Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4379 | 03 Nov 2024
Klinis : DS: DO: 1. Riwayat Keperawatan Sekarang : a) Keluhan utama : Mengeluhkan nyeri punggung dengan skala nyeri 4, disertai rasa lemas dan kram perut. b) Riwayat penyakit Sekarang : - ehamilan pertama, memasuki trimester III tanpa riwayat komplikasi sebelumnya. - Nyeri punggung muncul secara bertahap, terutama saat beraktivitas. - Mengalami ketidaknyamanan fisik yang umum terjadi pada ibu hamil di trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Punggung berhubungan dengan ketidakseimbangan postur tubuh selama kehamilan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial di daerah punggung.
Etiologi: Ketidakseimbangan postur tubuh, peningkatan berat badan, perubahan pusat gravitasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Klien melaporkan nyeri punggung berkurang
2. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Nyeri
2. Peningkatan Kenyamanan Fisik
3. Perawatan Kehamilan
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan ini muncul akibat perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur tubuh yang dapat menyebabkan nyeri punggung. Tujuan utama intervensi adalah mengurangi nyeri punggung dan meningkatkan kenyamanan fisik klien selama kehamilan. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, pengaturan posisi yang nyaman, serta edukasi perawatan kehamilan. -
Article No. 4380 | 03 Nov 2024
Klinis : I. EVALUASI HARI & TANGGAL PUKUL NO DX RESPON PERKEMBANGAN TANDA TANGAN S : O : A : P : 1. Riwayat Keperawatan Sekarang : a) Keluhan utama : Mengeluhkan nyeri punggung dengan skala nyeri 4, disertai rasa lemas dan kram perut. b) Riwayat penyakit Sekarang : - ehamilan pertama, memasuki trimester III tanpa riwayat komplikasi sebelumnya. - Nyeri punggung muncul secara bertahap, terutama saat beraktivitas. - Mengalami ketidaknyamanan fisik yang umum terjadi pada ibu hamil di trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan perubahan postur dan peningkatan berat badan selama kehamilan
Penjelasan Singkat:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan postur dan peningkatan berat badan selama kehamilan, yang menyebabkan nyeri punggung.
Kode SDKI: 13.06 Nyeri Akut
Kode SLKI: 1804 Pengendalian Nyeri
Kode SIKI: I0146 Manajemen Nyeri
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik akibat kehamilan
Penjelasan Singkat:
Intoleransi aktivitas adalah keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan fisik dan ketidaknyamanan umum yang terjadi pada ibu hamil di trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur.
Kode SDKI: 13.04 Intoleransi Aktivitas
Kode SLKI: 0005 Toleransi Aktivitas
Kode SIKI: I0124 Manajemen Intoleransi Aktivitas
Pada formulir evaluasi, dapat diisi sebagai berikut:
HARI & TANGGAL:
PUKUL:
NO DX: 1. Nyeri Akut; 2. Intoleransi Aktivitas
RESPON PERKEMBANGAN:
- Pasien mengeluhkan nyeri punggung dengan skala 4, disertai rasa lemas dan kram perut.
- Pasien mengalami ketidaknyamanan fisik yang umum terjadi pada ibu hamil di trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur.
TANDA TANGAN: -
Article No. 4381 | 03 Nov 2024
Klinis : pasien usia 25 tahun dibawa ke rsj karena mengamuk. Mata melotot, tangan mengepal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien usia 25 tahun yang dibawa ke rumah sakit jiwa karena mengamuk, dengan gejala mata melotot, tangan mengepal, dan kondisi mental yang tampak akademis dan pakar, dapat diberikan diagnosis keperawatan serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perilaku Kekerasan: Keadaan individu yang menunjukkan potensi untuk melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan secara fisik, verbal, psikologis, seksual, dan finansial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Perilaku: Kemampuan individu untuk mengendalikan dorongan atau keinginan untuk berperilaku yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Perilaku Kekerasan: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu individu mengontrol perilaku kekerasan yang ditampilkan.
- Terapi Aktivitas Kelompok: Intervensi keperawatan yang dilakukan secara berkelompok untuk memfasilitasi interaksi, komunikasi, dan partisipasi aktif dalam kegiatan terapeutik.
- Terapi Suportif: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk memberikan dukungan emosional, informasi, dan bimbingan kepada individu untuk membantu meningkatkan coping dan adaptasi.
Dalam kasus ini, pasien dengan risiko perilaku kekerasan perlu diberikan intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen perilaku kekerasan, terapi aktivitas kelompok, dan terapi suportif untuk membantu pasien dalam mengontrol perilaku agresifnya dan meningkatkan kemampuan coping serta adaptasi. -
Article No. 4382 | 03 Nov 2024
Klinis : SLKI 1. Riwayat Keperawatan Sekarang : a) Keluhan utama : Mengeluhkan nyeri punggung dengan skala nyeri 4, disertai rasa lemas dan kram perut. b) Riwayat penyakit Sekarang : - ehamilan pertama, memasuki trimester III tanpa riwayat komplikasi sebelumnya. - Nyeri punggung muncul secara bertahap, terutama saat beraktivitas. - Mengalami ketidaknyamanan fisik yang umum terjadi pada ibu hamil di trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan riwayat keperawatan yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar terkait SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan berat badan dan perubahan postur selama kehamilan.
Penjelasan Singkat:
Nyeri punggung merupakan salah satu keluhan umum yang dialami oleh ibu hamil, terutama pada trimester III. Hal ini disebabkan oleh peningkatan berat badan dan perubahan postur tubuh selama kehamilan, yang dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot punggung. Selain itu, kram perut juga dapat terjadi akibat perubahan hormonal dan peningkatan ukuran uterus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Pasien mampu melakukan manajemen nyeri secara mandiri.
- Pasien menunjukkan penurunan tingkat nyeri.
2. Mobilitas Fisik
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan dan rentang gerak.
- Pasien menunjukkan perbaikan postur tubuh.
3. Kenyamanan Fisik
- Pasien menunjukkan penurunan keluhan atau gejala ketidaknyamanan fisik.
- Pasien mampu mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan fisik.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik.
Harapannya, dengan penerapan SLKI terkait manajemen nyeri, mobilitas fisik, dan kenyamanan fisik, pasien dapat mengatasi keluhan nyeri punggung, meningkatkan mobilitas, dan mencapai kenyamanan fisik yang optimal selama kehamilan. -
Article No. 4383 | 03 Nov 2024
Klinis : SIKI 1. Riwayat Keperawatan Sekarang : a) Keluhan utama : Mengeluhkan nyeri punggung dengan skala nyeri 4, disertai rasa lemas dan kram perut. b) Riwayat penyakit Sekarang : - ehamilan pertama, memasuki trimester III tanpa riwayat komplikasi sebelumnya. - Nyeri punggung muncul secara bertahap, terutama saat beraktivitas. - Mengalami ketidaknyamanan fisik yang umum terjadi pada ibu hamil di trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Punggung berhubungan dengan perubahan postur dan peningkatan berat badan pada kehamilan trimester III.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Punggung: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial pada area punggung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol: Kemampuan individu untuk menerima, mengenali, dan mengelola sensasi nyeri yang dialami.
2. Mobilitas Fisik Terpelihara: Kemampuan individu untuk bergerak secara bebas dan lancar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau mengendalikan rasa nyeri yang dirasakan individu.
2. Manajemen Aktivitas: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
Nyeri punggung yang dialami oleh ibu hamil trimester III dapat disebabkan oleh perubahan postur dan peningkatan berat badan selama kehamilan. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Nyeri Punggung berhubungan dengan perubahan postur dan peningkatan berat badan pada kehamilan trimester III".
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menjelaskan bahwa nyeri punggung adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial pada area punggung.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mencakup dua luaran yang relevan, yaitu Tingkat Nyeri Terkontrol dan Mobilitas Fisik Terpelihara. Tujuan keperawatan adalah membantu pasien dalam mengelola nyeri yang dialami dan mempertahankan mobilitas fisik.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan dua intervensi yang dapat dilakukan, yaitu Manajemen Nyeri dan Manajemen Aktivitas. Perawat dapat melakukan tindakan untuk mengurangi atau mengendalikan nyeri yang dirasakan, serta mempertahankan atau meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 4384 | 03 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria berusia 45 tahun dengan gejala batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologi dan histologi positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan sputum untuk tuberkulosis, mikroskopik
Penjelasan:
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan kasus tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologi dan histologi yang positif. Ini sesuai dengan diagnosis awal berdasarkan gejala dan temuan klinis yang dilaporkan.
Prosedur pemeriksaan sputum untuk tuberkulosis, mikroskopik, yang diidentifikasi dengan kode ICD-9-CM 87.44, dapat dilakukan untuk konfirmasi diagnosis dan menentukan jenis tuberkulosis yang diderita pasien.
Pemeriksaan dan tindakan lain yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis dan mengelola kasus ini dapat mencakup:
- Pemeriksaan rontgen dada
- Tes tuberculin (uji Mantoux)
- Kultur sputum untuk Mycobacterium tuberculosis
- Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk deteksi DNA bakteri tuberkulosis
- Pemberian terapi obat anti-tuberkulosis sesuai protokol pengobatan standar -
Article No. 4385 | 03 Nov 2024
Klinis : 5 KASUS CA PARU Seorang laki-laki In H umur 60 tahun, petani, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat selama 6 bulan, batuk kronis disertai dahak bercampur darah (hemoptisis), dan penurunan berat badan sebesar 10 kg dalam 4 bulan terakhir karena tidak nafsu makan. Memiliki Riwayat merokok 25 batang/hari selama 35 tahun dan Riwayat penyakit Bronkitis kronis. Pasien mengetahui bahwa merokok merupakan penyebab penyakitnya, tetapi merasa tidak siap dengan diagnosis kanker paru dan prognosisnya. Pasien merasa sesak saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan, cepat merasa lelah, dan tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Sulit tidur karena batuk yang sering dan sesak napas pada malam hari. Tidur kurang dari 5 jam per malam. Tidak ada gangguan dalam proses berpikir, namun pasien merasa bingung dan takut mengenai penyakit dan pengobatannya Pasien merasa rendah diri dan cemas karena kondisi fisiknya yang semakin melemah dan tidak mampu bekerja lagi untuk menghidupi keluarganya. Pasien mulai merenung tentang arti hidup dan merasa bersalah karena tidak berhenti merokok lebih awal. Pasien merasa sangat stres dan cemas dengan diagnosis kanker paru dan takut terhadap kemungkinan prognosis yang buruk. Pasien menyatakan tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual karena merasa lemah dan sesak napas. Pasien adalah kepala keluarga dan tulang punggung keluarga, namun saat ini tidak dapat bekerja karena kondisi fisiknya. Pasien merasa tidak berguna bagi keluarga. Pemeriksaan Fisik Kesadaran Compos mentis Frekuensi napas: 30 kali/menit Frekuensi jantung: 105 kali/menit Saturasi oksigen: 85% (tanpa oksigen) Tekanan darah:130/80 mmHg Suara napas: Ronki Ditemukan pada lobus atas paru kanan, Suara napas melemah di bagian atas paru kanan Jantung: Bunyi jantung normal, tanpa murmur Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Darah Hemoglobin (Hb): 11,2 g/dl. Leukosit: 14,500/mm² Trombosit: 300.000/mm² SGOT: 38 IU/L SGPT: 32 IU/L Albumin: 3,0 g/dL CEA (Carcinoembryonic Antigen): 55 ng/ml. 2. Rontgen Dada Massa di lobus atas paru kanan dengan diameter 6 cm, ada infiltrasi ke jaringan sekitarnya. 3. CT-Scan Thoraks Mengonfirmasi massa di lobus atas kanan sebesar 6,5 cm dengan perluasan ke mediastinum. Ada pembesaran kelenjar getah bening mediastinum. Biopsi Massa (Histopatologi) Hasil: Adenokarsinoma Paru (kanker paru tipe non-sel kecil) pada lobus atas kanan. 5. Pemeriksaan Fungsi Paru FEV1/FVC:60% Kapasitas vital paru: 65% dari prediksi Pengobatan dan Ohat yang Diberikan: 1. Kemoterapi Gsplatin 75 mg/m² IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 sildus. Dosis pasien: 120 mg IV. Pemetrexed 500 mg/m² IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 siklus Dosis pasien: 820 mg IV 2. Terapi Oksigen Oksigen nasal kanul 3-4 L/menit untuk menjaga saturasi oksigen di atas 90%. 3. Obat-obatan yang Diberikan Salbutamol Inhalasi (Ventolin) 2,5 mg nebulisasi setiap 6-8 jam: Dexamethasone 5 mg IV setiap 12 jam: Ondansetron 8 mg IV sebelum kemoterapi: Morphine Sulfate 5 mg IV setiap 4 jam jika diperlukan Paracetamol 500 mg PO setiap 6-8 jam jika diperlukan: Lansoprazole 30 mg PO sekali sehari: Filgrastim (G-CSF) 300 mcg SC hari ke-2 hingga ke-5 setelah kemoterapi: 4. Radioterapi Setelah kemoterapi, pasien direncanakan menjalani radioterapi dengan dosis total 60 Gray (Gy) yang diberikan dalam 30 sesi (2 Gy per sesi). 5. Nutrisi Pemberian diet tinggi kalori dan protein untuk meningkatkan status gizi pasien yang mengalami penurunan berat badan drastis. 6. Rehabilitasi Paru Latihan pernapasan untuk meningkatkan kapasitas paru dan mengurangi sesak napas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan Kanker Paru (CA Paru):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Mengoptimalkan bersihan jalan napas.
- SIKI: Manajemen jalan napas.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keterbatasan fisik yang secara signifikan mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi.
3. Gangguan pola tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Memfasilitasi tidur yang adekuat.
- SIKI: Manajemen insomnia.
4. Kecemasan
- SDKI: Respon emosional dan fisiologis terhadap sumber ancaman yang tidak diketahui atau yang dirasakan.
- SLKI: Menurunkan kecemasan.
- SIKI: Manajemen kecemasan.
5. Gangguan citra tubuh
- SDKI: Gangguan dalam persepsi atau gambaran mental tentang bentuk dan ukuran tubuh.
- SLKI: Meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh.
- SIKI: Terapi citra tubuh.
6. Risiko malnutrisi
- SDKI: Berisiko mengalami defisiensi nutrisi yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
- SLKI: Meningkatkan status nutrisi.
- SIKI: Manajemen nutrisi.
7. Perubahan proses keluarga
- SDKI: Perubahan dalam fungsi, struktur, peran, atau dinamika dalam unit keluarga.
- SLKI: Meningkatkan fungsi keluarga.
- SIKI: Dukungan keluarga.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan Kanker Paru memiliki berbagai masalah keperawatan yang perlu ditangani secara komprehensif. Diagnosa keperawatan di atas mencakup aspek fisik, psikologis, dan sosial pasien. Intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu dalam mengatasi masalah-masalah tersebut dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 4386 | 03 Nov 2024
Klinis : 5 KASUS CA PARU Seorang laki-laki In H umur 60 tahun, petani, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat selama 6 bulan, batuk kronis disertai dahak bercampur darah (hemoptisis), dan penurunan berat badan sebesar 10 kg dalam 4 bulan terakhir karena tidak nafsu makan. Memiliki Riwayat merokok 25 batang/hari selama 35 tahun dan Riwayat penyakit Bronkitis kronis. Pasien mengetahui bahwa merokok merupakan penyebab penyakitnya, tetapi merasa tidak siap dengan diagnosis kanker paru dan prognosisnya. Pasien merasa sesak saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan, cepat merasa lelah, dan tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Sulit tidur karena batuk yang sering dan sesak napas pada malam hari. Tidur kurang dari 5 jam per malam. Tidak ada gangguan dalam proses berpikir, namun pasien merasa bingung dan takut mengenai penyakit dan pengobatannya Pasien merasa rendah diri dan cemas karena kondisi fisiknya yang semakin melemah dan tidak mampu bekerja lagi untuk menghidupi keluarganya. Pasien mulai merenung tentang arti hidup dan merasa bersalah karena tidak berhenti merokok lebih awal. Pasien merasa sangat stres dan cemas dengan diagnosis kanker paru dan takut terhadap kemungkinan prognosis yang buruk. Pasien menyatakan tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual karena merasa lemah dan sesak napas. Pasien adalah kepala keluarga dan tulang punggung keluarga, namun saat ini tidak dapat bekerja karena kondisi fisiknya. Pasien merasa tidak berguna bagi keluarga. Pemeriksaan Fisik Kesadaran Compos mentis Frekuensi napas: 30 kali/menit Frekuensi jantung: 105 kali/menit Saturasi oksigen: 85% (tanpa oksigen) Tekanan darah:130/80 mmHg Suara napas: Ronki Ditemukan pada lobus atas paru kanan, Suara napas melemah di bagian atas paru kanan Jantung: Bunyi jantung normal, tanpa murmur Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Darah Hemoglobin (Hb): 11,2 g/dl. Leukosit: 14,500/mm² Trombosit: 300.000/mm² SGOT: 38 IU/L SGPT: 32 IU/L Albumin: 3,0 g/dL CEA (Carcinoembryonic Antigen): 55 ng/ml. 2. Rontgen Dada Massa di lobus atas paru kanan dengan diameter 6 cm, ada infiltrasi ke jaringan sekitarnya. 3. CT-Scan Thoraks Mengonfirmasi massa di lobus atas kanan sebesar 6,5 cm dengan perluasan ke mediastinum. Ada pembesaran kelenjar getah bening mediastinum. Biopsi Massa (Histopatologi) Hasil: Adenokarsinoma Paru (kanker paru tipe non-sel kecil) pada lobus atas kanan. 5. Pemeriksaan Fungsi Paru FEV1/FVC:60% Kapasitas vital paru: 65% dari prediksi Pengobatan dan Ohat yang Diberikan: 1. Kemoterapi Gsplatin 75 mg/m² IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 sildus. Dosis pasien: 120 mg IV. Pemetrexed 500 mg/m² IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 siklus Dosis pasien: 820 mg IV 2. Terapi Oksigen Oksigen nasal kanul 3-4 L/menit untuk menjaga saturasi oksigen di atas 90%. 3. Obat-obatan yang Diberikan Salbutamol Inhalasi (Ventolin) 2,5 mg nebulisasi setiap 6-8 jam: Dexamethasone 5 mg IV setiap 12 jam: Ondansetron 8 mg IV sebelum kemoterapi: Morphine Sulfate 5 mg IV setiap 4 jam jika diperlukan Paracetamol 500 mg PO setiap 6-8 jam jika diperlukan: Lansoprazole 30 mg PO sekali sehari: Filgrastim (G-CSF) 300 mcg SC hari ke-2 hingga ke-5 setelah kemoterapi: 4. Radioterapi Setelah kemoterapi, pasien direncanakan menjalani radioterapi dengan dosis total 60 Gray (Gy) yang diberikan dalam 30 sesi (2 Gy per sesi). 5. Nutrisi Pemberian diet tinggi kalori dan protein untuk meningkatkan status gizi pasien yang mengalami penurunan berat badan drastis. 6. Rehabilitasi Paru Latihan pernapasan untuk meningkatkan kapasitas paru dan mengurangi sesak napas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: C34.1
- Deskripsi: Kanker paru, lobus atas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.27
- Deskripsi: Terapi oksigen, menggunakan kanul nasal atau masker
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Kemoterapi, pemberian Cisplatin dan Pemetrexed
- Kode: 92.21
- Deskripsi: Radioterapi, pemberian dosis total 60 Gray dalam 30 sesi
Dalam kasus ini, pasien didiagnosis dengan Adenokarsinoma Paru (Kanker Paru tipe non-sel kecil) pada lobus atas kanan, yang sesuai dengan kode ICD-10 C34.1. Pasien mendapatkan pengobatan berupa kemoterapi dengan kombinasi Cisplatin dan Pemetrexed, serta perencanaan radioterapi dengan dosis total 60 Gray dalam 30 sesi. Selain itu, pasien juga mendapatkan terapi oksigen, obat-obatan pendukung, serta rehabilitasi paru untuk mengatasi gejala dan komplikasi dari penyakitnya. -
Article No. 4387 | 03 Nov 2024
Klinis : psien anak dengan keluhan batuk pilek 3 hari, riwayat paru paru basah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien anak dengan keluhan batuk pilek 3 hari, riwayat paru-paru basah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Meningkat
2. Bebas dari Komplikasi Respirasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Oksigen
3. Manajemen Mukus
Tujuan dari diagnosa ini adalah untuk membantu pasien mempertahankan jalan napas yang terbuka, mencegah komplikasi respirasi, dan meningkatkan bersihan jalan napas.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan: Saya telah memaparkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien anak dengan keluhan batuk pilek 3 hari, riwayat paru-paru basah, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang menjadi standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan langkah-langkah keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 4388 | 03 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati, mual muntah rr : 26 spo2 : 99% n: 96 td : 110/70
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Gejala khas nyeri akut meliputi keluhan nyeri, ekspresi wajah menunjukkan kesakitan, dan perilaku menghindar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan utama adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang atau hilang.
- Indikator yang dapat diukur antara lain intensitas nyeri, durasi nyeri, dan frekuensi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, pemberian analgesik, relaksasi, dan pengaturan posisi.
- Tujuannya adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
2. Mual dan muntah berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual dan muntah adalah sensasi tidak nyaman yang mengarah pada upaya untuk mengeluarkan isi lambung.
- Gejala khas meliputi perasaan ingin muntah, pengeluaran isi lambung, dan rasa tidak nyaman di perut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan utama adalah pasien dapat mengatasi mual dan muntah.
- Indikator yang dapat diukur antara lain frekuensi mual dan muntah, durasi mual dan muntah, dan tingkat kenyamanan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen mual dan muntah, pemberian antiemetik, dan pengaturan diet.
- Tujuannya adalah mengurangi atau menghilangkan mual dan muntah yang dialami pasien.