Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4541 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pengukuran TD 160/95 mmHg, RR 24x/menit. Pasien mengatakan baru pertama kali melakukan pemeriksaan TD. Tindakan selanjutnya yang perlu dilakukan perawat untuk menegakkan diagnosa Hipertensi adalah . . . * 4 poin Menganjurkan pasien datang 1 hari kemudian untuk dilakukan pemeriksaan TD ulang Menganjurkan pasien datang 1 minggu kemudian untuk dilakukan pemeriksaan TD ulang Menganjurkan pasien datang 1 bulan kemudian untuk dilakukan pemeriksaan TD ulang Melakukan pengukuran ulang tekanan darah pada sisi lengan lainnya 1 jam kemudian
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi essensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kasus ini.
Untuk menegakkan diagnosa Hipertensi, tindakan yang perlu dilakukan perawat adalah:
Melakukan pengukuran ulang tekanan darah pada sisi lengan lainnya 1 jam kemudian. Hal ini ditujukan untuk memvalidasi hasil pengukuran awal dan memastikan bahwa hasil tersebut akurat. Pengukuran tekanan darah pada sisi lengan yang berbeda dapat membantu mendeteksi perbedaan yang mungkin terjadi akibat posisi tubuh, teknik pengukuran, atau faktor lainnya. Dengan melakukan pemeriksaan ulang, perawat dapat memperoleh data yang lebih reliable untuk menegakkan diagnosa Hipertensi.
Pengukuran ulang tekanan darah 1 jam kemudian merupakan langkah yang penting karena pasien baru pertama kali melakukan pemeriksaan tekanan darah. Hal ini memungkinkan perawat untuk memastikan bahwa hasil pengukuran awal benar-benar mencerminkan kondisi tekanan darah pasien, dan bukan hanya hasil sementara yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kecemasan, stres, atau aktivitas sebelumnya.
Selain itu, pengukuran ulang juga dapat membantu mendeteksi fluktuasi tekanan darah yang mungkin terjadi, sehingga perawat dapat memberikan penilaian yang lebih akurat dan menentukan tindak lanjut yang tepat untuk penatalaksanaan pasien. -
Article No. 4542 | 04 Nov 2024
Klinis : Perawat Andi melakukan pengaturan posisi high folwer pada pasien yang mengalami sesak karena efusi pleura. Tujuan dari tindakan yang dilakukan perawat Andi adalah . . . * 4 poin Memudahkan pemantauan frekuensi nafas Memungkinkan ekspansi dada dan ventilasi paru yang lebih besar Memudahkan dalam pemberian oksigen jika diperlukan Mencegah terjadinya aspirasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pengaturan posisi tubuh untuk tujuan terapeutik
Penjelasan detail:
Perawat Andi melakukan pengaturan posisi high folwer pada pasien yang mengalami sesak karena efusi pleura. Tujuan dari tindakan yang dilakukan perawat Andi adalah:
1. Memudahkan pemantauan frekuensi nafas: Posisi high folwer (kepala dan badan bagian atas terangkat) memudahkan perawat untuk mengamati dan memantau frekuensi pernapasan pasien.
2. Memungkinkan ekspansi dada dan ventilasi paru yang lebih besar: Posisi ini membantu membuka jalan napas dan meningkatkan kapasitas paru-paru, sehingga memfasilitasi ekspansi dada dan ventilasi paru yang lebih efektif.
3. Memudahkan dalam pemberian oksigen jika diperlukan: Posisi high folwer memudahkan akses ke saluran pernapasan pasien, memungkinkan pemberian oksigen tambahan jika diperlukan.
4. Mencegah terjadinya aspirasi: Posisi high folwer membantu mencegah risiko aspirasi, di mana makanan atau cairan dapat masuk ke saluran pernapasan, yang dapat terjadi pada pasien dengan sesak napas akibat efusi pleura.
Tindakan pengaturan posisi high folwer yang dilakukan oleh perawat Andi bertujuan untuk memaksimalkan fungsi pernapasan pasien, meningkatkan efisiensi ventilasi, dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat efusi pleura. -
Article No. 4543 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat dengan diagnosa efusi pleura pada paru sebelah kanan. Hasil pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan pada pasien tersebut adalah . . . * 4 poin Peningkatan ekspansi paru Taktil fremitus menurun Bradikardia Penurunan nafsu makan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.91
- Deskripsi: Torakosentesis; prosedur ini dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan mengobati efusi pleura dengan menggunakan jarum untuk mengambil cairan dari rongga pleura.
Hasil pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan pada pasien tersebut adalah:
1. Peningkatan ekspansi paru: Efusi pleura pada paru sebelah kanan dapat menyebabkan peningkatan ekspansi paru pada sisi yang terkena, karena adanya cairan yang mengisi rongga pleura.
2. Taktil fremitus menurun: Efusi pleura dapat menyebabkan penurunan taktil fremitus (getaran dinding dada) pada sisi yang terkena, karena adanya cairan yang mengurangi transmisi getaran ke dinding dada.
3. Bradikardia: Efusi pleura dapat menyebabkan penekanan pada jantung, yang dapat mengakibatkan bradikardia (penurunan frekuensi denyut jantung).
4. Penurunan nafsu makan: Efusi pleura dapat menyebabkan penekanan pada diafragma dan organ-organ sekitarnya, termasuk lambung, yang dapat mengakibatkan penurunan nafsu makan.
Jadi, dalam kasus ini, diagnosis yang sesuai adalah efusi pleura pada paru sebelah kanan, dengan kode ICD-10 J90. Prosedur medis yang mungkin dilakukan adalah torakosentesis, dengan kode ICD-9-CM 34.91. -
Article No. 4544 | 04 Nov 2024
Klinis : Pernyaatan di bawah ini yang benar mengenai penyakit filariasis adalah . . . * 4 poin Tidak semua nyamuk dapat menjadi vector filariasis Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan yang menetap Filaria disebabkan oleh bakteri yang hidup di daerah tropis Filaria menyerang saluran limfe dan tidak menimbulkan demam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menanggapi kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah informasi yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B74
- Deskripsi: Filariasis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk tindakan medis terkait filariasis. Perawatan filariasis umumnya meliputi pemberian obat antifilarial, manajemen komplikasi, dan tindakan supportif lainnya.
Penjelasan detail:
- Pernyataan pertama adalah benar. Tidak semua nyamuk dapat menjadi vektor filariasis. Hanya beberapa spesies nyamuk tertentu, seperti Culex, Anopheles, dan Aedes, yang dapat menularkan penyakit ini.
- Pernyataan kedua adalah benar. Filariasis dapat menyebabkan komplikasi yang menetap, seperti limfedema, hidrokel, dan elefantiasis, yang dapat mengakibatkan kecacatan fisik dan sosial.
- Pernyataan ketiga adalah salah. Filariasis disebabkan oleh parasit cacing filaria, bukan oleh bakteri. Cacing filaria hidup di daerah tropis dan subtropis.
- Pernyataan keempat adalah salah. Filariasis dapat menyebabkan demam, terutama pada fase akut infeksi. Selain itu, penyakit ini juga dapat menyerang saluran limfe dan menyebabkan pembengkakan pada ekstremitas atau organ lainnya.
Dalam rangka pengelolaan filariasis, pendekatan yang komprehensif diperlukan, termasuk pemberian obat antifilarial, pencegahan penularan, manajemen komplikasi, dan intervensi kesehatan masyarakat untuk mengurangi beban penyakit. -
Article No. 4545 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Sekresi yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, dan infeksi saluran pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan energi.
- Penyebab: Penyakit pernapasan, seperti tuberkulosis paru, yang dapat menyebabkan sesak napas dan kelelahan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan penurunan nafsu makan akibat penyakit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan adalah jalan napas yang efektif, peningkatan toleransi aktivitas, dan perbaikan status nutrisi pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan luaran yang telah ditetapkan. Beberapa intervensi keperawatan yang mungkin diperlukan dalam kasus ini adalah manajemen jalan napas, manajemen aktivitas, dan manajemen nutrisi. -
Article No. 4546 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terganggu.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, peningkatan produksi sekret, dan penurunan kemampuan batuk.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan faktor psikologis.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan yang dirasakan pada kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Kelemahan dan kelelahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Etiologi: Infeksi paru (tuberkulosis), obstruksi jalan napas, penurunan fungsi pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, demam, sesak napas, penurunan nafsu makan, suara napas bronkial, dan lesi pada paru.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas: Jalan napas terbebas dari sumbatan, peningkatan volume dan kemampuan batuk.
- Keseimbangan Nutrisi: Pertahankan berat badan ideal, peningkatan intake nutrisi.
- Toleransi Aktivitas: Peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Terapi oksigen, nebulisasi, fisioterapi dada, dan latihan batuk efektif.
- Manajemen Nutrisi: Pemberian nutrisi enteral atau parenteral, konseling gizi, dan pemantauan status nutrisi.
- Manajemen Aktivitas: Peningkatan toleransi aktivitas, pengaturan aktivitas, dan rehabilitasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 4547 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infark miokard akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut. Pada kasus ini, pasien mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, yang merupakan gejala khas dari infark miokard akut.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak berhubungan dengan infark miokard akut
Penjelasan:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak adalah ketidakadekuatan aliran darah dan oksigen ke jantung, yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen ke miokardium. Pada kasus ini, pasien mengalami infark miokard akut, yang menyebabkan penurunan perfusi jaringan kardiak.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder infark miokard akut
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan kelelahan, kelemahan, atau ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Pada kasus ini, pasien mengalami infark miokard akut yang dapat menyebabkan penurunan curah jantung dan intoleransi aktivitas.
4. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2
Penjelasan:
Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah adalah kerentanan terhadap variasi kadar glukosa darah di luar rentang normal, yang dapat mengganggu kesehatan. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2, yang meningkatkan risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah.
5. Risiko Komplikasi berhubungan dengan hipertensi dan diabetes melitus tipe 2
Penjelasan:
Risiko Komplikasi adalah kerentanan terhadap terjadinya masalah potensial yang dapat mengganggu kesehatan. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang meningkatkan risiko komplikasi, seperti penyakit kardiovaskular, nefropati, dan neuropati.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4548 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Pasien dapat menggunakan teknik batuk efektif, mampu mengeluarkan sekret, dan pola napas menjadi lebih efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi pemberian oksigenasi, tindakan batuk efektif, dan tindakan suction jika diperlukan.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal dan tidak merasa cepat lelah.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi manajemen aktivitas, latihan fisik, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau menyesuaikan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif dan mampu mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi pemberian oksigenasi, pengaturan posisi, dan latihan pernapasan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar dokumentasi yang digunakan di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 4549 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 30 tahun, mengeluh demam naik turun suhu 38 derajat celcius diserati mual dan sakit kepala, nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Faktor Terkait: Infeksi
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi.
- Karakteristik Mayor: Suhu tubuh di atas 38°C, kulit hangat, menggigil.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien menunjukkan penurunan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Indikator:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Tidak ada keluhan terkait peningkatan suhu.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan:
1. Monitoring suhu tubuh secara berkala.
2. Pemberian antipiretik sesuai resep.
3. Manajemen cairan dan elektrolit.
4. Peningkatan asupan nutrisi.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang penanganan hipertermia.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan sesuai SIKI, diharapkan pasien dapat menunjukkan penurunan suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada keluhan terkait peningkatan suhu, sesuai dengan luaran yang diharapkan berdasarkan SLKI. -
Article No. 4550 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 30 tahun, mengeluh demam naik turun suhu 38 derajat celcius diserati mual dan sakit kepala, nafsu makan menurun
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis dan kode terkait adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan demam naik turun dengan suhu mencapai 38 derajat Celsius, disertai mual, sakit kepala, dan nafsu makan menurun. Gejala-gejala ini sesuai dengan kriteria untuk diagnosis R50.9 (Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang sesuai
- Deskripsi: Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada tindakan medis yang dilakukan yang perlu dikodekan menggunakan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesembilan - Prosedur Klinis Modifikasi (ICD-9-CM).
Dalam kasus ini, diagnosis utamanya adalah demam yang tidak diklasifikasikan di tempat lain (R50.9), dan manajemen lanjut bergantung pada temuan pemeriksaan fisik dan laboratorium lebih lanjut untuk menentukan penyebab demam tersebut.