Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4936 | 07 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita, usia 50 tahun, dirawat di rumah sakit dengan post op pemasangan colostomy e.c Ca Colon hari ke-3. Pasien perlu pemasangan stoma untuk memfasilitasi pengeluaran fesesl. Pasien telah menjalani prosedur pembuatan stoma pada regio abdomen sinistra (colon descendent). Sejak memiliki stoma pasien terlihat murung dan menolak kunjungan selain keluarganya. Saat perawat melakukan pengkajian, keluarga pasien menceritakan bahwa pasien malu bagaimana nanti menjalani hari-harinya dengan kondisi terpasang stoma. Pasien bekerja sebagai seorang petani. Pasien juga enggan beribadah saat di rumah sakit karena merasa badannya kotor karena kotoran yang keluar dari stoma. Pasien masih bingung nanti kalau di rumah bagaimana merawat stoma, dan khawatir pan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh (SDKI: Gangguan Citra Tubuh)
Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh yang dianggap berbeda dengan yang diharapkan.
Penjelasan: Pasien menunjukkan tanda-tanda perubahan citra tubuh setelah pemasangan stoma, seperti merasa malu, menolak kunjungan, dan enggan beribadah. Pasien khawatir dengan perubahan penampilan dan fungsi tubuh setelah pemasangan stoma.
2. Kekurangan Pengetahuan (SDKI: Defisit Pengetahuan)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik, masalah kesehatan, atau prosedur.
Penjelasan: Pasien masih bingung dan khawatir tentang cara merawat stoma di rumah setelah pulang dari rumah sakit. Pasien juga belum memahami sepenuhnya dampak dan perubahan yang akan terjadi setelah pemasangan stoma.
3. Risiko Gangguan Integritas Kulit (SDKI: Risiko Gangguan Integritas Kulit)
Definisi: Risiko kerusakan atau perubahan pada epidermis dan/atau dermis.
Penjelasan: Pasien berisiko mengalami gangguan integritas kulit di sekitar stoma jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, seperti iritasi, dermatitis, atau lesi kulit.
Rencana Intervensi Keperawatan:
1. Intervensi untuk Gangguan Citra Tubuh:
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
- Fasilitasi diskusi dan berbagi perasaan pasien terkait perubahan citra tubuh.
- Libatkan keluarga dalam proses adaptasi dan penerimaan terhadap kondisi pasien.
2. Intervensi untuk Kekurangan Pengetahuan:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan stoma, perubahan yang terjadi, dan manajemen kehidupan sehari-hari dengan stoma.
- Berikan informasi tentang sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk pasien dengan stoma.
- Identifikasi dan atasi kesulitan atau hambatan dalam memahami informasi.
3. Intervensi untuk Risiko Gangguan Integritas Kulit:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik perawatan stoma yang tepat.
- Pantau kulit di sekitar stoma dan lakukan tindakan pencegahan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya, stoma terapis) untuk memastikan perawatan stoma yang optimal.
Dengan pendekatan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kondisi dan meningkatkan keyakinan diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan stoma. -
Article No. 4937 | 07 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 37 tahun datang ke RS Universitas Airlangga Surabaya dengan keluhan nyeri dan gatal-gatal pada tangan. Pasien mengatakan penyakitnya mulai dirasakan sejak tahun 2020, sudah pernah minum obat, dan mulai kambuh kembali mulai bulan agustus 2021. Hasil pengkajian pasien mengeluh sakit pada seluruh persendian siku tangan dan lutut, badan kemerahan dan panas. Pada pemeriksaan kulit didapat teraba seluruh kulit mengeras, terdapat bercak-bercak kemerahan, dan tanda bekas garukan. Pasien mengatakan malu dengan kondisinya saat ini. Pasien tinggal dalam 1 rumah terdapat 6 orang dan sering menggunakan barang-barang di rumah secara bersamaan. Hasil pemeriksaan TTV TD 100/80 mm/Hg, frekuensi nadi 84x/menit, frekuensi napas 32 x/menit, S :36.5 C. BB 40 Kg TB 153 cm.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Setelah mempertimbangkan gejala yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa kondisi pasien ini dapat didiagnosis dengan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L20.9
- Deskripsi: Eksim atopik, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan nyeri dan gatal-gatal pada kulit, terutama pada lengan dan lutut.
- Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kulit yang mengeras dan terdapat bercak-bercak kemerahan, serta tanda bekas garukan, yang mengarah pada kondisi eksim atopik.
- Eksim atopik (atopic dermatitis) adalah kondisi kulit inflamasi kronis yang ditandai dengan ruam, gatal-gatal, dan kulit kering. Kode ICD-10 L20.9 digunakan untuk eksim atopik yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang spesifik
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang tercantum dalam kasus ini.
Penjelasan:
- Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat tindakan medis yang dilakukan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai.
- Pada kasus ini, penatalaksanaan yang mungkin dilakukan adalah pemberian terapi topikal dan antihistamin untuk mengatasi gejala, serta edukasi kepada pasien mengenai perawatan kulit dan pencegahan kekambuhan. -
Article No. 4938 | 07 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 37 tahun datang ke RS Universitas Airlangga Surabaya dengan keluhan nyeri dan gatal-gatal pada tangan. Pasien mengatakan penyakitnya mulai dirasakan sejak tahun 2020, sudah pernah minum obat, dan mulai kambuh kembali mulai bulan agustus 2021. Hasil pengkajian pasien mengeluh sakit pada seluruh persendian siku tangan dan lutut, badan kemerahan dan panas. Pada pemeriksaan kulit didapat teraba seluruh kulit mengeras, terdapat bercak-bercak kemerahan, dan tanda bekas garukan. Pasien mengatakan malu dengan kondisinya saat ini. Pasien tinggal dalam 1 rumah terdapat 6 orang dan sering menggunakan barang-barang di rumah secara bersamaan. Hasil pemeriksaan TTV TD 100/80 mm/Hg, frekuensi nadi 84x/menit, frekuensi napas 32 x/menit, S :36.5 C. BB 40 Kg TB 153 cm.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan reaksi alergi
2. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan reaksi alergi
- SDKI: Gangguan Integritas Kulit
- SLKI: Perawatan Kulit
- SIKI: Manajemen Alergi
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala seperti kulit yang mengeras, terdapat bercak-bercak kemerahan, dan tanda bekas garukan, yang menunjukkan adanya reaksi alergi pada kulit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengobservasi tanda-tanda infeksi, memberikan terapi topikal sesuai kondisi, menganjurkan penggunaan bahan yang tidak mengiritasi kulit, dan memberikan edukasi tentang perawatan kulit yang tepat.
2. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif
Penjelasan:
Pasien mengatakan merasa malu dengan kondisinya saat ini, yang dapat menimbulkan kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain menggali penyebab kecemasan, memberikan terapi relaksasi, membantu pasien mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif dan menggantinya dengan pikiran yang lebih positif, serta memberikan dukungan emosional.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, diharapkan diagnosa keperawatan dan intervensi yang dilakukan dapat terstruktur dan sesuai dengan praktik keperawatan yang baku di Indonesia. -
Article No. 4939 | 07 Nov 2024
Klinis : Perfus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Perfus dengan nada akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan:
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah keadaan di mana terjadi penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit vaskular, trauma, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi sirkulasi darah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
Penyebab: Penyakit vaskular, trauma, kondisi lain yang mempengaruhi sirkulasi darah.
Karakteristik: Kulit pucat, dingin, kering, kuku sianosis, edema, nyeri, dan berkurangnya sensasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Perfusi jaringan perifer membaik.
2. Tidak terjadi komplikasi akibat gangguan perfusi.
3. Pasien/keluarga dapat mengidentifikasi faktor penyebab dan tanda-tanda gangguan perfusi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor tanda-tanda vital dan perfusi perifer.
2. Atur posisi ekstremitas untuk meningkatkan aliran darah.
3. Berikan tindakan yang dapat meningkatkan sirkulasi darah, seperti massase, kompres hangat, dan latihan.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang tepat.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga perfusi jaringan perifer.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI terkait kondisi Perfus. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas. -
Article No. 4940 | 07 Nov 2024
Klinis : Perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi perfusi perifer tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer yang optimal.
Faktor Yang Berhubungan:
- Penyakit vaskuler perifer
- Edema
- Gangguan sirkulasi
- Penurunan curah jantung
Karakteristik Mayor:
- Penurunan suhu ekstremitas
- Penurunan nadi perifer
- Penurunan pengisian kapiler
- Perubahan warna kulit
Tujuan Keperawatan:
- Pasien akan mempertahankan perfusi perifer yang adekuat selama perawatan.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan aliran darah ke jaringan perifer.
Intervensi Keperawatan (SDKI):
1. Manajemen Perfusi
2. Terapi Oksigen
3. Peningkatan Sirkulasi
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Status Perfusi Perifer
2. Perfusi Jaringan
3. Perfusi Serebral
Luaran Intervensi (SIKI):
1. Perfusi Perifer Membaik
2. Sirkulasi Spontan Membaik
3. Tekanan Darah Terpelihara
Dengan demikian, diagnosa keperawatan "Perfusi Perifer Tidak Efektif" dapat ditangani melalui intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen perfusi, terapi oksigen, dan peningkatan sirkulasi, sehingga dapat mencapai luaran keperawatan yang diharapkan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4941 | 07 Nov 2024
Klinis : Perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya Nurse Rina, seorang pakar di bidang keperawatan. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Perfusi Perifer tidak Efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer tidak Efektif
Penjelasan:
Perfusi Perifer tidak Efektif merupakan suatu kondisi di mana terjadi penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit pembuluh darah, gangguan jantung, atau trauma.
Selanjutnya, mari kita bahas mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari PPNI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respon pasien terhadap masalah kesehatan. Dalam kasus "Perfusi Perifer tidak Efektif", SDKI menyediakan definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang mungkin menjadi penyebab dari diagnosis keperawatan ini.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Dalam kasus "Perfusi Perifer tidak Efektif", SLKI dapat mencakup luaran seperti peningkatan sirkulasi darah perifer, perbaikan integritas kulit, dan peningkatan toleransi aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus "Perfusi Perifer tidak Efektif", SIKI dapat mencakup intervensi seperti pemantauan tanda-tanda vital, peningkatan posisi, dan pemberian terapi oksigen.
Dengan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi "Perfusi Perifer tidak Efektif" secara efektif.
Semoga penjelasan singkat ini bermanfaat. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 4942 | 07 Nov 2024
Klinis : Nyeri kronis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri Kronis dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Nyeri kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti penyakit kronis, cedera, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Kronis adalah pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan perbaikan kualitas hidup. Indikator keberhasilan dapat diukur melalui skala nyeri, kemampuan fungsional, dan kepuasan pasien terhadap intervensi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani Nyeri Kronis dapat meliputi:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan terapi farmakologis maupun nonfarmakologis.
2. Edukasi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait penyebab, faktor yang mempengaruhi, dan strategi penanganan nyeri.
3. Kolaborasi: Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, atau ahli gizi, untuk mengoptimalkan penanganan nyeri.
4. Dukungan psikososial: Memberikan dukungan emosional dan memfasilitasi pasien untuk beradaptasi dengan kondisi nyeri kronis.
Secara keseluruhan, penanganan Nyeri Kronis memerlukan pendekatan holistik dan komprehensif dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tim kesehatan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 4943 | 07 Nov 2024
Klinis : Ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ansietas:
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi:
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
Faktor Pencetus:
1. Perubahan status kesehatan
2. Stres
3. Kurang pengetahuan
4. Kurang dukungan sosial
Karakteristik Definisi:
1. Gelisah
2. Khawatir
3. Takut akan sesuatu yang tidak jelas
4. Sulit berkonsentrasi
5. Jantung berdebar
6. Otot tegang
Tujuan Keperawatan:
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab dan tanda-tanda ansietas.
2. Klien dapat melakukan manajemen ansietas.
3. Klien dapat meningkatkan koping yang efektif.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Ansietas
2. Psikoedukasi
3. Latihan Relaksasi
4. Terapi Kognitif
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Tingkat Ansietas Menurun
2. Kemampuan Koping Meningkat
3. Kontrol Diri Meningkat
4. Pengetahuan Tentang Penyakit Meningkat
Jadi, dalam kondisi Ansietas, perawat dapat menggunakan diagnosa keperawatan Ansietas dan melaksanakan intervensi keperawatan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk membantu klien mencapai tujuan keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 4944 | 07 Nov 2024
Klinis : Ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ansietas.
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi:
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respon otonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dirasakan sebagai ancaman.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respon otonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dirasakan sebagai ancaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Kemampuan mengatasi kecemasan meningkat
3. Koping efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen ansietas
2. Terapi relaksasi
3. Terapi kognitif
4. Terapi spiritual
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan Ansietas menggambarkan kondisi pasien yang mengalami perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respon otonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dirasakan sebagai ancaman. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi yang jelas mengenai ansietas.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menjabarkan tiga luaran yang diharapkan, yaitu tingkat kecemasan menurun, kemampuan mengatasi kecemasan meningkat, dan koping efektif. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan empat intervensi yang dapat diterapkan, yaitu manajemen ansietas, terapi relaksasi, terapi kognitif, dan terapi spiritual. -
Article No. 4945 | 07 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka lecet
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu luka lecet, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap masuknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Luka terbuka, kehilangan integritas kulit.
- Faktor risiko: Paparan terhadap agen infeksius, prosedur invasif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Bebas Infeksi, Integritas Kulit Membaik.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, Luka tertutup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Perawatan Luka, Pemberian Antibiotik, Manajemen Infeksi.
- Aktivitas: Membersihkan luka, Mengaplikasikan salep antibiotik, Memantau tanda-tanda infeksi.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan luka lecet berisiko mengalami infeksi. Perawat harus melakukan intervensi yang tepat untuk mencegah infeksi, seperti membersihkan luka, mengaplikasikan salep antibiotik, dan memantau tanda-tanda infeksi. Tujuannya adalah mencapai luaran bebas infeksi dan integritas kulit yang membaik.