Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6429 | 19 Nov 2024
Klinis : kasus yang akan paling menarik bagi kami adalah Jung Da-eun sendiri yaitu seorang perawat di unit psikiatri, yang mengalami perjalanan emosional yang mendalam ketika dia menghadapi penyakit demensia disosiatif setelah kehilangan pasien yang sangat dekat dengannya yaitu Kim Seo-Wan. Da Eun awalnya berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di unit psikiatri. Dia memiliki ketulusan dalam merawat pasien dan berinteraksi dengan mereka. Namun, ketika salah satu pasien yang dekat dengannya, Kim Seo-Wan melakukan bunuh diri setelah dirawat dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan, Da-Eun mengalami trauma yang mendalam. Kejadian ini menghancurkan semangatnya dan membuatnya sulit untuk memproses rasa kehilangan tersebut. Setelah kematian Seo-Wan, Da-Eun mulai menunjukkan tanda-tanda amnesia disosiatif, dimana dia secara mental menolak kenyataan akan kematian pasiennya. Dia berusaha untuk mengabaikan perasaannya dan berpura-pura baik-baik saja, tetapi perlahan-lahan kondisi mentalnya memburuk. Dia mengalami depresi berat dan bahkan mencoba bunuh diri tanpa menyadari sepenuhnya apa yang sedang terjadi padanya. Da-Eun kemudian dipaksa untuk dirawat di unit tertutup rumah sakit Hayan oleh ibunya dan juga rekan kerjanya yaitu dr. Dong Go-Eun, meskipun awalnya dia menolak untuk menerima pengobatan dan menganggap masalahnya tidak serius. Selama perawatan, Da-Eun menolak untuk mengakui bahwa dia mengalami masalah kesehatan mental dan bahkan berusaha berpura-pura menjadi pasien yang baik baik saja dengan menjawab tes psikologi dengan cepat. Dia juga menolak untuk meminum obat-obatan yang diberikan kepadanya, menunjukkan penolakan yang kuat terhadap statusnya sebagai pasien. Setelah dilakukan terapi, Da-Eun mulai mengingat bahwa dirinya telah melakukan percobaan bunuh diri. Da-Eun mulai menyadari bahwa dia perlu mendapat perawatan. Dia mulai menerima kenyataan bahwa dia juga membutuhkan perawatan mental sebagai seorang perawat psikiatri. Melalui terapi dan dukungan dari ibu dan teman-temannya, Da-Eun belajar untuk menghadapi rasa sakitnya dan memproses kesedihannya. Proses pemulihan Da-Eun tidak mudah, dia harus melewati berbagai tahap penolakan sebelum akhirnya menerima bahwa dia adalah seorang pasien yang juga berhak mendapatkan perawatan. Dengan bantuan dr. Go-Eun dan teman-temannya serta ibunya, Da-Eun berhasil menemukan kembali tujuan hidupnya sebagai perawat dan memahami pentingnya menjaga kesehatan mentalnya sendiri. Setelah menjalani perawatan yang intensif, Da-Eun kembali bekerja sebagai perawat di rumah sakit dengan dukungan penuh rekan-rekannya. Meskipun ada tantangan dari keluarga pasien yang menentang kembalinya dia bekerja, Da-Eun mampu membuktikan kemampuannya dan melanjutkan karirnya dengan semangat baru DIAGNOSA SDKI YANG TERJADI PADA KASUS TERSEBUT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang dapat terjadi pada Da-Eun:
1. Trauma Emosional Akut (00141)
Definisi: Respon psikologis yang berat dan tidak biasa terhadap peristiwa yang menyebabkan distres emosional yang signifikan dan gangguan fungsi.
Terkait dengan: Kematian pasien yang sangat dekat dengan Da-Eun, Kim Seo-Wan, yang mengalami bunuh diri setelah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini menyebabkan trauma yang mendalam dan menghancurkan semangat Da-Eun.
2. Proses Berduka Terganggu (00136)
Definisi: Kemampuan untuk merasakan dan menerima kehilangan yang tidak memadai atau tidak efektif.
Terkait dengan: Da-Eun mengalami kesulitan untuk memproses rasa kehilangan atas kematian pasiennya. Dia berusaha mengabaikan perasaannya dan berpura-pura baik-baik saja, tetapi kondisi mentalnya semakin memburuk.
3. Depresi (00069)
Definisi: Perasaan sedih, putus asa, dan tidak berdaya yang berlangsung lama dan mengganggu fungsi harian.
Terkait dengan: Setelah kematian pasiennya, Da-Eun mengalami depresi berat dan bahkan mencoba bunuh diri tanpa menyadari sepenuhnya apa yang sedang terjadi padanya.
4. Gangguan Identitas Disosiatif (00125)
Definisi: Gangguan yang ditandai dengan dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda yang berganti-ganti dalam diri seseorang.
Terkait dengan: Da-Eun mengalami amnesia disosiatif, di mana dia secara mental menolak kenyataan akan kematian pasiennya. Dia berusaha mengabaikan perasaannya dan berpura-pura baik-baik saja, tetapi kondisi mentalnya semakin memburuk.
Dengan diagnosa keperawatan SDKI ini, perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu Da-Eun dalam proses pemulihan dan memaksimalkan fungsi psikologisnya. -
Article No. 6430 | 19 Nov 2024
Klinis : penurunan aktivitas, murung, anoreksia, depresi kambuh setelah ayah meninggal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Proses Pikir Kronis
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien mengalami penurunan aktivitas, murung, anoreksia, dan depresi kambuh setelah ayah meninggal. Hal ini menunjukkan adanya risiko gangguan proses pikir kronis.
Menurut Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Gangguan Proses Pikir Kronis adalah "Rentan mengalami gangguan kognitif atau persepsi yang berkepanjangan dan mempengaruhi fungsi sehari-hari".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang terkait dengan diagnosa ini adalah:
1. Kognitif: Mempertahankan fungsi kognitif
2. Psikososial: Meningkatkan fungsi psikososial
3. Perilaku: Mengelola perilaku yang terganggu
Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah:
1. Terapi Aktivitas
2. Terapi Kognitif
3. Dukungan Emosional
4. Manajemen Depresi
Dalam kondisi ini, peran perawat sebagai pakar adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, termasuk melakukan assessment, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun rencana tindakan, serta melaksanakan dan mengevaluasi intervensi yang tepat untuk membantu pasien dalam mengatasi risiko gangguan proses pikir kronis. -
Article No. 6431 | 19 Nov 2024
Klinis : penurunan aktivitas, anoreksia, depresi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan aktivitas, anoreksia, dan depresi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Risiko Perubahan Proses Pikir
Penjelasan Singkat:
1. Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Kemampuan individu terbatas dalam melakukan aktivitas perawatan diri (mandi, berpakaian, berhias, makan, eliminasi) secara mandiri.
- SLKI: Tujuan utama adalah memulihkan atau mempertahankan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain membantu pasien dalam mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi sesuai dengan kemampuan pasien.
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan makanan dan/atau cairan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tujuan utama adalah memulihkan atau mempertahankan status nutrisi pasien sesuai kebutuhan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengevaluasi asupan nutrisi, memberikan makanan atau suplemen sesuai kebutuhan, dan memantau berat badan pasien.
3. Risiko Perubahan Proses Pikir
- SDKI: Rentan mengalami perubahan dalam proses berpikir, menilai, mengingat, atau membuat keputusan.
- SLKI: Tujuan utama adalah mempertahankan atau meningkatkan proses pikir pasien sesuai kondisi optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memberikan lingkungan yang mendukung, memantau perubahan proses pikir, dan memberikan dukungan psikologis.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk mengelola kondisi pasien secara komprehensif dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6432 | 19 Nov 2024
Klinis : anoreksia, kurang energi, penurunan aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi anoreksia, kurang energi, dan penurunan aktivitas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Perilaku Makan yang Terganggu.
2. Kelelahan berhubungan dengan Asupan Nutrisi yang Tidak Adekuat.
3. Keterbatasan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan Tenaga.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang mengatur diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien. Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh, Kelelahan, dan Keterbatasan Mobilitas Fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang mengatur hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk kasus ini, luaran yang diharapkan meliputi perbaikan status nutrisi, peningkatan energi, dan peningkatan mobilitas fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang mengatur tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus ini antara lain pemberian nutrisi enteral/parenteral, manajemen energi, dan latihan gerak.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kasus anoreksia, kurang energi, dan penurunan aktivitas telah dijelaskan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Sebagai perawat, saya siap untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi tersebut. -
Article No. 6433 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien usia 75 th dengan diagnosa medis close fractur complete column femur dextra, mengeluh nyeri dari pinggan hingga kaki bawah sebelah kanan, akan dilakukan skin traksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera atau potensi cedera pada jaringan, atau dijelaskan dalam istilah seperti cedera.
Faktor yang berhubungan: Cedera fisik (fraktur femur).
Gejala dan Tanda: Pasien mengeluh nyeri dari pinggang hingga kaki bawah sebelah kanan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera atau potensi cedera pada jaringan, atau dijelaskan dalam istilah seperti cedera.
- Penyebab: Cedera fisik (fraktur femur).
- Gejala dan Tanda: Pasien mengeluh nyeri dari pinggang hingga kaki bawah sebelah kanan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Indikator Hasil: Nyeri berkurang, Ekspresi wajah menunjukkan kenyamanan, Kemampuan aktivitas fisik meningkat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi: Manajemen Nyeri, Mobilisasi Terkendali, Perawatan Fraktur.
- Tujuan: Mengurangi nyeri, Mempertahankan atau meningkatkan mobilitas, Mencegah komplikasi. -
Article No. 6434 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien usia 75 th dengan diagnosa medis close fractur complete column femur dextra, mengeluh kaki kanan tidak bisa digerakan, nyeri dari pinggang hingga kaki bawah sebelah kanan, akan dilakukan skin traksi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum. Saya akan menyampaikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien usia 75 tahun dengan diagnosa medis close fractur complete column femur dextra, mengeluh kaki kanan tidak bisa digerakkan, nyeri dari pinggang hingga kaki bawah sebelah kanan, dan akan dilakukan skin traksi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur femur dextra.
2. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur femur dextra.
3. Risiko cidera berhubungan dengan prosedur skin traksi.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan mobilitas fisik:
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan bebas atau yang diinginkan dari tubuh atau satu atau lebih ekstremitas.
- SLKI: Mempertahankan atau meningkatkan rentang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerak.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi dan mempertahankan mobilitas fisik pasien.
2. Nyeri akut:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Mengontrol nyeri untuk memaksimalkan kenyamanan pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
3. Risiko cidera:
- SDKI: Kerentanan terhadap luka fisik atau psikologis yang dapat mengganggu integritas tubuh.
- SLKI: Mempertahankan atau meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko cedera pada pasien.
Saya berharap penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 6435 | 19 Nov 2024
Klinis : Ners Dian melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan kelompok orang dewasa di wilayah A. Hasil skrining tekanan darah, teridentifikasi sekitar 34% orang dewasa mengalami hipertensi dan sekitar 24% menyatakan banyak pikiran. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 10% sering mengkonsumsi makanan asin dan 30% tidak melakukan aktivitas fisik. Hasil wawancara dengan ketua kader kesehatan, wilayah A belum memiliki Posbindu PTM.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R03.0
- Deskripsi: Hipertensi asimptomatik
2. Kode ICD-10:
- Kode: R45.8
- Deskripsi: Lain-lain gejala dan tanda emosional
Tidak terdapat kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik, karena kegiatan yang dilakukan oleh Ners Dian adalah pengkajian dan identifikasi kebutuhan kesehatan kelompok orang dewasa di wilayah A, yang merupakan kegiatan pengumpulan data dan survei, bukan tindakan medis.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R03.0 (Hipertensi asimptomatik) sesuai dengan hasil skrining yang menunjukkan bahwa sekitar 34% orang dewasa di wilayah A mengalami hipertensi, meskipun tidak disebutkan gejala atau komplikasi yang menyertainya.
2. Kode ICD-10 R45.8 (Lain-lain gejala dan tanda emosional) sesuai dengan hasil survei yang menunjukkan bahwa sekitar 24% orang dewasa di wilayah A menyatakan banyak pikiran, yang dapat dikategorikan sebagai gejala emosional.
3. Tidak ada tindakan medis yang spesifik yang dilakukan, sehingga tidak terdapat kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dan identifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat melalui skrining dan survei. -
Article No. 6436 | 19 Nov 2024
Klinis : Ners Dian melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan kelompok orang dewasa di wilayah A. Hasil skrining tekanan darah, teridentifikasi sekitar 34% orang dewasa mengalami hipertensi dan sekitar 24% menyatakan banyak pikiran. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 10% sering mengkonsumsi makanan asin dan 30% tidak melakukan aktivitas fisik. Hasil wawancara dengan ketua kader kesehatan, wilayah A belum memiliki Posbindu PTM.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Hipertensi
2. Stres Psikologis
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Hipertensi
- Definisi: Kondisi di mana terdapat potensi untuk peningkatan tekanan darah lebih dari batas normal.
- Penyebab: Pola makan tidak sehat, aktivitas fisik kurang, riwayat keluarga, usia, stres.
- Gejala: Tidak ada gejala spesifik, dapat asimptomatik.
2. Stres Psikologis
- Definisi: Pengalaman emosional negatif yang disertai dengan perubahan biokimia, fisiologis, kognitif, dan perilaku yang dapat memengaruhi kesehatan.
- Penyebab: Perubahan gaya hidup, masalah ekonomi, masalah interpersonal.
- Gejala: Cemas, depresi, sulit tidur, gangguan konsentrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tekanan Darah Terkendali
2. Manajemen Stres
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi
- Pengaturan diet rendah garam
- Aktivitas fisik teratur
- Pemantauan tekanan darah
- Edukasi gaya hidup sehat
2. Manajemen Stres
- Terapi relaksasi
- Konseling untuk mengatasi stres
- Pengembangan coping yang efektif
- Dukungan emosional
Dalam kasus ini, Ners Dian dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada manajemen hipertensi dan stres psikologis pada kelompok orang dewasa di wilayah A. Intervensi yang diberikan dapat mencakup edukasi, modifikasi gaya hidup, dan dukungan psikologis untuk mengatasi permasalahan yang teridentifikasi. -
Article No. 6437 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan sesak napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan yang dirasakan.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, keterbatasan energi, dan sesak napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Tanda dan gejala, faktor penyebab, dan karakteristik.
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Tanda dan gejala, faktor penyebab, dan karakteristik.
- Intoleransi Aktivitas: Tanda dan gejala, faktor penyebab, dan karakteristik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien dapat mempertahankan status pernapasan yang optimal, bebas dari komplikasi paru, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang adekuat, tidak mengalami malnutrisi, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan kemandirian yang meningkat, bebas dari kelelahan, dan dapat mempertahankan status fungsionalnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Manajemen jalan napas, fisioterapi dada, pengisapan lendir, dan oksigenasi.
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Manajemen nutrisi, pemberian makanan enteral/parenteral, dan konseling gizi.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen energi, peningkatan aktivitas, dan latihan fisik. -
Article No. 6438 | 19 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien dengan riwayat gagal ginjal kronis, hipertensi (HT), dan diabetes melitus (DM), datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu dan edema pada tangan kanan serta kaki kiri yang memburuk sejak 1 minggu terakhir; ditemukan waktu pengisian kapiler (CRT) 4 detik, tekanan darah 140/85 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, nadi 99x/menit, saturasi oksigen 99% menggunakan oksigen NRM 10 LPM, dengan intake cairan 1000 ml/24 jam, output cairan 480 ml/24 jam, balance cairan +520 ml/24 jam (hipervolemia), dan telah menjalani hemodialisis 2 kali per minggu selama 2 bulan terakhir.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan (SDKI)
- Definisi: Kondisi di mana terdapat peningkatan cairan di dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis.
- Penyebab: Gagal ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
- Gejala: Sesak napas, edema pada ekstremitas.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Penyebab: Penurunan fungsi ginjal dan kondisi kardiovaskular.
- Gejala: Sesak napas saat beraktivitas.
3. Gangguan Perfusi Perifer (SDKI)
- Definisi: Penurunan aliran darah ke bagian tubuh yang dapat mengganggu pengiriman oksigen dan nutrisi.
- Penyebab: Edema dan gangguan sirkulasi.
- Gejala: Edema pada ekstremitas, waktu pengisian kapiler yang memanjang.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Cairan
- Tujuan: Mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
- Intervensi: Monitor asupan dan pengeluaran cairan, bantu pasien melakukan pembatasan cairan, dan lakukan pengobatan sesuai kebutuhan.
2. Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- Intervensi: Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai kemampuan, berikan edukasi tentang aktivitas yang aman, dan monitor tanda-tanda intoleransi aktivitas.
3. Manajemen Perfusi
- Tujuan: Mempertahankan perfusi perifer yang optimal.
- Intervensi: Monitor tanda-tanda perfusi perifer, lakukan elevasi ekstremitas, dan berikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Intervensi: Mengatur asupan dan pengeluaran cairan, memantau parameter cairan, dan memberikan terapi farmakologis.
2. Manajemen Aktivitas
- Intervensi: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas, memberikan edukasi aktivitas yang aman, dan memantau respons pasien terhadap aktivitas.
3. Perawatan Perfusi Perifer
- Intervensi: Memantau tanda-tanda perfusi perifer, melakukan elevasi ekstremitas, dan memberikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk menangani kondisi pasien dengan gagal ginjal kronis, hipertensi, dan diabetes melitus yang mengalami kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas, dan gangguan perfusi perifer.