Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4514 | 04 Nov 2024
Klinis : pasien laki-laki datang dengan kesadaran menurun , gasping , akral dingin, tensi tidakterukur, nadi dalamdan lambat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Gangguan Sirkulasi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Perfusi Jaringan Perifer adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan aliran darah ke jaringan perifer, yang dapat ditandai dengan akral dingin, nadi lemah, dan perubahan warna kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
2. Tanda-tanda Vital Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring Tanda-tanda Vital
2. Pemberian Oksigen
3. Peningkatan Sirkulasi
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan kesadaran menurun, gasping, akral dingin, tensi tidak terukur, nadi dalam dan lambat menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan perifer. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan sirkulasi, seperti syok. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Penurunan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Gangguan Sirkulasi". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah monitoring tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan peningkatan sirkulasi untuk memulihkan perfusi jaringan perifer. -
Article No. 4515 | 04 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien akan menunjukkan jalan napas terbuka dan tidak ada obstruksi.
- Pasien akan mempertahankan frekuensi napas dalam rentang normal.
- Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Lakukan penghisapan sekret jika perlu.
- Tingkatkan posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekret.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif.
- Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien akan menunjukkan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
- Pasien akan mempertahankan frekuensi napas dalam rentang normal.
- Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Lakukan penghisapan sekret jika perlu.
- Tingkatkan posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekret.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif.
- Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan di atas berkaitan dengan masalah pernapasan pada pasien yang datang dengan keluhan batuk. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan meningkatkan ventilasi. -
Article No. 4516 | 04 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Stres, kelelahan, ketegangan otot, kekurangan cairan, migrain, sinusitis, hipertensi, dan lain-lain.
- Gejala dan Tanda: Nyeri di area kepala, nyeri berdenyut, ketidaknyamanan, mual, kelelahan, dan perubahan perilaku.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome: Pasien melaporkan nyeri kepala berkurang, pasien dapat mengenali faktor yang menyebabkan nyeri kepala, dan pasien dapat mengelola nyeri kepala.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi distraksi, terapi komplementer, dan edukasi tentang manajemen nyeri kepala.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan sakit kepala perlu dievaluasi secara komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan memastikan bahwa tidak ada kondisi yang membahayakan. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Nyeri Kepala Akut", dengan fokus pada pengkajian, manajemen nyeri, dan edukasi pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi terapi farmakologis, nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, terapi komplementer), serta edukasi terkait faktor penyebab dan strategi pengelolaan nyeri kepala. -
Article No. 4517 | 04 Nov 2024
Klinis : Nyeri perut, mual, muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri perut, mual, dan muntah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman atau tidak enak di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut:
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi, obstruksi, peradangan, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi sistem gastrointestinal.
- Gejala: Rasa sakit atau tidak nyaman di perut, dapat bersifat lokal atau menyebar.
- Intervensi Keperawatan: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik, kompres hangat, teknik relaksasi, dan edukasi terkait pengelolaan nyeri.
2. Mual:
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi, obstruksi, peradangan, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi sistem gastrointestinal.
- Gejala: Rasa tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
- Intervensi Keperawatan: Mengkaji mual, memberikan antiemetik, mengatur posisi pasien, memberikan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi, dan edukasi terkait manajemen mual.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan:
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan akibat muntah.
- Gejala: Tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit buruk, mulut kering, dan penurunan output urin.
- Intervensi Keperawatan: Memantau tanda-tanda vital, mengkaji status cairan, memberikan cairan intravena atau oral sesuai dengan kebutuhan, dan edukasi terkait pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Dalam pendekatan akademis, saya sebagai pakar atau perawat profesional memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Penjelasan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan yang berlandaskan bukti. -
Article No. 4518 | 04 Nov 2024
Klinis : DS : - DO : Keadaan umum : lemah Hasil lab: Leukosit 13,93.103 µL Limfosit 8,2% Monosit 1,9% Eosinofil 0% Neutrophil 89,8% Kreatinin 1,74 mg/dL Urin berwarna keruh. Leukosit urin positif 3. Protein urin positif 1. Eritrosit urin positif 3. (6-10/lpb) Leukosit urin 20-25/lpb. Bakteri + TD: 113/68mmHg N: 86x/menit S: 35,6℃ RR: 22 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi Saluran Kemih
- Definisi (SDKI): Kerentanan individu terhadap masuknya organisme patogen ke dalam saluran kemih yang dapat menyebabkan infeksi.
- Faktor risiko (SDKI): peningkatan protein urin, peningkatan leukosit urin, adanya bakteri dalam urin.
- Gejala dan tanda (SDKI): kemerahan, pembengkakan, nyeri, demam, leukosit urin meningkat, bakteriuria.
2. Ketidakseimbangan Cairan
- Definisi (SDKI): Kondisi di mana asupan dan/atau pengeluaran cairan tidak seimbang.
- Faktor risiko (SDKI): peningkatan suhu tubuh, gangguan ginjal (peningkatan kreatinin).
- Gejala dan tanda (SDKI): lemah, kelelahan, turgor kulit menurun, tekanan darah rendah.
3. Risiko Gangguan Fungsi Ginjal
- Definisi (SLKI): Kerentanan individu terhadap penurunan fungsi ginjal.
- Faktor risiko (SLKI): peningkatan kreatinin, adanya protein dalam urin.
- Gejala dan tanda (SIKI): penurunan laju filtrasi glomerulus, peningkatan kadar urea dan kreatinin dalam darah.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Acuan dalam menentukan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Acuan dalam menetapkan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Acuan dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 4519 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sesak dan batuk berdahak lebih dari 3 minggu, demam dan sering berkeringat pada malam hari. Saat dikaji klien juga mengeluh kurang nafsu makan dan terlihat agak kurus. Saat pemeriksaan fisik terdengar bunyi ronchi pada paru kanan, RR : 26x/mnt, S : 37,2°C. Hasil pemeriksaan dahak menunjukkan positif tuberculosis. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk melengkapi data yang berhubungan erat dengan kasus tersebut adalah . . . * Pemeriksaan kemampuan batuk Pengukuran berat badan Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan radiologi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberculosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.56
- Deskripsi: Pemeriksaan sputum untuk bakteri tuberkulosis
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk melengkapi data yang berhubungan erat dengan kasus tersebut adalah:
1. Pengukuran berat badan: Untuk mengetahui perubahan berat badan yang terkait dengan penurunan nafsu makan dan penyakit tuberkulosis.
2. Pemeriksaan darah lengkap: Untuk mengetahui adanya indikasi infeksi, seperti peningkatan jumlah leukosit, serta untuk memantau status nutrisi dan kesehatan umum pasien.
3. Pemeriksaan radiologi: Untuk melihat gambaran radiologis paru yang dapat menunjukkan adanya lesi tuberkulosis, seperti infiltrat, kavitasi, atau pembesaran kelenjar getah bening.
Pemeriksaan kemampuan batuk juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas pembersihan saluran napas, namun tidak secara langsung terkait dengan diagnosis tuberkulosis. -
Article No. 4520 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sesak dan batuk berdahak lebih dari 3 minggu, demam dan sering berkeringat pada malam hari. Saat dikaji klien juga mengeluh kurang nafsu makan dan terlihat agak kurus. Saat pemeriksaan fisik terdengar bunyi ronchi pada paru kanan, RR : 26x/mnt, S : 37,2°C. Hasil pemeriksaan dahak menunjukkan positif tuberculosis. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk melengkapi data yang berhubungan erat dengan kasus tersebut adalah . . . * Pemeriksaan kemampuan batuk Pengukuran berat badan Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan radiologi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil akhir yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Pemeriksaan Fisik Tambahan:
1. Pemeriksaan kemampuan batuk: untuk mengetahui efektivitas batuk dalam mengeluarkan sekret.
2. Pengukuran berat badan: untuk mengetahui status nutrisi klien.
3. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mengetahui adanya infeksi atau anemia.
4. Pemeriksaan radiologi: untuk melihat gambaran lesi di paru-paru.
Tone: Akademis
Persona: Pakar keperawatan -
Article No. 4521 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Penjelasan: Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada jalan napas yang dapat menghambat pembersihan sekresi dan mempengaruhi ventilasi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Penjelasan: Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
3. Hipertermia
- Penjelasan: Pasien mengalami demam, yang merupakan tanda adanya proses infeksi atau peradangan dalam tubuh.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Intervensi untuk Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Monitor status pernapasan dan oksigenasi
- Berikan nebulisasi dan suction jika diperlukan
- Ajarkan teknik batuk efektif dan exercises pernapasan
2. Intervensi untuk Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Nilai status nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan nutrisi yang adekuat
- Berikan makan dan minum dalam jumlah yang cukup
3. Intervensi untuk Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres dingin jika suhu tubuh tinggi
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat penurun demam jika diperlukan
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 4522 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Sputum pemeriksaan mikroskopis untuk bakteri tuberkulosis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Gejala-gejala yang dialami pasien, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan fisik dan radiologis yang menunjukkan adanya lesi di paru, sesuai dengan kriteria diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 adalah untuk prosedur pemeriksaan mikroskopis sputum untuk mencari bakteri tuberkulosis. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru dengan identifikasi bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam sampel sputum pasien.
Selain itu, pemeriksaan diagnostik lain yang mungkin dilakukan untuk pasien ini antara lain:
- Kultur sputum untuk Mycobacterium tuberculosis (kode ICD-9-CM 90.72)
- Pemeriksaan radiologi dada, seperti rontgen atau CT scan (kode ICD-9-CM 87.41 atau 87.49)
- Pemeriksaan tes tuberkulin (uji mantoux) (kode ICD-9-CM 95.71)
Penanganan selanjutnya biasanya berupa terapi farmakologis dengan obat-obat anti-tuberkulosis sesuai dengan protokol pengobatan tuberkulosis. -
Article No. 4523 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan masalah hipertensi. Pada saat dikaji pasien mengeluh mudah lelah dan pusing apabila melakukan aktivitas berjalan. Diagnosa keperawatan utama berdasarkan kasus di atas adalah . . . * 4 poin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama serta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan dan keletihan, yang ditandai dengan pasien mengeluh mudah lelah dan pusing saat melakukan aktivitas berjalan.
Penjelasan:
a. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang dapat berkontribusi terhadap intoleransi aktivitas adalah penurunan kekuatan, keletihan, nyeri, dan penyakit kardiovaskular.
b. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, menunjukkan peningkatan kekuatan, dan melaporkan penurunan rasa lelah.
c. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan peningkatan mobilitas.
- Tujuannya adalah untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, kita dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada pasien hipertensi.