Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4359 | 03 Nov 2024
Klinis : Seorang pria berusia 35 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSJ Ada Aja karena sering berbicara sendiri. Hasil pemeriksaan psikiatri yang didapatkan yaitu pasien sering mendengar suara perempuan yang sering mengajak bercakap-cakap dan suara perempuan tersebut sering menyuruh pasien untuk bunuh diri. Berdasarkan data dari keluarga, +3 bulan yang lalu pasien batal menikahkarena mempelai wanita meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu, pasien tampak loyo sertatidak bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sering bolos bekerja, tidak peduli terhadap diri sendiri dan keluarga, menyendiri, serta mudah marah. Apakah salah satu tanda dan gejala Halusinasi pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, saya sebagai seorang perawat dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Halusinasi Pendengaran
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi Pendengaran adalah persepsi sensori palsu berupa suara yang didengar oleh individu tanpa adanya stimulus eksternal yang sebenarnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Individu dapat mengidentifikasi halusinasi yang dialami
2. Individu dapat mengontrol halusinasi yang dialami
3. Individu dapat beradaptasi dengan halusinasi yang dialami
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi tipe, frekuensi, dan karakteristik halusinasi
2. Bantu individu mengidentifikasi dan mengontrol halusinasi
3. Berikan terapi psikofarmaka sesuai resep dokter
4. Libatkan keluarga dalam penanganan halusinasi
5. Ajarkan teknik manajemen halusinasi
Dalam kasus ini, pasien mengalami halusinasi pendengaran berupa suara perempuan yang sering mengajaknya bercakap-cakap dan menyuruhnya untuk bunuh diri. Hal ini merupakan salah satu tanda dan gejala dari halusinasi pendengaran yang perlu ditangani segera oleh tenaga kesehatan, khususnya perawat. -
Article No. 4360 | 03 Nov 2024
Klinis : Seorang pria berusia 35 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSJ Ada Aja karena sering berbicara sendiri. Hasil pemeriksaan psikiatri yang didapatkan yaitu pasien sering mendengar suara perempuan yang sering mengajak bercakap-cakap dan suara perempuan tersebut sering menyuruh pasien untuk bunuh diri. Berdasarkan data dari keluarga, +3 bulan yang lalu pasien batal menikahkarena mempelai wanita meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu, pasien tampak loyo sertatidak bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sering bolos bekerja, tidak peduli terhadap diri sendiri dan keluarga, menyendiri, serta mudah marah. Apakah diagnosa prioritas pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosis prioritas yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F31.2
- Deskripsi: Gangguan bipolar, episode depresi berat dengan gejala psikotik
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala-gejala yang sesuai dengan gangguan bipolar, episode depresi berat dengan gejala psikotik. Pasien mengalami episode depresi berat yang ditandai dengan hilangnya semangat hidup, sering bolos bekerja, tidak peduli terhadap diri sendiri dan keluarga, serta menyendiri. Selain itu, pasien juga mengalami gejala psikotik berupa halusinasi auditori berupa suara perempuan yang mengajaknya bercakap-cakap dan menyuruhnya untuk bunuh diri. Hal ini sesuai dengan kriteria diagnosis untuk gangguan bipolar, episode depresi berat dengan gejala psikotik berdasarkan ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.16
- Deskripsi: Terapi psikiatri, lainnya
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat tindakan medis yang spesifik disebutkan. Oleh karena itu, kode ICD-9-CM yang paling sesuai adalah 94.16 untuk "Terapi psikiatri, lainnya", yang mencakup intervensi psikiatri yang dilakukan untuk menangani kondisi pasien, seperti konseling, terapi kognitif-perilaku, atau pengobatan farmakologis. -
Article No. 4361 | 03 Nov 2024
Klinis : Seorang pria berusia 35 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSJ Ada Aja karena sering berbicara sendiri. Hasil pemeriksaan psikiatri yang didapatkan yaitu pasien sering mendengar suara perempuan yang sering mengajak bercakap-cakap dan suara perempuan tersebut sering menyuruh pasien untuk bunuh diri. Berdasarkan data dari keluarga, +3 bulan yang lalu pasien batal menikahkarena mempelai wanita meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu, pasien tampak loyo sertatidak bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sering bolos bekerja, tidak peduli terhadap diri sendiri dan keluarga, menyendiri, serta mudah marah. Apakah diagnosa prioritas pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan prioritas yang dapat ditetapkan pada kasus tersebut adalah:
1. Resiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Resiko Perilaku Kekerasan
- SLKI: Manajemen Resiko Perilaku Kekerasan
- SIKI: Intervensi Keperawatan Manajemen Resiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
Pasien sering berbicara sendiri, mendengar suara perempuan yang menyuruhnya untuk bunuh diri, serta menunjukkan gejala seperti loyo, tidak bersemangat, sering bolos kerja, tidak peduli terhadap diri sendiri dan keluarga, menyendiri, dan mudah marah. Hal ini menunjukkan adanya risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, sehingga diagnosa prioritas yang sesuai adalah Resiko Perilaku Kekerasan.
2. Gangguan Proses Pikir
- SDKI: Gangguan Proses Pikir
- SLKI: Manajemen Gangguan Proses Pikir
- SIKI: Intervensi Keperawatan Manajemen Gangguan Proses Pikir
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala-gejala seperti sering berbicara sendiri, mendengar suara perempuan yang mengajak bercakap-cakap dan menyuruhnya untuk bunuh diri. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan proses pikir pada pasien, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Proses Pikir.
Sebagai perawat profesional, kita perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien untuk membantu proses pemulihan dan pencegahan komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 4362 | 03 Nov 2024
Klinis : Seorang pria berusia 35 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSJ Ada Aja karena sering berbicara sendiri. Hasil pemeriksaan psikiatri yang didapatkan yaitu pasien sering mendengar suara perempuan yang sering mengajak bercakap-cakap dan suara perempuan tersebut sering menyuruh pasien untuk bunuh diri. Berdasarkan data dari keluarga, +3 bulan yang lalu pasien batal menikahkarena mempelai wanita meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu, pasien tampak loyo sertatidak bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sering bolos bekerja, tidak peduli terhadap diri sendiri dan keluarga, menyendiri, serta mudah marah. Apakah diagnosa prioritas pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil pemeriksaan dan data yang diberikan, diagnosa keperawatan prioritas untuk kasus ini adalah:
Halusinasi Pendengaran Berhubungan dengan Koping Individu yang Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Halusinasi Pendengaran adalah persepsi sensori palsu berupa suara yang dialami oleh individu tanpa stimulus eksternal yang nyata.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Individu dapat mengenali halusinasi.
2. Individu dapat mengontrol halusinasi.
3. Individu dapat beradaptasi dengan halusinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Eksplorasi pengalaman halusinasi
2. Latihan teknik mengontrol halusinasi
3. Terapi aktivitas kelompok
4. Terapi relaksasi
5. Pemberian obat antipsikotik (kolaborasi dengan dokter)
Diagnosa ini diprioritaskan karena pasien mengalami halusinasi pendengaran yang dapat membahayakan dirinya sendiri, serta terdapat faktor pencetus seperti kematian tunangannya yang menyebabkan koping individu menjadi tidak efektif. Intervensi keperawatan yang diberikan harus fokus pada pengenalan dan pengendalian halusinasi, serta peningkatan koping individu yang lebih efektif. -
Article No. 4363 | 03 Nov 2024
Klinis : Seorang pria berusia 35 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSJ Ada Aja karena sering berbicara sendiri. Hasil pemeriksaan psikiatri yang didapatkan yaitu pasien sering mendengar suara perempuan yang sering mengajak bercakap-cakap dan suara perempuan tersebut sering menyuruh pasien untuk bunuh diri. Berdasarkan data dari keluarga, +3 bulan yang lalu pasien batal menikahkarena mempelai wanita meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu, pasien tampak loyo sertatidak bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sering bolos bekerja, tidak peduli terhadap diri sendiri dan keluarga, menyendiri, serta mudah marah. Apakah diagnosa prioritas pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan prioritas dan penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
Halusinasi Auditori (SDKI)
Penjelasan:
Pasien mengalami halusinasi auditori, yaitu pasien mendengar suara perempuan yang sering mengajaknya bercakap-cakap dan menyuruhnya untuk bunuh diri. Hal ini merupakan gejala dari gangguan psikotik yang dialami oleh pasien.
SLKI:
- Pasien dapat mengenali halusinasi yang dialami (Luaran: Kontrol halusinasi)
- Pasien dapat mengatasi halusinasi yang dialami (Luaran: Kontrol halusinasi)
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat (Luaran: Fungsi sosial)
SIKI:
- Asesmen halusinasi
- Manajemen halusinasi
- Terapi aktivitas
- Terapi kognitif
Perawat akan melakukan asesmen secara komprehensif untuk mengidentifikasi halusinasi yang dialami pasien, kemudian memberikan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk membantu pasien mengenali dan mengontrol halusinasi, serta meningkatkan fungsi sosialnya dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 4364 | 03 Nov 2024
Klinis : Ny B usia 23 tahun, saat ini hamil 28 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah. Ny B mengatakan ia merasakan kontraksi sejak 2 hari yang lalu. Terdapat pengeluaran lendir dan darah dari vagina. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan serviks Ny B mencapai 6 cm. Ny B segera dilakukan operasi sesar. Saat ini, bayi Ny B dirawat di ruang NICU karena berat badan lahir rendah. Berdasarkan kasus tersebut, buatlah diagnosa, luaran dan intervensinya berdasarkan buku SDKI, SLKI dan SIKI!
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Persalinan Prematur (RIKPLPRE)
Definisi: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko kelahiran bayi sebelum waktunya (< 37 minggu kehamilan).
Faktor Risiko:
- Kontraksi uterus yang sering
- Pembukaan serviks ≥ 4 cm
- Pengeluaran lendir dan darah dari vagina
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Fetal (KTPKRJNFTR)
Definisi: Kondisi yang menunjukkan adanya penurunan oksigenasi dan nutrisi ke janin.
Faktor Risiko:
- Berat badan lahir rendah
- Dirawat di ruang NICU
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Persalinan Prematur (RIKPLPRE)
- Tanda dan Gejala Berkurang
- Risiko Komplikasi Berkurang
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Fetal (KTPKRJNFTR)
- Perfusi Jaringan Fetal Membaik
- Pertumbuhan Janin Membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Persalinan Prematur (RIKPLPRE)
- Pantau Tanda-Tanda Persalinan Prematur
- Berikan Obat untuk Menekan Kontraksi Uterus
- Kolaborasi dengan Dokter untuk Penanganan Persalinan Prematur
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Fetal (KTPKRJNFTR)
- Monitor Kondisi Janin secara Berkala
- Berikan Oksigen Sesuai Kebutuhan Janin
- Kolaborasi dengan Dokter untuk Penanganan BBLR
Kesimpulan, diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang telah diuraikan diatas didasarkan pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 4365 | 03 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, penurunan refleks batuk, dan perubahan struktur saluran napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor yang berhubungan: Malnutrisi, penurunan massa otot, dan penyakit pernapasan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengompromikan kesehatan.
- Faktor risiko: Proses penyakit, malnutrisi, dan penurunan fungsi imun.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Bersihan jalan napas membaik, jalan napas terbuka, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
- SIKI: Manajemen jalan napas, manajemen batuk, dan oksigenasi.
2. Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi aktivitas meningkat, tidak ada tanda-tanda kelelahan, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Manajemen energi, peningkatan aktivitas, dan asuhan nutrisi.
3. Risiko Infeksi
- SLKI: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- SIKI: Manajemen infeksi, edukasi kesehatan, dan pemantauan tanda vital.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien untuk mencapai luaran yang optimal sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 4366 | 03 Nov 2024
Klinis : Pasien usia 43 tahun, marah-marah dan mengepalkan tangan dan mata melotot, memukul ibunya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kondisi yang Anda deskripsikan, pasien usia 43 tahun dengan perilaku marah-marah, mengepalkan tangan, mata melotot, dan memukul ibunya, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- Definisi: Keadaan ketika individu menunjukkan perilaku agresi fisik atau verbal yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
- Faktor yang Berhubungan: Stres, kemarahan, rasa frustrasi, gangguan mental.
2. Gangguan Proses Berpikir
- Definisi: Keadaan ketika individu mengalami perubahan dalam proses berpikir, seperti persepsi, atensi, konsentrasi, atau kemampuan membuat keputusan.
- Faktor yang Berhubungan: Stres, kecemasan, depresi, gangguan mental.
3. Ketidakefektifan Interaksi Sosial
- Definisi: Keadaan ketika individu mengalami hambatan dalam memulai, mempertahankan, atau menyelesaikan interaksi dengan orang lain.
- Faktor yang Berhubungan: Stres, gangguan mental, kurang keterampilan komunikasi.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- SLKI: Kontrol Diri, Stabilitas Emosi, Kepatuhan Terhadap Aturan
- SIKI: Manajemen Marah, Terapi Aktivitas, Edukasi Kepatuhan Pengobatan
2. Gangguan Proses Berpikir
- SLKI: Orientasi, Kemampuan Berpikir Jernih, Kemampuan Pengambilan Keputusan
- SIKI: Terapi Realitas, Stimulasi Kognitif, Terapi Orientasi Realitas
3. Ketidakefektifan Interaksi Sosial
- SLKI: Komunikasi Efektif, Kemampuan Sosialisasi, Kemandirian Sosial
- SIKI: Terapi Kelompok, Latihan Keterampilan Sosial, Terapi Keluarga
Dalam kondisi ini, perawat dapat menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditetapkan, dengan tujuan membantu pasien dalam mengelola kemarahannya, memperbaiki proses berpikir, dan meningkatkan interaksi sosialnya. -
Article No. 4367 | 03 Nov 2024
Klinis : 1. Riwayat Keperawatan Sekarang : a) Keluhan utama : Mengeluhkan nyeri punggung dengan skala nyeri 4, disertai rasa lemas dan kram perut. b) Riwayat penyakit Sekarang : - ehamilan pertama, memasuki trimester III tanpa riwayat komplikasi sebelumnya. - Nyeri punggung muncul secara bertahap, terutama saat beraktivitas. - Mengalami ketidaknyamanan fisik yang umum terjadi pada ibu hamil di trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SDKI:
- Penyebab: Distensi jaringan, spasme otot, pembatasan gerak.
- Tanda dan Gejala: Keluhan nyeri, perilaku menghindari aktivitas, ekspresi wajah yang menunjukkan rasa nyeri.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Nyeri terkontrol, kemampuan mengatasi nyeri meningkat, aktivitas sehari-hari terpenuhi.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen nyeri, terapi modalitas nyeri, edukasi manajemen nyeri.
2. Ketidaknyamanan Fisik
Definisi: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan oleh individu akibat perubahan kondisi fisiologis.
SDKI:
- Penyebab: Perubahan fisiologis pada ibu hamil (peningkatan berat badan, perubahan postur, dll).
- Tanda dan Gejala: Keluhan tidak nyaman, aktivitas terbatas, perubahan tanda-tanda vital.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Tingkat kenyamanan meningkat, aktivitas sehari-hari terpenuhi, tingkat kecemasan menurun.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen ketidaknyamanan, terapi modalitas, edukasi manajemen ketidaknyamanan.
Dengan pendekatan ini, perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami pasien. -
Article No. 4368 | 03 Nov 2024
Klinis : 1. Riwayat Keperawatan Sekarang : a) Keluhan utama : Mengeluhkan nyeri punggung dengan skala nyeri 4, disertai rasa lemas dan kram perut. b) Riwayat penyakit Sekarang : - ehamilan pertama, memasuki trimester III tanpa riwayat komplikasi sebelumnya. - Nyeri punggung muncul secara bertahap, terutama saat beraktivitas. - Mengalami ketidaknyamanan fisik yang umum terjadi pada ibu hamil di trimester III, seperti peningkatan berat badan dan perubahan postur. III. INTERVENSI HARI/TANGGAL PUKUL NO DX TUJUAN &Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI) TANDA TANGAN 22 Maret 2023 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x1 jam maka masalah nyeri punggungan teratasi dengan Kriteria Hasil : Nyeri berkurang menjadi skala 3. Klien mampu melakukan gerakan senam hamil dengan baik. Klien merasa lebih nyaman. Perawat 23 Maret 2023 Perawat 24 Maret 2023 Perawat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta rencana intervensi keperawatan:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Punggung Berhubungan dengan Perubahan Fisik pada Kehamilan Trimester III
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri punggung adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial pada jaringan, dengan lokasi di daerah punggung, dapat menyebar ke daerah lain, dan memiliki karakteristik seperti tajam, tumpul, atau seperti remukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Berkurang: Kriteria hasil yang menunjukkan penurunan sensasi yang tidak menyenangkan akibat stimulus spesifik.
2. Mobilitas Fisik Meningkat: Kriteria hasil yang menunjukkan peningkatan kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
3. Kenyamanan Meningkat: Kriteria hasil yang menunjukkan peningkatan perasaan sejahtera, relaksasi, dan kepuasan dalam domain fisik, psikologis, sosial, spiritual dan lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau meminimalkan rasa nyeri yang dialami klien.
2. Senam Hamil: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fisik, fleksibilitas, dan kenyamanan ibu hamil.
3. Terapi Relaksasi: Tindakan yang dilakukan untuk mencapai keadaan rileks, tenang, dan nyaman pada klien.
Rencana Intervensi Keperawatan:
1. Hari/Tanggal: 22 Maret 2023
Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI):
- Nyeri berkurang menjadi skala 3
- Klien mampu melakukan gerakan senam hamil dengan baik
- Klien merasa lebih nyaman
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nyeri
- Senam Hamil
- Terapi Relaksasi
2. Hari/Tanggal: 23 Maret 2023
Lanjutkan intervensi sesuai kebutuhan
3. Hari/Tanggal: 24 Maret 2023
Lanjutkan intervensi sesuai kebutuhan