Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6866 | 24 Nov 2024
Klinis : Kunjungan rumah pada keluarga dengan Ca Mammae, didapatkan data Riwayat sakit 2 tahun, stadium IV, skala nyeri pasien 7, anorexia (+), bibir kering (+), klien meringis kesakitan. Keluarga mengatakan sudah putus asa dalam mencarikan pengobatan dan memutuskan merawat di rumah saja. Seringkali anak menangis melihat penderitaan ibunya. Prioritas perawat saat intervensi kunjungan rumah pada situasi tersebut adalah? Select one: a. Intervensi kolaboratif penanganan nyeri pada klien b. Memberikan intervensi untuk meningkatkan koping keluarga c. Memberikan alternatif dukungan social kepada keluarga d. Pendidikan kesehatan mengenai perawatan sakit di rumah e. Psikoedukasi penguatan ketahanan keluarga
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit kronik (Ca Mammae stadium IV)
2. Cemas berhubungan dengan ketidakpastian kondisi kesehatan
3. Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan fisik
Prioritas Keperawatan:
Intervensi kolaboratif penanganan nyeri pada klien merupakan prioritas utama dalam situasi ini. Klien mengalami nyeri dengan skala 7, sehingga perlu diatasi segera untuk meningkatkan kenyamanan klien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis
- Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri
- Klien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
- Klien dapat beristirahat dengan nyaman
2. Cemas
- Keluarga menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatan
- Keluarga terlibat dalam perawatan klien
- Keluarga mengungkapkan harapan dan keinginan
3. Kurang Perawatan Diri
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
- Keluarga menunjukkan kemampuan merawat klien
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis
- Manajemen nyeri: farmakologi dan non-farmakologi
- Terapi relaksasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker, dll.)
2. Cemas
- Dukungan emosional bagi keluarga
- Edukasi manajemen stres dan koping
- Fasilitasi komunikasi terbuka dalam keluarga
3. Kurang Perawatan Diri
- Latihan aktivitas perawatan diri
- Bantuan perawatan diri sesuai kemampuan klien
- Edukasi dan demonstrasi perawatan diri bagi keluarga
Penjelasan:
Dalam situasi ini, klien dengan Ca Mammae stadium IV mengalami nyeri yang signifikan, sehingga intervensi kolaboratif penanganan nyeri menjadi prioritas utama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan klien dan mengurangi penderitaan. Selain itu, kondisi klien yang semakin memburuk juga dapat menimbulkan kecemasan pada keluarga, sehingga intervensi untuk meningkatkan koping dan dukungan emosional bagi keluarga perlu dilakukan.
Mengingat keluarga telah putus asa dalam mencari pengobatan dan memutuskan untuk merawat di rumah, intervensi keperawatan juga perlu difokuskan pada peningkatan kemampuan perawatan diri klien dan edukasi bagi keluarga terkait perawatan klien di rumah. Hal ini bertujuan untuk memastikan kebutuhan perawatan klien dapat terpenuhi dengan baik di lingkungan rumah.
Secara keseluruhan, pendekatan holistik yang mencakup penanganan nyeri, dukungan emosional bagi keluarga, dan peningkatan kemampuan perawatan diri klien diperlukan untuk memaksimalkan asuhan keperawatan pada situasi ini. -
Article No. 6867 | 24 Nov 2024
Klinis : Keluarga mengatakan klien mengalami penurunan kesadaran dan selalu merasa gelisah tidak bisa tidur, keluarga klien mengeluh tangan dan kaki kiri klien tidak bisa digerakkan, klien mengalami gangguan komunikasi dengan kondisi bicara dan tidak jelas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu penurunan kesadaran, rasa gelisah, gangguan tidur, kelumpuhan tangan dan kaki kiri, serta gangguan komunikasi, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan aliran darah ke otak.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa gelisah dan ketidakmampuan untuk tidur.
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan fungsi motorik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan perfusi jaringan serebral:
- Mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
- Mencapai peningkatan kesadaran dan fungsi motorik.
2. Gangguan pola tidur:
- Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Klien dapat mengelola rasa gelisah dan cemas.
- Klien dapat melaporkan peningkatan kualitas tidur.
3. Gangguan komunikasi verbal:
- Klien dapat berkomunikasi secara efektif.
- Klien dapat menyampaikan kebutuhan dan keinginannya.
- Keluarga dapat memahami dan merespons komunikasi klien.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan perfusi jaringan serebral:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
- Manajemen hipertensif untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal.
- Latihan pergerakan ekstremitas untuk meningkatkan fungsi motorik.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan penyebab dan tatalaksana yang tepat.
2. Gangguan pola tidur:
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur.
- Intervensi relaksasi, seperti teknik pernapasan dalam, terapi musik, dan pijat.
- Pengaturan lingkungan yang nyaman untuk tidur.
- Pemberian obat tidur sesuai indikasi dan kolaborasi dengan tim medis.
- Edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen gangguan tidur.
3. Gangguan komunikasi verbal:
- Evaluasi kemampuan komunikasi klien.
- Penggunaan alat bantu komunikasi, seperti papan komunikasi atau aplikasi komunikasi.
- Latihan berbicara dan artikulasi secara bertahap.
- Kolaborasi dengan ahli terapi wicara untuk intervensi yang lebih spesifik.
- Edukasi kepada keluarga tentang teknik komunikasi yang efektif.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi klien yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 6868 | 24 Nov 2024
Klinis : Keluarga mengatakan klien mengalami penurunan kesadaran dan selalu merasa gelisah tidak bisa tidur, keluarga klien mengeluh tangan dan kaki kiri klien tidak bisa digerakkan, klien mengalami gangguan komunikasi dengan kondisi bicara dan tidak jelas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi klien menunjukkan tanda-tanda adanya gangguan neurologis. Berikut adalah kode ICD-10 yang sesuai dengan kondisi tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R40.2
- Deskripsi: Koma, tidak terspesifikasi (penurunan kesadaran)
2. Kode ICD-10:
- Kode: R45.1
- Deskripsi: Kegelisahan dan kecemasan (selalu merasa gelisah dan tidak bisa tidur)
3. Kode ICD-10:
- Kode: G81.9
- Deskripsi: Hemiplegia, tidak terspesifikasi (tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki kiri)
4. Kode ICD-10:
- Kode: R47.0
- Deskripsi: Disfasia dan afasia (gangguan komunikasi dengan kondisi bicara tidak jelas)
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ditemukan adanya tindakan atau prosedur medis yang spesifik. Oleh karena itu, tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat diberikan.
Secara keseluruhan, kondisi klien ini menunjukkan adanya gangguan neurologis yang meliputi penurunan kesadaran, kegelisahan, hemiplegia (kelumpuhan setengah badan), dan gangguan komunikasi. Diperlukan pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang kompeten untuk menentukan diagnosis yang tepat dan rencana penanganan yang sesuai. -
Article No. 6869 | 24 Nov 2024
Klinis : Sebuah keluarga dengan anak usia 3 tahun tinggal ibunya (22 thn) yang bekerja dengan berjualan di rumah. Perawat mendapat laporan dari tetangga bahwa mereka sering mendengar suara anak menangis dan suara-suara bentakan. Beberapa ibu sempat melihat adanya luka lebam pada kaki anak. Saat perawat berkunjung, ibu tidak memperbolehkan perawat untuk bertemu anaknya. Ibu mengatakan stress karena anaknya nakal dan sering menangis meminta mainan, sedangkan mereka miskin dan ayahnya pergi tidak kembali sejak 2 tahun yang lalu. Ibu mengatakan kadang memang memukul anaknya biar menurut dan hal tersebut merupakan haknya dalam membesarkan anaknya. Masalah keperawatan yang tepat pada kasus di atas adalah? Select one: a. Gangguan pola asuh b. Ketidakefektifan performa peran c. Koping tidak efektif d. Gangguan interaksi social e. Ketidakefektifan hubungan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi di atas adalah:
a. Gangguan pola asuh
Definisi: Ketidakmampuan keluarga/pengasuh dalam memberikan lingkungan yang aman, nyaman, dan memenuhi kebutuhan dasar anak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan pengetahuan pengasuh tentang pengasuhan yang efektif
2. Peningkatan kemampuan pengasuh dalam memberikan pengasuhan yang aman dan responsif
3. Penurunan frekuensi perilaku pengabaian dan kekerasan terhadap anak
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi pada pengasuh tentang pola asuh yang efektif dan nonkekerasan
2. Latihan keterampilan pengasuhan yang aman dan responsif
3. Pemantauan tanda-tanda kekerasan dan pengabaian terhadap anak
4. Konseling dan dukungan psikologis pada pengasuh untuk mengelola stres
5. Kolaborasi dengan pihak terkait (sosial, hukum) untuk melindungi anak dari bahaya
Penjelasan: Pada kasus ini, terdapat indikasi adanya gangguan pola asuh, di mana ibu sebagai pengasuh utama tidak mampu memberikan lingkungan yang aman dan memenuhi kebutuhan dasar anak. Hal ini tercermin dari adanya perilaku kekerasan (pemukulan) dan pengabaian (tidak memperbolehkan perawat bertemu anak). Intervensi keperawatan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam pengasuhan yang efektif, serta dukungan psikologis untuk mengelola stres dan mencegah terjadinya kekerasan lagi. -
Article No. 6870 | 24 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 16 tahun, seorang siswa SMU mengeluhkan perubahan fisiknya menjadi lebih gemuk. Klien merasa tidak percaya diri di depan teman-teman sekolahnya. Saat pengkajian, klien mengatakan bahwa dirinya tampak jelek dan pasti teman-temannya sering membicarakan fisiknya yang gemuk. Apa masalah keperawatan pada kasus tersebut? Select one: a. Keputusasaan b. Gangguan Citra Tubuh c. Harga Diri Rendah d. Ansietas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus tersebut adalah:
b. Gangguan Citra Tubuh
Penjelasan:
Gangguan Citra Tubuh adalah persepsi negatif individu terhadap penampilan fisiknya. Pada kasus ini, klien merasa tidak percaya diri dan menganggap dirinya jelek serta gemuk, sehingga merasa menjadi bahan pembicaraan teman-temannya. Hal ini menunjukkan adanya gangguan citra tubuh pada klien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Citra Tubuh Positif
- Klien mampu mengidentifikasi aspek positif dari penampilan fisiknya.
- Klien dapat menerima perubahan fisik yang terjadi.
- Klien menunjukkan peningkatan rasa percaya diri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Acceptance and Commitment Therapy (ACT)
- Membantu klien menerima dan berkomitmen terhadap perubahan fisik yang terjadi.
- Mengidentifikasi nilai-nilai yang dianut klien dan membantu menyelaraskan perilaku dengan nilai-nilai tersebut.
- Melatih klien untuk berfokus pada aspek positif diri dan menerima diri apa adanya.
2. Edukasi Citra Tubuh
- Memberikan edukasi tentang konsep citra tubuh yang sehat.
- Membantu klien memahami faktor-faktor yang memengaruhi citra tubuh.
- Mendiskusikan strategi untuk meningkatkan citra tubuh yang positif.
3. Konseling Kelompok
- Memfasilitasi klien untuk berbagi pengalaman dan perspektif terkait citra tubuh.
- Memberikan dukungan dan umpan balik dari sesama klien.
- Melatih kemampuan komunikasi dan sosialisasi klien.
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu memiliki citra tubuh yang positif, meningkatkan rasa percaya diri, dan dapat menerima perubahan fisik yang terjadi. -
Article No. 6871 | 24 Nov 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung ke rumah keluarga yang baru mengalami musibah banjir. Istri tampak menangis mengatakan sangat sedih karena anaknya belum ketemu terbawa arus banjir. Suami sering diam tidak mengajak istrinya diskusi tentang konsis anaknya. Keluarga besar juga tidak ada yang dapat membantu. Apa diagnosis keperawatan yang muncul pada keluarga tersebut? Select one: a. Berduka b. Penurunan koping keluarga c. Ketidakmampuan koping keluarga d. Gangguan proses keluarga
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Berduka
Penjelasan:
Keluarga mengalami kehilangan anak yang terbawa arus banjir, sehingga muncul reaksi berduka yang ditandai dengan ekspresi sedih dari istri dan ketidakberdayaan suami untuk membantu istrinya dalam kondisi ini. Berduka adalah respons normal terhadap kehilangan yang signifikan, baik berupa kehilangan orang, fungsi, atau hal yang dihargai.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keluarga mampu mengekspresikan perasaan berduka.
2. Keluarga mampu beradaptasi dengan kehilangan.
3. Keluarga mampu mengatasi reaksi berduka.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Fasilitasi keluarga untuk mengekspresikan perasaan berduka.
2. Berikan dukungan emosional kepada keluarga.
3. Berikan informasi tentang proses berduka dan cara-cara untuk mengatasi.
4. Libatkan keluarga besar atau komunitas untuk memberikan dukungan.
5. Kolaborasi dengan tenaga profesional lain (psikolog, konselor, atau rohaniawan) jika dibutuhkan.
Perawat berperan dalam memfasilitasi proses berduka keluarga, memberikan dukungan emosional, dan melibatkan sumber daya yang ada untuk membantu keluarga dalam mengatasi kehilangan. -
Article No. 6872 | 24 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 35 tahun tinggal di rumah bersama keluarga dengan kasus tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal, banyak diam, kontak mata kurang. Hasil anamnesis, klien mengatakan merasa kesepian dan tidak aman bergaul dengan orang lain. Klien tidak mampu berkonsentrasi ketika diajak bicara dan susah membuat keputusan. Apa masalah keperawatan pada kasus tersebut? Select one: a. Harga diri rendah b. Isolasi sosial c. Kecemasan d. Halusinasi pendengaran
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, masalah keperawatan yang sesuai pada kasus tersebut adalah:
a. Isolasi Sosial
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Partisipasi Sosial: Kemampuan klien untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang bermakna.
2. Interaksi Sosial: Kemampuan klien untuk melakukan pertukaran informasi dan emosi dengan orang lain.
3. Kenyamanan Sosial: Perasaan klien tentang diterima oleh orang lain dan menjadi bagian dari kelompok sosial.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Dukungan Emosional: Memberikan rasa empati, perhatian, dan kepedulian kepada klien.
2. Peningkatan Hubungan Sosial: Membantu klien untuk membangun dan memelihara hubungan sosial yang positif.
3. Aktivitas Kelompok: Melibatkan klien dalam kegiatan kelompok untuk meningkatkan interaksi sosial.
4. Terapi Psikoedukasi: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya hubungan sosial dan dampak isolasi sosial.
5. Konseling: Membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam berinteraksi sosial.
Penjelasan:
Isolasi sosial adalah kondisi di mana individu mengalami kekurangan atau keterbatasan dalam berinteraksi dan terlibat dalam kegiatan sosial. Dalam kasus ini, klien tampak sedih, datar, banyak diam, dan kurang kontak mata, serta mengatakan merasa kesepian dan tidak aman bergaul dengan orang lain. Hal ini menggambarkan adanya isolasi sosial yang dialami oleh klien.
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan partisipasi sosial, interaksi sosial, dan kenyamanan sosial klien. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup dukungan emosional, peningkatan hubungan sosial, aktivitas kelompok, terapi psikoedukasi, dan konseling agar klien dapat membangun dan memelihara hubungan sosial yang positif. -
Article No. 6873 | 24 Nov 2024
Klinis : Sebuah keluarga dengan anak usia 3 tahun tinggal ibunya (22 thn) yang bekerja dengan berjualan di rumah. Saat perawat berkunjung, ibu tidak memperbolehkan perawat untuk bertemu anaknya. Ibu mengatakan stress karena anaknya nakal dan sering menangis meminta mainan, sedangkan mereka miskin dan ayahnya pergi tidak kembali sejak 2 tahun yang lalu. Ibu mengatakan kadang memang memukul anaknya biar menurut dan hal tersebut merupakan haknya dalam membesarkan anaknya. Rencana intervensi yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah adalah? Select one: a. Penyuluhan kesehatan b. Rujukan ke layanan kesehatan c. Melalukan psikoedukasi d. Konseling keluarga e. Melapor kepada yang berwajib
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Kekerasan Anak r/t stres pengasuhan yang tidak adekuat, kemiskinan, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pengasuhan yang sehat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Anak terbebas dari risiko kekerasan
2. Ibu menunjukkan kemampuan pengasuhan yang efektif
3. Keluarga menunjukkan kemampuan berfungsi secara optimal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Psikoedukasi tentang pengasuhan anak yang sehat dan non-kekerasan
2. Konseling keluarga untuk mengatasi stres pengasuhan, meningkatkan komunikasi, dan menyelesaikan masalah
3. Kolaborasi dengan pekerja sosial untuk memberikan bantuan sosial dan ekonomi
4. Pemantauan perkembangan anak dan kemampuan pengasuhan ibu
5. Rujukan ke layanan kesehatan mental atau layanan sosial lainnya jika diperlukan
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Kekerasan Anak terkait dengan stres pengasuhan, kemiskinan, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pengasuhan yang sehat. Hal ini ditunjukkan dengan ibu yang kadang memukul anaknya dan mengatakan itu haknya sebagai orang tua.
2. SLKI: Output yang diharapkan adalah anak terbebas dari risiko kekerasan, ibu menunjukkan kemampuan pengasuhan yang efektif, dan keluarga dapat berfungsi secara optimal. Hal ini untuk memastikan kesejahteraan anak dan mendukung keluarga.
3. SIKI: Intervensi yang diperlukan meliputi psikoedukasi tentang pengasuhan non-kekerasan, konseling keluarga untuk mengatasi stres dan meningkatkan komunikasi, kolaborasi dengan pekerja sosial untuk bantuan sosial dan ekonomi, pemantauan perkembangan anak dan kemampuan ibu, serta rujukan ke layanan kesehatan mental atau sosial jika diperlukan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan ibu, mengatasi masalah keluarga, dan memastikan kesejahteraan anak. -
Article No. 6874 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait budaya atau kategori perilaku
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Diagnosis Keperawatan: Risiko Cedera Tubuh Berhubungan dengan Tradisi Budaya
Definisi: Rentan terhadap kerusakan fisik yang dapat menimbulkan gangguan fungsi tubuh, yang disebabkan oleh praktik budaya yang berbahaya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pemulihan Cedera Fisik: Tingkat yang diharapkan dari proses penyembuhan tubuh setelah cedera fisik.
b. Integritas Kulit: Tingkat integritas dan fungsi normal lapisan kulit.
c. Pengetahuan: Tingkat pemahaman pasien dan keluarga tentang praktik budaya yang aman dan risiko cedera.
d. Perilaku Sesuai Budaya: Tingkat perilaku yang sesuai dengan nilai dan praktik budaya yang aman.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Lingkungan: Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor risiko dalam lingkungan yang dapat menyebabkan cedera.
b. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang praktik budaya yang aman, risiko cedera, dan perawatan luka.
c. Terapi Spiritual: Membantu pasien dan keluarga untuk menemukan makna dan dukungan spiritual dalam menghadapi situasi ini.
d. Dukungan Emosional: Memberikan empati, validasi, dan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga.
e. Kolaborasi Interprofesional: Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli budaya, dll.) untuk memberikan perawatan komprehensif.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Cedera Tubuh Berhubungan dengan Tradisi Budaya" dipilih karena kasus ini melibatkan praktik budaya lokal yang dapat menyebabkan cedera pada bayi. Luaran/Output yang diharapkan fokus pada pemulihan cedera fisik, integritas kulit, peningkatan pengetahuan, dan perubahan perilaku sesuai budaya yang aman. Intervensi keperawatan mencakup manajemen lingkungan, edukasi kesehatan, terapi spiritual, dukungan emosional, dan kolaborasi interprofesional untuk mengatasi masalah keperawatan dan mencapai tujuan perawatan yang optimal. -
Article No. 6875 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait budaya atau kategori perilaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) terkait dengan kasus bayi yang mengalami luka bakar akibat tradisi "panggang" di Timor Tengah Selatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera terkait Praktik Budaya
Penjelasan: Bayi mengalami luka bakar akibat tradisi "panggang" yang dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Praktik budaya ini mengandung risiko cedera bagi bayi.
2. Defisit Perawatan Kesehatan Keluarga
Penjelasan: Ibu bayi menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, praktik ini justru menyebabkan luka bakar pada bayi. Hal ini menunjukkan adanya defisit dalam perawatan kesehatan keluarga.
3. Kurang Pengetahuan terkait Perawatan Bayi
Penjelasan: Ibu bayi menjelaskan bahwa anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang, dan tidak ada luka-luka. Hal ini mengindikasikan kurangnya pengetahuan mengenai perawatan bayi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan keselamatan.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), tujuan yang dapat ditetapkan antara lain:
1. Bayi terhindar dari cedera
2. Keluarga mampu merawat bayi dengan aman dan tepat
3. Keluarga memperoleh pengetahuan yang tepat mengenai perawatan bayi
Sementara itu, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Edukasi mengenai praktik budaya yang aman dan sesuai dengan kesehatan bayi
2. Bimbingan dan konseling bagi keluarga dalam merawat bayi dengan tepat
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penanganan luka bakar pada bayi
Sebagai perawat, saya berharap agar kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat setempat untuk mempertimbangkan kembali praktik budaya yang berisiko bagi kesehatan dan keselamatan bayi. Dibutuhkan kolaborasi yang erat antara tenaga kesehatan dan masyarakat untuk mencari solusi yang tepat dan budaya yang sesuai dengan prinsip keselamatan.