Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6811 | 23 Nov 2024
Klinis : Pasien dirujuk dengan keluhan lemah separuh badan kanan disertai bicara pelo yang dialami sejak 1 hari yang lalu (01-11-2024) secara tiba- tiba saat pasien lagi duduk-duduk, tekanan darah saat serangan tidak diketahus, Nyen kepala ada hilang tienbul, mual-muntah tidak ada gangguan menelan tidak ada pusing ada tidak berputar, demam tidak ada, pasien saat ini cenderung mengarituk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan lemah separuh badan kanan, bicara pelo, dan cenderung mengarituk, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak akibat disfungsi neurologis, ditandai dengan pasien tidak dapat menggerakkan anggota gerak kanan secara maksimal.
2. Gangguan Komunikasi verbal berhubungan dengan disfungsi neurologis, ditandai dengan pasien mengalami bicara pelo.
3. Perubahan Proses Berpikir berhubungan dengan disfungsi neurologis, ditandai dengan pasien cenderung mengarituk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Teratasi: Pasien dapat menggerakkan anggota gerak kanan secara mandiri.
2. Komunikasi Verbal Membaik: Pasien dapat berbicara dengan jelas dan mudah dipahami.
3. Proses Berpikir Membaik: Pasien dapat berpikir dengan jernih dan tidak mengarituk.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Gangguan Mobilitas Fisik:
a. Berikan latihan pergerakan anggota gerak kanan secara bertahap.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi.
2. Untuk Gangguan Komunikasi Verbal:
a. Berikan stimulasi verbal dan non-verbal untuk meningkatkan komunikasi.
b. Gunakan alat bantu komunikasi yang sesuai dengan kondisi pasien.
c. Libatkan keluarga dalam proses komunikasi.
3. Untuk Perubahan Proses Berpikir:
a. Lakukan observasi dan catat perubahan proses berpikir pasien.
b. Berikan lingkungan yang tenang dan kondusif untuk meminimalkan distraksi.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan intervensi farmakologis.
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Gangguan Mobilitas Fisik: Pasien mengalami kelemahan pada anggota gerak kanan, sehingga terjadi gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi neurologis.
- Gangguan Komunikasi Verbal: Pasien mengalami bicara pelo, yang merupakan indikasi adanya gangguan komunikasi verbal akibat disfungsi neurologis.
- Perubahan Proses Berpikir: Pasien cenderung mengarituk, yang menunjukkan adanya perubahan proses berpikir terkait disfungsi neurologis.
2. Luaran/Output yang diharapkan:
- Mobilitas Fisik Teratasi: Diharapkan pasien dapat menggerakkan anggota gerak kanan secara mandiri setelah mendapatkan latihan dan bantuan yang sesuai.
- Komunikasi Verbal Membaik: Diharapkan pasien dapat berbicara dengan jelas dan mudah dipahami setelah mendapatkan stimulasi verbal dan non-verbal, serta dukungan alat bantu komunikasi.
- Proses Berpikir Membaik: Diharapkan pasien dapat berpikir dengan jernih dan tidak mengarituk setelah mendapatkan lingkungan yang tenang dan intervensi farmakologis yang sesuai.
3. Intervensi Keperawatan:
- Untuk Gangguan Mobilitas Fisik: Latihan pergerakan anggota gerak kanan, bantuan dalam aktivitas sehari-hari, dan kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi.
- Untuk Gangguan Komunikasi Verbal: Stimulasi verbal dan non-verbal, penggunaan alat bantu komunikasi, serta keterlibatan keluarga.
- Untuk Perubahan Proses Berpikir: Observasi dan pencatatan perubahan, penyediaan lingkungan tenang, dan kolaborasi dengan dokter untuk intervensi farmakologis.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pasien dan merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 6812 | 23 Nov 2024
Klinis : Keadaan Umum : Pasien dalam kondisi sadar penuh Tanda Tanda vital : Stabil dengan saturasi 94%-97% pada udara ruangan, Pada bagian abdomen kiri bawah terpasang kantong kolostomi dan terlihat stoma berwarna merah dan lembab dengan keluaran feses berwarna coklat. Ada balutan bersih yang menutupi sayatan di daerah perineum. pohon untuk tidak melaksanakan pasien kan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya stoma kolostomi.
- Pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi akibat tindakan operasi pada perineum dan adanya stoma kolostomi yang rentan terhadap infeksi.
2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan adanya luka operasi dan stoma kolostomi.
- Pasien memiliki luka operasi pada area perineum dan stoma kolostomi yang membutuhkan perawatan khusus untuk menjaga integritas kulit.
3. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan berhubungan dengan perlunya edukasi terkait perawatan diri dengan stoma kolostomi.
- Pasien perlu mendapatkan edukasi yang komprehensif mengenai perawatan stoma kolostomi untuk mendukung pemulihan dan pencegahan komplikasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi teratasi:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan stoma kolostomi.
- Pasien bebas dari komplikasi infeksi terkait prosedur pembedahan dan stoma kolostomi.
2. Integritas Kulit membaik:
- Luka operasi dan stoma kolostomi terawat dengan baik, tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit.
- Pasien mampu melakukan perawatan luka dan stoma kolostomi secara mandiri.
3. Pengetahuan Perawatan Diri Meningkat:
- Pasien memahami dan dapat menjelaskan kembali prosedur perawatan stoma kolostomi yang benar.
- Pasien mampu melakukan perawatan stoma kolostomi secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Lakukan observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan stoma kolostomi secara rutin.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai teknik perawatan luka dan stoma kolostomi yang benar.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik profilaksis dan perawatan luka jika diperlukan.
2. Gangguan Integritas Kulit:
- Lakukan perawatan luka operasi dan stoma kolostomi sesuai prosedur.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik perawatan luka dan stoma kolostomi yang tepat.
- Pantau kondisi kulit di sekitar luka operasi dan stoma kolostomi.
- Berikan perawatan kulit yang sesuai untuk mencegah iritasi dan kerusakan kulit.
3. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan:
- Identifikasi tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan stoma kolostomi.
- Berikan edukasi komprehensif mengenai perawatan stoma kolostomi, termasuk teknik penggantian kantong, kebersihan, diet, dan pencegahan komplikasi.
- Libatkan pasien dan keluarga aktif dalam proses edukasi dan evaluasi pembelajaran.
- Berikan bahan edukasi tertulis sebagai panduan bagi pasien dan keluarga.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu bebas dari risiko infeksi, memiliki integritas kulit yang baik, serta meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga dalam perawatan stoma kolostomi. -
Article No. 6813 | 23 Nov 2024
Klinis : Pasien hanya bisa membersihkan diri di tempat tidur dengan bantuan keluarga, pasien tidak mau menggosok gigi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Defisit Perawatan Diri" (Self-Care Deficit). Pasien hanya dapat membersihkan diri di tempat tidur dengan bantuan keluarga dan tidak mau menggosok gigi, menunjukkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri atau dengan sedikit bantuan.
2. Pasien dapat menjaga kebersihan diri, termasuk menggosok gigi, secara konsisten.
3. Pasien menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dan motivasi dalam melakukan perawatan diri.
4. Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan terkait perawatan diri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Assessment: Lakukan penilaian komprehensif terhadap kemampuan perawatan diri pasien, termasuk aktivitas mandi, berpakaian, berhias, dan perawatan mulut.
2. Perencanaan: Buat rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada peningkatan kemandirian pasien dalam perawatan diri. Libatkan pasien dan keluarga dalam proses perencanaan.
3. Implementasi:
a. Berikan pelatihan dan bimbingan kepada pasien dan keluarga terkait teknik perawatan diri yang tepat.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuannya, dengan memberikan bantuan yang minimal.
c. Dorong dan motivasi pasien untuk secara bertahap meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri.
d. Libatkan keluarga dalam proses perawatan diri pasien untuk mendukung kemandirian pasien.
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, termasuk menggosok gigi.
4. Evaluasi: Pantau dan evaluasi secara berkala kemajuan pasien dalam mencapai tujuan peningkatan kemandirian dan kebersihan diri. Lakukan penyesuaian rencana asuhan keperawatan jika diperlukan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri, menjaga kebersihan diri, dan menunjukkan peningkatan kepercayaan diri serta motivasi dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara konsisten. -
Article No. 6814 | 23 Nov 2024
Klinis : Sulit tidur, sering terbangun.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi sulit tidur dan sering terbangun.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi sulit tidur dan sering terbangun adalah "Gangguan Pola Tidur". Diagnosis ini didefinisikan sebagai "Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari". Kondisi ini ditandai dengan adanya kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, serta bangun lebih awal dari yang diinginkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Membaik
- Pasien dapat tertidur dalam 30 menit atau kurang setelah berbaring.
- Pasien dapat tidur selama 7-9 jam setiap malam tanpa terbangun terlalu sering.
- Pasien tidak merasa lelah atau mengantuk selama siang hari.
2. Kualitas Hidup Membaik
- Pasien mampu beraktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah.
- Pasien merasa segar dan bugar saat bangun tidur.
- Pasien dapat berkonsentrasi dan fokus dalam melakukan aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan Tidur
- Mengatur suhu, pencahayaan, dan kebisingan di kamar tidur agar kondusif untuk tidur.
- Memastikan tempat tidur dan bantal nyaman.
- Menganjurkan pasien untuk menghindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur.
2. Edukasi Higiene Tidur
- Mengajarkan pasien tentang pola tidur yang sehat, termasuk jadwal tidur yang teratur.
- Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas tidur, seperti stres, makanan, dan aktivitas.
- Menganjurkan pasien untuk melakukan relaksasi sebelum tidur, seperti meditasi atau yoga.
3. Evaluasi dan Monitoring Pola Tidur
- Memantau durasi dan kualitas tidur pasien menggunakan jurnal tidur atau aplikasi pelacak tidur.
- Mengkaji faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola tidur pasien, seperti kondisi medis, obat-obatan, dan gaya hidup.
- Melakukan evaluasi berkala untuk menilai efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu perbaikan pola tidur dan kualitas hidup. Evaluasi dan monitoring yang teratur akan membantu memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 6815 | 23 Nov 2024
Klinis : Tn. Novel adalah seorang pria kulit putih berusia 43 tahun yang menjalani reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen 3 hari yang lalu. Tn. Novel mengalami penurunan berat badan, kelelahan yang meningkat, dan tinja yang bercampur dengan darah, yang mengarah pada diagnosis adenokarsinoma rektal dan baru saja menjalani operasi. Tanda-tanda vital stabil dengan saturasi 94%-97% pada udara ruangan. Tingkat nyeri saat ini 1/10 setelah injeksi Tramadol 50mg diberikan satu jam yang lalu. Pada bagian abdomen kiri bawah terpasang kantong kolostomi dan terlihat stoma berwarna merah dan lembab dengan keluaran feses berwarna coklat. Ada balutan bersih yang menutupi sayatan di daerah perineum. Tn Novel dalam kondisi sadar penuh dan mampu melakukan ambulasi secara mandiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tn. Novel:
1. Risiko Infeksi: Berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya stoma kolostomi.
Penjelasan: Tn. Novel baru saja menjalani reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen, sehingga ia berisiko mengalami infeksi pada area pembedahan dan kolostomi.
2. Mobilitas Fisik Terganggu: Berhubungan dengan pembedahan dan penggunaan analgesik.
Penjelasan: Tn. Novel baru saja menjalani operasi, sehingga ia mengalami penurunan mobilitas fisik. Selain itu, penggunaan analgesik seperti Tramadol juga dapat menyebabkan penurunan mobilitas.
3. Kelelahan: Berhubungan dengan penyakit kronis (adenokarsinoma rektal) dan proses penyembuhan pascaoperasi.
Penjelasan: Tn. Novel mengalami penurunan berat badan dan kelelahan yang meningkat, yang dapat disebabkan oleh penyakitnya (adenokarsinoma rektal) dan proses penyembuhan pascaoperasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi infeksi pada area pembedahan dan kolostomi.
- Tanda-tanda infeksi (seperti peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, pembengkakan) tidak ditemukan.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Tn. Novel dapat melakukan ambulasi secara mandiri.
- Tidak ada keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Kelelahan:
- Tn. Novel dapat mempertahankan tingkat energi yang optimal.
- Tn. Novel melaporkan peningkatan dalam kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan luka dan kolostomi secara rutin dan benar.
- Pantau tanda-tanda infeksi secara teratur.
- Edukasi Tn. Novel dan keluarga tentang perawatan luka dan kolostomi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli nutrisi) untuk mengelola risiko infeksi.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Lakukan mobilisasi dini sesuai dengan kemampuan Tn. Novel.
- Berikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan mobilitas.
- Edukasi Tn. Novel dan keluarga tentang pentingnya mobilisasi dan latihan fisik.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan yang tepat.
3. Kelelahan:
- Lakukan pengkajian faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan.
- Bantu Tn. Novel untuk mengatur aktivitas dan istirahat.
- Berikan nutrisi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan energi.
- Edukasi Tn. Novel dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
- Kolaborasi dengan ahli nutrisi untuk merencanakan intervensi nutrisi yang tepat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. Novel, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan menyusun intervensi keperawatan yang tepat. Tujuannya adalah untuk membantu Tn. Novel dalam mencapai hasil kesehatan yang optimal selama proses penyembuhan dan pemulihan. -
Article No. 6816 | 23 Nov 2024
Klinis : DS : Tidak terkaji Do: ada sekret, terpasang ventilator, terpasang ETT Buatkan diagnosa keperawatan nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai "ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk diagnosis ini adalah:
a. Pasien bebas dari sekret pada saluran napas
b. Pasien mampu mempertahankan aliran udara yang adekuat
c. Pasien tidak mengalami distres pernapasan
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosis ini antara lain:
a. Pemantauan status pernapasan
b. Pengisapan sekret
c. Pemberian oksigen
d. Perawatan ventilator
e. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik, jika diperlukan
Dalam kasus ini, dengan adanya sekret, pemasangan ventilator, dan pemasangan ETT (Endotracheal Tube), diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan akan berfokus pada pemantauan status pernapasan, pengisapan sekret, perawatan ventilator, dan kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan terapi yang sesuai. -
Article No. 6817 | 23 Nov 2024
Klinis : Do : tidak terkaji Ds : Penurunan kesadaran, GCS E1, M1, V1 Apa diagnosa pada data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang tersedia dan menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan gangguan fisiologis (DO: tidak terkaji).
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Tingkat Kesadaran adalah kondisi di mana terjadi penurunan responsivitas individu terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas hidup.
- Faktor yang berhubungan: gangguan fisiologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang optimal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tingkat Kesadaran, Manajemen Hipertermi, Manajemen Hipoksia.
Berdasarkan data yang diberikan (penurunan kesadaran, GCS E1, M1, V1), dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran yang signifikan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan gangguan fisiologis. Perawat harus segera melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kesadaran pasien. -
Article No. 6818 | 23 Nov 2024
Klinis : disorientasi, penurunan kesadaran, dan sulit konsentrasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) untuk kondisi disorientasi, penurunan kesadaran, dan sulit konsentrasi.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi disorientasi, penurunan kesadaran, dan sulit konsentrasi adalah:
1. Gangguan Proses Berpikir Akut (00127)
Definisi: Rentang respons kognitif yang tidak efektif yang ditandai dengan perubahan persepsi, pemikiran, dan perilaku yang tidak terduga atau tidak biasa.
Karakteristik Utama:
- Disorientasi terhadap waktu, tempat, dan/atau orang
- Perubahan persepsi
- Penurunan tingkat kesadaran
- Kesulitan berkonsentrasi
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Kesadaran (0901)
Definisi: Kemampuan untuk merespons secara tepat pada berbagai tingkat rangsangan.
Kriteria Hasil:
- Mempertahankan tingkat kesadaran yang adekuat
- Mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang
- Menunjukkan kemampuan untuk berkonsentrasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Neurologi (6680)
Definisi: Pemantauan tanda-tanda dan gejala disfungsi neurologis.
Aktivitas:
- Pantau tingkat kesadaran secara berkala menggunakan skala pengukuran yang sesuai (misalnya, Skala Glasgow Coma).
- Pantau orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
- Pantau kemampuan berkonsentrasi dan respons terhadap rangsangan.
- Catat perubahan dalam pola respons.
- Laporkan segera perubahan yang signifikan dalam tingkat kesadaran atau orientasi.
2. Manajemen Lingkungan: Penciptaan Lingkungan yang Nyaman (6482)
Definisi: Pengaturan lingkungan fisik untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pasien.
Aktivitas:
- Ciptakan lingkungan yang tenang, tidak mengganggu, dan mendukung istirahat.
- Minimalisir suara, cahaya, dan stimulus lain yang dapat mengganggu.
- Berikan bantuan dengan aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan pasien.
- Kolaborasi dengan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang familiar dan nyaman bagi pasien.
3. Terapi Orientasi Realitas (4820)
Definisi: Intervensi untuk membantu pasien mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
Aktivitas:
- Berikan informasi yang akurat tentang waktu, tempat, dan orang yang ada di sekitar pasien.
- Gunakan media visual (jam, kalender) untuk membantu pasien mempertahankan orientasi.
- Libatkan keluarga dalam proses terapi orientasi realitas.
- Berikan pengulangan informasi yang konsisten untuk memperkuat orientasi.
- Pantau kemajuan pasien dalam mempertahankan orientasi.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Proses Berpikir Akut" sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami disorientasi, penurunan kesadaran, dan sulit konsentrasi. Ini menggambarkan perubahan respons kognitif yang tidak efektif pada pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah "Tingkat Kesadaran". Tujuan utamanya adalah mempertahankan tingkat kesadaran yang adekuat, orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang, serta kemampuan berkonsentrasi pada pasien.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi:
1. Pemantauan Neurologi: Untuk memantau secara berkala tingkat kesadaran, orientasi, dan kemampuan berkonsentrasi pasien.
2. Manajemen Lingkungan: Penciptaan Lingkungan yang Nyaman: Untuk mengatur lingkungan fisik agar mendukung pemulihan dan kenyamanan pasien.
3. Terapi Orientasi Realitas: Untuk membantu pasien mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang melalui pemberian informasi yang akurat dan konsisten.
Penerapan intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan tingkat kesadaran, orientasi, dan kemampuan berkonsentrasi. -
Article No. 6819 | 23 Nov 2024
Klinis : Do : tidak terkaji Ds : Penurunan kesadaran, GCS E1, M1, V1 TD 130/80, nadi 90x/mnt , RR 12 Apa diagnosa pada data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosis Keperawatan:
Penurunan Kesadaran Berat
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada tingkat kesadaran, yang ditandai dengan respons menurun terhadap rangsangan internal atau eksternal.
- Karakteristik Utama: Penurunan respon terhadap rangsangan, perubahan status mental, dan gangguan fungsi kognitif.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Tingkat kesadaran meningkat, respons terhadap rangsangan membaik, dan fungsi kognitif membaik.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen airway, pemberian oksigen, manajemen cairan dan elektrolit, serta stimulasi kognitif.
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami penurunan kesadaran berat dengan GCS E1, M1, V1, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 90 x/menit, dan laju pernapasan 12 x/menit. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Kesadaran Berat, dan intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, manajemen airway, pemberian oksigen, manajemen cairan dan elektrolit, serta stimulasi kognitif untuk membantu meningkatkan tingkat kesadaran pasien. -
Article No. 6820 | 23 Nov 2024
Klinis : Pasien dengan penurunan kesadaran, ada sekret, mata sebelah kiri terdapat memar, terpasang alat bantu napas ETT, terpasang ventilator, TD : 130/80 , Nadi : 90x/mnt , CRT < 2 detik, akrab dingin buatkan 3 diagnosa keperawatan pada data di atas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan membantu Anda dengan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis, serta 3 diagnosa keperawatan berdasarkan data yang Anda berikan. Saya akan menjawab dengan format yang terstruktur dan memberikan penjelasan detail dengan poin-poin jika diperlukan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R40.2
- Deskripsi: Penurunan tingkat kesadaran
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Ventilasi mekanik, tidak lebih dari 96 jam
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat 3 diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan:
1. Gangguan ventilasi yang berhubungan dengan penurunan kesadaran dan pemasangan alat bantu napas (ETT dan ventilator).
- Pasien mengalami penurunan kesadaran, yang dapat menyebabkan gangguan ventilasi. Selain itu, pasien juga terpasang alat bantu napas berupa ETT (Endotracheal Tube) dan ventilator, yang mengindikasikan adanya gangguan ventilasi.
2. Risiko hipertermi yang berhubungan dengan gangguan perfusi perifer.
- Tanda-tanda yang menunjukkan gangguan perfusi perifer adalah ekstremitas dingin, CRT (Capillary Refill Time) kurang dari 2 detik, dan nadi yang cepat (90x/mnt). Hal ini dapat menyebabkan risiko hipertermi pada pasien.
3. Risiko cedera yang berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran.
- Pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran, yang meningkatkan risiko cedera akibat tidak dapat memberikan respons yang tepat terhadap lingkungan sekitarnya.
Dalam menangani kondisi pasien ini, diperlukan pemantauan yang ketat, pemberian oksigen, perawatan ventilasi, serta tindakan untuk menjaga homeostasis suhu tubuh dan mencegah cedera. Kolaborasi dengan tim medis lainnya, seperti dokter dan fisioterapis, juga penting untuk memberikan perawatan yang komprehensif.