Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4524 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai penggunaan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien anak perempuan berusia 5 tahun yang mengalami demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, dengan kemungkinan diagnosis medis campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan demam dan kelelahan.
Penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
- SDKI: Pasien mengalami gejala batuk kering dan mukosa mulut yang terdapat bintik Koplik, menunjukkan adanya peningkatan produksi sekret yang menghambat bersihan jalan napas.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, dengan kriteria hasil seperti pola napas normal, tidak ada ronki, dan tidak ada sianosis.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Manajemen Jalan Napas, misalnya memberikan hidrasi, obat ekspektoran, dan teknik batuk efektif.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
- SDKI: Pasien dengan demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, dan kemungkinan diagnosis campak menunjukkan adanya penurunan sistem imun yang berisiko menyebabkan infeksi.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Tidak Terjadi Infeksi, dengan kriteria hasil seperti tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada peningkatan suhu tubuh.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Manajemen Risiko Infeksi, misalnya memantau tanda-tanda vital, memberikan perawatan luka, dan meningkatkan kebersihan.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan demam dan kelelahan.
- SDKI: Pasien dengan demam tinggi dan kelelahan cenderung mengalami intoleransi aktivitas.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Toleransi Aktivitas Meningkat, dengan kriteria hasil seperti mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Manajemen Aktivitas, misalnya membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, memberikan istirahat yang cukup, dan memantau tanda-tanda vital.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai pedoman standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 4525 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun dirawat dengan masalah TBC saat dikaji pasien mengeluhkan sesak dan sulit membuang dahak. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya akumulasi sekret pada saluran pernafasan pasien. TD 135/90 mmHg, RR 28x/menit. Diagnosa keperawatan utama berdasarkan kasus diatas adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada suara napas tambahan
- Mampu batuk efektif dan mengeluarkan sekret
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memantau status pernapasan
- Mengajarkan teknik batuk efektif
- Memberikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Melakukan suction untuk mengeluarkan sekret
- Mengatur intake cairan yang adekuat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian oksigen, bronkodilator, dan terapi lainnya sesuai kebutuhan.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawatan pasien TBC dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif dapat dilakukan secara komprehensif dan terstandar, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 4526 | 04 Nov 2024
Klinis : Perawat Budi akan melakukan pemeriksaan EKG pada pasien yang dicurigai adanya masalah CAD. Perawat Budi akan meletakkan elektroda C4 pada dada pasien tepatnya pada posisi . . . * 4 poin ICS 2 parasternal kiri ICS 3 parasternal kiri ICS 4 searah garis midklavikula kiri ICS 4 searah garis aksilaris anterior kiri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam kasus ini, pemeriksaan EKG yang akan dilakukan oleh Perawat Budi pada pasien yang dicurigai memiliki masalah CAD (Coronary Artery Disease) dapat dikodekan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I20.9
- Deskripsi: Angina pektoris, tidak terperinci
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.01
- Deskripsi: Elektrokardiografi [EKG] rutin
Penempatan elektroda C4 pada dada pasien akan dilakukan pada ICS (Intercostal Space) 4 sejajar dengan garis midklavikula kiri. Ini merupakan posisi standar untuk pemeriksaan EKG, yang memungkinkan perekaman aktivitas listrik jantung pada area dada kiri. Lokasi ini memberikan informasi yang berguna untuk mengevaluasi potensi masalah kardiovaskular, seperti Coronary Artery Disease (CAD) yang dicurigai pada pasien ini. -
Article No. 4527 | 04 Nov 2024
Klinis : Perawat Budi Akan melakukan tindakan postural drainase pada pasien. Hasil temuan auskultasi ditemukan adanya akumulasi sekret pada daerah apeks paru posterior. Posisi pasien yang tepat selama tindakan postural drainase berdasarkan hasil temuan tersebut adalah . . . * 4 poin Duduk dengan posisi agak membungkuk Berbaring terlentang dengan menggunakan 1 bantal Berbaring miring secara bergantian Berbaring telungkup dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J98.8
- Deskripsi: Kondisi respirasi lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Postural drainage
Posisi pasien yang tepat selama tindakan postural drainase adalah:
Berbaring telungkup dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki.
Penjelasan:
Pada temuan auskultasi ditemukan adanya akumulasi sekret pada daerah apeks paru posterior. Untuk membantu drainase sekret tersebut, posisi pasien yang paling efektif adalah berbaring telungkup dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki. Hal ini membantu gravitasi untuk mengalirkan sekret dari area apeks paru posterior menuju jalan napas yang lebih besar sehingga dapat dikeluarkan lebih mudah.
Posisi duduk dengan agak membungkuk atau berbaring terlentang dengan satu bantal tidak optimal untuk drainase sekret pada area apeks paru posterior. Berbaring miring secara bergantian dapat membantu drainase, namun tidak seefektif posisi berbaring telungkup dengan kepala lebih rendah. -
Article No. 4528 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat dengan masalah TBC saat dikaji pasien mengeluhkan sesak dan sulit membuang dahak. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya akumulasi sekret pada saluran pernafasan pasien. TD 135/90 mmHg, RR 28x/menit. Permasalahan utama oksigenasi yang terjadi berdasarkan kasus tersebut adalah . . .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, permasalahan utama oksigenasi pada pasien tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas".
Pada kasus ini, pasien mengeluhkan sesak dan sulit membuang dahak, serta ditemukan adanya akumulasi sekret pada saluran pernapasannya. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah dalam membersihkan jalan napas secara efektif, sehingga Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), pasien dengan diagnosa ini dapat mengalami luaran seperti Permeabilitas Jalan Napas, Oksigenasi, dan Ventilasi yang tidak efektif. Sementara itu, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigen, dan Terapi Inhalasi. -
Article No. 4529 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat dengan masalah TBC saat dikaji pasien mengeluhkan sesak dan sulit membuang dahak. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya akumulasi sekret pada saluran pernafasan pasien. TD 135/90 mmHg, RR 28x/menit. Permasalahan utama oksigenasi yang terjadi berdasarkan kasus tersebut adalah . . .
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologi positif.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen.
Berdasarkan kasus tersebut, permasalahan utama oksigenasi yang terjadi adalah hipoksemia, yaitu penurunan kadar oksigen dalam darah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gejala sesak napas dan sulit membuang dahak, yang merupakan manifestasi dari gangguan pertukaran gas di paru-paru. Pemeriksaan fisik juga menunjukkan adanya akumulasi sekret pada saluran pernapasan, yang dapat menghambat aliran oksigen ke dalam darah.
Dalam kasus ini, pasien kemungkinan mengalami penurunan ventilasi alveolar akibat proses tuberkulosis di paru-paru, yang menyebabkan terjadinya peningkatan kerja napas dan upaya kompensasi pasien untuk mempertahankan nilai oksigenasi yang adekuat. Selain itu, peningkatan frekuensi napas (takhipnea) juga dapat terjadi sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan ventilasi alveolar.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah hipoksemia pada pasien ini adalah pemberian oksigen tambahan, yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 96.04. Pemberian oksigen bertujuan untuk memperbaiki kadar oksigen dalam darah, sehingga dapat mengurangi gejala sesak napas dan membantu proses penyembuhan tuberkulosis paru. -
Article No. 4530 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat dengan masalah TBC saat dikaji pasien mengeluhkan sesak dan sulit membuang dahak. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya akumulasi sekret pada saluran pernafasan pasien. TD 135/90 mmHg, RR 28x/menit. Permasalahan utama oksigenasi yang terjadi berdasarkan kasus tersebut adalah . . . * 4 poin Masalah ventilasi Masalah difusi Masalah transportasi Masalah perfusi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus yang diberikan, permasalahan utama oksigenasi yang terjadi adalah *Masalah ventilasi*.
Berikut adalah rincian kode ICD-10 dan ICD-9-CM:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.9
- Deskripsi: Tuberkulosis saluran pernapasan, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen, teknik lain
Penjelasan:
1. Masalah ventilasi:
- Pasien mengeluhkan sesak dan sulit membuang dahak, menunjukkan adanya gangguan dalam proses ventilasi.
- Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya akumulasi sekret pada saluran pernapasan, yang dapat menghambat aliran udara dan proses ventilasi.
- Tachypnea (RR 28x/menit) juga mengindikasikan adanya upaya kompensasi untuk meningkatkan ventilasi.
Dalam kasus ini, masalah ventilasi menjadi permasalahan utama oksigenasi, karena adanya akumulasi sekret pada saluran pernapasan yang menghambat proses ventilasi dan pertukaran gas. Kondisi ini dapat menyebabkan hipoksemia (penurunan oksigen dalam darah) dan memerlukan intervensi untuk membantu proses ventilasi, seperti pemberian oksigen (kode ICD-9-CM 96.04). -
Article No. 4531 | 04 Nov 2024
Klinis : Tn. A berumur 30 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus menerus 2-7 hari, Saat dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan adanya petekhie dan hasil pemeriksaan lab menunjukkan trombosit <100.000. Berdasarkan temuan pengkajian tersebut pasien dapat dicurigai menderita penyakit . . . * 4 poin Thypus Malaria Filariasis DHF
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan dan temuan pemeriksaan pasien, pasien ini dapat dicurigai menderita Demam Berdarah Dengue (DHF).
1. Kode ICD-10:
- Kode: A90
- Deskripsi: Demam Berdarah Dengue [Dengue fever (classic)]
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
Pasien dengan keluhan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, disertai gejala petekhie (pendarahan di bawah kulit) dan trombositopenia (jumlah trombosit <100.000) mengarah pada diagnosis Demam Berdarah Dengue (DHF). DHF merupakan salah satu komplikasi dari infeksi virus dengue yang ditandai dengan kebocoran plasma, pembekuan darah abnormal, dan adanya gangguan fungsi organ.
Pemberian cairan intravena (kode ICD-9-CM 99.15) merupakan salah satu intervensi utama dalam penanganan pasien dengan DHF, terutama untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Intervensi ini penting untuk mempertahankan volume dan tekanan darah dalam batas normal, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih berat. -
Article No. 4532 | 04 Nov 2024
Klinis : Pernyaatan di bawah ini yang benar mengenai penyakit tropis dan endemis adalah . . . * 4 poin DHF , malaria dan filariasis disebabkan oleh parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. DHF , malaria, thypoid dan filariasis ditularkan melalui gigitan nyamuk. DHF, malaria, typhoid dan filariasis memiliki manifestasi klinis yang sama yaitu demam DHF dan malaria memiliki masa inkubasi yang sama
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan pernyataan yang diberikan, jawaban yang benar adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A90
- Deskripsi: Demam berdarah dengue (DBD)
- Kode: B50-B54
- Deskripsi: Malaria
- Kode: B74
- Deskripsi: Filariasis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang spesifik untuk pernyataan di atas, karena pernyataan tersebut tidak menyebutkan adanya tindakan medis yang dilakukan.
Penjelasan:
1. Pernyataan yang benar adalah "DHF (Demam Berdarah Dengue), malaria, dan filariasis disebabkan oleh parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk." Hal ini sesuai dengan kode ICD-10 yang diberikan.
2. DHF, malaria, dan filariasis memang ditularkan melalui gigitan nyamuk, tetapi typhoid (demam tifoid) tidak termasuk dalam kelompok penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Typhoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
3. DHF, malaria, dan filariasis memang memiliki manifestasi klinis yang dapat meliputi demam, namun tidak semua kasus memiliki manifestasi klinis yang sama. Setiap penyakit memiliki karakteristik klinis yang spesifik.
4. DHF dan malaria memiliki masa inkubasi yang berbeda. Masa inkubasi DHF umumnya 4-10 hari, sedangkan masa inkubasi malaria bervariasi tergantung jenis parasit penyebabnya, yaitu 7-30 hari. -
Article No. 4533 | 04 Nov 2024
Klinis : Tn.X mengeluh lemas, tidak nafsu makan, mual dan sulit tidur. tingkat kesadaran pasien composmentis Tekanan darah; 90/70 mmHg Nadi; 106xmnt Pernafasan ; 17xmnt Suhu ; 36,6 C Bb; 65 kg Tb ; 168 cm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Tn.X dengan keluhan lemas, tidak nafsu makan, mual dan sulit tidur, dapat diberikan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan, ditandai dengan lemas, penurunan berat badan, dan tekanan darah rendah.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Defisit Volume Cairan adalah kondisi dimana individu mengalami kekurangan cairan tubuh yang ditandai dengan penurunan volume cairan ekstra sel dan/atau intra sel.
SLKI: Keseimbangan Cairan Terpelihara, yaitu keadaan dimana terdapat keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan tubuh.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, yaitu tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, termasuk pemberian cairan intravena, monitor intake dan output cairan, dan edukasi tentang asupan cairan yang adekuat.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kecemasan, mual, dan rasa tidak nyaman, ditandai dengan sulit memulai dan mempertahankan tidur.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Gangguan Pola Tidur adalah ketidakcukupan kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI: Pola Tidur Membaik, yaitu kemampuan individu untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Tidur, yaitu tindakan untuk memfasilitasi tidur yang adekuat, termasuk pemberian terapi relaksasi, pengaturan lingkungan tidur, dan edukasi tentang higienis tidur.
Demikian diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk Tn.X dengan kondisi yang dipaparkan. Semoga informasi ini bermanfaat.