Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6465 | 20 Nov 2024
Klinis : Nefrotik sindrom (kelompok 5) Seorang laki-laki usia 23 tahun sedang dirawat di ruang penyait dalam dengan diagnosa nefrotik sindrom. Hasil wawancara didapatkan keluhan Utama : Bengkak pada kedua tungkai bawah dari pangkal paha sampai ujung kaki, wajah dan perut. Riwayat Penyakit Sekarang : Bengkak dirasakan sejak 1 Mei 2019 yang lalu, bengkak dirasakan di kedua tungkai kemudian ke bagian perut dan wajah. Bengkak dikatakan tidak nyeri saat digerakkan ataupun saat di tekan. Bengkak di kaki membuat pasien sulit untuk beraktivitas seperti biasa. Nyeri saat berkemih (-) Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah : 120/70mmHg, Laju Pernafasan : 20x/ menit, regular, torako-abdominal, Nadi : 80x/ menit, regular, isi cukup, Suhu : 36,7 SpO2 : 98% room air, VAS : 0/10 Berat Badan : 56 kg Tinggi Badan : 170 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium : Protein (2+) 200 mg/dL, Albumin 1.90 g/dL 3.40-4.80
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien dengan nefrotik sindrom:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Edema berhubungan dengan retensi cairan dan protein serum rendah
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keluhan fisik (bengkak)
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Edema Terkendali
- Indikator: Bengkak di ekstremitas berkurang, tidak ada pembengkakan di wajah dan perut
- Target: Bengkak berkurang dalam 3-5 hari perawatan
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Indikator: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Target: Pasien dapat beraktivitas tanpa bantuan dalam 1 minggu perawatan
3. Bebas Infeksi
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, peningkatan laju pernafasan, peningkatan denyut nadi)
- Target: Pasien bebas infeksi dalam 1 minggu perawatan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edema Terkendali
- Manajemen cairan
- Terapi diuretik
- Pengaturan diet rendah garam
- Elevasi ekstremitas
- Pemantauan tanda-tanda vital
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Manajemen energi
- Bantuan aktivitas sehari-hari
- Latihan fisik progresif
- Monitoring status nutrisi
3. Bebas Infeksi
- Manajemen risiko infeksi
- Pemantauan tanda-tanda infeksi
- Edukasi higiene personal
- Pemberian obat antibiotik sesuai indikasi
Penjelasan:
1. Diagnosa keperawatan SDKI mencakup masalah utama yang dialami pasien, yaitu edema, intoleransi aktivitas, dan risiko infeksi. Hal ini sesuai dengan keluhan utama pasien berupa bengkak di ekstremitas, wajah, dan perut serta kesulitan dalam beraktivitas.
2. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) mencakup pengendalian edema, peningkatan toleransi aktivitas, dan bebas infeksi. Indikator dan target yang ditetapkan bertujuan untuk memastikan perbaikan kondisi pasien secara terukur.
3. Intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan meliputi manajemen cairan dan nutrisi, terapi diuretik, latihan fisik, serta manajemen risiko infeksi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan sesuai dengan masalah keperawatan yang teridentifikasi.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk mengatasi kondisi nefrotik sindrom pada pasien, memulihkan status kesehatan, dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 6466 | 20 Nov 2024
Klinis : Nefrotik sindrom (kelompok 5) Seorang laki-laki usia 23 tahun sedang dirawat di ruang penyait dalam dengan diagnosa nefrotik sindrom. Hasil wawancara didapatkan keluhan Utama : Bengkak pada kedua tungkai bawah dari pangkal paha sampai ujung kaki, wajah dan perut. Riwayat Penyakit Sekarang : Bengkak dirasakan sejak 1 Mei 2019 yang lalu, bengkak dirasakan di kedua tungkai kemudian ke bagian perut dan wajah. Bengkak dikatakan tidak nyeri saat digerakkan ataupun saat di tekan. Bengkak di kaki membuat pasien sulit untuk beraktivitas seperti biasa. Nyeri saat berkemih (-) Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah : 120/70mmHg, Laju Pernafasan : 20x/ menit, regular, torako-abdominal, Nadi : 80x/ menit, regular, isi cukup, Suhu : 36,7 SpO2 : 98% room air, VAS : 0/10 Berat Badan : 56 kg Tinggi Badan : 170 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium : Protein (2+) 200 mg/dL, Albumin 1.90 g/dL 3.40-4.80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan nefrotik sindrom:
Diagnosa Keperawatan:
1. Edema berhubungan dengan gangguan keseimbangan cairan akibat nefrotik sindrom.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Pertukaran/Metabolisme
- Kelas: Cairan
- Definisi: Akumulasi cairan yang berlebihan dalam rongga atau ruang interstisial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien menunjukkan penurunan edema.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Timbang berat badan harian.
3. Kaji intake dan output cairan.
4. Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretik.
6. Anjurkan pasien untuk istirahat dan elevasi ekstremitas.
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet rendah garam.
Tujuan intervensi adalah untuk membantu mengurangi akumulasi cairan dan edema pada pasien dengan nefrotik sindrom. -
Article No. 6467 | 20 Nov 2024
Klinis : gangguan persepsi sensori
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi gangguan persepsi sensori.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Persepsi Sensorik
Definisi: Gangguan dalam pengorganisasian atau interpretasi sensasi yang diterima oleh individu.
Karakteristik Utama:
1. Perilaku yang tidak sesuai dengan realitas
2. Kesulitan mengenali atau menginterpretasikan sensasi
3. Perubahan dalam waktu periode sensasi
4. Perubahan dalam pola atau kualitas sensasi
5. Kesulitan memfokuskan atau mempertahankan perhatian
Faktor Terkait:
1. Stres
2. Perubahan gaya hidup
3. Cedera otak
4. Penyakit neurologi
5. Penggunaan obat-obatan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perilaku yang sesuai dengan realitas
2. Kemampuan menginterpretasikan sensasi secara akurat
3. Stabilitas periode sensasi
4. Pola dan kualitas sensasi yang normal
5. Kemampuan memfokuskan dan mempertahankan perhatian
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitoring tanda-tanda vital dan status neurologis
2. Menciptakan lingkungan yang tenang dan aman
3. Mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab gangguan persepsi sensorik
4. Membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (psikolog, neurolog, dll.)
6. Edukasi klien dan keluarga tentang gangguan persepsi sensorik
7. Evaluasi secara berkala terhadap kemajuan klien
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Persepsi Sensorik" dipilih karena klien mengalami perubahan dalam pengorganisasian atau interpretasi sensasi yang diterima. Hal ini dapat ditandai dengan perilaku yang tidak sesuai dengan realitas, kesulitan mengenali atau menginterpretasikan sensasi, perubahan dalam waktu periode sensasi, perubahan dalam pola atau kualitas sensasi, serta kesulitan memfokuskan atau mempertahankan perhatian.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah agar klien dapat menampilkan perilaku yang sesuai dengan realitas, memiliki kemampuan menginterpretasikan sensasi secara akurat, stabilitas periode sensasi, pola dan kualitas sensasi yang normal, serta kemampuan memfokuskan dan mempertahankan perhatian.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi monitoring tanda-tanda vital dan status neurologis, menciptakan lingkungan yang tenang dan aman, mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab gangguan persepsi sensorik, membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, edukasi klien dan keluarga, serta evaluasi secara berkala terhadap kemajuan klien. -
Article No. 6468 | 20 Nov 2024
Klinis : gangguan persepsi sensori
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan persepsi sensori.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori
Definisi:
Gangguan Persepsi Sensori adalah ketidakmampuan individu untuk menerima dan menginterpretasikan stimulus sensori secara akurat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
- Laporan klien tentang perubahan persepsi sensori
- Perilaku yang menunjukkan distorsi atau gangguan persepsi
Faktor Berhubungan:
- Gangguan neurologis
- Gangguan psikologis
- Obat-obatan
- Penyakit kronis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
- Klien dapat mengenali perubahan persepsi sensori
- Klien dapat menyesuaikan diri dengan perubahan persepsi sensori
- Klien dapat menggunakan strategi koping yang efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Observasi dan Pemantauan tanda-tanda vital dan status mental
- Manajemen Lingkungan untuk meminimalkan distorsi persepsi
- Reedukaasi sensori untuk membantu klien menginterpretasikan stimulus dengan benar
- Terapi Reminiscence untuk meningkatkan orientasi
- Konseling untuk membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif
Sebagai perawat, kita perlu memahami kondisi gangguan persepsi sensori dan memberikan intervensi yang komprehensif untuk membantu klien mengatasi masalah tersebut. Pemantauan yang ketat, manajemen lingkungan, reedukaasi, dan konseling merupakan intervensi kunci dalam menangani gangguan persepsi sensori. -
Article No. 6469 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh demam, nyeri perut, salmonella thypi positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi terkait paparan patogen bakteri Salmonella Typhi
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Risiko infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Tanda dan gejala yang muncul pada pasien, seperti demam, nyeri perut, dan hasil pemeriksaan laboratorium positif untuk Salmonella Typhi, menunjukkan adanya risiko infeksi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien terbebas dari infeksi, ditandai dengan penurunan tanda dan gejala infeksi, seperti demam, nyeri perut, dan hasil pemeriksaan laboratorium negatif untuk Salmonella Typhi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian obat anti-infeksi, pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium, edukasi tentang penyakit dan pencegahan infeksi, serta perawatan higienis.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 6470 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh demam, nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh demam dan nyeri perut, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
2. Nyeri
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia
- Karakteristik: Suhu tubuh di atas 38°C, menggigil, kulit kemerahan.
- Faktor Penyebab: Infeksi, dehidrasi, peradangan.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, pemberian antipiretik, manajemen lingkungan.
2. Nyeri
- Karakteristik: Ekspresi wajah yang meringis, perubahan tanda-tanda vital, gelisah.
- Faktor Penyebab: Proses penyakit, inflamasi, trauma.
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgetik, relaksasi, terapi distraksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia
- Luaran: Suhu tubuh normal, tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada menggigil, kulit normal.
2. Nyeri Terkontrol
- Luaran: Pasien dapat mengendalikan nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, nyeri terkendali, tidak ada ekspresi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam
- Intervensi: Pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, pemberian antipiretik, manajemen lingkungan.
- Tujuan: Menurunkan suhu tubuh dan mencegah komplikasi.
2. Manajemen Nyeri
- Intervensi: Pengkajian nyeri, pemberian analgetik, relaksasi, terapi distraksi.
- Tujuan: Mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami. -
Article No. 6471 | 20 Nov 2024
Klinis : Post nefrotomi, bak via DC, nyeri luka post op
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan nefrotomi.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri terkontrol, dengan skala nyeri ≤ 3 dari 0-10, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan teknik relaksasi.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya drainase pada luka operasi nefrotomi.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi, seperti tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau pus pada luka operasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, pemberian antibiotik, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya drainase pada luka operasi dan nyeri.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan bebas dari satu atau lebih anggota tubuh.
- SLKI: Pasien dapat melakukan pergerakan mandiri dengan aman dan nyaman.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah terapi latihan, perawatan luka, dan pengaturan posisi.
Tone akademis, persona pakar, nurse:
Berdasarkan kondisi pasien post nefrotomi dengan adanya drainase (DC), nyeri luka post operasi, dan potensi risiko infeksi, diagnosis keperawatan yang sesuai meliputi nyeri akut, risiko infeksi, dan gangguan mobilitas fisik. Masing-masing diagnosis tersebut memiliki standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengarahkan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar. -
Article No. 6472 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien merasa miskin, tidak punya apa apa, malu karena bangkrut, dan merasa harapanya sebagai wirausahawan sukses tidak tercapai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Rendah Harga Diri
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Rendah Harga Diri adalah keadaan di mana individu rentan mengalami penurunan atau gangguan pada persepsi diri yang positif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah individu dapat mempertahankan persepsi diri yang positif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri
- Dorong klien untuk terlibat dalam aktivitas yang bermakna
- Berikan dukungan emosional dan pujian atas keberhasilan klien
- Kolaborasi dengan profesional lain (konselor, psikolog, dll) jika diperlukan
Dalam kondisi yang Anda deskripsikan, pasien merasa miskin, tidak memiliki apa-apa, malu karena bangkrut, dan merasa harapannya sebagai wirausahawan sukses tidak tercapai. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga diri pada pasien. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Rendah Harga Diri, dengan intervensi-intervensi yang dapat membantu pasien mempertahankan persepsi diri yang positif. -
Article No. 6473 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien bicara sendiri, pandangan ke satu arah dan tertawa sendiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang bicara sendiri, pandangan ke satu arah, dan tertawa sendiri adalah Halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau tidak sesuai dengan realita yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak. Pasien dengan halusinasi dapat mengalami gangguan persepsi terhadap stimulus sensorik yang tidak sesuai dengan realita.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Halusinasi Terkontrol
Luaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dapat mengendalikan dan mengurangi episode halusinasi yang dialami. Pasien diharapkan dapat mengenali tanda-tanda halusinasi, menggunakan teknik pengendalian halusinasi, dan melaporkan episode halusinasi kepada petugas kesehatan.
2. Perilaku Terarah
Luaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dapat menunjukkan perilaku yang terarah dan terorganisir. Pasien diharapkan dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri, berinteraksi dengan orang lain, dan menunjukkan pemahaman terhadap realita.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Halusinasi
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengenali dan mengatasi halusinasi yang dialami. Intervensi dapat meliputi:
a. Mengidentifikasi tipe dan karakteristik halusinasi yang dialami pasien.
b. Mengajarkan teknik pengendalian halusinasi, seperti mengalihkan perhatian, menggunakan realitas orientasi, dan melibatkan pasien dalam aktivitas.
c. Membantu pasien memonitor dan mencatat episode halusinasi.
d. Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter.
2. Peningkatan Komunikasi
Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara pasien dan petugas kesehatan. Intervensi dapat meliputi:
a. Menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi.
b. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik, seperti aktif mendengarkan, memberikan umpan balik, dan memfasilitasi ekspresi perasaan pasien.
c. Melibatkan keluarga dalam proses komunikasi.
3. Terapi Aktivitas Kelompok
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien berinteraksi dengan orang lain dan meningkatkan kemampuan perilaku yang terarah. Intervensi dapat meliputi:
a. Merancang kegiatan kelompok yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien.
b. Memfasilitasi pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
c. Memberikan dukungan dan umpan balik positif selama kegiatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tingkat halusinasi yang terkontrol dan perilaku yang terarah, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 6474 | 20 Nov 2024
Klinis : PASIEN MENGATAKAN BADAN LINU DAN PEGAL-PEGAL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan aktivitas fisik berlebih, berdasarkan keluhan pasien mengatakan badan linu dan pegal-pegal.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan nyeri akut adalah pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beraktivitas dengan tingkat nyeri yang terkontrol, dan pasien menunjukkan perilaku dalam mengatasi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi manajemen nyeri, terapi modalitas nyeri, dan pendidikan kesehatan.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh terhadap pasien, mencari penyebab nyeri, dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengurangi nyeri serta membantu pasien beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.