif
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Asupan nutrisi meningkat
- Berat badan stabil atau meningkat
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
c. Toleransi aktivitas meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tanda-tanda vital stabil saat beraktivitas
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Nyeri akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologi (relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Identifikasi dan minimalisir faktor-faktor yang memperburuk nyeri
- Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan medis yang tepat
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Lakukan pengkajian status nutrisi pasien
- Susun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan bergizi
- Monitor intake nutrisi dan cairan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk intervensi nutrisi yang tepat
c. Toleransi aktivitas meningkat
- Lakukan pengkajian kemampuan aktivitas pasien
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan pentingnya aktivitas
- Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai toleransi
- Monitor tanda-tanda vital saat beraktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang aman dan efektif
Dengan pendekatan komprehensif mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, penetapan luaran, hingga intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi kondisi pasien secara holistik dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 6373 | 19 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun dibawa ke rumah sakit karena sudah 5 hari sesak nafas. Saat dikaji pasien mengatakan sesak nafas dan punya riwayat penyakit asma. Pasien cemas dan gelisah. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah rincian untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.909
- Deskripsi: Asma, tidak spesifik, tanpa eksaserbasi akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang terkait karena belum ada tindakan medis spesifik yang dilakukan.
3. Diagnosa SDKI:
- Diagnosa: Ansietas
- Kode: 00146
- Definisi: Kekhawatiran, rasa takut yang tidak dapat dijelaskan atau dikelola dengan baik oleh individu terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
4. Intervensi SLKI:
- Intervensi: Manajemen Ansietas
- Kode: 5820
- Definisi: Meminimalkan perilaku cemas dan tegang serta meningkatkan kemampuan koping pasien.
5. Intervensi SIKI:
- Intervensi: Pemberian Oksigen
- Kode: 3320
- Definisi: Memfasilitasi pertukaran gas untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
6. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan Fungsional Paru (Spirometri)
- Pemeriksaan Darah Rutin (Termasuk Tes Fungsi Hati dan Ginjal)
- Pemeriksaan Foto Toraks
7. Obat-obatan:
- Bronkodilator (Salbutamol, Ipratropium Bromida)
- Kortikosteroid Inhalasi (Budesonid, Flutikason)
- Anti-ansietas (Diazepam, Lorazepam)
- Bronkodilator Oral (Teofilin, Aminofilin)
Penjelasan:
Pasien dengan usia 30 tahun yang mengalami sesak napas selama 5 hari dan riwayat asma mengindikasikan adanya eksaserbasi asma yang menyebabkan gejala sesak napas. Kode ICD-10 yang sesuai adalah J45.909 (Asma, tidak spesifik, tanpa eksaserbasi akut). Pasien juga mengalami gejala kecemasan yang dapat diidentifikasi dengan diagnosa SDKI "Ansietas" (kode 00146).
Intervensi keperawatan yang sesuai adalah Manajemen Ansietas (SLKI kode 5820) untuk mengatasi kecemasan pasien, serta Pemberian Oksigen (SIKI kode 3320) untuk memfasilitasi pertukaran gas dan memenuhi kebutuhan oksigen.
Pemeriksaan penunjang yang disarankan meliputi Pemeriksaan Fungsional Paru (Spirometri) untuk menilai fungsi paru, Pemeriksaan Darah Rutin (termasuk tes fungsi hati dan ginjal) untuk mengetahui status kesehatan umum, serta Pemeriksaan Foto Toraks untuk melihat gambaran paru.
Obat-obatan yang sesuai untuk pasien ini antara lain bronkodilator (salbutamol, ipratropium bromida) untuk melebarkan saluran napas, kortikosteroid inhalasi (budesonid, flutikason) untuk mengurangi inflamasi, anti-ansietas (diazepam, lorazepam) untuk mengatasi kecemasan, serta bronkodilator oral (teofilin, aminofilin) untuk membantu memperlancar pernapasan. -
Article No. 6374 | 19 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun dibawa ke rumah sakit karena sudah 5 hari sesak nafas. Saat dikaji pasien mengatakan sesak nafas dan punya riwayat penyakit asma. Pasien cemas dan gelisah. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (SDKI Kode: 00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Penyakit kronis paru-paru (seperti asma), kecemasan.
- Gejala dan Tanda: Pernapasan dangkal, pernapasan cuping hidung, wheezing, batuk tidak efektif.
2. Ansietas (SDKI Kode: 00146)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Penyebab: Kondisi medis (asma), ancaman terhadap status kesehatan.
- Gejala dan Tanda: Cemas, gelisah, takut.
Diagnosa ICD:
1. J45.9 Asma, tidak diklasifikasikan di tempat lain
SLKI (Luaran/Output yang diharapkan):
1. Bersihan Jalan Nafas Efektif (SLKI Kode: 0401)
- Definisi: Dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda pernapasan yang sulit
- Tidak ada suara napas abnormal (contoh: mengi)
- Tidak ada sianosis
2. Tingkat Kecemasan Berkurang (SLKI Kode: 1212)
- Definisi: Tingkat kecemasan individu berkurang dari tingkat sebelumnya.
- Kriteria Hasil:
- Ekspresi wajah tenang
- Tidak ada perilaku gelisah
- Verbalisasi perasaan tenang
SIKI (Intervensi Keperawatan):
1. Manajemen Jalan Napas (SIKI Kode: 3540)
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan mempertahankan pertukaran gas.
- Aktivitas:
- Pantau status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
- Ajarkan teknik batuk efektif
2. Manajemen Kecemasan (SIKI Kode: 5820)
- Definisi: Meminimalkan pengalaman dan manifestasi kecemasan.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Berikan informasi yang akurat tentang kondisi dan prosedur
- Gunakan teknik relaksasi
- Dukung dan anjurkan perilaku positif
Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan Foto Thoraks: untuk melihat gambaran paru
- Spirometri: untuk mengevaluasi fungsi paru
- Pemeriksaan Darah: untuk melihat status elektrolit dan gas darah
Obat-obatan:
- Bronkodilator (contoh: salbutamol, ipratropium): untuk meningkatkan aliran udara
- Kortikosteroid (contoh: prednison, methylprednisolon): untuk mengurangi inflamasi
- Antihistamin (contoh: cetirizin): untuk mengurangi respons alergi
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan yaitu bersihan jalan napas yang efektif dan penurunan tingkat kecemasan. Intervensi keperawatan yang diberikan akan membantu mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 6375 | 19 Nov 2024
Klinis : . Keluhan utama sesak napas, nyeri uluh hati dan badan terasa lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Pola Napas" (00032). Kondisi sesak napas, nyeri uluh hati, dan badan terasa lemas menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas pasien. Diagnosa ini mencerminkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output berikut:
a. Pemulihan Pola Napas (0403): Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
b. Manajemen Nyeri (1400): Pasien dapat mengontrol dan mengurangi rasa nyeri di area uluh hati.
c. Peningkatan Tenaga (0002): Pasien dapat meningkatkan stamina dan mengurangi rasa lemas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk "Pemulihan Pola Napas" (0403):
- Monitor pola dan frekuensi napas pasien
- Anjurkan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
- Latih teknik pernapasan diafragmatik dan relaksasi
b. Intervensi untuk "Manajemen Nyeri" (1400):
- Identifikasi karakteristik nyeri pasien (lokasi, intensitas, kualitas, durasi)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti teknik relaksasi dan distraksi
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri pasien
c. Intervensi untuk "Peningkatan Tenaga" (0002):
- Evaluasi faktor-faktor yang memengaruhi tingkat energi pasien
- Bantu pasien mengatur aktivitas sehari-hari dengan mempertimbangkan kondisi energi
- Anjurkan istirahat yang cukup dan pola tidur yang baik
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diinginkan, yaitu pemulihan pola napas, manajemen nyeri yang efektif, dan peningkatan tenaga.