Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4655 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekresi napas yang efektif untuk membebaskan jalan napas.
- SLKI: Pasien mampu mempertahankan jalan napas yang bebas dari sumbatan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemberian mukolitik, pengisapan lendir, dan latihan batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan hambatan ventilasi.
Penjelasan:
- SDKI: Keterbatasan dalam toleransi terhadap aktivitas fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai rasa kelelahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen aktivitas, pengaturan posisi, dan pemberian oksigen.
3. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan asupan oral.
Penjelasan:
- SDKI: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Pasien mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan cairan masuk-keluar, pemberian cairan intravena, dan edukasi nutrisi.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diagnosa keperawatan dan intervensi yang diperlukan dapat ditentukan secara terstruktur dan komprehensif. Hal ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 4656 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, menunjukkan adanya hambatan dalam bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan defisit nutrisi.
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengalami sesak napas, yang dapat membatasi kemampuannya dalam beraktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Status Nutrisi Membaik
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Energi
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terpadu bagi pasien ini, dengan fokus pada mengatasi hambatan bersihan jalan napas, mengembalikan status nutrisi yang optimal, dan meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 4657 | 05 Nov 2024
Klinis : ALERGI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi alergi. Berikut adalah informasinya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T78.4
- Deskripsi: Alergi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.28
- Deskripsi: Pemberian alergen, imuniterapi
Penjelasan:
Untuk kondisi alergi, kode ICD-10 yang sesuai adalah T78.4, yang mencakup respon alergi yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Ini dapat mencakup berbagai jenis alergi, seperti alergi makanan, alergi obat, atau alergi lainnya.
Dalam kasus alergi, prosedur medis yang umum dilakukan adalah pemberian alergen atau imunoterapi, yang memiliki kode ICD-9-CM 99.28. Imunoterapi merupakan pengobatan yang bertujuan untuk meningkatkan toleransi tubuh terhadap alergen tertentu, sehingga dapat mengurangi gejala alergi.
Kode-kode ini digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti dokter dan perekam medis, untuk mencatat dan mengkodekan diagnosa dan tindakan medis yang dilakukan dalam catatan kesehatan pasien. -
Article No. 4658 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sakit di rektum saat BAB tapi tidak konstipasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dimana pasien mengeluhkan sakit di rektum saat BAB tetapi tidak mengalami konstipasi, maka dapat diidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Rektum
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Nyeri Rektum didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan aktual atau potensial pada rektum.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
2. Kenyamanan
3. Integritas Jaringan Perianal
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Perawatan Luka Perianal
Penjelasan:
Pasien dengan keluhan nyeri rektum saat BAB membutuhkan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan perawatan luka perianal jika ada. Tujuan utamanya adalah untuk membantu pasien mencapai kontrol nyeri, meningkatkan kenyamanan, dan mempertahankan integritas jaringan perianal.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Memberikan analgesik sesuai indikasi.
3. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri.
4. Melakukan perawatan luka perianal jika ada.
5. Memantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi.
6. Memberikan edukasi terkait penyebab, pencegahan, dan pengelolaan nyeri rektum.
Peran perawat adalah membantu pasien mencapai hasil yang optimal terkait kontrol nyeri, kenyamanan, dan integritas jaringan perianal. -
Article No. 4659 | 05 Nov 2024
Klinis : pasien Usia 45 tahun keluhan demam naik turun sudah 3 hari suhu saat ini 38 derajat Celcius mual muntah kurang lebih dua kali dan ada pusing pasien Usia 45 tahun keluhan demam naik turun sudah 3 hari suhu saat ini 38 derajat Celcius mual muntah kurang lebih dua kali dan ada pusing pasien Usia 45 tahun keluhan demam naik turun sudah 3 hari suhu saat ini 38 derajat Celcius mual muntah kurang lebih dua kali dan ada pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hiperthermi berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hiperthermi didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C.
- Faktor yang berhubungan dengan hiperthermi dapat berupa infeksi, peradangan, dan gangguan sistem saraf pusat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari penanganan hiperthermi adalah suhu tubuh kembali normal, gejala-gejala yang menyertai hiperthermi berkurang, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hiperthermi meliputi pemberian cairan, penggunaan kompres hangat/dingin, pemberian antipiretik, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda jelaskan, dengan keluhan demam naik turun selama 3 hari, suhu saat ini 38°C, mual, muntah, dan pusing, maka diagnosa keperawatan yang tepat adalah hiperthermi berhubungan dengan proses infeksi. Penanganan keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan cairan, penggunaan kompres hangat/dingin, pemberian antipiretik, dan pemantauan tanda-tanda vital secara ketat.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan ditanyakan. -
Article No. 4660 | 05 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan kelopak mata bawah merah dan bengkak, perih, berair
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kemerahan dan Pembengkakan Kelopak Mata (Inflammation of Eyelids)
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Definisi: Keadaan inflamasi pada kelopak mata yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, dan nyeri/perih.
- Penyebab: Iritasi, infeksi, alergi, atau trauma.
- Tanda dan Gejala: Kemerahan, pembengkakan, nyeri/perih, dan mata berair.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Inflamasi pada kelopak mata menurun, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan rasa nyaman/tidak terganggu.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Identifikasi penyebab, kompres mata dengan air hangat, aplikasi topikal antiinflamasi atau antibiotik sesuai indikasi, edukasi pasien tentang perawatan mata dan pencegahan, kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan.
Tone = Akademis, Persona = Pakar, Nurse:
Sebagai seorang perawat yang pakar, saya menjelaskan diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan berdasarkan pedoman PPNI secara akademis dan komprehensif. Saya memberikan informasi terkait definisi, penyebab, tanda-gejala, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi kemerahan dan pembengkakan kelopak mata pada pasien. -
Article No. 4661 | 05 Nov 2024
Klinis : Inkontinensia Urin Berlanjut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis diagnostik dan penjelasan singkat mengenai Inkontinensia Urin Berlanjut berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan:
Inkontinensia Urin Berlanjut
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau mengontrol buang air kecil secara terus-menerus.
Penyebab Potensial:
1. Faktor neurologis: Kerusakan saraf, seperti penyakit Parkinson, stroke, cedera tulang belakang.
2. Faktor muskuloskeletal: Pelemahan otot panggul dan kandung kemih.
3. Faktor fisiologis: Penuaan, gangguan prostat pada pria, prolapsus organ panggul pada wanita.
4. Faktor gaya hidup: Obesitas, konstipasi kronis, penggunaan diuretik.
Gejala Khas:
1. Kebocoran urin yang terus-menerus atau sering terjadi.
2. Ketidakmampuan untuk menahan buang air kecil.
3. Rasa tidak nyaman atau basah pada area genital.
4. Infeksi saluran kemih berulang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Eliminasi Urin Terpelihara
2. Integritas Kulit Terpelihara
3. Kenyamanan Terpelihara
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Inkontinensia
2. Terapi Latihan Otot Panggul
3. Edukasi Manajemen Inkontinensia
Dengan pendekatan holistik dan berpusat pada pasien, perawat berperan penting dalam mengelola Inkontinensia Urin Berlanjut melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, melibatkan pasien dan keluarga, serta memantau luaran yang diharapkan secara teratur. -
Article No. 4662 | 05 Nov 2024
Klinis : seorang perempuan 60 tahun mengalami katarak dengan tekanan darah 114/70, suhu normal, nadi normal, pernapasan normal, pasien memiliki riwayat asma dan maag, riwayat kesehatan keluarga ke dua orang tua mengalami katarak, persepsi klien terhadap penyakit yang di deritanya baik, makan pasien tetap 3 kali sehari, untuk pola eliminasi bab dan bak lancar, pasien sering olahraga pagi seperti berjalan pagi, untuk tidur pasien terganggu karena pasien sering terbangun di jam 2 malam dan tidak dapat tidur hingga pagi, saat datang ke poli pasien mengeluh mata terasa berair, terdapat sekret atau kotoran, pasien juga mengeluh perih di area mata, visus pasien di mata krii 2/60 dan kanan 3/60, tentukan diagnosa keperawatan dari kasus di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Katarak yang Ditandai dengan Penurunan Visus
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Penglihatan: Gangguan pada kemampuan untuk melihat atau menginterpretasikan lingkungan visual.
- Katarak: Kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan Penglihatan: Kemampuan klien untuk mengenali atau menginterpretasikan lingkungan visual secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Katarak: Tindakan keperawatan untuk membantu klien mengatasi atau meminimalkan dampak dari katarak.
- Terapi Sensori: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi sensori klien.
2. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Riwayat Asma yang Ditandai dengan Kesulitan Mempertahankan Tidur Sepanjang Malam
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Gangguan Pola Tidur: Pola tidur yang tidak adekuat atau tidak efektif.
- Riwayat Asma: Kondisi medis yang dapat mempengaruhi pola tidur.
SLKI:
- Pemulihan Pola Tidur: Kemampuan klien untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat.
SIKI:
- Manajemen Asma: Tindakan keperawatan untuk membantu klien mengelola kondisi asma.
- Terapi Tidur: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi tidur yang adekuat.
Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. -
Article No. 4663 | 05 Nov 2024
Klinis : pengertian diagnosa keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan menyampaikan informasi ini dengan nada akademis.
Pengertian Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan menjadi dasar bagi pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI adalah klasifikasi standar diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SDKI menyediakan panduan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah klasifikasi standar luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI membantu perawat dalam menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah klasifikasi standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI memberikan panduan bagi perawat dalam memilih dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan luaran yang telah ditetapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI memastikan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, sistematis, dan berdasarkan evidence-based practice. -
Article No. 4664 | 05 Nov 2024
Klinis : luka post op sc, ketidaktahuan perawatan post partum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sebutkan: luka post op SC (seksio sesarea) dan ketidaktahuan perawatan post partum.
Diagnosa Keperawatan:
1. Luka post op SC
- Definisi: Adanya luka pada bagian abdomen akibat tindakan operasi seksio sesarea.
- Penyebab: Tindakan pembedahan untuk melahirkan bayi melalui insisi di bagian abdomen.
- Tanda dan Gejala: Nyeri, bengkak, kemerahan, dan/atau adanya eksudat pada area luka.
2. Ketidaktahuan Perawatan Post Partum
- Definisi: Kurangnya pengetahuan atau pemahaman ibu mengenai perawatan diri dan bayi setelah melahirkan.
- Penyebab: Kurangnya informasi, edukasi, atau pengalaman sebelumnya dalam merawat diri dan bayi setelah melahirkan.
- Tanda dan Gejala: Ibu menanyakan hal-hal terkait perawatan diri dan bayi, atau menunjukkan kebingungan dalam melakukan perawatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar acuan dalam menentukan diagnosa keperawatan yang digunakan oleh perawat di Indonesia. Diagnosa keperawatan tersebut mencakup definisi, penyebab, dan tanda-gejala yang dapat digunakan oleh perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang mengidentifikasi luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. SLKI dapat membantu perawat dalam menentukan indikator-indikator keberhasilan intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan panduan bagi perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. SIKI memberikan acuan bagi perawat dalam memilih tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terintegrasi dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstandarisasi, dan berkualitas bagi pasien.