Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18589 | 15 Jun 2025
Klinis : DS - pasien mengatakan terdapat luka dikaki kiri yang mengeras dan menghitam, namun tidak nyeri saat dipegang pada area lukanya DO - terdapat luka yang mulai lebih dalam - pada area di sekitar luka menghitam dan keras serta terdapat keropeng
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Gangguan Integritas Kulit (00046). Kondisi pasien menunjukkan adanya perubahan pada kulit, yaitu luka di kaki kiri yang mengeras, menghitam, dan lebih dalam. Selain itu, juga terdapat keropeng dan area di sekitar luka yang mengeras dan menghitam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka (1101)
- Indikator:
- Kondisi luka (110101)
- Proses penyembuhan luka (110102)
- Tanda-tanda infeksi (110104)
- Kriteria Hasil:
- Luka tidak mengalami perburukan dan penyembuhan berlangsung dengan baik
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
- Perubahan warna, tekstur, dan keropeng membaik
2. Perfusi Jaringan: Perifer (0403)
- Indikator:
- Warna kulit (040301)
- Sensasi (040302)
- Suhu kulit (040303)
- Kriteria Hasil:
- Warna kulit pada area luka membaik
- Sensasi di area luka kembali normal
- Suhu kulit di area luka normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka (6540)
- Identifikasi jenis dan karakteristik luka
- Bersihkan luka dengan larutan salin atau antiseptik yang sesuai
- Aplikasikan balutan luka yang tepat, sesuai kondisi luka
- Monitoring tanda-tanda infeksi dan kemajuan penyembuhan luka
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka
2. Manajemen Perfusi Jaringan (4062)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perfusi jaringan
- Pantau tanda-tanda vital dan parameter perfusi jaringan
- Berikan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan perfusi jaringan, seperti posisioning ekstremitas, terapi hangat/dingin, dan mobilisasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan perfusi jaringan yang baik
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Gangguan Integritas Kulit (00046) dipilih karena kondisi pasien menunjukkan adanya perubahan pada kulit, yaitu luka di kaki kiri yang mengeras, menghitam, dan lebih dalam. Selain itu, juga terdapat keropeng dan area di sekitar luka yang mengeras dan menghitam.
Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit: Luka (1101) dan Perfusi Jaringan: Perifer (0403). Integritas Kulit: Luka (1101) bertujuan untuk memastikan luka tidak mengalami perburukan dan penyembuhan berlangsung dengan baik, serta tidak ada tanda-tanda infeksi. Perfusi Jaringan: Perifer (0403) bertujuan untuk memastikan warna, sensasi, dan suhu kulit di area luka membaik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Perawatan Luka (6540) dan Manajemen Perfusi Jaringan (4062). Perawatan Luka (6540) bertujuan untuk mengidentifikasi, membersihkan, dan merawat luka, serta memantau tanda-tanda infeksi dan kemajuan penyembuhan. Manajemen Perfusi Jaringan (4062) bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perfusi jaringan, memantau parameter perfusi, dan memberikan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan perfusi jaringan.
Keseluruhan intervensi ini bertujuan untuk memulihkan integritas kulit dan perfusi jaringan pada pasien, sehingga luka dapat sembuh dengan baik dan tidak terjadi komplikasi. -
Article No. 18590 | 15 Jun 2025
Klinis : - pasien mengatakan terdapat luka dikaki kiri yang mengeras dan menghitam, namun tidak nyeri saat dipegang pada area lukanya - pasien mengatakan luka mulai membesar dan lebih dalam DO - terdapat luka yang mulai lebih dalam - pada area di sekitar luka menghitam dan keras serta terdapat keropeng
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan terdapat luka di kaki kiri yang mengeras dan menghitam.
- Pasien mengatakan luka mulai membesar dan lebih dalam.
Data Objektif:
- Terdapat luka yang mulai lebih dalam.
- Pada area di sekitar luka menghitam dan keras serta terdapat keropeng.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
Definisi: Kemampuan kulit untuk mempertahankan struktur dan fungsinya.
Kriteria Hasil:
- Luka tertutup/sembuh
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada pembengkakan
- Tidak ada kemerahan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
Tujuan: Mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi.
Aktivitas Keperawatan:
- Cuci luka dengan larutan fisiologis
- Debridemen luka jika perlu
- Aplikasi salep antibiotik atau antimikroba pada luka
- Balut luka dengan perban steril
- Motivasi pasien untuk melakukan perawatan luka secara mandiri
2. Manajemen Perfusi Jaringan
Tujuan: Mempertahankan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan.
Aktivitas Keperawatan:
- Evaluasi sirkulasi dan sensasi ekstremitas
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mobilisasi
- Ajarkan pasien teknik elevasi ekstremitas
3. Manajemen Nyeri
Tujuan: Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji nyeri pasien secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Integritas Kulit" dipilih karena pasien menunjukkan tanda-tanda kerusakan pada kulit, yaitu luka yang mengeras, menghitam, dan semakin dalam. Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit Membaik, dengan kriteria hasil luka tertutup/sembuh, tidak ada tanda-tanda infeksi, pembengkakan, atau kemerahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Perawatan Luka untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi, Manajemen Perfusi Jaringan untuk mempertahankan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan, serta Manajemen Nyeri untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien. -
Article No. 18591 | 15 Jun 2025
Klinis : Pada tanggal 10 Juni 2024 seorang pria usia 27 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai sepeda motor dan bertabrakan dengan pengendara dari arah berlawanan saat mencoba mendahului kendaraan didepannya. Pasien tiba di IGD kurang dari 15 menit setelah kejadian dalam kondisi sadar, tetapi tampak lemah, somnolen, dan gelisah. Ia mengeluh nyeri hebat pada paha kiri dengan intensitas 9 dari 10, terasa panas dan seperti tertusuk, nyeri tersebut datang hilang timbul selama sekitar 30 detik dan menetap terutama saat digerakkan atau dipindahkan. Terdapat perdarahan aktif dari hidung dan mulut yang menyebabkan sumbatan jalan napas disertai suara nafas mendengkur. Frekuensi napas tercatat 28x/menit, dangkal (pola napas), dengan SpO? 91% RA. Napas tidak simetris secara klinis. Tanda vital menunjukkan tekanan darah 96/60 mmHg, nadi 122x/menit lemah dan cepat, capillary refill time >3 detik, serta ekstremitas dingin dan pucat. Hemoglobin pasien 10,2 g/dL dan leukosit meningkat menjadi 26.700/mm³. Pemeriksaan radiologi menunjukkan fraktur terbuka sepertiga tengah femur kiri dengan deformitas yang nyata, serta tidak ditemukan perdarahan intrakranial maupun kelainan pada rongga dada. Pasien diberikan oksigen 3 LPM via nasal cannula, infus RL bolus melalui jalur 18G, serta obat-obatan berupa asam traneksamat 1 gram IV infus lambat selama 10 menit, ketorolac 30 mg IV setiap 6 jam, dan ranitidin 50 mg IV setiap 8 jam. Fraktur diimobilisasi dan tungkai dielevasi. Observasi GCS dilakukan tiap 15 menit, dan direncanakan transfusi PRC bila hemoglobin turun lebih lanjut. Secara spiritual, pasien beragama Islam dan menyampaikan bahwa ia menerima kejadian ini sebagai bentuk peringatan dari Allah SWT, dengan harapan bisa segera pulih dan kembali membantu orang tuanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, kode, dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola Napas Tidak Efektif
- Kode: 00032
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan
- SDKI: Risiko Perdarahan
- Kode: 00206
- Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah yang dapat mengancam kehidupan.
5. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Kode: 00204
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
6. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Hemodinamik
- SDKI: Ketidakstabilan Hemodinamik
- Kode: 00prefiks
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan fungsi kardiovaskular yang adekuat.
7. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- Kode: 00146
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang samar-samar disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu).
Penjelasan singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk masing-masing diagnosa dapat diberikan jika diperlukan. -
Article No. 18592 | 15 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Ditandai dengan adanya batuk berdahak, sesak napas, dan hasil pemeriksaan paru menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas. Hal ini mengindikasikan adanya hambatan dalam pembersihan sekresi dari saluran napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Ditandai dengan keluhan pasien berupa kehilangan nafsu makan, yang dapat mengindikasikan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat penyakit.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
Ditandai dengan adanya sesak napas yang dialami pasien, yang dapat mengganggu pola napas yang efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif
- Tidak ada suara napas bronkial di paru kanan atas
- Tidak ada sesak napas saat beraktivitas
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
- Tidak ada keluhan kelelahan atau penurunan nafsu makan
3. Pola Napas Efektif
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal
- Tidak ada keluhan sesak napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Observasi tanda-tanda infeksi pernapasan
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif
- Berikan bronkodilator sesuai indikasi
- Anjurkan pasien untuk minum air hangat yang cukup
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas pasien saat ini
- Lakukan pengkajian nutrisi dan berat badan
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
- Anjurkan pasien untuk beristirahat cukup
- Berikan edukasi tentang manajemen kelelahan
3. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Pantau tanda-tanda vital, terutama frekuensi napas
- Ajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
- Berikan posisi semi-fowler untuk memudahkan pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan bronkodilator sesuai indikasi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif, toleransi aktivitas yang meningkat, dan pola napas yang efektif. Hal ini akan membantu mempercepat proses pemulihan pasien dari tuberkulosis paru. -
Article No. 18593 | 15 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan adanya lesi di paru, adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, termasuk bioptik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis) sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan radiologis.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Bronkoskopi, termasuk bioptik) merupakan prosedur yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, seperti pengambilan sampel jaringan atau cairan untuk pemeriksaan mikrobiologis atau histologis.
Dalam kasus ini, pemeriksaan lebih lanjut seperti tes mikrobiologis (misalnya pemeriksaan BTA) atau biopsi paru mungkin diperlukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru secara definitif. -
Article No. 18594 | 15 Jun 2025
Klinis : PASIEN MENGELUH SESAK NAFAS LEMAS SEMPAT TIDAK SADARKAN DIRI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang mengeluh sesak napas, lemas, dan sempat tidak sadarkan diri, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi.
- SLKI: Memaksimalkan fungsi pernapasan.
- SIKI: Pemantauan Respirasi, Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigen.
2. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (00i28)
- SDKI: Variasi yang tidak normal dalam tanda-tanda vital yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital.
- SIKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Kardiovaskular.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas Fisik.
4. Risiko Sinkop (00251)
- SDKI: Kerentanan terhadap episode kehilangan kesadaran sementara yang dapat terjadi karena penurunan aliran darah ke otak.
- SLKI: Mencegah terjadinya sinkop.
- SIKI: Manajemen Risiko Jatuh, Manajemen Kardiovaskular.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, memantau tanda-tanda vital secara ketat, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, dan mengelola aktivitas pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas. Saya juga akan berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 18595 | 15 Jun 2025
Klinis : pasien dengan kanker prostat stadium akhir
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan kanker prostat stadium akhir:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan pertumbuhan tumor dan metastasis.
- Pasien dengan kanker prostat stadium akhir sering mengalami nyeri yang disebabkan oleh pertumbuhan tumor dan penyebaran (metastasis) ke tulang atau organ lain. Nyeri yang dialami dapat menjadi sangat mengganggu dan mempengaruhi kualitas hidup pasien.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.
- Pasien dengan kanker prostat stadium akhir sering mengalami penurunan kemampuan fisik dan kekuatan yang disebabkan oleh penyakit dan efek samping pengobatan. Hal ini dapat menimbulkan intoleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
3. Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan tampilan fisik akibat penyakit dan pengobatan.
- Kanker prostat dan pengobatannya dapat menyebabkan perubahan pada tampilan fisik pasien, seperti penurunan berat badan, perubahan pada organ genitalia, dan efek samping lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi citra tubuh dan konsep diri pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berada pada tingkat yang dapat ditoleransi dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Toleransi aktivitas meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik dan tidak merasa cepat lelah.
3. Citra tubuh positif: Pasien menerima perubahan pada tampilan fisiknya dan merasa nyaman dengan dirinya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, intensitas, dll)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti distraksi, relaksasi, dan terapi komplementer
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
2. Manajemen Aktivitas:
- Lakukan penilaian tingkat aktivitas dan kemampuan fisik pasien
- Bantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya
- Ajarkan teknik pengaturan energi dan konservasi tenaga
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang sesuai
3. Promosi Citra Tubuh:
- Identifikasi perubahan fisik yang dialami pasien dan dampaknya terhadap citra tubuh
- Berikan dukungan emosional dan bimbing pasien untuk menerima perubahan tersebut
- Ajarkan teknik relaksasi dan afirmasi positif untuk meningkatkan penerimaan diri
- Libatkan keluarga dalam mendukung penerimaan diri pasien
Tujuan utama dari asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker prostat stadium akhir adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, mengelola gejala, dan memberikan dukungan emosional. Intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain akan membantu pasien mencapai tujuan luaran yang diharapkan. -
Article No. 18596 | 15 Jun 2025
Klinis : kanker prostat (sebutkan diagnosa sebanyak banyaknya)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kanker prostat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kanker Prostat:
1. Nyeri Kronis
Pasien dengan kanker prostat seringkali mengalami nyeri kronis yang disebabkan oleh pertumbuhan tumor dan metastasis. Nyeri dapat terjadi di area panggul, tulang, dan saraf. Diagnosa ini membantu perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola nyeri yang dialami pasien.
2. Gangguan Eliminasi Urine
Kanker prostat dapat menyebabkan obstruksi aliran urine, sehingga pasien mengalami kesulitan dalam berkemih. Diagnosa ini membantu perawat untuk mengelola dan memantau fungsi eliminasi urine pasien.
3. Gangguan Citra Tubuh
Pasien dengan kanker prostat dapat mengalami perubahan citra tubuh akibat efek samping pengobatan, seperti inkontinensia urine, disfungsi ereksi, dan perubahan penampilan fisik. Diagnosa ini membantu perawat untuk membantu pasien dalam menerima dan beradaptasi dengan perubahan citra tubuh.
4. Kecemasan
Pasien dengan kanker prostat dapat mengalami kecemasan terkait prognosis penyakit, efek samping pengobatan, dan ketidakpastian akan masa depan. Diagnosa ini membantu perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola kecemasan pasien.
5. Intoleransi Aktivitas
Pasien dengan kanker prostat seringkali mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik akibat kelelahan, nyeri, dan efek samping pengobatan. Diagnosa ini membantu perawat untuk memantau dan mengelola intoleransi aktivitas pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
Pasien dapat menunjukkan penurunan tingkat nyeri dan dapat mengelola nyeri dengan efektif.
2. Keseimbangan Cairan
Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat dan tidak mengalami komplikasi akibat gangguan eliminasi urine.
3. Citra Tubuh Positif
Pasien dapat menerima dan beradaptasi dengan perubahan citra tubuh akibat kanker prostat dan pengobatannya.
4. Tingkat Kecemasan Menurun
Pasien dapat menunjukkan penurunan tingkat kecemasan dan dapat mengelola kecemasan dengan efektif.
5. Toleransi Aktivitas Meningkat
Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengelola nyeri
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengelola nyeri
2. Manajemen Eliminasi
- Melakukan pengkajian fungsi eliminasi urine
- Mengatur pola berkemih dan mengajarkan teknik berkemih yang benar
- Memantau intake dan output cairan serta tanda-tanda dehidrasi
- Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis jika diperlukan
3. Peningkatan Citra Tubuh
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan citra tubuh dan dampaknya
- Mengajarkan teknik pengelolaan diri (self-care) untuk mengatasi perubahan citra tubuh
- Memberikan dukungan psikologis dan memfasilitasi diskusi mengenai perubahan citra tubuh
- Melibatkan keluarga dalam proses penerimaan dan adaptasi terhadap perubahan citra tubuh
4. Manajemen Kecemasan
- Melakukan pengkajian tingkat kecemasan pasien
- Mengajarkan teknik relaksasi dan strategi koping untuk mengelola kecemasan
- Memberikan informasi dan edukasi yang akurat mengenai penyakit dan pengobatannya
- Memfasilitasi diskusi dan sharing perasaan dengan pasien dan keluarga
5. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Melakukan pengkajian tingkat toleransi aktivitas pasien
- Mengembangkan rencana aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien
- Mengajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas
- Memantau respons pasien terhadap aktivitas dan melakukan modifikasi jika diperlukan
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien untuk membantu pasien dengan kanker prostat dalam mengelola kondisi dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 18597 | 15 Jun 2025
Klinis : kanker prostat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kanker prostat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit kanker prostat ditandai dengan keluhan nyeri pada area pelvis dan peningkatan skor nyeri.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi saluran kemih akibat tumor prostat yang ditandai dengan kesulitan berkemih, rasa tidak nyaman saat berkemih, dan penurunan volume urin.
3. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker prostat yang ditandai dengan ekspresi verbal, perilaku, dan gejala fisiologis kecemasan.
4. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan efek samping pengobatan kanker prostat (misalnya, kelelahan, nyeri) yang ditandai dengan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol dengan skala nyeri ? 3 dari 10.
2. Pasien dapat berkemih dengan lancar tanpa rasa tidak nyaman.
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan ansietas, seperti nadi dan tekanan darah normal, ekspresi wajah tenang, dan mampu membicarakan perasaan cemas.
4. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep medis
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala
2. Manajemen Eliminasi:
- Kaji pola eliminasi urin pasien
- Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan tindakan perawatan kateter atau intervensi lain untuk mengatasi obstruksi saluran kemih
- Ajarkan pasien teknik berkemih yang benar dan latihan Kegel untuk memperkuat otot dasar panggul
- Monitor intake dan output cairan, serta tanda-tanda infeksi saluran kemih
3. Manajemen Ansietas:
- Lakukan pengkajian ansietas secara komprehensif
- Berikan informasi dan pendidikan kesehatan terkait kanker prostat dan pengobatannya
- Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif, seperti relaksasi, meditasi, dan aktivitas rekreasi
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional
- Kolaborasi dengan tim kesehatan mental jika diperlukan
4. Peningkatan Mobilitas:
- Kaji kemampuan fungsional pasien dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas
- Berikan edukasi dan latihan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang tepat
- Sediakan alat bantu mobilitas jika diperlukan
- Monitor tanda-tanda kelelahan dan perbaiki intervensi sesuai kebutuhan
Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien dengan kanker prostat untuk mencapai hasil yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 18598 | 15 Jun 2025
Klinis : bersihan jalan napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi "bersihan jalan napas" yang Anda berikan, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode: 00031
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0201
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6450
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang bersih.
Jadi, kondisi "bersihan jalan napas" dapat didiagnosis sebagai "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dengan kode 00031 dalam SDKI. Standar luaran yang diharapkan adalah "Bersihan Jalan Napas" dengan kode 0201 dalam SLKI. Intervensi yang dapat dilakukan adalah "Manajemen Jalan Napas" dengan kode 6450 dalam SIKI.