Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4685 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan paparan virus campak
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko infeksi berhubungan dengan paparan virus campak ditandai dengan kerentanan individu terhadap masuknya patogen (virus campak) yang dapat menyebabkan sakit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien bebas dari infeksi campak, yang ditandai dengan tidak adanya komplikasi dan tanda-tanda infeksi, serta pemulihan yang baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat sesuai resep, manajemen demam, perawatan kulit dan mukosa, serta edukasi tentang pencegahan penyebaran infeksi.
Sebagai perawat, saya akan berkolaborasi dengan tim medis untuk memastikan penanganan yang tepat bagi pasien anak perempuan ini agar dapat pulih dengan baik dari infeksi campak. -
Article No. 4686 | 05 Nov 2024
Klinis : Resiko penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi resiko penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Resiko Penurunan Curah Jantung adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu, yang dapat berakibat pada gangguan perfusi jaringan.
- Karakteristik definisi: Individu memiliki faktor risiko yang dapat mengakibatkan penurunan curah jantung, seperti gangguan fungsi jantung, perubahan kontraktilitas miokard, perubahan preload atau afterload, dan lain-lain.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu tidak mengalami penurunan curah jantung dan tanda-tanda vital stabil.
- Indikator: Frekuensi jantung, tekanan darah, saturasi oksigen, dan output urin dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, pemberian oksigen, dan edukasi terkait gaya hidup yang sehat.
- Tujuan: Mencegah terjadinya penurunan curah jantung, mempertahankan curah jantung yang adekuat, dan meningkatkan kualitas hidup individu.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola kondisi resiko penurunan curah jantung. -
Article No. 4687 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Pola Napas
3. Intoleransi Aktivitas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik Utama: Ekspresi verbal atau non-verbal nyeri, perubahan tanda-tanda vital, perubahan perilaku.
2. Gangguan Pola Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman.
- Karakteristik Utama: Kesulitan bernapas, peningkatan usaha bernapas, napas dangkal.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Karakteristik Utama: Kelelahan, kelemahan, dispnea, palpitasi, perubahan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol
2. Pola Napas Efektif
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Intervensi: Identifikasi karakteristik nyeri, pemberian analgesik, teknik non-farmakologis, evaluasi efektivitas intervensi.
2. Manajemen Jalan Napas
- Intervensi: Oksigenasi, posisi pasien, latihan pernapasan, suction, monitor tanda-tanda vital.
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Intervensi: Evaluasi toleransi aktivitas, pemberian latihan, manajemen energi, perawatan diri yang dibantu.
Kesimpulannya, pasien ini mengalami nyeri dada yang hebat, sesak napas, mual, dan keringat dingin, yang menunjukkan kemungkinan infark miokard akut. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, manajemen jalan napas, dan peningkatan toleransi aktivitas. -
Article No. 4688 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas, tidak nyaman berbaring, tidak bisa tidur, abdomen perut buncit, terlihat terpasang oksigen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan SDKI:
Ketidakefektifan Pola Napas adalah ventilasi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigen/ventilasi. Ditandai dengan sesak napas, tidak nyaman berbaring, dan terpasang oksigen.
Penjelasan SLKI:
Perawatan yang diperlukan adalah mempertahankan jalan napas efektif, memantau pola napas, dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
Penjelasan SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau status pernapasan, memberikan oksigen sesuai indikasi, dan memposisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal.
2. Gangguan Pola Tidur
Penjelasan SDKI:
Gangguan Pola Tidur adalah perubahan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari. Ditandai dengan pasien yang mengatakan tidak bisa tidur.
Penjelasan SLKI:
Perawatan yang diperlukan adalah memfasilitasi tidur yang adekuat, mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur, dan memantau pola tidur pasien.
Penjelasan SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji pola tidur, memberikan lingkungan yang nyaman untuk tidur, dan mengajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur.
3. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan SDKI:
Kelebihan Volume Cairan adalah akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh. Ditandai dengan abdomen yang buncit.
Penjelasan SLKI:
Perawatan yang diperlukan adalah memantau intake dan output cairan, mengatur pemberian cairan, dan memfasilitasi pengeluaran cairan yang adekuat.
Penjelasan SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji status cairan, membatasi asupan cairan, dan memantau tanda-tanda kelebihan cairan.
Harap diperhatikan bahwa ini adalah penjelasan singkat berdasarkan informasi yang diberikan. Evaluasi lebih lanjut dan pemeriksaan klinis yang lebih komprehensif oleh tenaga kesehatan profesional diperlukan untuk diagnosis dan perencanaan perawatan yang lebih lengkap. -
Article No. 4689 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas, tidak nyaman berbaring, tidak bisa tidur, pasien mengatakan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pola Napas adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam batas normal, irama napas teratur, dan tidak ada tanda-tanda gangguan pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, latihan pernapasan, dan edukasi tentang manajemen gejala.
Secara akademis, sebagai pakar keperawatan, saya menyarankan agar pasien segera mendapatkan penanganan yang sesuai untuk mengatasi masalah pernapasan yang dialaminya. Penanganan yang tepat dan komprehensif akan membantu pasien mencapai pola napas yang efektif dan meningkatkan kenyamanannya. -
Article No. 4690 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas, tidak nyaman berbaring, tidak bisa tidur, pasien mengatakan mual Pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Pola Napas Tidak Efektif adalah kondisi di mana ritme, kedalaman, atau pola pernapasan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya kesulitan bernapas, gangguan pada sistem pernapasan, atau keletihan otot pernapasan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif ditandai dengan gejala seperti pernapasan dangkal, pernapasan lambat atau cepat, penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang normal.
SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif antara lain: memantau pola napas, mengatur posisi yang nyaman, memberikan oksigen, dan mengajarkan teknik relaksasi pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari intervensi keperawatan untuk Pola Napas Tidak Efektif adalah untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif dan mencegah komplikasi seperti hipoksemia atau gagal napas. -
Article No. 4691 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan akibat infeksi tuberkulosis paru.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dengan indikator: frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada retraksi dinding dada, dan tidak ada dispnea saat beraktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, termasuk suction, pengaturan posisi, dan pemberian oksigen sesuai kebutuhan pasien. Selain itu, intervensi lain yang dapat diberikan adalah manajemen infeksi dan peningkatan nutrisi untuk mendukung proses penyembuhan.
Saya harap penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 4692 | 05 Nov 2024
Klinis : DS : Pasien mengeluh nyeri pada area sacrum DO : Ada luka terbuka pada area scrum Warna kemerahan dan lebar sekitar 4cm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Kulit didefinisikan sebagai rentan terjadinya gangguan pada struktur dan fungsi kulit sebagai akibat dari faktor internal dan eksternal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah integritas kulit terjaga, tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut, dan proses penyembuhan luka berjalan dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, manajemen nyeri, perawatan kulit, dan edukasi terkait pencegahan kerusakan kulit lebih lanjut.
Berdasarkan data subyektif dan objektif yang Anda berikan, yaitu pasien mengeluh nyeri pada area sacrum dan adanya luka terbuka dengan warna kemerahan serta ukuran sekitar 4 cm, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Kerusakan Integritas Kulit. Perawatan yang diperlukan adalah fokus pada perawatan luka, manajemen nyeri, dan edukasi pencegahan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 4693 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait kondisi tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 32.09
- Deskripsi: Bronkoskopi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Pasien dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan selama 2 minggu, serta temuan pemeriksaan fisik adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru pada foto rontgen, mengarah pada diagnosis tuberkulosis paru. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk tuberkulosis paru yang dikonfirmasi secara mikrobiologis dan histologis.
Dalam kasus ini, prosedur diagnostik yang mungkin dilakukan adalah bronkoskopi, yang dikodekan dengan ICD-9-CM 32.09. Bronkoskopi dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan atau cairan dari paru-paru untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya disertakan jika ada informasi tentang prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Penentuan diagnosis dan manajemen pasien lebih lanjut akan bergantung pada hasil pemeriksaan penunjang dan evaluasi klinis oleh dokter yang menangani. -
Article No. 4694 | 05 Nov 2024
Klinis : Laki laki 29 th, mangeluh nyeri dada sebwlah kiri, frekwensi nafas 30 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Dada Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area dada.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri di dada.
- SIKI: Tindakan mandiri keperawatan untuk mengelola dan mengurangi nyeri di dada.
Penjelasan Singkat:
Kondisi yang Anda paparkan, yaitu laki-laki 29 tahun dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri dan frekuensi napas 30 kali per menit, menunjukkan adanya gejala nyeri dada akut. Nyeri dada akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area dada. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri di dada, seperti memberikan obat analgesik, terapi kompres hangat, dan teknik relaksasi.
Dalam konteks SDKI-SLKI-SIKI, diagnosa keperawatan "Nyeri Dada Akut" memiliki definisi, klasifikasi, faktor yang berhubungan, gejala dan tanda, serta intervensi keperawatan yang terstandar berdasarkan pedoman Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Perawat dapat mengacu pada panduan ini untuk melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.