Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4715 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang Perempuan usia, 35 tahuan di rawat di RSJ sudah 5 hari. Keluarga klien mengatakakan tidak pernah mau keluara kamar karena mengatakan malu, serta tidak bisa apa- apa, 2 tahun yang lalu klien pernah gagal menikah dikarenakan calon suaminya malah pergi Bersama dengan teman balknya. Hasil pengkajian perawat, klien mengatakan malu dengan kondisinya skarang, merasa tidak berharga sebagai seorang Perempuan, dan mengatakan tidak mau berteman atau berinteraksi dengangan yang lain karena merasa tidak penting punya teman. Klien sering menunduk, tidak ada kontak mata, tidak bisa memulai pembicaraan, menjawab seperlunya. Kebersihan diri klien kurang, karena sering tidak mandi dan mengatakan bua tapa mandi tidak ada yang menyukai saya juga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Harga Diri Rendah Situasional
Definisi: Penilaian negatif yang sangat spesifik terhadap diri sendiri atau terhadap penampilan diri sendiri pada suatu kondisi yang disebabkan oleh situasi spesifik.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Faktor Predisposisi: Pengalaman kegagalan, Kehilangan hubungan signifikan, Respon masyarakat terhadap kondisi
- Karakteristik Utama: Pernyataan negatif tentang diri, Menarik diri dari interaksi sosial, Menunjukkan perilaku malu
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Harga Diri, Interaksi Sosial, Integritas Diri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Terapi Harga Diri, Terapi Aktivitas Kelompok, Peningkatan Konsep Diri
Penjelasan:
Seorang perempuan usia 35 tahun yang dirawat di RSJ selama 5 hari menunjukkan tanda-tanda harga diri rendah situasional. Klien merasa malu dengan kondisinya saat ini, merasa tidak berharga sebagai perempuan, dan menolak berinteraksi dengan orang lain karena merasa tidak penting. Klien juga menunjukkan perilaku menarik diri, tidak ada kontak mata, dan menjawab seperlunya. Kondisi ini kemungkinan dipicu oleh pengalaman kegagalan dalam pernikahan di masa lalu. -
Article No. 4716 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 30 tahun G3P2A0 hamil 38-39 minggu, datang ke poli KIA Puskesmas DTP Jatinangor sakit kepala. Hasil pengkajian sakit kepala sering dirasakan diseluruh area kepala. Hasil pemeriksaan lab proteinuria (+1) tekanan darah 160/110 djj 148x/menit datang Pasien segera diberikan terapi drip MgSO4 20% 13:35 dan 13.50 (9/9/24). Diberikan Dopamet 250 mg + Nifedipin 10 mg. pasien dipindahkan ke ruang VK pada jam 14.00 Pada pengkajian awal didapatkan pandangan jelas, mengeluh pusing dan mual muntah, nadi 83x/ mnit, rr 24x/menit, suhu 36,7, spo2 96%, tekanan darah 130/80, TFU 31cm, LP 87cm, lila 23cm presentasi kepala, punggung kanan DJJ 144x/menit, skala nyeri 4. BB sebelum hamil 49 kg setelah hamil 65kg (kenaikan 16kg), tinggi badan 155cm. HPHT: 18 Desember 2023 TP: 25 September 2024. ANC 7x. Pasien mengatakan telah imunisasi TT sebanyak 2x selama masa kehamilan namun lupa pada saat usia kehamilan keberapa. pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat alergi dan keluarga tidak memiliki penyakit turunan. Leopold I : TFU 31 cm, teraba lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II : Teraba datar memanjang (punggung) di abdomen kanan dan bagian-bagian kecil (ekstremitas) di abdomen kiri, Leopold III: Teraba keras bulat melenting (kepala) dan tidak dapat digoyangkan, Leopold IV: Tangan divergen, kepala sudah masuk PAP Vulva/vagina : Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada hambatan jalan lahir, tidak ditemukan adanya pengeluaran air dan perdarahan. Pemeriksaan dalam : pembukaan 2 cm, penurunan kepala 3⁄5, tidak ada penyusupan kepala, sutura masih berjauhan. Sebutkan semua diagnosanya, intervensinya dan di tandainya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan diagnosa medis preeklampsia berat, berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya akan memberikan penjelasan mengenai diagnosis keperawatan, intervensi, dan tanda-tandanya.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Kejang Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Darah
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Sakit Kepala
3. Mual Muntah Berhubungan dengan Preeklampsia Berat
4. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
Penjelasan:
1. Risiko Kejang Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Darah
- Tanda-tanda: Tekanan darah tinggi, edema, proteinuria, sakit kepala, perubahan kesadaran
- Intervensi: Kolaborasi pemberian terapi antihipertensi, terapi MgSO4, pemantauan tanda-tanda vital, dan pencegahan cedera.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Sakit Kepala
- Tanda-tanda: Mengeluh sakit kepala, nyeri kepala yang sering dirasakan di seluruh area kepala
- Intervensi: Pemberian analgesik, relaksasi, kompres hangat/dingin, manajemen stres, dan edukasi.
3. Mual Muntah Berhubungan dengan Preeklampsia Berat
- Tanda-tanda: Mual, muntah, kehilangan nafsu makan
- Intervensi: Pemberian antiemetik, manajemen cairan dan elektrolit, pengaturan diet, dan edukasi.
4. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Tanda-tanda: Perubahan kesadaran, pusing, pandangan kabur, keluhan neurologis
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan neurologi, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tim medis.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi terkait dengan diagnosis keperawatan tersebut secara komprehensif untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 4717 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 30 tahun G3P2A0 hamil 38-39 minggu, datang ke poli KIA Puskesmas DTP Jatinangor sakit kepala. Hasil pengkajian sakit kepala sering dirasakan diseluruh area kepala. Hasil pemeriksaan lab proteinuria (+1) tekanan darah 160/110 djj 148x/menit datang Pasien segera diberikan terapi drip MgSO4 20% 13:35 dan 13.50 (9/9/24). Diberikan Dopamet 250 mg + Nifedipin 10 mg. pasien dipindahkan ke ruang VK pada jam 14.00 Pada pengkajian awal didapatkan pandangan jelas, mengeluh pusing dan mual muntah, nadi 83x/ mnit, rr 24x/menit, suhu 36,7, spo2 96%, tekanan darah 130/80, TFU 31cm, LP 87cm, lila 23cm presentasi kepala, punggung kanan DJJ 144x/menit, skala nyeri 4. BB sebelum hamil 49 kg setelah hamil 65kg (kenaikan 16kg), tinggi badan 155cm. HPHT: 18 Desember 2023 TP: 25 September 2024. ANC 7x. Pasien mengatakan telah imunisasi TT sebanyak 2x selama masa kehamilan namun lupa pada saat usia kehamilan keberapa. pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat alergi dan keluarga tidak memiliki penyakit turunan. Leopold I : TFU 31 cm, teraba lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II : Teraba datar memanjang (punggung) di abdomen kanan dan bagian-bagian kecil (ekstremitas) di abdomen kiri, Leopold III: Teraba keras bulat melenting (kepala) dan tidak dapat digoyangkan, Leopold IV: Tangan divergen, kepala sudah masuk PAP Vulva/vagina : Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada hambatan jalan lahir, tidak ditemukan adanya pengeluaran air dan perdarahan. Pemeriksaan dalam : pembukaan 2 cm, penurunan kepala 3⁄5, tidak ada penyusupan kepala, sutura masih berjauhan. Sebutkan semua diagnosanya, intervensinya dan di tandainya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Preeklampsia (SDKI)
Definisi: Kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah dan protein urin yang dapat berakibat serius pada ibu dan janin.
Faktor Risiko: Usia ibu, paritas, riwayat preeklampsia, dan obesitas.
2. Nyeri akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penyebab: Peningkatan tekanan darah, ketegangan otot, dan mual/muntah.
3. Mual dan Muntah (SDKI)
Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan pengeluaran isi lambung melalui mulut secara tidak terkontrol.
Penyebab: Preeklampsia dan peningkatan tekanan darah.
Intervensi Keperawatan:
1. Risiko Preeklampsia (SIKI)
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi MgSO4 dan antihipertensi
c. Ajarkan pasien untuk mengenali tanda-tanda bahaya preeklampsia
d. Fasilitasi istirahat yang cukup
2. Nyeri Akut (SIKI)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi dokter
c. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
d. Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab nyeri
3. Mual dan Muntah (SIKI)
a. Pantau tanda-tanda vital dan intake/output cairan
b. Berikan antiemetik sesuai instruksi dokter
c. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi
d. Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab mual dan muntah
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Preeklampsia: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi komplikasi preeklampsia
2. Nyeri Akut: Skala nyeri menurun, pasien dapat beraktivitas dengan nyaman
3. Mual dan Muntah: Frekuensi mual dan muntah menurun, tidak terjadi dehidrasi
Saya, sebagai perawat profesional, akan melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 4718 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 30 tahun G3P2A0 hamil 38-39 minggu, datang ke poli KIA Puskesmas DTP Jatinangor sakit kepala. Hasil pengkajian sakit kepala sering dirasakan diseluruh area kepala. Hasil pemeriksaan lab proteinuria (+1) tekanan darah 160/110 djj 148x/menit datang Pasien segera diberikan terapi drip MgSO4 20% 13:35 dan 13.50 (9/9/24). Diberikan Dopamet 250 mg + Nifedipin 10 mg. pasien dipindahkan ke ruang VK pada jam 14.00 Pada pengkajian awal didapatkan pandangan jelas, mengeluh pusing dan mual muntah, nadi 83x/ mnit, rr 24x/menit, suhu 36,7, spo2 96%, tekanan darah 130/80, TFU 31cm, LP 87cm, lila 23cm presentasi kepala, punggung kanan DJJ 144x/menit, skala nyeri 4. BB sebelum hamil 49 kg setelah hamil 65kg (kenaikan 16kg), tinggi badan 155cm. HPHT: 18 Desember 2023 TP: 25 September 2024. ANC 7x. Pasien mengatakan telah imunisasi TT sebanyak 2x selama masa kehamilan namun lupa pada saat usia kehamilan keberapa. pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat alergi dan keluarga tidak memiliki penyakit turunan. Leopold I : TFU 31 cm, teraba lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II : Teraba datar memanjang (punggung) di abdomen kanan dan bagian-bagian kecil (ekstremitas) di abdomen kiri, Leopold III: Teraba keras bulat melenting (kepala) dan tidak dapat digoyangkan, Leopold IV: Tangan divergen, kepala sudah masuk PAP Vulva/vagina : Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada hambatan jalan lahir, tidak ditemukan adanya pengeluaran air dan perdarahan. Pemeriksaan dalam : pembukaan 2 cm, penurunan kepala 3⁄5, tidak ada penyusupan kepala, sutura masih berjauhan. Sebutkan semua diagnosanya, intervensinya dan di tandainya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan, intervensi, dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi Dalam Kehamilan (Preeclampsia)
2. Nyeri Kepala
3. Mual Muntah
4. Risiko Kekurangan Cairan
Intervensi Keperawatan:
1. Hipertensi Dalam Kehamilan (Preeclampsia):
- Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Berikan terapi antikonvulsan (MgSO4) sesuai instruksi medis
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi obat-obatan antihipertensi
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai preeklampsia dan komplikasinya
- Evaluasi efektivitas terapi dan pantau perkembangan kondisi pasien
2. Nyeri Kepala:
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri kepala
- Berikan intervensi farmakologis sesuai dengan instruksi medis
- Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
- Edukasi pasien mengenai manajemen nyeri kepala
3. Mual Muntah:
- Identifikasi faktor-faktor pemicu mual muntah
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi
- Berikan edukasi tentang manajemen mual muntah selama kehamilan
4. Risiko Kekurangan Cairan:
- Monitor asupan dan pengeluaran cairan
- Berikan cairan intravena sesuai instruksi medis
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan per oral
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk mengevaluasi kebutuhan cairan pasien
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Standar-standar ini dikembangkan oleh PPNI untuk memberikan panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 4719 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 30 tahun G3P2A0 hamil 38-39 minggu, datang ke poli KIA Puskesmas DTP Jatinangor sakit kepala. Hasil pengkajian sakit kepala sering dirasakan diseluruh area kepala. Hasil pemeriksaan lab proteinuria (+1) tekanan darah 160/110 djj 148x/menit datang Pasien segera diberikan terapi drip MgSO4 20% 13:35 dan 13.50 (9/9/24). Diberikan Dopamet 250 mg + Nifedipin 10 mg. pasien dipindahkan ke ruang VK pada jam 14.00 Pada pengkajian awal didapatkan pandangan jelas, mengeluh pusing dan mual muntah, nadi 83x/ mnit, rr 24x/menit, suhu 36,7, spo2 96%, tekanan darah 130/80, TFU 31cm, LP 87cm, lila 23cm presentasi kepala, punggung kanan DJJ 144x/menit, skala nyeri 4. BB sebelum hamil 49 kg setelah hamil 65kg (kenaikan 16kg), tinggi badan 155cm. HPHT: 18 Desember 2023 TP: 25 September 2024. ANC 7x. Pasien mengatakan telah imunisasi TT sebanyak 2x selama masa kehamilan namun lupa pada saat usia kehamilan keberapa. pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat alergi dan keluarga tidak memiliki penyakit turunan. Leopold I : TFU 31 cm, teraba lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II : Teraba datar memanjang (punggung) di abdomen kanan dan bagian-bagian kecil (ekstremitas) di abdomen kiri, Leopold III: Teraba keras bulat melenting (kepala) dan tidak dapat digoyangkan, Leopold IV: Tangan divergen, kepala sudah masuk PAP Vulva/vagina : Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada hambatan jalan lahir, tidak ditemukan adanya pengeluaran air dan perdarahan. Pemeriksaan dalam : pembukaan 2 cm, penurunan kepala 3⁄5, tidak ada penyusupan kepala, sutura masih berjauhan. Sebutkan semua diagnosanya, intervensinya dan di tandainya berdasarkan kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, intervensi, dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Komplikasi Preeklampsia Berat r/t Peningkatan Tekanan Darah, Proteinuria, dan Gejala Serta Tanda Preeklampsia Berat
2. Nyeri Sakit Kepala r/t Peningkatan Tekanan Darah
3. Mual Muntah r/t Peningkatan Tekanan Darah
Intervensi Keperawatan:
1. Risiko Komplikasi Preeklampsia Berat r/t Peningkatan Tekanan Darah, Proteinuria, dan Gejala Serta Tanda Preeklampsia Berat
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi pemberian terapi antihipertensi dan MgSO4
- Observasi tanda-tanda preeklampsia berat
- Siapkan rujukan ke rumah sakit jika kondisi memburuk
2. Nyeri Sakit Kepala r/t Peningkatan Tekanan Darah
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgetik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri
3. Mual Muntah r/t Peningkatan Tekanan Darah
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Komplikasi Preeklampsia Berat r/t Peningkatan Tekanan Darah, Proteinuria, dan Gejala Serta Tanda Preeklampsia Berat
- Preeklampsia berat adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria, dan gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, dan perubahan visual.
- Risiko komplikasi seperti kejang, perdarahan, dan kerusakan organ vital perlu diwaspadai dan diantisipasi.
- Intervensi keperawatan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, kolaborasi terapi, observasi tanda-tanda komplikasi, dan persiapan rujukan jika diperlukan.
2. Nyeri Sakit Kepala r/t Peningkatan Tekanan Darah
- Sakit kepala merupakan gejala umum pada preeklampsia berat yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah.
- Pengkajian nyeri secara komprehensif dan pemberian analgetik sesuai instruksi medis diperlukan untuk mengatasi nyeri.
- Teknik relaksasi juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi nyeri.
3. Mual Muntah r/t Peningkatan Tekanan Darah
- Mual dan muntah dapat terjadi pada preeklampsia berat sebagai akibat dari peningkatan tekanan darah.
- Pemantauan intake dan output cairan serta pemberian antiemetik sesuai instruksi medis diperlukan untuk mengatasi mual dan muntah.
- Edukasi tentang teknik manajemen mual dan muntah juga dapat membantu pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4720 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 30 tahun G3P2A0 hamil 38-39 minggu, datang ke poli KIA Puskesmas DTP Jatinangor sakit kepala. Hasil pengkajian sakit kepala sering dirasakan diseluruh area kepala. Hasil pemeriksaan lab proteinuria (+1) tekanan darah 160/110 djj 148x/menit datang Pasien segera diberikan terapi drip MgSO4 20% 13:35 dan 13.50 (9/9/24). Diberikan Dopamet 250 mg + Nifedipin 10 mg. pasien dipindahkan ke ruang VK pada jam 14.00 Pada pengkajian awal didapatkan pandangan jelas, mengeluh pusing dan mual muntah, nadi 83x/ mnit, rr 24x/menit, suhu 36,7, spo2 96%, tekanan darah 130/80, TFU 31cm, LP 87cm, lila 23cm presentasi kepala, punggung kanan DJJ 144x/menit, skala nyeri 4. BB sebelum hamil 49 kg setelah hamil 65kg (kenaikan 16kg), tinggi badan 155cm. HPHT: 18 Desember 2023 TP: 25 September 2024. ANC 7x. Pasien mengatakan telah imunisasi TT sebanyak 2x selama masa kehamilan namun lupa pada saat usia kehamilan keberapa. pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat alergi dan keluarga tidak memiliki penyakit turunan. Leopold I : TFU 31 cm, teraba lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II : Teraba datar memanjang (punggung) di abdomen kanan dan bagian-bagian kecil (ekstremitas) di abdomen kiri, Leopold III: Teraba keras bulat melenting (kepala) dan tidak dapat digoyangkan, Leopold IV: Tangan divergen, kepala sudah masuk PAP Vulva/vagina : Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada hambatan jalan lahir, tidak ditemukan adanya pengeluaran air dan perdarahan. Pemeriksaan dalam : pembukaan 2 cm, penurunan kepala 3⁄5, tidak ada penyusupan kepala, sutura masih berjauhan. Sebutkan semua diagnosanya, intervensinya dan di tandainya berdasarkan kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan rencana intervensi berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Preeklampsia Berat b.d. hipertensi, proteinuria, dan edema (+)
2. Kecemasan b.d. kondisi kesehatan yang mengancam
3. Nyeri akut b.d. kontraksi uterus
Intervensi Keperawatan:
1. Risiko Preeklampsia Berat
- Intervensi SIKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Pemantauan Intake-Output, Pemberian Terapi Obat, Pengaturan Lingkungan
- Luaran SLKI: Tanda-Tanda Vital dalam rentang normal, Tidak terjadi komplikasi preeklampsia berat, Mampu beradaptasi dengan kondisi
2. Kecemasan
- Intervensi SIKI: Manajemen Kecemasan, Terapi Relaksasi, Konseling
- Luaran SLKI: Kecemasan menurun, Mampu mengidentifikasi stressor, Mampu menerapkan strategi koping yang efektif
3. Nyeri Akut
- Intervensi SIKI: Manajemen Nyeri, Pemberian Terapi Analgetik, Kompres Hangat
- Luaran SLKI: Nyeri terkontrol, Mampu menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, Tidak ada tanda-tanda komplikasi
Dalam mengelola kasus ini, saya sebagai perawat akan menerapkan standar praktik keperawatan yang berpusat pada pasien, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, dan berfokus pada pencegahan komplikasi serta peningkatan kenyamanan dan keamanan pasien. Saya akan terus memantau kondisi pasien, memberikan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 4721 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis atau histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan bakteriologis sputum untuk tuberkulosis
Penjelasan:
Berdasarkan keterangan yang diberikan, pasien pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas, dan pemeriksaan radiologis menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal yang dicurigai adalah tuberkulosis paru.
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk mengkodekan "Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis atau histologis". Kode ini sesuai dengan kondisi pasien yang menunjukkan gejala dan tanda-tanda tuberkulosis paru.
Selanjutnya, kode ICD-9-CM 87.44 digunakan untuk mengkodekan "Pemeriksaan bakteriologis sputum untuk tuberkulosis". Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru melalui pemeriksaan laboratorium. -
Article No. 4722 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus pasien pria usia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, obstruksi jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor yang berhubungan: Kelemahan, keletihan.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan: Nafsu makan menurun, penurunan berat badan.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) memberikan definisi dan faktor yang berhubungan dengan setiap diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan untuk setiap diagnosis.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menetapkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien ini. -
Article No. 4723 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD tanggal 4/11/2024 pkl. 08.25 wita, dengan keluhan sulit berbicara sejak kemarin sore dan memberat saat ini. Pasien dikatakan saat berbicara seperti tidak jelas. Pasien dikatakan dikatakan sulit berjalan sejak beberapa bulan yang lalu sehari-harinya pasien menggunakan kursi roda. Makan dan minum dikatakan masih normal, BAB dan BAK dikatakan masih normal. Tekanan Darah : 170/100 mmHg, Nadi : 80 x/mnt, Suhu : 36 RR: 20 x/mnt, Saturasi O2: 95% gula darah : 352 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam mengidentifikasi diagnosa keperawatan berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, saya akan menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang terdiri dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan disfungsi neuromuskular, ditandai dengan sulit berbicara dan tidak jelas saat berbicara.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskular, ditandai dengan pasien menggunakan kursi roda untuk beraktivitas sehari-hari.
3. Risiko Hiperglikemia berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah, ditandai dengan gula darah pasien 352 mg/dl.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Komunikasi Verbal:
- SDKI: Gangguan Komunikasi Verbal
- SLKI: Komunikasi Efektif
- SIKI: Peningkatan Komunikasi
Penjelasan: Pasien mengalami kesulitan dalam berbicara dan tidak jelas saat berbicara, yang dapat disebabkan oleh disfungsi neuromuskular. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan komunikasi pasien, seperti menggunakan alat bantu komunikasi dan memberikan pelatihan komunikasi.
2. Gangguan Mobilitas Fisik:
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas Fisik Mandiri
- SIKI: Peningkatan Mobilitas
Penjelasan: Pasien menggunakan kursi roda untuk beraktivitas sehari-hari, yang menunjukkan adanya kelemahan neuromuskular. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan mobilitas pasien, seperti memberikan latihan fisik dan bantuan alat bantu mobilitas.
3. Risiko Hiperglikemia:
- SDKI: Risiko Hiperglikemia
- SLKI: Kadar Glukosa Darah Terkendali
- SIKI: Manajemen Hiperglikemia
Penjelasan: Pasien memiliki kadar gula darah yang tinggi, yaitu 352 mg/dl. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen hiperglikemia, seperti pemantauan kadar gula darah, pemberian insulin, dan edukasi mengenai diet dan gaya hidup yang sehat.
Tone: Akademis
Persona: Pakar Perawat -
Article No. 4724 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 30 tahun G3P2A0 hamil 38-39 minggu, datang ke poli KIA Puskesmas DTP Jatinangor sakit kepala. Hasil pengkajian sakit kepala sering dirasakan diseluruh area kepala. Hasil pemeriksaan lab proteinuria (+1) tekanan darah 160/110 djj 148x/menit datang Pasien segera diberikan terapi drip MgSO4 20% 13:35 dan 13.50 (9/9/24). Diberikan Dopamet 250 mg + Nifedipin 10 mg. pasien dipindahkan ke ruang VK pada jam 14.00 Pada pengkajian awal didapatkan pandangan jelas, mengeluh pusing dan mual muntah, nadi 83x/ mnit, rr 24x/menit, suhu 36,7, spo2 96%, tekanan darah 130/80, TFU 31cm, LP 87cm, lila 23cm presentasi kepala, punggung kanan DJJ 144x/menit, skala nyeri 4. BB sebelum hamil 49 kg setelah hamil 65kg (kenaikan 16kg), tinggi badan 155cm. HPHT: 18 Desember 2023 TP: 25 September 2024. ANC 7x. Pasien mengatakan telah imunisasi TT sebanyak 2x selama masa kehamilan namun lupa pada saat usia kehamilan keberapa. pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat alergi dan keluarga tidak memiliki penyakit turunan. Leopold I : TFU 31 cm, teraba lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II : Teraba datar memanjang (punggung) di abdomen kanan dan bagian-bagian kecil (ekstremitas) di abdomen kiri, Leopold III: Teraba keras bulat melenting (kepala) dan tidak dapat digoyangkan, Leopold IV: Tangan divergen, kepala sudah masuk PAP Vulva/vagina : Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada hambatan jalan lahir, tidak ditemukan adanya pengeluaran air dan perdarahan. Pemeriksaan dalam : pembukaan 2 cm, penurunan kepala 3⁄5, tidak ada penyusupan kepala, sutura masih berjauhan. Sebutkan semua diagnosanya, intervensinya dan di tandainya berdasarkan kasus tersebut yang ada pada buku sdki dengan kodenya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang memahami standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), saya akan memberikan analisis terhadap kasus yang Anda sampaikan.
Berdasarkan data yang diberikan, ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi, beserta penjelasan singkatnya dan kodenya sesuai SDKI:
1. Risiko Sindrom Hipertensi Kehamilan (00205)
Penjelasan: Pasien menunjukkan tanda-tanda hipertensi pada kehamilan, seperti tekanan darah tinggi (160/110 mmHg) dan proteinuria (+1), yang meningkatkan risiko komplikasi hipertensi pada kehamilan.
2. Nyeri Akut (00132)
Penjelasan: Pasien mengeluhkan sakit kepala yang dirasakan di seluruh area kepala, yang merupakan gejala nyeri akut.
3. Mual (00134)
Penjelasan: Pasien mengeluhkan mual, yang merupakan salah satu gejala yang sering muncul pada kondisi hipertensi kehamilan.
4. Risiko Perdarahan (00205)
Penjelasan: Pasien memiliki risiko perdarahan terkait dengan kondisi hipertensi kehamilan yang dapat menyebabkan komplikasi.
Selanjutnya, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI adalah:
1. Manajemen Hipertensi (I-0915)
Tujuan: Membantu pasien mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
Intervensi: Pemberian terapi antihipertensi, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi gaya hidup sehat.
2. Manajemen Nyeri (I-0604)
Tujuan: Membantu pasien mencapai pengelolaan nyeri yang efektif.
Intervensi: Pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan pengelolaan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
3. Manajemen Mual (I-0606)
Tujuan: Membantu pasien mencapai kontrol yang efektif terhadap mual.
Intervensi: Pemberian antiemetik, manajemen faktor-faktor yang menyebabkan mual, dan edukasi tentang manajemen mual.
4. Pencegahan Perdarahan (I-0910)
Tujuan: Membantu pasien mencegah terjadinya perdarahan.
Intervensi: Pemantauan tanda-tanda perdarahan, pemberian terapi profilaksis, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan, perawat harus selalu memperhatikan standar luaran keperawatan yang tertuang dalam SLKI, seperti stabilitas tanda-tanda vital, kontrol rasa nyeri, kontrol mual, dan pencegahan komplikasi.