Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20540 | 08 Aug 2025
Klinis : ketidakpatuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpatuhan (00079)
Definisi:
Pola perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan atau kesehatan yang disepakati bersama antara individu (atau keluarga) dan tenaga kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00079
Judul: Ketidakpatuhan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1405
Judul: Tingkat Kepatuhan
Definisi: Tindakan individu untuk mengikuti rencana perawatan kesehatan yang telah disepakati bersama dengan tenaga kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6450
Judul: Manajemen Ketidakpatuhan
Definisi: Upaya untuk membantu individu mencapai tingkat kepatuhan yang optimal terhadap regimen perawatan kesehatan.
Penjelasan singkat:
Ketidakpatuhan merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan pola perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan atau kesehatan yang telah disepakati bersama dengan tenaga kesehatan. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan kode 00079 untuk diagnosa ini. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan kode 1405 untuk "Tingkat Kepatuhan" sebagai luaran yang diharapkan, dengan definisi tindakan individu untuk mengikuti rencana perawatan kesehatan yang telah disepakati. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menetapkan kode 6450 untuk "Manajemen Ketidakpatuhan" sebagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk membantu individu mencapai tingkat kepatuhan yang optimal terhadap regimen perawatan kesehatan. -
Article No. 20541 | 08 Aug 2025
Klinis : ketidakpatuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakpatuhan (00079)
Definisi: Pola perilaku individu dan/atau keluarga yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00079
- Definisi: Pola perilaku individu dan/atau keluarga yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 1800 Perilaku Patuh
- Definisi: Tindakan individu untuk mengikuti rekomendasi profesional kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 4420 Manajemen Ketidakpatuhan
- Definisi: Strategi untuk memfasilitasi perilaku individu dan/atau keluarga yang sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan.
Penjelasan lebih lanjut:
Ketidakpatuhan merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang sering ditemukan, terutama pada pasien dengan penyakit kronis atau yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Diagnosa ini menggambarkan pola perilaku individu atau keluarga yang tidak sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan profesional. Hal ini dapat berdampak pada efektivitas perawatan dan pencapaian tujuan kesehatan.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpatuhan antara lain adalah manajemen ketidakpatuhan, yang meliputi identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan, edukasi, dan strategi untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan pasien dapat menunjukkan perilaku patuh yang sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan. -
Article No. 20542 | 08 Aug 2025
Klinis : - pusing berputar dirasakan sudah 1 minggu terakhir, memberat sejak siang ini - mual (+) muntah saat membuka mata - nyeri kepala cekot-cekot (+) - kelemahan sesisi tubuh (-) disangkal - telinga berdenging (-) - nyeri ulu hati (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Vertigo berhubungan dengan gangguan pada sistem vestibular, ditandai dengan pusing berputar, mual, muntah, dan nyeri kepala.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan penurunan intensitas pusing berputar.
2. Pasien akan melaporkan penurunan frekuensi mual dan muntah.
3. Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri kepala.
4. Pasien akan mendemonstrasikan strategi manajemen gejala yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kaji tanda dan gejala vertigo secara komprehensif, termasuk onset, durasi, dan faktor pencetus.
2. Pantau tanda-tanda vital dan gejala fisik pasien secara berkala.
3. Berikan antiemetik dan antivertigo sesuai resep medis untuk mengurangi mual, muntah, dan pusing.
4. Anjurkan pasien untuk berbaring dengan kepala dan badan sedikit terangkat untuk mengurangi pusing.
5. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri kepala.
6. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan vertigo.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk perawatan komprehensif.
8. Monitor respons pasien terhadap intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Vertigo berhubungan dengan gangguan pada sistem vestibular, ditandai dengan pusing berputar, mual, muntah, dan nyeri kepala.
- Pusing berputar, mual, dan muntah merupakan gejala khas vertigo yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular.
- Nyeri kepala juga sering menyertai kondisi vertigo.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Penurunan intensitas pusing berputar menunjukkan perbaikan kondisi pasien.
- Penurunan frekuensi mual dan muntah menunjukkan pengurangan gejala.
- Penurunan intensitas nyeri kepala menunjukkan perbaikan kondisi pasien.
- Kemampuan pasien dalam menerapkan strategi manajemen gejala menunjukkan kemandirian pasien dalam mengelola kondisinya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Pengkajian komprehensif bertujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap tentang kondisi pasien.
- Pemantauan tanda-tanda vital dan gejala fisik bertujuan untuk menilai kondisi pasien secara berkala.
- Pemberian antiemetik dan antivertigo sesuai resep medis bertujuan untuk mengurangi gejala mual, muntah, dan pusing.
- Posisi berbaring dengan kepala dan badan sedikit terangkat bertujuan untuk mengurangi pusing.
- Teknik relaksasi dan distraksi bertujuan untuk mengatasi nyeri kepala.
- Edukasi pasien dan keluarga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pasien dalam mengelola kondisinya.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain bertujuan untuk perawatan komprehensif.
- Pemantauan respons pasien dan evaluasi secara berkala bertujuan untuk menilai keefektifan intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. -
Article No. 20543 | 08 Aug 2025
Klinis : Vertigo berhubungan dengan gangguan pada sistem vestibular
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk menjawab pertanyaan Anda.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Vertigo berhubungan dengan gangguan pada sistem vestibular.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
Ketidakstabilan Posisi (00075)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang seimbang dan terkontrol.
Faktor yang berhubungan:
- Gangguan pada sistem vestibular
- Penurunan propriosepsi
- Penurunan fungsi visual
- Penurunan kekuatan otot
- Nyeri muskuloskeletal
- Gangguan koordinasi
- Dekondisonisasi
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mempertahankan keseimbangan dan koordinasi gerak yang baik.
2. Menunjukkan peningkatan kontrol postur dan gerakan.
3. Mendemonstrasikan strategi untuk mencegah jatuh.
4. Melaporkan penurunan gejala vertigo.
5. Menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas tanpa gangguan vertigo.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) adalah:
1. Manajemen Vertigo (6740)
- Lakukan pengkajian vertigo secara komprehensif
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi vertigo
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk tatalaksana vertigo
- Ajarkan teknik kompensasi vestibular dan rehabilitasi vestibular
- Berikan edukasi tentang manajemen vertigo kepada pasien dan keluarga
2. Peningkatan Keseimbangan (0202)
- Lakukan pengkajian keseimbangan secara komprehensif
- Identifikasi faktor risiko gangguan keseimbangan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi fisik
- Ajarkan teknik latihan keseimbangan dan koordinasi
- Berikan alat bantu mobilisasi sesuai kebutuhan pasien
3. Pencegahan Jatuh (6490)
- Lakukan pengkajian risiko jatuh secara komprehensif
- Identifikasi faktor risiko jatuh
- Berikan intervensi lingkungan untuk mencegah jatuh
- Ajarkan strategi pencegahan jatuh kepada pasien dan keluarga
- Berikan edukasi tentang manajemen risiko jatuh
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 20544 | 08 Aug 2025
Klinis : pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pusing berputar.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing berputar adalah "Ketidakseimbangan Sensori Persepsi: Vertigo". Ketidakseimbangan Sensori Persepsi: Vertigo didefinisikan sebagai gangguan persepsi spasial yang ditandai dengan sensasi berputar atau bergoyang yang tidak nyata.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan respirasi yang berada dalam batas normal.
2. Keseimbangan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan tubuh saat berdiri dan berjalan.
3. Pengurangan Rasa Pusing: Pasien melaporkan penurunan intensitas dan frekuensi rasa pusing.
4. Pengetahuan tentang Kondisi: Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan manajemen pusing berputar.
5. Kemampuan Perawatan Diri: Pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, berpakaian, dan makan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien secara teratur, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh.
2. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien, seperti menghindari gerakan cepat, menjaga pencahayaan yang cukup, dan mengurangi kebisingan.
3. Manajemen Gejala: Memberikan intervensi untuk mengurangi rasa pusing, seperti posisi berbaring, kompres dingin pada kepala, dan pemberian antivertigo jika diperlukan.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan manajemen pusing berputar, serta pentingnya kepatuhan terhadap terapi.
5. Latihan Keseimbangan: Melakukan latihan keseimbangan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mempertahankan postur tubuh dan koordinasi.
6. Pendampingan Aktivitas Perawatan Diri: Membantu dan mendampingi pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, dan makan, sesuai dengan kemampuan pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan kondisi pusing berputar dapat memperoleh perawatan yang optimal dan mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 20545 | 08 Aug 2025
Klinis : puisng berputar,TD 199/104 Nadi:50,nyeri kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah perawat professional yang akan membantu Anda dalam memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pusing berputar, TD 199/104, Nadi:50, nyeri kepala:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertensi Akut
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang mendadak dan tidak terkontrol.
Penyebab: Stres, kecemasan, nyeri, penyakit ginjal, penggunaan obat-obatan tertentu.
Karakteristik Mayor: Peningkatan tekanan darah, sakit kepala, pusing, rasa tidak nyaman di dada, kesulitan bernapas.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Kepala
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial pada jaringan yang disertai dengan kerusakan di kepala.
Penyebab: Stres, hipertensi, ketegangan otot, trauma.
Karakteristik Mayor: Keluhan nyeri di kepala, ekspresi wajah mengernyit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertensi Akut:
a. Tekanan darah dalam batas normal.
b. Tanda-tanda vital stabil.
c. Klien dapat mengenali faktor pemicu hipertensi.
d. Klien dapat melakukan manajemen diri untuk mengontrol hipertensi.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Kepala:
a. Nyeri kepala berkurang.
b. Klien dapat mengenali dan menghindari faktor pemicu nyeri kepala.
c. Klien dapat menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri kepala.
d. Klien melaporkan peningkatan kenyamanan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertensi Akut:
a. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala.
b. Pemberian obat antihipertensi sesuai instruksi medis.
c. Pengaturan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi aliran darah.
d. Edukasi klien mengenai hipertensi, faktor risiko, dan manajemen diri.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll) untuk penanganan komprehensif.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Kepala:
a. Pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dll).
b. Pemberian analgesik sesuai instruksi medis.
c. Penerapan teknik nonfarmakologis, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, terapi musik.
d. Identifikasi dan manajemen faktor pemicu nyeri kepala (stres, ketegangan otot, dll).
e. Edukasi klien mengenai nyeri kepala dan strategi penanganannya.
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll) untuk penanganan komprehensif.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi klien dan rencana asuhan keperawatan yang tepat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 20546 | 08 Aug 2025
Klinis : resiko Hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi risiko hipovolemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Risiko hipovolemia merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini. Risiko hipovolemia didefinisikan sebagai keadaan di mana terjadi penurunan volume cairan intravaskular yang dapat mengancam kesehatan. Tanda dan gejala yang dapat muncul antara lain penurunan tekanan darah, takikardia, penurunan volume urin, dan kekurangan cairan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Indikator Hasil Utama:
a. Pasien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan tekanan darah dalam batas normal, nadi regular, dan output urin yang normal.
b. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti turgor kulit baik, mukosa lembab, dan ekstremitas hangat.
c. Pasien akan melaporkan tidak ada gejala kekurangan cairan, seperti rasa haus yang berlebihan, pusing, atau lelah.
2. Indikator Hasil Tambahan:
a. Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
b. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam perawatan diri.
c. Pasien akan menunjukkan peningkatan fungsi organ vital.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Identifikasi dan Monitor Tanda-Tanda Hipovolemia:
a. Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu).
b. Pantau intake dan output cairan.
c. Periksa tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa, ekstremitas).
d. Identifikasi faktor penyebab risiko hipovolemia (misalnya, perdarahan, diare, muntah).
2. Intervensi Pemberian Cairan:
a. Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan cairan pasien.
b. Berikan cairan oral jika pasien mampu menelan.
c. Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan.
d. Pertimbangkan pemberian obat-obatan (misalnya, antiemetik, antidiare) jika diperlukan.
3. Edukasi dan Dukungan Pasien:
a. Edukasi pasien dan keluarga tentang risiko hipovolemia dan pentingnya menjaga hidrasi.
b. Dorong pasien untuk memantau intake dan output cairan.
c. Bantu pasien dalam melakukan perawatan diri dan aktivitas sehari-hari.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya, dokter, ahli gizi) jika diperlukan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang baik, dan bebas dari gejala kekurangan cairan, sehingga tercapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 20502 | 07 Aug 2025
Klinis : Kesemutan dari 1 tahun yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi kesemutan yang berlangsung selama 1 tahun.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi kesemutan yang berlangsung selama 1 tahun, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Sensibilitas Perifer". Gangguan sensibilitas perifer merupakan kondisi di mana terjadi perubahan persepsi sensorik atau ketidakmampuan untuk merasakan sentuhan, tekanan, atau suhu pada satu atau lebih bagian tubuh. Gejala khas yang muncul adalah rasa kesemutan, kebas, panas, atau dingin yang tidak wajar.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pemulihan Sensibilitas Perifer: Pasien dapat mengembalikan persepsi sensorik yang normal pada bagian tubuh yang mengalami gangguan sensibilitas.
b. Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala kesemutan, kebas, atau sensasi abnormal lainnya secara efektif.
c. Peningkatan Mobilitas: Pasien dapat meningkatkan mobilitas dan aktivitas sehari-hari yang terbatas akibat gangguan sensibilitas perifer.
d. Pengetahuan tentang Kondisi: Pasien memahami penyebab, gejala, dan penanganan gangguan sensibilitas perifer yang dialaminya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri/sensasi abnormal yang dialami pasien.
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi rasa kesemutan, kebas, atau sensasi abnormal lainnya.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri mandiri, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, dan distraksi.
b. Peningkatan Mobilitas:
- Lakukan evaluasi kemampuan mobilitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang membatasi mobilitas.
- Berikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi.
- Ajarkan pasien teknik berjalan, berdiri, dan bergerak dengan aman.
- Libatkan keluarga dalam mendukung aktivitas pasien.
c. Edukasi Kesehatan:
- Jelaskan penyebab, gejala, dan prognosis gangguan sensibilitas perifer yang dialami pasien.
- Ajarkan pasien tentang perawatan diri, seperti pemeriksaan kaki secara rutin, perawatan kulit, dan penggunaan alas kaki yang sesuai.
- Berikan informasi tentang sumber dukungan dan sumber daya yang tersedia untuk pasien.
Implementasi intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien dalam pemulihan sensibilitas perifer, pengelolaan gejala, peningkatan mobilitas, serta peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam mengelola kondisinya secara mandiri. -
Article No. 20503 | 07 Aug 2025
Klinis : Pasien riwayat G4P2A1 dengan keluhan datang dengan anemia hb dari 10 ke 9.8 lalu terkahir periksa 9.6 punya riwayat isk dan kuretase pasien hamil 28 hari riwayat awal kehamilan sering muntah dan pernah di opname 3 kali karena mual muntah berkepanjangan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan kode ICD-10 serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O21.0
- Deskripsi: Hiperemesis gravidarum ringan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.01
- Deskripsi: Kuretase uterus
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O21.0 (Hiperemesis gravidarum ringan):
- Pasien memiliki riwayat kehamilan dengan keluhan sering muntah dan pernah dirawat inap sebanyak 3 kali karena mual muntah berkepanjangan, yang sesuai dengan diagnosis hiperemesis gravidarum ringan.
- Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan, yang dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, dan gangguan elektrolit.
- Pasien memiliki kadar hemoglobin yang menurun dari 10 g/dL menjadi 9.8 g/dL, kemudian terakhir 9.6 g/dL, yang dapat disebabkan oleh anemia akibat hiperemesis gravidarum.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 69.01 (Kuretase uterus):
- Pasien memiliki riwayat kuretase, yang menunjukkan bahwa pernah dilakukan prosedur pengerokan atau kuretase pada uterus.
- Kuretase uterus adalah prosedur pembersihan kavum uteri (rongga rahim) dengan menggunakan alat kuret untuk menghilangkan jaringan atau bekuan darah di dalam rahim.
Secara keseluruhan, pasien ini memiliki riwayat hiperemesis gravidarum ringan selama kehamilannya, yang menyebabkan anemia, serta riwayat kuretase uterus. -
Article No. 20504 | 07 Aug 2025
Klinis : Pasien riwayat G4P2A1 dengan keluhan datang dengan anemia hb dari 10 ke 9.8 lalu terkahir periksa 9.6 punya riwayat isk dan kuretase pasien hamil 28 hari riwayat awal kehamilan sering muntah dan pernah di opname 3 kali karena mual muntah berkepanjangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Intake Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
2. Mual (00132)
- SDKI: Mual
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Mual
3. Risiko Infeksi Saluran Kemih (00046)
- SDKI: Risiko Infeksi Saluran Kemih
- SLKI: Kontrol Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan singkat:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Kemampuan untuk mengatur jumlah dan jenis asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk pemeliharaan kesehatan.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
2. Mual (00132)
- SDKI: Perasaan tidak nyaman yang dapat menimbulkan rasa ingin muntah.
- SLKI: Kemampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik tanpa mengalami gejala yang tidak diinginkan.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengelola mual yang dialami pasien.
3. Risiko Infeksi Saluran Kemih (00046)
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami infeksi pada saluran kemih.
- SLKI: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengelola infeksi saluran kemih pada pasien.
Kode dan definisi di atas berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).