Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4821 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 70 tahun, mengalami penurunan kesadaran mendadak. tubuh bagian kanan pasien mengalami kelemahan dan pasien kesulitan untuk bicara
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
2. Gangguan Komunikasi Verbal
3. Risiko Cedera
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan otak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan perfusi jaringan serebral yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan perfusi jaringan serebral, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Gangguan Komunikasi Verbal
- SDKI: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman bahasa lisan.
- SLKI: Peningkatan kemampuan berkomunikasi secara verbal.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal, seperti penggunaan alat bantu komunikasi, pemberian stimulasi, dan latihan berbicara.
3. Risiko Cedera
- SDKI: Kerentanan terhadap cedera fisik yang dapat mengganggu integritas jaringan tubuh.
- SLKI: Tidak terjadi cedera fisik.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera fisik, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan lingkungan yang aman, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Pada kondisi pasien pria, usia 70 tahun, yang mengalami penurunan kesadaran mendadak, kelemahan pada tubuh bagian kanan, dan kesulitan berbicara, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral, Gangguan Komunikasi Verbal, dan Risiko Cedera. Perawat harus melakukan intervensi sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 4822 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 70 tahun, mengalami penurunan kesadaran mendadak. tubuh bagian kanan pasien mengalami kelemahan dan pasien kesulitan untuk bicara pasien memiliki riwayat hipertensi dan mengonsumsi obat amlodifin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Gangguan perfusi jaringan otak (SDKI)
- Penjelasan: Kondisi pasien dengan penurunan kesadaran mendadak, kelemahan pada tubuh bagian kanan, dan kesulitan berbicara menunjukkan adanya gangguan aliran darah ke otak, yang dapat disebabkan oleh stroke iskemik atau perdarahan.
2. Risiko penurunan cardiac output (SDKI)
- Penjelasan: Pasien dengan riwayat hipertensi dan penggunaan obat amlodipine memiliki risiko penurunan cardiac output, yang dapat memengaruhi perfusi jaringan, termasuk ke otak.
Berdasarkan standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang dapat diterapkan untuk diagnosis di atas adalah:
1. Perfusi jaringan otak
2. Stabilitas hemodinamik
Sementara itu, berdasarkan standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan neurologi
2. Manajemen jalan napas
3. Manajemen sirkulasi
4. Manajemen obat
5. Edukasi pasien dan keluarga
Tujuan utama dari intervensi keperawatan ini adalah untuk mempertahankan perfusi jaringan otak, menjaga stabilitas hemodinamik, dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat gangguan perfusi jaringan otak. -
Article No. 4823 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 70 tahun, mengalami penurunan kesadaran mendadak. tubuh bagian kanan pasien mengalami kelemahan dan pasien kesulitan untuk bicara pasien memiliki riwayat hipertensi dan mengonsumsi obat amlodifin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Serebral Terkait Perubahan Aliran Darah Otak
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan perfusi serebral adalah ketidakefektifan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan perfusi serebral yang adekuat, tanda-tanda vital stabil, dan tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, menjaga oksigenasi, mengatur posisi pasien, dan memberikan obat-obatan sesuai resep.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Terkait Gangguan Fungsi Motorik
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan komunikasi verbal adalah ketidakmampuan untuk mengekspresikan atau menerima pesan verbal secara efektif.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan media komunikasi alternatif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menilai kemampuan komunikasi, menyediakan alat bantu komunikasi, dan melatih pasien untuk berkomunikasi secara efektif.
Kesimpulan:
Pasien mengalami penurunan kesadaran mendadak, kelemahan pada tubuh bagian kanan, dan kesulitan bicara. Hal ini mengarah pada diagnosa keperawatan gangguan perfusi serebral dan gangguan komunikasi verbal. Perawat perlu melakukan intervensi sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 4824 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Nyonya N dapat didiagnosis dengan Anemia. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI terkait kondisi Nyonya N:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin, ditandai dengan mudah lelah, lemas, dan sesak napas saat aktivitas.
2. Penurunan volume cairan berhubungan dengan perdarahan menstruasi yang berlebihan.
3. Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan selera makan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Penurunan volume cairan: Penurunan cairan tubuh yang disebabkan oleh kehilangan cairan yang melebihi asupan.
3. Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan: Keadaan yang menunjukkan risiko asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
2. Status hidrasi: Keseimbangan cairan yang adekuat dalam tubuh.
3. Status nutrisi: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen aktivitas: Intervensi untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Manajemen cairan: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki volume dan komposisi cairan tubuh.
3. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki status nutrisi individu.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 4825 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: D50.0
- Deskripsi: Anemia besi karena kehilangan darah (menorrhagia)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.11
- Deskripsi: Pemeriksaan darah lengkap (CBC)
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Nyonya N, berusia 30 tahun, mengalami gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis anemia besi karena kehilangan darah (menorrhagia). Hal ini didukung oleh keluhan mudah lelah, lemas, pusing, sesak napas saat aktivitas, penurunan nafsu makan, dan menstruasi yang cukup banyak setiap bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah rendah, nadi cepat, kulit pucat, dan palpebra inferior pucat. Hasil laboratorium juga menunjukkan kadar hemoglobin yang rendah (9 g/dL) dan jumlah sel darah merah yang rendah (3,2 juta sel/mm3), serta tes Coombs negatif, yang sesuai dengan karakteristik anemia besi.
Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah D50.0 (Anemia besi karena kehilangan darah). Terkait prosedur medis, pasien memerlukan pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC), yang memiliki kode ICD-9-CM 85.11. -
Article No. 4826 | 06 Nov 2024
Klinis : Sesak nafas, batuk berdahak kental warna putih kekuningan, lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, penurunan kemampuan batuk, dan kelelahan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Keterbatasan energi akibat kelelahan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan diagnosis keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Terdiri dari definisi, penyebab, tanda, dan gejala dari diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan hasil/luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Mencakup kriteria hasil, skala pengukuran, dan target pencapaian.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- Mencakup definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional dari intervensi keperawatan.
Dalam konteks klinis yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Intoleransi Aktivitas. Penjelasan singkat mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 4827 | 06 Nov 2024
Klinis : Intervensi keperawatan mandiri yang dilakukan pada anak dengan penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Curah Jantung: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Curah Jantung
- Perfusi Jaringan yang Memadai
- Stabilitas Hemodinamik
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Terapi Oksigen
- Edukasi Pasien dan Keluarga
Intervensi Keperawatan Mandiri:
Sebagai perawat, saya akan melakukan intervensi keperawatan mandiri untuk menangani penurunan curah jantung pada anak. Intervensi ini meliputi:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Memantau tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh secara regular untuk mengidentifikasi perubahan tanda-tanda vital.
- Memantau tanda-tanda klinis lainnya, seperti warna kulit, pengisian kapiler, dan edema, untuk menilai perfusi jaringan.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Mengatur pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mempertahankan volume cairan dan elektrolit yang adekuat.
- Memantau masukan dan pengeluaran cairan serta elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Terapi Oksigen:
- Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang optimal.
- Memantau perubahan status pernapasan dan oksigenasi.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penurunan curah jantung, termasuk penyebab, gejala, dan penatalaksanaan.
- Memastikan pasien dan keluarga memahami pentingnya pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, serta terapi oksigen.
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada intervensi keperawatan mandiri untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat, menjaga stabilitas hemodinamik, dan meningkatkan perfusi jaringan pada anak. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terpadu. -
Article No. 4828 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Nyonya N mengalami kondisi yang mengarah pada diagnosis keperawatan "Defisiensi Volume Cairan" dengan penjelasan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Defisiensi Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Defisiensi Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien akan menunjukkan peningkatan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, nadi, pengisian kapiler, dan perbaikan warna kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan status cairan, Manajemen cairan, Pemberian nutrisi, Edukasi tentang defisiensi cairan dan penatalaksanaannya.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh Nyonya N, seperti mudah lelah, lemas, pusing, sesak napas, penurunan selera makan, dan menstruasi yang berlebihan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan tekanan darah rendah, nadi cepat, kulit pucat, dan anemia (kadar Hb rendah), dapat disimpulkan bahwa Nyonya N mengalami defisiensi volume cairan. Hal ini dapat disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan melalui perdarahan menstruasi, serta asupan cairan dan nutrisi yang tidak adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan status cairan, manajemen cairan, pemberian nutrisi, serta edukasi kepada pasien terkait kondisinya dan penatalaksanaannya. -
Article No. 4829 | 06 Nov 2024
Klinis : Sesak nafas, batuk berdahak kental warna putih kekuningan, lelah. RR 28. Wheezing. Ronkhi, batuk produktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
- Pasien mengalami sesak nafas, batuk berdahak kental berwarna putih kekuningan, dan wheezing, yang menandakan adanya sumbatan pada saluran pernapasan.
- Ronkhi dan batuk produktif juga menunjukkan adanya sekresi berlebih yang menghambat ventilasi.
- Peningkatan frekuensi pernapasan (RR 28) mengindikasikan upaya tubuh untuk mempertahankan ventilasi.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- Pasien mengalami kelelahan, yang dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen selama aktivitas.
- Sesak nafas dan hambatan pada saluran pernapasan dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten, dengan kriteria hasil seperti frekuensi pernapasan normal, tidak ada suara tambahan pada pernapasan, dan mampu mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tingkat kelelahan yang minimal, dengan kriteria hasil seperti pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebih dan mampu mempertahankan kapasitas fungsional.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memposisikan pasien, terapi oksigen, terapi nebulizer, suction, dan latihan batuk efektif.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, latihan fisik, dan manajemen energi. -
Article No. 4830 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D50.0
- Deskripsi: Anemia besi defisiensi dengan anemia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.11
- Deskripsi: Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count - CBC)
Penjelasan:
Pasien Nyonya N, berusia 30 tahun, datang dengan keluhan utama merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir, disertai dengan gejala-gejala seperti pusing saat berdiri, sesak napas setelah aktivitas ringan, penurunan selera makan, dan menstruasi yang cukup banyak. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah rendah (90/60 mmHg), denyut nadi yang cepat (110 x/menit), kulit pucat, dan konjungtiva yang anemis. Pemeriksaan laboratorium mengonfirmasi adanya anemia dengan kadar hemoglobin 9 g/dL dan jumlah sel darah merah 3,2 juta sel/mm3, serta tes Coombs yang negatif.
Berdasarkan gambaran klinis dan hasil pemeriksaan, pasien ini memenuhi kriteria untuk diagnosis Anemia Besi Defisiensi dengan Anemia (Kode ICD-10: D50.0). Untuk manajemen pasien, dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count - CBC) sebagai tindakan diagnostik (Kode ICD-9-CM: 85.11).