Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4675 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak laki-laki usia 10 bulan dibawa ibunya ke rumah sakit dengan keluhan anak tampak pucat dan kurang aktif. Saat dilakukan pengkajian ana tampak lemah, wajah pucat, konjungtiva anemis, kulit bersisik, hasil perabaan tampak pembesaran hati dan limfa. BB 8kg, Hb 5gr/dl, Ht 22%, Fe 15-00gr/dl. Apakah diagnose keperawatan utama pada kasus tersebut…
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya selaku pakar perawat akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi dan cairan.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakcukupan cairan yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi fisiologis yang normal.
Karakteristik Mayor: Pucat, lemah, penurunan berat badan.
Faktor Berhubungan: Penurunan asupan nutrisi dan cairan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan energi, warna kulit membaik, peningkatan berat badan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Pemantauan status cairan, pemberian nutrisi dan cairan, edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan utama dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda deskripsikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 4676 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan usia 4 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami demam tinggi mendadak sudah 3 hari. Hasil pengkajian diperoleh data suhu 39 °C, nadi 110 x/ menit, irreguler, CRT > 3 detik, terlihat lemas dan gelisah, riwayat epistaksis, BAB berwarna hitam. Orang tua cemas melihat kondisi anaknya.Apa diagnosa keperawatan yang tepat kasus tersebut? * Kekurangan volume cairan Perfusi jaringan tidak efektif Cemas Intoleransi aktivitas Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data pengkajian yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi anak perempuan usia 4 tahun tersebut:
1. Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Penurunan cairan intravasal, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Gejala dan tanda: Suhu tinggi 39°C, nadi cepat 110x/menit, CRT >3 detik, terlihat lemas dan gelisah.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan perifer.
- Gejala dan tanda: Nadi irreguler, CRT >3 detik, riwayat epistaksis, BAB berwarna hitam.
3. Cemas
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang dirasakan berasal dari sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Gejala dan tanda: Orang tua cemas melihat kondisi anak.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan luaran/hasil keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan intervensi keperawatan.
- Standar ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 4677 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan usia 4 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami demam tinggi mendadak sudah 3 hari. Hasil pengkajian diperoleh data suhu 39 °C, nadi 110 x/ menit, irreguler, CRT > 3 detik, terlihat lemas dan gelisah, riwayat epistaksis, BAB berwarna hitam. Orang tua cemas melihat kondisi anaknya.Apa diagnosa keperawatan yang utama pada kasus tersebut? * Kekurangan volume cairan Perfusi jaringan tidak efektif Cemas Intoleransi aktivitas Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan utama yang dapat ditegakkan adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu dalam batas normal.
Penjelasan:
- Pasien mengalami suhu tubuh 39°C, yang menunjukkan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Hipertermia dapat disebabkan oleh proses infeksi atau peradangan dalam tubuh.
2. Perfusi jaringan tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Penjelasan:
- Pasien memiliki nadi yang irreguler dan CRT > 3 detik, yang menandakan adanya gangguan pada perfusi jaringan.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh dehidrasi atau pengaturan suhu tubuh yang tidak efektif akibat hipertermia.
Diagnosa keperawatan lainnya yang dapat muncul:
- Kekurangan volume cairan, terkait dengan kehilangan cairan akibat demam tinggi.
- Cemas, terkait dengan kondisi anak yang sakit dan kekhawatiran orang tua.
- Intoleransi aktivitas, terkait dengan rasa lemas dan gelisah yang dialami anak.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan acuan bagi para perawat dalam proses pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan. -
Article No. 4678 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak laki-laki usia 12 tahun dirawat di rumah sakit karena menderita SLE. Hasil pengkajian diperoleh data: demam dengan suhu 38,5 °C, Nadi 110 x/ menit, tampak ruam kemerahan disekitar muka berbentuk kupu-kupu, alopesia, nyeri pada persendian, pembesaran nodus limfe di leher dan ketiak, sianosis, ronchi pada auskultasi paru, hasil pemeriksaan foto thoraks ditemukan penumonia. Apa diagnosa keperawatan yang tepat untuk kasus tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mengacu pada kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang tepat untuk kasus tersebut, beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi akibat Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Penjelasan:
- SDKI: Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah stabilitas suhu tubuh dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengontrol suhu tubuh, mengurangi rasa tidak nyaman, serta mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan vasokonstriksi dan edema akibat SLE
Penjelasan:
- SDKI: Perfusi jaringan perifer tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah perfusi jaringan perifer yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, menjaga posisi ekstremitas, serta memberikan terapi oksigen jika diperlukan.
3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi sendi akibat SLE
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah penurunan intensitas nyeri dan peningkatan kemampuan klien dalam mengelola nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik, mengajarkan teknik distraksi, serta melakukan pengkajian nyeri secara berkala.
Demikian diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan untuk kasus anak laki-laki usia 12 tahun dengan SLE. Perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif dan menggunakan pendekatan yang berpusat pada pasien untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 4679 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak laki-laki usia 12 tahun dirawat di rumah sakit karena menderita SLE. Hasil pengkajian diperoleh data: demam dengan suhu 38,5 °C, Nadi 110 x/ menit, tampak ruam kemerahan disekitar muka berbentuk kupu-kupu, alopesia, nyeri pada persendian, pembesaran nodus limfe di leher dan ketiak, sianosis, ronchi pada auskultasi paru, hasil pemeriksaan foto thoraks ditemukan penumonia. Apa diagnosa keperawatan yang tepat untuk kasus tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, berdasarkan data pengkajian yang diberikan, berikut adalah beberapa diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kasus anak laki-laki usia 12 tahun yang menderita SLE (Systemic Lupus Erythematosus) dengan komplikasi pneumonia:
1. Hipertermia (SDKI: Hipertermia)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal karena ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Faktor berhubungan: Proses penyakit autoimun (SLE).
Gejala dan tanda mayor: Suhu tubuh ≥38,5°C.
2. Nyeri (SDKI: Nyeri)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Faktor berhubungan: Proses penyakit autoimun (SLE) dengan manifestasi nyeri pada persendian.
Gejala dan tanda mayor: Keluhan nyeri pada persendian.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Paru (SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan)
Definisi: Ketidakcukupan oksigen, nutrisi, dan/atau eliminasi sampah metabolik untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Faktor berhubungan: Proses penyakit (pneumonia) yang mengganggu perfusi paru.
Gejala dan tanda mayor: Sianosis, ronki pada auskultasi paru, hasil foto thoraks menunjukkan pneumonia.
4. Intoleransi Aktivitas (SDKI: Intoleransi Aktivitas)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Faktor berhubungan: Kelemahan yang disebabkan oleh proses penyakit (SLE) dan komplikasi (pneumonia).
Gejala dan tanda mayor: Kelelahan, kelemahan, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
Diagnosis keperawatan tersebut sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Penerapan standar ini membantu perawat dalam merumuskan diagnosis yang tepat, menetapkan hasil yang diharapkan, dan memberikan intervensi keperawatan yang efektif untuk pasien. -
Article No. 4680 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan usia 13 tahun dibawa ke rumah sakit oleh ibunya karena mengeluh nafasnya sesak, dan mual. Hasil pengkajian perawat membran mukosa kering, sklera tampak ikterik, muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal hidung, jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar, dan terdapat pembesaran hatiHasil laboratoium Hb: 8,30 g% , Ht : 24,7 % , Eritrosit : 3,38 jt /mmk. Tanda-tanda vital TD : 90/60 mmHg, HR : 124 x/menit, RR : 24 x/menit, S : 38,7 °C. Diagnosa keperawatan untuk kasus diatas adalah...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Label Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan.
Gejala dan Tanda: Napas sesak, adanya suara napas tambahan, retraksi dinding dada, sianosis.
2. Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
Penyebab: Iritasi gastrointestinal, efek samping pengobatan, ansietas.
Gejala dan Tanda: Mual, menggigil, salivasi berlebih, takikardia.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Keterbatasan fisiologis, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Gejala dan Tanda: Kelelahan, napas pendek, perubahan tanda-tanda vital.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan acuan dalam menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan response pasien terhadap masalah kesehatan. SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia) adalah acuan untuk menentukan hasil/kriteria hasil keperawatan. Sedangkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah acuan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi diagnosis keperawatan. -
Article No. 4681 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan usia 13 tahun dibawa ke rumah sakit oleh ibunya karena mengeluh nafasnya sesak, dan mual. Hasil pengkajian perawat membran mukosa kering, sklera tampak ikterik, muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal hidung, jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar, dan terdapat pembesaran hatiHasil laboratoium Hb: 8,30 g% , Ht : 24,7 % , Eritrosit : 3,38 jt /mmk. Tanda-tanda vital TD : 90/60 mmHg, HR : 124 x/menit, RR : 24 x/menit, S : 38,7 °C. Diagnosa keperawatan untuk kasus diatas adalah...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi medis yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus anak perempuan usia 13 tahun dengan keluhan sesak nafas, mual, dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Penjelasan: Pasien mengalami kekurangan nutrisi yang ditandai dengan membran mukosa kering, ikterik pada sklera, dan hasil laboratorium Hb dan Ht yang rendah. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelelahan, dan komplikasi kesehatan lainnya.
2. Ketidakefektifan Pola Nafas
- Penjelasan: Pasien mengalami sesak nafas yang merupakan tanda adanya ketidakefektifan pola nafas. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mempengaruhi fungsi pernafasan, seperti anemia atau gangguan pada sistem pernapasan.
3. Nyeri Akut
- Penjelasan: Pasien mengeluhkan mual, yang dapat merupakan manifestasi dari nyeri akut. Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi medis atau efek samping pengobatan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendukung praktik keperawatan yang terstandar dan berbasis bukti.
Dalam kasus ini, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien, serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 4682 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak laki-laki usia 14 bulan dirawat dengan diagnosa thalasemia β mayor. Hasil pengkajian perawat anak terlihat pucat, tampak mengantuk, lemas, oedema pada ekstrimitas. Muntah 1x berupa lendir kecoklatan, pilek, tanda-tanda vital TD: 90/70 mmHg, Nadi: 78 x/mnt, suhu 38,9 0C. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 5,4 mg/dL. Terapi yang diberikan IVFD NaCl 0,9% 200 cc, Tranfusi PRC 100 cc, Ranitidin 1 mg/kgBB = 3x10 mg IV, Sucralfat 5ml/8 jam PO. Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus tersebut?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang tepat untuk kondisi anak laki-laki usia 14 bulan dengan thalasemia β mayor adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D56.1
- Deskripsi: Thalasemia beta
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Transfusi darah total atau komponen darah
Penjelasan:
Diagnosa thalasemia beta mayor telah diberikan berdasarkan usia pasien yang masih bayi (14 bulan) dan gejala klinis yang khas, yaitu pucat, tampak mengantuk, lemas, dan edema pada ekstremitas. Selain itu, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin yang rendah (5,4 mg/dL), yang merupakan salah satu tanda utama thalasemia beta mayor.
Terkait dengan tatalaksana medis, pasien telah diberikan terapi sesuai pedoman, yaitu:
1. Pemberian cairan infus NaCl 0,9% 200 cc untuk mengatasi dehidrasi dan memperbaiki status cairan.
2. Transfusi packed red cells (PRC) 100 cc untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
3. Pemberian ranitidin 1 mg/kgBB = 3x10 mg IV untuk mencegah komplikasi gastrointestinal.
4. Pemberian sucralfat 5 ml/8 jam per oral untuk memperbaiki kondisi saluran cerna.
Dengan pemberian terapi yang tepat, diharapkan kondisi klinis pasien dapat membaik dan kadar hemoglobin dapat ditingkatkan untuk mencegah komplikasi thalasemia lebih lanjut. -
Article No. 4683 | 05 Nov 2024
Klinis : Anak laki-laki usia 14 bulan dirawat dengan diagnosa thalasemia β mayor. Hasil pengkajian perawat anak terlihat pucat, tampak mengantuk, lemas, oedema pada ekstrimitas. Muntah 1x berupa lendir kecoklatan, pilek, tanda-tanda vital TD: 90/70 mmHg, Nadi: 78 x/mnt, suhu 38,9 0C. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 5,4 mg/dL. Terapi yang diberikan IVFD NaCl 0,9% 200 cc, Tranfusi PRC 100 cc, Ranitidin 1 mg/kgBB = 3x10 mg IV, Sucralfat 5ml/8 jam PO. Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Saya adalah perawat yang akan memberikan penjelasan terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus anak laki-laki usia 14 bulan yang dirawat dengan diagnosa thalasemia β mayor.
Berdasarkan hasil pengkajian, gejala yang muncul pada pasien adalah pucat, tampak mengantuk, lemas, edema pada ekstremitas, muntah 1 kali berupa lendir kecoklatan, pilek, dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 5,4 mg/dL.
Diagnosa Keperawatan yang tepat untuk kasus ini adalah:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan kelelahan.
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan dan dibutuhkan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan muntah.
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan Hb.
Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer yang menyebabkan ketidakmampuan jaringan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar diagnosis keperawatan yang telah disepakati oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai standar acuan dalam melakukan proses pengkajian, perumusan diagnosis, dan perencanaan keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar luaran keperawatan yang telah disepakati oleh PPNI sebagai standar acuan dalam menentukan hasil atau outcome yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar intervensi keperawatan yang telah disepakati oleh PPNI sebagai standar acuan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Diharapkan penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kasus anak laki-laki usia 14 bulan dengan thalasemia β mayor. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 4684 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Sekresi jalan napas yang berlebih, obstruksi jalan napas.
- Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, napas cuping hidung, suara napas bronkial.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan, dispnea.
- Gejala dan Tanda: Kelelahan, sesak napas saat beraktivitas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dan menjadi dasar untuk menetapkan intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil atau luaran dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan standar ini secara komprehensif akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien.