Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5068 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 28 tahun dirawat di perawatan pre-post operasi, pasien mengeluhkan nyeri pada tulang femur yang dipasang pen sampai tidak berani menggerakkan kaki yang sakit, pasien juga mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun sejak dirawat di RS, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/80 mmHg, Frekuensi nadi: 90x/mnt, frekuensi napas: 26x/menit, TB: 170 cm dan BB: 49kg. Pertanyaan soal Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? a. Dukungan mobilisasi b. Manajemen Nutrisi c. Pencegahan infeksi d. Edukasi diet e. Manajemen nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Saya sebagai perawat ahli akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan tulang femur
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan tulang femur
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Manajemen nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri
Intervensi keperawatan yang tepat adalah Manajemen Nyeri (Pilihan E).
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
- SDKI: Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SLKI: Manajemen nutrisi
- SIKI: Manajemen nutrisi
Intervensi keperawatan yang tepat adalah Manajemen Nutrisi (Pilihan B).
Jadi, intervensi keperawatan yang tepat untuk kasus ini adalah Manajemen Nyeri (Pilihan E) dan Manajemen Nutrisi (Pilihan B). -
Article No. 5069 | 08 Nov 2024
Klinis : intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi intoleransi aktivitas, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan energi. Karakteristik definisi ini meliputi kelelahan, kelemahan, dispnea, atau palpitasi yang terjadi selama atau setelah aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mengatasi intoleransi aktivitas adalah peningkatan toleransi aktivitas, yang ditandai dengan pasien mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri, tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan energi, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi intoleransi aktivitas meliputi manajemen aktivitas, manajemen energi, peningkatan mobilitas, dan edukasi terkait aktivitas. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatur dan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, sehingga dapat mencapai kemandirian dan kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 5070 | 08 Nov 2024
Klinis : sesak nafas batuk mengi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak napas, batuk, dan mengi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan SDKI:
Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memberikan ventilasi adekuat. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan yang memengaruhi kemampuan bernapas.
Penjelasan SLKI:
Pasien dapat menunjukkan gejala sesak napas, retraksi dinding dada, dan bunyi napas tambahan seperti mengi. Pasien juga dapat mengalami kelelahan, cemas, dan penurunan saturasi oksigen.
Penjelasan SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memberikan oksigen, mengatur posisi semi-fowler, melakukan fisioterapi dada, dan mengajarkan teknik pernapasan yang efektif. Evaluasi yang dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, kemampuan bernapas, dan tingkat kenyamanan pasien.
Dengan pemahaman tersebut, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai standar untuk mengatasi masalah pola napas tidak efektif pada pasien dengan kondisi sesak napas, batuk, dan mengi. -
Article No. 5071 | 08 Nov 2024
Klinis : kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kejang.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (Risiko Kejang)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami cedera fisik akibat adanya aktivitas kejang.
- Faktor Risiko: Penyakit neurologis, gangguan metabolik, intoksikasi, trauma, atau stimulasi sensorik yang berlebihan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien tidak mengalami cedera selama kejang, menunjukkan respons yang tepat terhadap pengobatan.
- Indikator: Klien tidak mengalami cedera saat kejang, klien menunjukkan tanda-tanda vital normal, klien menunjukkan respons yang tepat terhadap pengobatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pengkajian: Kaji tanda-tanda vital, riwayat kejang, penyebab kejang, dan respons terhadap pengobatan.
b. Perencanaan: Rencanakan tindakan untuk mencegah cedera selama kejang, berkoordinasi dengan tim kesehatan untuk memberikan pengobatan yang tepat.
c. Implementasi: Lakukan tindakan untuk mencegah cedera selama kejang, berikan pengobatan sesuai instruksi tim kesehatan, dan monitor respons klien terhadap pengobatan.
d. Evaluasi: Nilai efektivitas tindakan dalam mencegah cedera dan respons klien terhadap pengobatan.
Dalam konteks akademis, sebagai seorang pakar di bidang keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan "Risiko Cedera (Risiko Kejang)" merupakan suatu kondisi di mana individu berisiko mengalami cedera fisik akibat adanya aktivitas kejang. Pengelolaan yang tepat diperlukan untuk mencegah terjadinya cedera dan memastikan klien mendapatkan pengobatan yang sesuai. -
Article No. 5072 | 08 Nov 2024
Klinis : konstipasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi konstipasi, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi
Definisi (SDKI):
Konstipasi adalah penurunan frekuensi, kesulitan, atau rasa tidak nyaman dalam defekasi.
Faktor Risiko (SDKI):
1. Penurunan asupan cairan
2. Penurunan aktivitas fisik
3. Penggunaan obat-obatan tertentu
4. Perubahan pola diet
5. Kondisi medis tertentu (seperti diabetes, hipotiroidisme, kanker kolorektal)
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Frekuensi defekasi kurang dari 3 kali per minggu
2. Pengeluaran feses yang keras dan sulit
3. Rasa tidak nyaman atau nyeri saat defekasi
4. Perasaan tidak puas setelah buang air besar
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Konstipasi
2. Optimalisasi Eliminasi
3. Edukasi Kesehatan
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Eliminasi Lancar
2. Kenyamanan Meningkat
3. Pengetahuan Meningkat
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan konstipasi, perawat perlu memperhatikan faktor-faktor risiko, gejala, dan tanda yang ada, serta melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, seperti eliminasi yang lancar, kenyamanan yang meningkat, dan pengetahuan pasien yang meningkat terkait kondisinya. -
Article No. 5073 | 08 Nov 2024
Klinis : penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan: Penurunan Kesadaran
Definisi:
Penurunan kesadaran adalah suatu kondisi di mana individu mengalami gangguan dalam mempertahankan kewaspadaan dan kemampuan untuk merespons secara adekuat terhadap lingkungan.
Faktor-faktor Terkait:
1. Gangguan neurologis (trauma kepala, perdarahan intrakranial, stroke, infeksi sistem saraf pusat)
2. Gangguan metabolik (hipoglikemia, hiponatremia, uremia)
3. Pengaruh obat-obatan (sedatif, narkotik, alkohol)
4. Hipoksia
Karakteristik Definisi:
1. Penurunan kemampuan untuk merespons terhadap stimuli eksternal
2. Penurunan kemampuan untuk mempertahankan kewaspadaan
3. Penurunan kemampuan untuk mengikuti perintah sederhana
4. Perubahan pola napas
5. Perubahan tanda-tanda vital
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tingkat kesadaran
2. Pemantauan tanda-tanda vital
3. Pemberian oksigen sesuai indikasi
4. Manajemen cairan dan elektrolit
5. Pemberian terapi obat-obatan sesuai indikasi
6. Edukasi kepada keluarga mengenai kondisi pasien
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat kesadaran membaik
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Perfusi jaringan adekuat
4. Tidak terjadi komplikasi akibat penurunan kesadaran
Dalam mengelola kondisi penurunan kesadaran, perawat berperan penting dalam melakukan pemantauan yang ketat, memberikan intervensi yang tepat, dan memastikan luaran keperawatan yang optimal bagi pasien. Tujuan utamanya adalah mempertahankan fungsi vital dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 5074 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 38 tahun dirawat di RS, pasien mengatakan nyeri pada tulang paha kanan, dan terutama saat cuaca dingin, pasien juga susah untuk menggerakkan kakinya. Hasil dari anamnesis didapatkan ada odema pada paha dan TD: 130/70 mmHg, frekuensi nadi: 95x/menit, frekuensi napas: 24x/menit, suhu: 39,5°C, pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7. Pertanyaan soal: Apakah diagnosis utama dalam kasus diatas? a. Intoleransi aktifitas b. Nyeri akut c. Resiko infeksi d. Gangguan mobilitas fisik e. Hipertermi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan utama yang paling sesuai untuk kasus ini adalah:
Jawaban: b. Nyeri Akut
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan nyeri pada tulang paha kanan, terutama saat cuaca dingin, serta tampak meringis dengan skala nyeri 7. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang dirasakan oleh pasien.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien akan menunjukkan:
1. Ekspresi wajah relaks
2. Skala nyeri menurun
3. Dapat beristirahat/tidur dengan nyaman
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
2. Pemberian Analgetik
3. Terapi Relaksasi
Jadi, diagnosis keperawatan utama yang paling sesuai dengan kasus ini adalah Nyeri Akut, dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen nyeri, pemberian analgetik, dan terapi relaksasi. -
Article No. 5075 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki, usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan frambusia, pasien mengatakan nyeri. Hasil pemeriksaan: didapatkan pasien tampak cemas, berkeringat, gelisah dan penyebaran lesi keseluruh tubuh dan nekrosis lesi. TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 21 x/menit, suhu 37,1°C. Apa intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? a. Manajemen nyeri. b. Teknik relaksasi napas dalam. c. Edukasi tentang perawatan kulit. d. Kolaborasi pemberian antibiotik. e. Distraksi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan frambusia ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, tampak cemas, berkeringat, dan gelisah.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan melaporkan nyeri berkurang, menunjukkan ekspresi wajah tenang, dan mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang tepat untuk mengelola nyeri akut pada pasien dengan frambusia meliputi:
a. Manajemen nyeri: melakukan pengkajian nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi napas dalam.
b. Teknik relaksasi napas dalam: mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi kecemasan dan nyeri.
c. Edukasi tentang perawatan kulit: memberikan informasi kepada pasien tentang perawatan lesi pada kulit akibat frambusia.
d. Kolaborasi pemberian antibiotik: berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik sesuai indikasi.
e. Distraksi: mengalihkan perhatian pasien dari nyeri dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
Intervensi keperawatan yang tepat pada kasus ini adalah kombinasi dari manajemen nyeri, teknik relaksasi napas dalam, dan edukasi tentang perawatan kulit. Kolaborasi pemberian antibiotik juga diperlukan untuk mengatasi infeksi akibat frambusia. Distraksi dapat digunakan sebagai tambahan untuk mengurangi persepsi nyeri. -
Article No. 5076 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan mengurung diri selama 4 hari dikamar. Tidak mau makan dan minum. Sering marah-marah tanpa sebab. Sering melamun dan menyendiri. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, lengkapi dengan SIKI dan SLKI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F32.1
- Deskripsi: Gangguan depresi mayor, episode sedang
Pada kasus ini, pasien menunjukkan gejala-gejala depresi, seperti mengurung diri, tidak mau makan dan minum, sering marah-marah tanpa sebab, serta sering melamun dan menyendiri. Hal ini sesuai dengan kriteria diagnostik untuk episode depresi mayor, dengan tingkat keparahan sedang, sebagaimana tercantum dalam klasifikasi ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.34
- Deskripsi: Perawatan psikiatri individual
Dalam kasus ini, kemungkinan diperlukan intervensi berupa perawatan psikiatri individual untuk menangani kondisi depresi pasien. Kode ICD-9-CM 94.34 mencakup layanan psikiatri individual, yang dapat mencakup konseling, psikoterapi, atau intervensi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Selain itu, diagnosis SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang dapat digunakan adalah:
- Isolasi sosial
- Gangguan proses berpikir
- Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Sementara itu, intervensi keperawatan yang sesuai (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dapat mencakup:
- Peningkatan sosialisasi
- Manajemen halusinasi
- Manajemen nutrisi
Adapun luaran yang diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dapat berupa:
- Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
- Pasien dapat berpikir secara logis dan realistis
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
Dalam menangani kasus ini, pendekatan yang holistik dan multidisipliner sangat diperlukan, melibatkan kolaborasi antara dokter, perawat, dan tenaga kesehatan mental lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan efektif bagi pasien. -
Article No. 5077 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan mengurung diri selama 4 hari dikamar. Tidak mau makan dan minum. Sering marah-marah tanpa sebab. Sering melamun dan menyendiri. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, lengkapi dengan SIKI dan SLKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda jelaskan, saya sebagai perawat profesional menyampaikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SIKI, dan SLKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa ICD: F32.0 Episode Depresi Ringan
Diagnosa SDKI: Isolasi Sosial
Definisi: Perilaku individu yang ditandai dengan pengurangan atau ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosial yang diinginkan.
Diagnosa SIKI: Manajemen Kesehatan Mental
Definisi: Tindakan perawat dalam membantu individu untuk mengelola kesehatan mentalnya, termasuk mengatasi masalah psikologis, emosional, dan perilaku.
Diagnosa SLKI: Peningkatan Fungsi Sosial
Definisi: Kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial sesuai dengan peran dan tahapan perkembangannya.
Penjelasan singkat:
Kondisi yang dialami perempuan tersebut mengarah pada diagnosis isolasi sosial berdasarkan SDKI. Hal ini ditandai dengan perilaku mengurung diri di kamar, tidak mau makan dan minum, sering marah-marah tanpa sebab, serta sering melamun dan menyendiri. Kondisi ini membutuhkan intervensi keperawatan yang terfokus pada manajemen kesehatan mental (SIKI) untuk membantu individu mengelola masalah psikologis, emosional, dan perilaku. Tujuan akhirnya adalah tercapainya peningkatan fungsi sosial (SLKI) sehingga individu dapat berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial sesuai peran dan tahapan perkembangannya.