Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6610 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien anak laki-laki, usia 14 bulan, dibawa ke UGD Selasa, 13 Oktober 2023 jam 02.00 dengan sesak napas berat, sudah sejak satu minggu yang lalu. Keluhan disertai batuk, sianosis, suara mengi dan muntah. Allo-anamnesis dari ibu pasien diketahui bahwa 5 hari sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien batuk dan pilek, tanpa demam. Pasien kemudian dibawa berobat ke dokter spesialis Anak dan mendapat pengobatan, namun tidak ada perbaikan. Batuk dan sesak terjadi terutama bila udara dingin atau bila pasien kelelahan. Dijumpai riwayat asthma dari nenek (dari ibu), sedangkan ibu pasien menderita alergi terhadap makanan laut dan tidak ada yang merokok di dalam rumah. Pasien sering batuk, pilek, dan sesak napas sejak usia 4 bulan. Keluhan ini timbul terutama jika di dalam rumah ada yang menderita batuk dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan laju nadi 136 kali per menit, teratur, isi cukup, laju napas 60 kali per menit, suhu (aksila) 37,8°C. Berat badan 11,5 kg, panjang badan 80 cm, lingkar kepala 46 cm. Ditemukan sekret jernih pada hidung. Pada pemeriksaan dada tampak expiratory effort, retraksi suprasternal dan epigastrik. Pada auskultasi terdengar ronki basah kasar dengan wheezing. Bunyi jantung normal. Perut teraba lemas, turgor kulit cukup, bising usus terdengar normal, hati dan limpa tidak teraba. Akral hangat, perfusi perifer cukup, refleks fisiologis normal, tidak dijumpai refleks patologis Hasil analisis gas darah saat ini pH 7,281, pCO2 49,9 mmHg, p02 71,9 mmHg, HCO323,1 meq/L, base excess -3,8 meq/L, saturasi 02 92%. Foto toraks kesan hiperaerasi sesuai dengan asma bronkial, tidak tampak atelectasis. Diagnosa ditegakkan Therapi yang direncanakan oleh dokter adalah oksigen 4 liter/menit melalui sungkup dan cairan intravena (dekstrosa 5%: Nacl 0,9% 3:1) KaEn 1B + KCI 10 meq/500 mL, 1200 ml perhari. Terapi inhalasi salbutamol dan ipatropium bromida setiap 2 jam. Aminofilin inisial 72 mg dalam larutan dekstrosa 5% 20 ml dalam waktu 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 mg/jam. Deksametason diberikan 3x2 mg intravena.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama yang reguler, untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Pasien mempertahankan fungsi pernafasan yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat, mengurangi kerja napas, dan mempertahankan ventilasi yang efektif.
2. Resiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terserang organisme patogen.
- SLKI: Pasien bebas dari komplikasi infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengelola infeksi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia dan tinggi badan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif:
- Pasien mengalami kesulitan bernapas dengan irama yang reguler, yang ditandai dengan sesak napas berat, ekspirasi memanjang, dan suara napas abnormal (wheezing).
- Tujuannya adalah memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat, mengurangi kerja napas, dan mempertahankan ventilasi yang efektif.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pemberian oksigen, pengaturan posisi, manajemen jalan napas, dan terapi inhalasi.
2. Resiko Infeksi:
- Pasien memiliki risiko tinggi terserang organisme patogen, yang dapat disebabkan oleh kondisi penyakit pernafasan kronis, penggunaan alat bantu, dan gangguan imunitas.
- Tujuannya adalah mencegah dan mengelola infeksi yang mungkin terjadi.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, manajemen cairan dan elektrolit, serta pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pasien memiliki asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik, yang dapat disebabkan oleh penyakit pernafasan kronis, mual, dan muntah.
- Tujuannya adalah mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia dan tinggi badan.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pengaturan pola makan, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, serta konsultasi ahli gizi.
Perawat harus menggunakan pendekatan holistik dalam mengelola kondisi pasien ini, dengan mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 6611 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien anak laki-laki, usia 14 bulan, dibawa ke UGD Selasa, 13 Oktober 2023 jam 02.00 dengan sesak napas berat, sudah sejak satu minggu yang lalu. Keluhan disertai batuk, sianosis, suara mengi dan muntah. Allo-anamnesis dari ibu pasien diketahui bahwa 5 hari sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien batuk dan pilek, tanpa demam. Pasien kemudian dibawa berobat ke dokter spesialis Anak dan mendapat pengobatan, namun tidak ada perbaikan. Batuk dan sesak terjadi terutama bila udara dingin atau bila pasien kelelahan. Dijumpai riwayat asthma dari nenek (dari ibu), sedangkan ibu pasien menderita alergi terhadap makanan laut dan tidak ada yang merokok di dalam rumah. Pasien sering batuk, pilek, dan sesak napas sejak usia 4 bulan. Keluhan ini timbul terutama jika di dalam rumah ada yang menderita batuk dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan laju nadi 136 kali per menit, teratur, isi cukup, laju napas 60 kali per menit, suhu (aksila) 37,8°C. Berat badan 11,5 kg, panjang badan 80 cm, lingkar kepala 46 cm. Ditemukan sekret jernih pada hidung. Pada pemeriksaan dada tampak expiratory effort, retraksi suprasternal dan epigastrik. Pada auskultasi terdengar ronki basah kasar dengan wheezing. Bunyi jantung normal. Perut teraba lemas, turgor kulit cukup, bising usus terdengar normal, hati dan limpa tidak teraba. Akral hangat, perfusi perifer cukup, refleks fisiologis normal, tidak dijumpai refleks patologis Hasil analisis gas darah saat ini pH 7,281, pCO2 49,9 mmHg, p02 71,9 mmHg, HCO323,1 meq/L, base excess -3,8 meq/L, saturasi 02 92%. Foto toraks kesan hiperaerasi sesuai dengan asma bronkial, tidak tampak atelectasis. Diagnosa ditegakkan Therapi yang direncanakan oleh dokter adalah oksigen 4 liter/menit melalui sungkup dan cairan intravena (dekstrosa 5%: Nacl 0,9% 3:1) KaEn 1B + KCI 10 meq/500 mL, 1200 ml perhari. Terapi inhalasi salbutamol dan ipatropium bromida setiap 2 jam. Aminofilin inisial 72 mg dalam larutan dekstrosa 5% 20 ml dalam waktu 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 mg/jam. Deksametason diberikan 3x2 mg intravena.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), serta luaran/output yang diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi, yang ditandai dengan: sesak napas, retraksi dinding dada, dan penggunaan otot bantu napas.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan jalan napas yang efektif, yang ditandai dengan: sekret berlebih, suara napas tambahan, dan kesulitan bernapas.
3. Risiko Infeksi
Rentan terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan, yang ditandai dengan: paparan lingkungan yang berisiko dan riwayat penyakit kronis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Pasien menunjukkan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi, yang ditandai dengan: frekuensi napas normal, tidak ada retraksi dinding dada, dan tidak ada penggunaan otot bantu napas.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
Pasien mampu mempertahankan pembersihan jalan napas yang efektif, yang ditandai dengan: tidak ada sekret berlebih, tidak ada suara napas tambahan, dan tidak ada kesulitan bernapas.
3. Bebas Infeksi
Pasien bebas dari invasi dan perkembangan organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan, yang ditandai dengan: tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Untuk diagnosa Pola Napas Tidak Efektif:
a. Identifikasi penyebab pola napas tidak efektif
b. Pantau status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas)
c. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan
d. Tingkatkan aktivitas fisik secara bertahap
e. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
2. Untuk diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif
b. Pantau status jalan napas (sekret, suara napas tambahan)
c. Berikan tindakan suction bila perlu
d. Berikan postural drainage dan percussions
e. Ajarkan teknik batuk efektif
3. Untuk diagnosa Risiko Infeksi:
a. Identifikasi faktor risiko infeksi
b. Pantau tanda-tanda infeksi
c. Berikan edukasi mengenai pencegahan infeksi
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral bila perlu
e. Tingkatkan kebersihan lingkungan dan cuci tangan sesuai prosedur
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien anak laki-laki usia 14 bulan dengan keluhan sesak napas berat, batuk, sianosis, suara mengi, dan muntah adalah Pola Napas Tidak Efektif, Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dan Risiko Infeksi. Pasien mengalami gangguan pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi, serta bersihan jalan napas yang tidak efektif ditandai dengan adanya sekret berlebih, suara napas tambahan, dan kesulitan bernapas. Selain itu, pasien juga memiliki risiko infeksi karena paparan lingkungan yang berisiko dan riwayat penyakit kronis (asma).
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Pola Napas Efektif, Bersihan Jalan Napas Efektif, dan Bebas Infeksi. Pasien diharapkan dapat menunjukkan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi, mampu mempertahankan pembersihan jalan napas yang efektif, serta bebas dari invasi dan perkembangan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut mencakup identifikasi penyebab, pemantauan status, pemberian oksigen, aktivitas fisik, relaksasi, penanganan sekret, edukasi, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Intervensi ini bertujuan untuk memperbaiki pola napas, meningkatkan bersihan jalan napas, dan mencegah infeksi pada pasien. -
Article No. 6612 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Perawat Joko, akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas: Terbebas dari sumbatan pada jalan napas.
2. Toleransi Aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. Status Nutrisi: Keadaan tubuh yang mencerminkan asupan dan penyerapan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas.
2. Manajemen Aktivitas: Intervensi untuk memfasilitasi aktivitas sesuai dengan kemampuan klien.
3. Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 6613 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Berhubungan dengan: Peningkatan produksi sekret/dahak
- Ditandai dengan: Batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas
2. Intoleransi Aktivitas
- Berhubungan dengan: Penurunan kapasitas fisiologis akibat tuberkulosis paru
- Ditandai dengan: Kehilangan nafsu makan dan kelelahan
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Berhubungan dengan: Kurangnya pengetahuan tentang tuberkulosis paru
- Ditandai dengan: Keterlambatan dalam mencari perawatan medis
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI menyediakan definisi, karakteristik, faktor-faktor terkait, dan batasan diagnosis keperawatan yang digunakan dalam praktik keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar luaran keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- SLKI menyediakan definisi, kriteria hasil, dan indikator luaran keperawatan yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- SIKI menyediakan definisi, aktivitas, dan batasan intervensi keperawatan yang digunakan dalam praktik keperawatan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien secara sistematis dan terstandar. -
Article No. 6614 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang detail mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang mengindikasikan adanya gangguan bersihan jalan napas. Pasien tidak dapat membersihkan jalan napas secara efektif sehingga perlu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah ini.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan nutrisi. Diagnosa ini perlu ditangani untuk memastikan status gizi pasien tetap optimal selama proses pengobatan.
3. Hipertermia
Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh. Diagnosa ini harus ditangani untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat demam yang berkepanjangan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas efektif
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
- Suara napas vesikular dan tidak ada ronki
2. Status nutrisi membaik
- Berat badan stabil atau meningkat
- Asupan nutrisi adekuat
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
3. Suhu tubuh dalam batas normal
- Suhu tubuh 36,5°C - 37,5°C
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan)
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan sekret
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat bronkodilator atau mukolitik
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh:
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, asupan makanan, dan tanda-tanda kekurangan nutrisi)
- Berikan makanan dengan kandungan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan
- Konsultasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Pantau asupan dan output cairan pasien
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan
3. Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara teratur
- Berikan obat penurun demam sesuai resep dokter
- Lakukan tindakan fisik untuk menurunkan suhu (kompres dingin, kipas angin)
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut
Penanganan yang komprehensif dengan mengintegrasikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai akan membantu mempercepat pemulihan pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakit tuberkulosis paru. -
Article No. 6615 | 21 Nov 2024
Klinis : Sesak napas dengan diagnosis medis thc
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala sesak napas dengan diagnosis medis thc, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Tidak dapat mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Karakteristik Definisi:
- Irama napas tidak teratur
- Penggunaan otot tambahan untuk bernapas
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan kedalaman napas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan irama, kedalaman, dan frekuensi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Indikator:
- Irama napas teratur
- Tidak menggunakan otot tambahan untuk bernapas
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Kedalaman napas adekuat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Memfasilitasi dan mempertahankan jalan napas yang paten untuk menjaga ventilasi yang adekuat.
Aktivitas:
- Observasi pola napas dan karakteristiknya
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan lanjut
2. Manajemen Ventilasi
Definisi: Mempertahankan ventilasi paru yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Aktivitas:
- Pantau status respirasi dan oksigenasi
- Anjurkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengaturan ventilasi mekanik jika diperlukan
3. Manajemen Nyeri
Definisi: Membantu pasien untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan melaporkan nyeri.
Aktivitas:
- Identifikasi intensitas, frekuensi, dan lokasi nyeri
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang tepat
Melalui intervensi-intervensi keperawatan tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu pola napas yang efektif. -
Article No. 6616 | 21 Nov 2024
Klinis : Sesak napas dengan diagnosis medis thc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak napas dengan diagnosis medis THC (Tuberkulosis Paru), dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas yang adekuat, dan tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau pola napas, mengatur posisi untuk memfasilitasi ventilasi, memberikan oksigenasi sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik napas dalam/relaksasi.
Pada kondisi sesak napas dengan diagnosis medis THC, pasien dapat mengalami pola napas tidak efektif sebagai akibat dari proses penyakit yang terjadi di paru-paru. Perawat berperan penting dalam memantau dan mengelola kondisi pernapasan pasien, serta memberikan intervensi yang tepat untuk membantu pasien mencapai pola napas yang efektif. -
Article No. 6617 | 21 Nov 2024
Klinis : Sesak napas dengan diagnosis medis tbc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi sesak napas dengan diagnosis medis TBC, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit paru kronis (TBC), sekresi jalan napas yang berlebihan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosis keperawatan ini menggambarkan masalah pasien terkait gangguan pada sistem pernapasan, khususnya kesulitan dalam membersihkan jalan napas.
- Penyakit paru kronis seperti TBC dapat menyebabkan sekresi berlebih dan obstruksi pada jalan napas, sehingga pasien mengalami sesak napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, dengan indikator seperti frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada retraksi dinding dada, serta tidak ada sianosis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi, dan Terapi Oksigen, untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dan meningkatkan ventilasi paru.
Jadi, fokus utama penanganan keperawatan adalah mengatasi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif akibat penyakit paru kronis (TBC) yang dialami pasien, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 6618 | 21 Nov 2024
Klinis : Data prevalensi nyeri haid atau dismenore daerah sumatera utara
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri haid atau dismenore di Sumatera Utara dengan nada akademis dan menggunakan persona saya sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Menstruasi (Dismenore) berhubungan dengan faktor biologis dan psikososial ditandai dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, mual, muntah, dan sakit kepala.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Menstruasi (Dismenore) didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kejadian nyeri saat menstruasi yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti biologis, psikologis, sosial, dan budaya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri menstruasi (dismenore) antara lain: pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, dan pasien dapat mengelola nyeri menstruasi dengan tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri menstruasi (dismenore) meliputi: manajemen nyeri, edukasi tentang dismenore, terapi relaksasi, terapi komplementer (misalnya akupresur), dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Berdasarkan data prevalensi nyeri haid atau dismenore di Sumatera Utara, maka perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, serta melakukan evaluasi untuk memastikan pasien dapat mengelola nyeri menstruasi dengan baik. -
Article No. 6619 | 21 Nov 2024
Klinis : Data prevalensi nyeri haid atau dismenore daerah sumatera utara berapa persen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dismenore atau nyeri haid di Sumatera Utara.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan dismenore (nyeri haid)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Faktor yang berhubungan: Dismenore (nyeri haid)
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien mampu mengenali dan mengelola nyeri, pasien mampu beraktivitas sesuai kemampuan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, relaksasi, dan edukasi pengelolaan nyeri.
Terkait prevalensi nyeri haid (dismenore) di Sumatera Utara, berdasarkan data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), prevalensi nyeri haid di daerah Sumatera Utara mencapai sekitar 60-70% pada wanita usia reproduktif.
Dalam tone akademis dan persona pakar/perawat, dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi dismenore atau nyeri haid adalah Nyeri Akut berhubungan dengan dismenore, dengan luaran keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri yang berkurang, mampu mengenali dan mengelola nyeri, serta dapat beraktivitas sesuai kemampuan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, relaksasi, dan edukasi pengelolaan nyeri.