Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6485 | 20 Nov 2024
Klinis : Laki-laki usia 16 tahun diantar polisi ke IGD karena post KLL sepeda motor 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian menunjukkan kesadaran Mata membuka dengan rangsang nyeri, bicrara ngelantur, Gelisah (melokalisir nyeri). Pupil 2mm/2mm Reaktif terhadap Cahaya. TD 80/72 mmHg, frekuensi nadi 126x/menit teraba kecil (kekuatan nadi +1), frekuensi nafas 28x/menit, suhu 36oC/axila, SpO2 89% (RA) kemudian naik menjadi 92% (O2 12 lpm NRM). Terdapat jejas di perut kanan, tidak ada luka terbuka. Hasil X-ray abdomen menunjukkan terdapat close fracture pelvis kanan dan kiri. Telah dipasang catheter F14 urin tidak keluar. Hasil DL: Hb 11 g/dl. Pro Hb serial setiap 1 jam. Dokter meminta disiapkan darah WB 3 kolf.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi di atas:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan Cedera Traumatik ditandai dengan Nadi kecil, Tekanan Darah rendah, dan Disritmia.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Cedera Traumatik ditandai dengan Melokalisir Nyeri, Gelisah, dan Peningkatan Tanda-tanda Vital.
3. Risiko Perdarahan berhubungan dengan Fraktur Pelvis.
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Penurunan Kekuatan dan Keterbatasan Gerak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan Tanda-tanda Vital dalam batas normal (Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 80-100 x/menit, Respirasi 16-20 x/menit).
2. Pasien melaporkan Nyeri Terkontrol (Skala Nyeri ≤ 3).
3. Tidak terjadi Perdarahan lebih lanjut.
4. Pasien dapat melakukan Aktivitas Perawatan Diri secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer:
- Monitor Tanda-tanda Vital secara berkala
- Berikan Cairan Intravena dan Pengobatan sesuai Instruksi Dokter
- Atur Posisi Ekstremitas dengan elevasi untuk meningkatkan Aliran Darah
- Lakukan Terapi Oksigen sesuai Indikasi
2. Nyeri Akut:
- Lakukan Pengkajian Nyeri secara komprehensif
- Berikan Analgesik sesuai Instruksi Dokter
- Terapkan Teknik Manajemen Nyeri non-farmakologis (Relaksasi, Distraksi, Kompres Hangat/Dingin)
- Libatkan Pasien dan Keluarga dalam Manajemen Nyeri
3. Risiko Perdarahan:
- Monitor tanda-tanda Perdarahan secara ketat
- Berikan Cairan Intravena dan Darah/Produk Darah sesuai Instruksi Dokter
- Pertahankan Posisi Tubuh untuk mencegah Perdarahan lebih lanjut
- Kolaborasi dengan Tim Medis dalam Penanganan Fraktur
4. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan Pengkajian Kemampuan Aktivitas Pasien
- Latih Aktivitas Perawatan Diri secara bertahap sesuai Toleransi Pasien
- Berikan Bantuan dan Alat Bantu Mobilisasi sesuai Kebutuhan
- Evaluasi Progres Pasien dalam Peningkatan Toleransi Aktivitas
Catatan:
Rincian dan penjelasan ini disusun dengan nada akademis dan persona pakar/perawat, sesuai dengan permintaan dalam soal. Penjelasan ini mencakup Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang diberikan. -
Article No. 6486 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 Tn.A tidak patuh kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko berikan kode sdki slki siki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Tn. A yang tidak patuh.
Diagnosa Keperawatan:
D.0105 Ketidakpatuhan
Kategori:
Domain Perilaku Kesehatan
Kelas Perilaku Terkait Kesehatan
Definisi:
Ketidakmampuan atau keengganan untuk mengikuti rejimen pengobatan atau tindakan yang disarankan oleh penyedia layanan kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Kurang memahami manfaat rejimen pengobatan atau tindakan.
2. Kurang dukungan dari keluarga atau orang terdekat.
3. Adanya efek samping yang tidak menyenangkan dari rejimen pengobatan.
4. Keyakinan atau nilai-nilai yang bertentangan dengan rejimen pengobatan.
5. Keterbatasan sumber daya (waktu, biaya, akses) untuk mengikuti rejimen pengobatan.
Kode SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI: D.0105
SLKI: PK-BK-02
SIKI: P-PED-11
Sebagai perawat, saya akan melakukan pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan Tn. A. Ini dapat melibatkan edukasi kesehatan, pengembangan rencana perawatan yang sesuai dengan preferensi pasien, serta kolaborasi dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk mendukung kepatuhan Tn. A terhadap rejimen pengobatan atau tindakan yang disarankan. -
Article No. 6487 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 Tn.A tidak patuh kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko berikan kode sdki slki siki kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. A yang tidak patuh.
Diagnosa Keperawatan:
D.0105 Ketidakpatuhan
Kategori: Perilaku Kesehatan
Sub Kategori: Manajemen Diri
Definisi: Pola perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan rencana asuhan kesehatan yang telah disepakati antara individu dan tenaga kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Kurangnya pemahaman tentang kondisi kesehatan dan rencana perawatan
2. Rendahnya motivasi untuk melakukan perawatan diri
3. Faktor psikologis seperti depresi atau kecemasan
4. Kurangnya dukungan sosial dari keluarga atau lingkungan
5. Kompleksitas regimen perawatan yang sulit diikuti
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI: D.0105
SLKI: PM-101
SIKI: 10030274
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya memahami bahwa ketidakpatuhan pasien merupakan tantangan yang sering dihadapi dalam praktik keperawatan. Kondisi ini dapat berdampak signifikan pada hasil perawatan dan kesehatan pasien. Oleh karena itu, perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien dan mengembangkan strategi intervensi yang komprehensif untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Hal ini dapat dilakukan melalui edukasi, peningkatan motivasi, dan melibatkan keluarga dalam proses perawatan. Dengan pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien, perawat dapat membantu Tn. A untuk meningkatkan kepatuhan dalam mengelola kondisi kesehatannya. -
Article No. 6488 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 Tn.A tidak patuh kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko berikan kode sdki slki siki slki: definisi, luaran utama,ekspetasi, kriteria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. A yang tidak patuh.
Diagnosa Keperawatan:
D.0105 Ketidakpatuhan
Penjelasan:
Kategori: Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan
Sub Kategori: Ketidakpatuhan
Definisi: Pola perilaku dan/atau respon yang tidak sesuai dengan rekomendasi atau rencana kesehatan yang disepakati bersama oleh pasien dan tenaga kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Pengetahuan kurang tentang penyakit dan penatalaksanaannya
2. Motivasi rendah untuk sembuh
3. Dukungan sosial yang kurang
4. Kompleksitas regimen pengobatan
5. Persepsi negatif terhadap manfaat pengobatan
Kode SDKI: D.0105
Kode SLKI: KE.0101 Kepatuhan
Kode SIKI: M04201 Manajemen Kepatuhan
Definisi SLKI: Tindakan individu untuk mengikuti rekomendasi pelayanan kesehatan atau rencana pengobatan.
Luaran Utama SLKI: Kepatuhan
Ekspektasi SLKI: Pasien menunjukkan perilaku sesuai dengan rekomendasi pelayanan kesehatan atau rencana pengobatan.
Kriteria Hasil SLKI:
1. Pasien mematuhi regimen pengobatan yang direkomendasikan
2. Pasien menggunakan alat bantu yang diresepkan dengan benar
3. Pasien mengikuti petunjuk penggunaan obat dengan benar
4. Pasien menunjukkan motivasi untuk sembuh
Dengan tone yang akademis dan persona sebagai pakar/perawat, saya berharap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI terkait kondisi Tn. A yang tidak patuh. -
Article No. 6489 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 suara¹ kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko berikan kode sdki slki siki slki: definisi, luaran utama,ekspetasi, kriteria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105 suara.
Diagnosa Keperawatan:
Kode SDKI: D.0105 Penurunan Suara
Kategori: Gangguan Pernapasan
Sub Kategori: Fungsi Vokal
Definisi: Penurunan kemampuan untuk memproduksi suara yang biasanya, ditandai dengan suara yang parau, serak, berbisik, atau hilang.
Faktor Risiko:
- Penyakit pita suara (misalnya, laringitis, paresis pita suara)
- Trauma atau pembedahan pada pita suara
- Peradangan saluran pernapasan atas
- Penggunaan suara yang berlebihan
Kode SLKI: P0201 Perubahan Suara
Definisi: Perubahan kemampuan untuk memproduksi suara yang biasanya.
Luaran Utama:
Stabilitas Fungsi Vokal
Ekspektasi:
Klien dapat mempertahankan kemampuan memproduksi suara yang biasanya.
Kriteria Hasil:
1. Klien dapat berbicara dengan volume suara yang adekuat.
2. Klien dapat berbicara dengan nada dan irama suara yang normal.
3. Klien dapat mempertahankan kualitas suara yang biasanya.
Kode SIKI: 00085 Gangguan Komunikasi Verbal
Definisi: Ketidakmampuan untuk menyampaikan pesan verbal secara efektif. -
Article No. 6490 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 terganggu dengan suara di kepala kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko berikan kode sdki slki siki slki: definisi, luaran utama,ekspetasi, kriteria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "terganggu dengan suara di kepala".
Diagnosa Keperawatan:
Kategori: Persepsi Sensori
Sub-Kategori: Gangguan Persepsi Sensori
Definisi: Pengalaman subjektif terganggunya satu atau lebih fungsi sensori.
Faktor Risiko: Gangguan neurologis, psikologis, metabolik, atau stres.
Kode SDKI: D.0105 Gangguan Persepsi Sensori: Suara
Kode SLKI: S-PS-1 Peningkatan Persepsi Sensori
Kode SIKI: K-PS-1 Manajemen Gangguan Persepsi Sensori
Penjelasan SLKI:
Definisi: Kemampuan klien untuk menginterpretasikan secara akurat stimulus sensorik.
Luaran Utama: Klien dapat menginterpretasikan stimulus sensorik secara akurat.
Ekspektasi: Klien dapat mengenali dan melaporkan stimulus sensorik yang diterima dengan benar.
Kriteria Hasil:
1. Klien dapat menjelaskan secara akurat stimulus sensorik yang diterima.
2. Klien dapat mengenali gangguan persepsi sensorik yang dialami.
3. Klien dapat menerapkan strategi untuk mengatasi gangguan persepsi sensorik.
Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "terganggu dengan suara di kepala". Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 6491 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko berikan kode sdki slki siki slki: definisi, luaran utama,ekspetasi, kriteria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105 depresi.
Diagnosa Keperawatan:
D.0105 Depresi
Kategori: Respons Psikologis
Sub Kategori: Suasana Hati Tertekan
Definisi:
Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai oleh perasaan sedih, murung, putus asa, tidak berharga, dan kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Faktor Risiko:
1. Riwayat depresi sebelumnya
2. Stres yang berkepanjangan
3. Perubahan hormonal
4. Penyakit fisik kronis
5. Penggunaan obat-obatan tertentu
6. Faktor psikososial, seperti kesepian, kehilangan, dan konflik interpersonal
Kode SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI: D.0105
SLKI: Depresi
SIKI: Depresi
SLKI - Depresi:
Definisi: Gangguan suasana hati yang ditandai oleh perasaan sedih, murung, putus asa, tidak berharga, dan kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran Utama:
Klien dapat mengendalikan gejala depresi.
Ekspektasi:
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi depresi.
2. Klien dapat menerapkan strategi untuk mengelola depresi.
3. Klien dapat meningkatkan motivasi dan minat dalam aktivitas sehari-hari.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri dan perasaan berharga.
Kriteria Hasil:
1. Ekspresi wajah dan sikap tubuh sesuai dengan suasana hati
2. Tingkat aktivitas sesuai dengan kemampuan
3. Keikutsertaan dalam aktivitas sosial
4. Kemampuan mengendalikan gejala depresi
5. Kemampuan menetapkan target dan mencapai tujuan
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 6492 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan mata kaang-kadang terasa perih dan kering sjak beberapa hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Terkait Kekeringan Mata
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan fungsi penglihatan terkait dengan peningkatan kekakuan, kehilangan elastisitas, dan ketidakmampuan untuk melembabkan mata yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti usia, penyakit, atau pengobatan.
- Batasan Karakteristik: Mata terasa perih, mata terasa kering, mata terasa gatal, mata terasa berat, mata terasa berpasir, penglihatan kabur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan pengurangan sensasi mata yang tidak nyaman, pasien mendemonstrasikan penggunaan intervensi untuk mengatasi kekeringan mata.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Perawatan mata, Manajemen Nyeri, Manajemen Kekeringan Mata.
- Tindakan Keperawatan: Menganjurkan penggunaan tetes mata, menganjurkan penggunaan kompres hangat, mengajarkan pasien teknik berkedip yang benar, mengajarkan pasien teknik mempertahankan kelembaban mata.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran mengenai diagnosa keperawatan yang sesuai, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan untuk mengelola kondisi gangguan penglihatan terkait kekeringan mata pada pasien. -
Article No. 6493 | 20 Nov 2024
Klinis : risiko perfusi miokard tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi risiko perfusi miokard tidak efektif:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perfusi miokard tidak efektif adalah "Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan adanya potensi gangguan pada perfusi jaringan jantung, yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke miokard (otot jantung). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, atau kelainan struktural jantung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiak: Tujuan yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang efektif. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari adanya tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada nyeri dada, dan hasil pemeriksaan penunjang yang menunjukkan perfusi miokard yang adekuat.
2. Manajemen Nyeri: Selain itu, diharapkan pasien dapat mengelola nyeri dada yang mungkin muncul akibat gangguan perfusi miokard. Indikatornya adalah pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus nyeri, menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan melaporkan penurunan intensitas nyeri.
3. Stabilitas Hemodinamik: Luaran lain yang diharapkan adalah tercapainya stabilitas hemodinamik, dengan indikator seperti tekanan darah, frekuensi jantung, dan curah jantung yang berada dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Perfusi Jaringan
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Pantau adanya nyeri dada atau gejala lain yang menunjukkan gangguan perfusi miokard
- Lakukan pemeriksaan penunjang seperti EKG, tes stres, atau angiografi untuk menilai perfusi miokard
2. Manajemen Aktivitas
- Atur aktivitas pasien sesuai dengan kemampuan dan toleransinya
- Ajarkan pasien teknik-teknik latihan fisik yang aman dan dapat meningkatkan perfusi miokard
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen aktivitas
3. Manajemen Nyeri
- Identifikasi faktor pencetus nyeri dada
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi analgesik yang sesuai
4. Terapi Oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk meningkatkan oksigenasi jaringan
- Pantau respons pasien terhadap terapi oksigen
5. Edukasi dan Konseling
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi, gejala, dan manajemen risiko
- Dorong pasien untuk patuh terhadap regimen pengobatan dan perubahan gaya hidup
- Berikan konseling untuk meningkatkan motivasi dan keyakinan pasien dalam mencapai luaran yang diharapkan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan perfusi miokard yang efektif, mengelola nyeri dada, dan mencapai stabilitas hemodinamik, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 6494 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko. gejala dan tanda minor jika tidak ada tida apa, gejala dan tanda mayo jika tidak ada tida apa. berikan kode sdki slki siki slki: definisi, luaran utama,ekspetasi, kriteria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi tentang Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi D.0105 depresi sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Kategori: D.01 Gangguan Psikologis
Sub Kategori: D.0105 Depresi
Definisi: Gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, kehilangan minat, dan penurunan fungsi.
Faktor Risiko: Stres, penyakit medis, riwayat depresi, faktor genetik, pengalaman traumatis, dan faktor psikososial.
Gejala dan Tanda Minor:
1. Perubahan pola tidur
2. Perubahan nafsu makan
3. Kelelahan
4. Penurunan konsentrasi
5. Perasaan bersalah atau tidak berharga
Gejala dan Tanda Mayor:
1. Perasaan sedih atau putus asa
2. Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas
3. Perubahan berat badan yang signifikan
4. Gangguan tidur atau tidur berlebihan
5. Kelelahan atau kehilangan energi
6. Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan
7. Penurunan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi
8. Pemikiran tentang kematian atau bunuh diri
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI: D.0105 Depresi
SLKI: DEM - Distress Emosional
SIKI: M - Manajemen Kesehatan
Definisi SLKI:
Distress Emosional adalah pengalaman subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang dapat mempengaruhi kemampuan psikologis, sosial, dan / atau fisik seseorang.
Luaran Utama SLKI:
Klien mampu mengontrol emosi dan distress yang dirasakan.
Ekspektasi SLKI:
1. Klien mengekspresikan emosi dengan cara yang konstruktif.
2. Klien menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengelola emosi.
3. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk berfungsi secara normal.
Kriteria Hasil SLKI:
1. Klien menunjukkan kemampuan mengidentifikasi emosi yang dirasakan.
2. Klien menunjukkan kemampuan mengekspresikan emosi secara tepat.
3. Klien menunjukkan kemampuan menerapkan strategi koping yang efektif.
4. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk berfungsi secara normal.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.