Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4804 | 06 Nov 2024
Klinis : Tn. T., usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1oC, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalsitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, Diagnosa Keperawatan yang muncul untuk Tn. T. adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas (NANDA-I: Respiratory Impairment)
Definisi: Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau mengeliminasi karbondioksida pada tingkat sel.
Karakteristik Utama: Hipoksia, Hiperkarbia, Perubahan Frekuensi Pernapasan, Perubahan Irama Pernapasan.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (NANDA-I: Peripheral Tissue Perfusion Impairment)
Definisi: Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi pada tingkat kapiler.
Karakteristik Utama: Akral Dingin, Pitting Edema, Nadi Lemah.
3. Hipertermia (NANDA-I: Hyperthermia)
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal.
Karakteristik Utama: Suhu Tubuh Meningkat.
4. Risiko Infeksi (NANDA-I: Risk for Infection)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur Invasif, Neutropenia.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan sistem standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan sistem standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan sistem standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 4805 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, diagnosis yang paling sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05
- Deskripsi: Campak (Measles)
Penjelasan:
Campak (B05) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus measles. Gejala khas yang dialami pasien seperti demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah sesuai dengan kriteria diagnosis campak.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang spesifik
- Deskripsi: Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang perlu dilakukan. Perawatan utama adalah memberikan terapi simptomatik dan dukungan, serta memantau perkembangan penyakit.
Dalam penatalaksanaan kasus ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gejala-gejala yang dialami pasien, dan melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan untuk menegakkan diagnosis campak. Selanjutnya, dokter akan memberikan terapi suportif, seperti pemberian cairan, antipiretik, dan memantau komplikasi yang mungkin timbul. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai prognosis, pencegahan penularan, serta pemantauan perkembangan juga merupakan bagian penting dalam tata laksana kasus ini. -
Article No. 4806 | 06 Nov 2024
Klinis : Diagnosa halusinasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter profesional dan perekam medis, saya akan memberikan informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis halusinasi, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang relevan, jika ada.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R44.0
- Deskripsi: Halusinasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.39
- Deskripsi: Terapi perilaku lainnya, termasuk psikoterapi individual dan kelompok
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 untuk Diagnosa Halusinasi:
- R44.0 adalah kode ICD-10 untuk "Halusinasi", yang termasuk dalam kategori R44 "Gejala dan tanda yang melibatkan persepsi dan pengalaman subjektif".
- Halusinasi adalah persepsi sensorik yang terjadi tanpa stimulus eksternal yang sesuai, dan merupakan salah satu gejala umum dari berbagai kondisi psikiatris, termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, delirium, dan lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure untuk Terapi Perilaku:
- 94.39 adalah kode ICD-9-CM untuk "Terapi perilaku lainnya, termasuk psikoterapi individual dan kelompok".
- Terapi perilaku, termasuk psikoterapi, merupakan salah satu modalitas pengobatan yang sering digunakan untuk menangani gejala halusinasi dan kondisi psikiatris lainnya.
Dalam penanganan kondisi halusinasi, selain penegakan diagnosis dan pemberian pengobatan farmakologis yang sesuai, terapi perilaku juga sering direkomendasikan sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 4807 | 06 Nov 2024
Klinis : Diagnosa halusinasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi halusinasi.
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi sensorik yang salah, yang terjadi tanpa adanya rangsangan eksternal yang sesuai. Halusinasi dapat terjadi pada berbagai modalitas sensorik, seperti halusinasi pendengaran, penglihatan, rasa, bau, dan sentuhan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan halusinasi adalah klien dapat mengenali halusinasi, dapat mengontrol halusinasi, dan dapat beradaptasi dengan halusinasi. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari klien dapat menjelaskan pengalaman halusinasi, klien dapat menggunakan strategi untuk mengontrol halusinasi, dan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani halusinasi antara lain:
1. Terapi Realitas: membantu klien untuk memfokuskan pada realita saat ini dan mengenali halusinasi.
2. Distraksi: mengalihkan perhatian klien dari halusinasi ke aktivitas lain.
3. Terapi Suportif: memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada klien.
4. Pemberian Obat: pemberian obat antipsikotik sesuai resep dokter.
5. Pencegahan Bahaya: memastikan keamanan klien saat mengalami halusinasi.
Sebagai perawat, kita harus memahami kondisi halusinasi dan melakukan intervensi yang komprehensif untuk membantu klien mengatasi masalah tersebut. Dengan pendekatan yang tepat, klien diharapkan dapat mengenali, mengontrol, dan beradaptasi dengan halusinasi yang dialaminya. -
Article No. 4808 | 06 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 30 tahun, sering mengalami emosional yang susah untuk dikendalikan, sering marah-marah, pendapatnya selalu merasa benar, dan susah untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, SIKI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F60.3
- Deskripsi: Gangguan kepribadian borderline
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk prosedur atau tindakan medis. Penanganan gangguan kepribadian borderline umumnya dilakukan melalui terapi psikologis dan intervensi psikososial, tanpa prosedur medis invasif.
Penjelasan rinci:
- Gangguan kepribadian borderline (F60.3) adalah salah satu bentuk gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola ketidakstabilan yang menonjol dalam hubungan interpersonal, citra diri, dan suasana hati. Pasien sering menunjukkan emosi yang tidak stabil, mudah marah, sulit bersosialisasi, dan merasa dirinya selalu benar.
- Pada kasus ini, tidak ditemukan adanya prosedur atau tindakan medis yang spesifik. Penanganan gangguan kepribadian borderline umumnya dilakukan melalui terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku atau terapi dialektis-perilaku, serta intervensi psikososial lainnya untuk membantu pasien mengelola emosi dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
Terkait dengan SDKI, SLKI, dan SIKI, berikut adalah beberapa contoh diagnosa, intervensi, dan hasil yang mungkin sesuai:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Interaksi Sosial
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Kontrol Emosi
- Luaran Keperawatan: Interaksi Sosial
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Disfungsi Kognitif
- Intervensi Keperawatan: Peningkatan Keterampilan Sosial
Dalam penanganan kasus ini, peran perawat dan tim kesehatan mental lainnya sangat penting untuk membantu pasien mengelola emosi, meningkatkan kemampuan bersosialisasi, dan mengembangkan strategi koping yang adaptif. -
Article No. 4809 | 06 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 30 tahun, sering mengalami emosional yang susah untuk dikendalikan, sering marah-marah, pendapatnya selalu merasa benar, dan susah untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya menemukan bahwa pasien ini kemungkinan mengalami gangguan kepribadian Borderline. Hal ini ditandai dengan emosional yang sulit dikendalikan, sering marah-marah, pendapat yang selalu merasa benar, dan kesulitan bersosialisasi dengan orang lain.
ICD (International Classification of Diseases):
Kode ICD-10 untuk gangguan kepribadian Borderline adalah F60.3.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah: Gangguan Proses Pikir Tidak Efektif, dengan definisi pola berpikir individu yang tidak logis, tidak realistis, dan tidak adaptif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah: Proses Pikir Efektif, dengan kriteria hasil berupa individu dapat berpikir secara logis, realistis, dan adaptif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Terapi Kognitif, untuk membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola berpikir yang tidak efektif.
2. Terapi Kelompok, untuk membantu pasien belajar berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain.
3. Manajemen Diri, untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan mengatur emosi dan perilakunya.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terpadu bagi pasien ini, dengan tujuan membantu pasien mencapai proses pikir yang efektif dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya. -
Article No. 4810 | 06 Nov 2024
Klinis : DS: bayi sempat mengalami demam hingga 39 C DO: bayi tampak ceria adanya bercak darah pada lidah bayi mengalami mimisan adanya memar di kaki sejumlah 10 memar Ruam petekie di seluruh tubuh (batang tubuh, lengan, kaki dan wajah) BB 11,5 kg (persentil ke-75) TB 85 cm LK 46,2 cm Nadi 110 x/min RR 28 x/min SPO2 98% TD 97/69 mmHg
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 784.7
- Deskripsi: Epistaksis (mimisan)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak terspesifikasi): Bayi mengalami demam hingga 39°C, yang merupakan gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis.
2. Kode ICD-9-CM 784.7 (Epistaksis): Bayi mengalami mimisan, yang merupakan gejala perdarahan dari rongga hidung.
Selain itu, berdasarkan informasi lain yang diberikan, pasien tampak memiliki gejala-gejala lain, seperti:
- Bayi tampak ceria (kondisi umum baik)
- Adanya bercak darah pada lidah (kemungkinan terkait perdarahan)
- Adanya memar di kaki sejumlah 10 memar (kemungkinan terkait gangguan pembekuan darah)
- Ruam petekie di seluruh tubuh (kemungkinan terkait gangguan pembekuan darah atau kondisi terkait perdarahan)
- Berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, tanda vital dalam batas normal
Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat. -
Article No. 4811 | 06 Nov 2024
Klinis : DS: bayi sempat mengalami demam hingga 39 C DO: bayi tampak ceria adanya bercak darah pada lidah bayi mengalami mimisan adanya memar di kaki sejumlah 10 memar Ruam petekie di seluruh tubuh (batang tubuh, lengan, kaki dan wajah) BB 11,5 kg (persentil ke-75) TB 85 cm LK 46,2 cm Nadi 110 x/min RR 28 x/min SPO2 98% TD 97/69 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diberikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan:
Risiko Perdarahan Spontan
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perdarahan yang tidak disebabkan oleh trauma atau prosedur medis.
- Karakteristik Definisi: Adanya bercak darah pada lidah, mimisan, dan memar di kaki menunjukkan risiko perdarahan spontan pada bayi.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Pemulihan Perdarahan
- Indikator: Tidak ada lagi tanda-tanda perdarahan, penurunan jumlah memar, dan peningkatan jumlah trombosit.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab risiko perdarahan, seperti gangguan fungsi pembekuan darah.
2. Pantau tanda-tanda perdarahan, seperti bercak darah, mimisan, dan kemunculan memar.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
4. Edukasi keluarga mengenai risiko perdarahan, tanda-tanda, dan tindakan yang perlu dilakukan.
5. Berikan lingkungan yang aman untuk mencegah trauma fisik.
Dalam kondisi ini, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab risiko perdarahan spontan pada bayi, serta intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, sangat penting untuk memastikan penanganan yang komprehensif. -
Article No. 4812 | 06 Nov 2024
Klinis : DS: bayi sempat mengalami demam hingga 39 C DO: bayi tampak ceria adanya bercak darah pada lidah bayi mengalami mimisan adanya memar di kaki sejumlah 10 memar Ruam petekie di seluruh tubuh (batang tubuh, lengan, kaki dan wajah) BB 11,5 kg (persentil ke-75) TB 85 cm LK 46,2 cm Nadi 110 x/min RR 28 x/min SPO2 98% TD 97/69 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan data subjektif dan objektif yang diberikan, saya sebagai perawat menyampaikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kelainan pembekuan darah, ditandai dengan adanya bercak darah pada lidah, mimisan, dan memar di kaki.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Risiko perdarahan adalah kondisi di mana individu memiliki kemungkinan mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
- Tanda-tanda yang muncul seperti bercak darah pada lidah, mimisan, dan memar di kaki dapat mengindikasikan adanya gangguan pada sistem pembekuan darah.
- Kondisi ini memerlukan pemantauan dan manajemen yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
2. Hipertemia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh mencapai 39°C.
Penjelasan:
- SDKI: Hipertemia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Adanya demam tinggi hingga 39°C pada bayi dapat menunjukkan adanya proses infeksi yang sedang terjadi.
- Pemantauan dan pengelolaan suhu tubuh yang tepat diperlukan untuk mencegah komplikasi.
3. Integritas kulit terganggu berhubungan dengan gangguan pembekuan darah, ditandai dengan adanya ruam petekie di seluruh tubuh.
Penjelasan:
- SDKI: Integritas kulit terganggu adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada lapisan kulit.
- Ruam petekie yang muncul di seluruh tubuh bayi dapat menunjukkan adanya gangguan pada sistem pembekuan darah.
- Pemantauan dan perawatan kulit yang tepat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Berdasarkan standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), perawat akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah yang teridentifikasi pada bayi tersebut. -
Article No. 4813 | 06 Nov 2024
Klinis : DS: bayi sempat mengalami demam hingga 39 C DO: bayi tampak ceria adanya bercak darah pada lidah bayi mengalami mimisan adanya memar di kaki sejumlah 10 memar Ruam petekie di seluruh tubuh (batang tubuh, lengan, kaki dan wajah) BB 11,5 kg (persentil ke-75) TB 85 cm LK 46,2 cm Nadi 110 x/min RR 28 x/min SPO2 98% TD 97/69 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kemungkinan kelainan pembekuan darah
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko perdarahan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami perdarahan yang dapat mengancam jiwa.
- Faktor yang berhubungan mencakup riwayat kelainan pembekuan darah, trombositopenia, atau tindakan invasif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kriteria hasil yang diharapkan adalah tidak terjadi perdarahan, tidak ada tanda-tanda perdarahan, dan tidak ada komplikasi yang terkait perdarahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan status perdarahan, pemberian obat-obatan yang dapat memperbaiki proses pembekuan darah, serta pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga.