Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6446 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh Pusing, demam, nyeri pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas batas normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
Faktor Penyebab: Infeksi, dehidrasi, lingkungan yang panas.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor Penyebab: Inflamasi, penyakit muskuloskeletal.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
Faktor Penyebab: Kelemahan, nyeri, demam.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan pengkajian data pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Ketiga standar ini (SDKI, SLKI, SIKI) merupakan panduan bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas, sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 6297 | 19 Nov 2024
Klinis : gangguan perlekatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan perlekatan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perlekatan
Definisi:
Gangguan Perlekatan adalah ketidakmampuan individu untuk membentuk atau mempertahankan ikatan emosional yang aman dan hangat dengan orang lain.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Dalam SDKI, gangguan perlekatan termasuk ke dalam domain Interaksi Sosial dengan kelas Hubungan. Diagnosa ini memiliki karakteristik utama yaitu ketidakmampuan individu untuk membentuk atau mempertahankan ikatan emosional yang aman dan hangat dengan orang lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang terkait dengan gangguan perlekatan dalam SLKI adalah Keterlibatan Sosial, yang meliputi kemampuan individu untuk terlibat dalam interaksi sosial dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan perlekatan antara lain Terapi Perlekatan, Terapi Keluarga, Terapi Kelompok, dan Bimbingan Orang Tua. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk membantu individu dalam membentuk dan mempertahankan ikatan emosional yang aman dan hangat dengan orang lain.
Harapan saya penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar-standar terkait yang digunakan oleh perawat profesional di Indonesia. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang belum jelas. -
Article No. 6298 | 19 Nov 2024
Klinis : etidakmampuan bayi melakukan perlekatan yang efektif berhubungan dengan kurangnya keterampilan refleks hisap bayi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakmampuan menyusu (00104) berhubungan dengan kurangnya keterampilan refleks hisap bayi.
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Ketidakmampuan menyusu (00104) adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan bayi untuk mengisap, menghisap, dan menelan ASI secara efektif.
- Penyebab utamanya adalah kurangnya keterampilan refleks hisap bayi yang dapat disebabkan oleh imaturitas, gangguan neurologis, atau masalah anatomis.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan adalah bayi dapat menyusu dengan efektif, ditandai dengan perlekatan yang baik, isapan yang kuat dan konsisten, serta peningkatan berat badan yang adekuat.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Laktasi (I-12020), yang mencakup edukasi teknik menyusui yang benar, stimulasi refleks hisap bayi, serta monitoring dan evaluasi perkembangan proses menyusu.
- Tujuannya adalah untuk memfasilitasi proses menyusu yang efektif dan memastikan kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
Dengan pendekatan berbasis standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mengatasi masalah ketidakmampuan menyusu pada bayi. -
Article No. 6299 | 19 Nov 2024
Klinis : kekerasan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kasus kekerasan dari perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling tepat untuk kasus kekerasan adalah "Risiko Kekerasan Fisik" (SDKI, 2017). Diagnosa ini menggambarkan kondisi individu yang berisiko mengalami atau melakukan tindakan kekerasan fisik yang dapat menyebabkan cedera atau bahaya. Risiko kekerasan fisik dapat disebabkan oleh faktor internal (seperti riwayat kekerasan masa lalu, penyakit mental, kemarahan yang tidak terkontrol) maupun faktor eksternal (seperti lingkungan yang tidak aman, konflik interpersonal, penyalahgunaan zat).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat menunjukkan beberapa luaran atau hasil, antara lain:
1. Tingkat Risiko Kekerasan Fisik Menurun: Klien menunjukkan penurunan tingkat risiko untuk melakukan atau menjadi korban kekerasan fisik, yang dapat dievaluasi melalui instrumen penilaian risiko kekerasan.
2. Kontrol Perilaku Meningkat: Klien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengendalikan perilaku dan emosi yang dapat memicu tindakan kekerasan.
3. Dukungan Sosial Meningkat: Klien dapat memanfaatkan sumber-sumber dukungan sosial yang tersedia untuk mencegah terjadinya kekerasan.
4. Pengetahuan tentang Kekerasan Meningkat: Klien dapat menunjukkan peningkatan pemahaman tentang isu kekerasan, penyebab, dan strategi pencegahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Risiko Kekerasan: Melakukan penilaian risiko kekerasan, mengidentifikasi faktor-faktor risiko, dan menyusun rencana pencegahan kekerasan yang melibatkan klien dan significant others.
2. Terapi Perilaku: Memberikan terapi perilaku, seperti pelatihan keterampilan manajemen kemarahan, strategi pengendalian impuls, dan teknik relaksasi untuk membantu klien mengelola emosi dan perilaku yang berisiko.
3. Terapi Kelompok: Memfasilitasi terapi kelompok bagi klien yang mengalami atau berisiko melakukan kekerasan, untuk meningkatkan dukungan sosial dan keterampilan interpersonal.
4. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga terkait isu kekerasan, penyebab, dampak, serta strategi pencegahan dan penanganannya.
5. Koordinasi Pelayanan: Berkoordinasi dengan profesional lain (misalnya psikolog, pekerja sosial) untuk memberikan intervensi komprehensif bagi klien dan keluarga.
Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, diharapkan asuhan keperawatan dapat membantu klien mencapai luaran yang diharapkan dan menurunkan risiko kekerasan. -
Article No. 6300 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien hisprung dengan bb, pb tidak sesuai dengan usia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Hirschsprung dengan berat badan dan panjang badan tidak sesuai dengan usia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi
Definisi: Pola defekasi yang tidak teratur atau sulit, disertai penimbunan feses di kolon.
Faktor Risiko: Hirschsprung's disease, disfungsi otot polos usus.
2. Pertumbuhan tidak efektif
Definisi: Pola pertumbuhan yang tidak sesuai dengan potensi individu atau rentang usia yang diharapkan.
Faktor Risiko: Gangguan gastrointestinal, asupan nutrisi yang tidak adekuat.
3. Resiko Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Berisiko mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
Faktor Risiko: Pengeluaran cairan yang berlebihan, intake cairan tidak adekuat.
Penjelasan Singkat:
1. Konstipasi:
Pada pasien Hirschsprung, terdapat gangguan pada fungsi otot polos usus yang menyebabkan kesulitan dalam defekasi dan penimbunan feses di kolon. Hal ini dapat mengakibatkan konstipasi.
2. Pertumbuhan Tidak Efektif:
Pasien Hirschsprung dengan berat badan dan panjang badan yang tidak sesuai dengan usia menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan. Hal ini dapat disebabkan oleh malabsorbsi nutrisi akibat gangguan gastrointestinal serta asupan nutrisi yang tidak adekuat.
3. Risiko Kekurangan Volume Cairan:
Pasien Hirschsprung berisiko mengalami kekurangan volume cairan akibat pengeluaran cairan yang berlebihan melalui diare atau muntah, serta intake cairan yang tidak adekuat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menjamin kualitas dan keselamatan pasien serta meningkatkan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 6301 | 19 Nov 2024
Klinis : Intervensi dari gangguan pertumbuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Intervensi dari gangguan pertumbuhan" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertumbuhan
Definisi:
Gangguan Pertumbuhan adalah keadaan penyimpangan dari pola pertumbuhan normal yang ditandai dengan ukuran fisik yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penyebab gangguan pertumbuhan dapat meliputi faktor genetik, gizi, endokrin, dan penyakit kronis. Diagnosa keperawatan ini memerlukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi faktor penyebab dan menentukan intervensi yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada gangguan pertumbuhan adalah tercapainya pertumbuhan fisik sesuai usia dan jenis kelamin, tidak ada komplikasi, serta peningkatan kualitas hidup pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan pertumbuhan
2. Pemberian nutrisi adekuat
3. Konseling gizi
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (endokrinolog, ahli gizi, dll)
5. Edukasi dan dukungan keluarga
6. Manajemen nyeri dan gejala terkait
Penerapan intervensi ini harus disesuaikan dengan penyebab dan kondisi individual pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 6302 | 19 Nov 2024
Klinis : Intervensi dari gangguan pertumbuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan pertumbuhan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertumbuhan
Definisi:
Gangguan Pertumbuhan adalah ketidaksesuaian antara usia kronologis dengan usia pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor yang menyimpang dari rentang normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Karakteristik Definisi:
- Ukuran tubuh di bawah persentil normal untuk usia
- Perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor di bawah usia kronologis
- Keterlambatan dalam mencapai tahap-tahap perkembangan
2. Faktor yang Berhubungan:
- Malnutrisi
- Penyakit kronis
- Kelainan hormonal
- Lingkungan yang tidak mendukung
- Faktor genetik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran yang Diharapkan:
- Pertumbuhan fisik sesuai usia kronologis
- Perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor sesuai usia kronologis
- Tercapainya tahap-tahap perkembangan sesuai usia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Evaluasi status gizi
- Pemberian nutrisi sesuai kebutuhan
- Stimulasi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor
- Modifikasi lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.)
Sebagai perawat, saya akan membantu klien dengan gangguan pertumbuhan melalui intervensi-intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Tujuannya adalah untuk memulihkan dan memaksimalkan pertumbuhan fisik serta perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor klien sesuai dengan usia kronologisnya. -
Article No. 6303 | 19 Nov 2024
Klinis : diare 3x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi: Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat (>3 kali per hari) dan konsistensi tinja yang lebih cair dari biasanya.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Diare adalah eliminasi feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
- Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, efek obat, stres, perubahan pola makan.
- Gejala: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi tinja cair, nyeri abdomen, mual, muntah.
- Intervensi Keperawatan: Mengkaji tanda-tanda vital, memantau intake dan output cairan, mengatur diet, memberikan obat antidiare jika diperlukan, melakukan edukasi tentang diare.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Frekuensi buang air besar berkurang, konsistensi tinja normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, kenyamanan pasien meningkat.
- Kriteria Hasil: Frekuensi buang air besar ≤3 kali per hari, konsistensi tinja normal, tanda-tanda dehidrasi berkurang, pasien merasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen diare, manajemen cairan, edukasi kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji frekuensi dan konsistensi buang air besar, memantau tanda-tanda vital, memfasilitasi intake cairan yang adekuat, memberikan obat antidiare jika diperlukan, memberikan edukasi tentang penyebab dan penanganan diare. -
Article No. 6304 | 19 Nov 2024
Klinis : paringitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis paringitis, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Paringitis, tidak spesifik
Paringitis adalah kondisi peradangan pada faring atau tenggorokan. Kode ICD-10 J02.9 digunakan untuk mengklasifikasikan paringitis yang tidak memiliki penyebab yang jelas atau tidak dispesifikkan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.01
- Deskripsi: Pemeriksaan faring
Pemeriksaan faring, atau pemeriksaan tenggorokan, merupakan tindakan diagnostik yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi kondisi paringitis. Kode ICD-9-CM 98.01 digunakan untuk mengklasifikasikan tindakan pemeriksaan faring.
Selain itu, tindakan lain yang mungkin dilakukan untuk menangani paringitis dapat meliputi pemberian obat-obatan, seperti antibiotik atau analgesik, serta tindakan lain yang sesuai dengan penyebab dan keparahan kondisi paringitis. -
Article No. 6305 | 19 Nov 2024
Klinis : dehidrasi pada anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dehidrasi pada anak.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit: Dehidrasi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit yang mengakibatkan dehidrasi.
- Karakteristik Definisi: Adanya gejala kekeringan membran mukosa, turgor kulit buruk, dan penurunan volume urin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan Cairan dan Elektrolit yang Memadai.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan keseimbangan input-output cairan yang memadai.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pantau dan catat tanda-tanda vital, input dan output cairan.
b. Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan.
c. Pantau status hidrasi dan elektrolit.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi cairan dan elektrolit yang tepat.
e. Edukasi keluarga mengenai manajemen dehidrasi dan pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya identifikasi dan penatalaksanaan yang komprehensif dalam menangani kasus dehidrasi pada anak. Pemantauan yang cermat, pemberian cairan dan elektrolit yang sesuai, serta edukasi keluarga merupakan kunci untuk mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal pada pasien anak dengan dehidrasi.