Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5038 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 57 tahun dirawat di RS Muhammad Husein dengan mengeluhkan nyeri pada paha kiri, pasien mengatakan nyeri akan bertambah saat malam hari, pasien merasakan sudah satu bulan ini ketika angkat beban terasa tidak kuat dan lemah, pasien juga merasakan nafsu makan menurun. Hasil dari pemeriksaan fisik oleh perawat didapatkan pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7, TD: 130/90 mmHg, Frekuensi Nadi: 100 x/menit, Frekuensi Napas 24x/menit, dan Suhu: 38,5°C, BB: 65 kg, TB: 170 cm. Pertanyaan soal: Apakah keperawatan utama dalam kasus diatas? a. Gangguan mobilitas fisik b. Gangguan pola tidur c. Hipertermi d. Nyeri akut e. Defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan utama yang paling sesuai dalam kasus ini adalah:
d. Nyeri akut
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan nyeri pada paha kiri, dengan skala nyeri 7 berdasarkan pemeriksaan fisik. Nyeri tersebut juga dirasakan lebih sering pada malam hari. Selain itu, pasien juga mengalami kelemahan saat mengangkat beban, yang dapat dikaitkan dengan nyeri yang dirasakan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi yang dapat diberikan antara lain manajemen nyeri, terapi komplementer, pendidikan kesehatan tentang nyeri, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Jadi, diagnosis keperawatan utama dalam kasus ini adalah Nyeri akut, dengan rencana asuhan keperawatan yang fokus pada pengelolaan nyeri pasien. -
Article No. 5039 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 25 tahun rawat di RS, pasien mengalami fraktur terbuka dan robek pembuluh darah arteri femuralis. Pasien mengatakan nyeri pada luka tersebut dengan skala 9, Hasil dari anamnesis didapatkan TD: 90/70 mmHg, frekuensi nadi: 95x/menit lemah, frekuensi napas: 24x/menit, suhu: 35,5°C. Pertanyaan soal: Apakah intervensi keperawatan pada masalah keperawatan utama dalam kasus diatas? a. Pencegahan infeksi b. Manajemen nyeri c. Manajemen cairan d. Pencegahan syok e. Terapi paparan panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosis keperawatan utama yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan Utama: Risiko Perdarahan Aktif
Penjelasan singkat:
Menurut SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), risiko perdarahan aktif didefinisikan sebagai "kondisi di mana individu rentan mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berbahaya".
Pada kasus ini, pasien mengalami fraktur terbuka dan robek pembuluh darah arteri femoralis, sehingga berisiko mengalami perdarahan aktif. Tanda-tanda yang mendukung diagnosis ini adalah TD rendah (90/70 mmHg), nadi lemah (95x/menit), dan suhu rendah (35,5°C) yang mengindikasikan adanya hipovolemia akibat kehilangan darah.
Intervensi Keperawatan Utama:
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan utama yang sesuai adalah:
b. Manajemen nyeri
Penjelasan:
Manajemen nyeri diprioritaskan untuk mengatasi keluhan nyeri pasien pada luka dengan skala 9. Pengendalian nyeri yang efektif akan membantu mencegah komplikasi perdarahan akibat stres fisiologis yang ditimbulkan oleh nyeri yang tidak terkendali.
Selain itu, intervensi lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah:
d. Pencegahan syok
Untuk mengatasi hipovolemia dan mencegah terjadinya syok akibat kehilangan darah.
Jadi, jawaban yang tepat adalah:
b. Manajemen nyeri -
Article No. 5040 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 54 tahun dirawat di RS. pasien mengatakan takut unutk bergerak setelah melakukan operasi pemasangan pen pada tulang femur. Pasien mengatakan sudah 4 hari tidak buang air besar perutnya terasa kembung. Hasil dari anamnesis TD: 130/90 mmHg, frekuensi nadi: 80x/menit, frekuensi napas: 20x/menit, suhu: 37,5°C, dan pemeriksaan auskultasi abdomen didapatkan bising usus 1-2x/menit. Pertanyaan soal: Apakah edukasi yang sesuai dengan masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? a. Menganjurkan meningkatkan aktivitas fisik, sesuai toleransi b. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi c. Menyediakan makanan tinggi serat d. Mengatur jadwal defekasi dengan pasien e. Menganjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Mari saya berikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Konstipasi berhubungan dengan pembatasan mobilisasi akibat operasi pemasangan pen pada tulang femur.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Konstipasi adalah keadaan di mana individu memiliki potensi mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau rasa tidak nyaman dalam defekasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan pola defekasi yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Mengajarkan teknik defekasi yang tepat
b. Menyediakan makanan tinggi serat
c. Menjadwalkan aktivitas fisik sesuai toleransi pasien
d. Mengatur pola eliminasi sesuai kebutuhan pasien
Jawaban yang sesuai dengan masalah keperawatan utama adalah:
d. Mengatur jadwal defekasi dengan pasien.
Penjelasan:
Karena pasien mengalami kendala dalam buang air besar selama 4 hari, maka intervensi yang tepat adalah mengatur jadwal defekasi dengan pasien. Hal ini dapat membantu mencegah konstipasi dan memperbaiki pola eliminasi pasien. -
Article No. 5041 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang bedah dengan diagnosis fraktur pedis sinistra. Hasil pengkajian skala nyeri 3, terpasang gips, kaki bengkak, akral dingin, warna merah muda, TD 110/70 mmHg. frekuensi napas 20x/i, frekuensi nadi 100x/i, suhu 36,7 °C. Apa Intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut diatas... a. Tinggikan selama 12 jam dan mendatar 6 jam b. Sangga kaki menggunakan bantal selama 24 jam sampai dengan 48 jam (?) c. Rubah posisi datar dan tinggikan kaki per 12 jam d. Posisi kaki datar selama 3 jam dan ditinggikan selama 1 jam e. Tinggikan (elevasi) selama 3 jam dan datar selama 1 jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda jelaskan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta intervensi keperawatan yang tepat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Perifer Berhubungan dengan Pembatasan Aliran Darah Sekunder Akibat Fraktur Pedis Sinistra
- SDKI: Perfusi Perifer Terganggu
- SLKI: Mempertahankan Sirkulasi Perifer
- SIKI: Manajemen Edema, Elevasi Ekstremitas, Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Perfusi Perifer Terganggu adalah ketidakcukupan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Mempertahankan Sirkulasi Perifer bertujuan untuk menjaga kesehatan dan integritas jaringan perifer.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Edema, Elevasi Ekstremitas, dan Manajemen Nyeri merupakan intervensi yang ditujukan untuk mengatasi gangguan perfusi perifer dan mempertahankan sirkulasi perifer.
Intervensi Keperawatan yang Tepat:
Berdasarkan kondisi pasien, intervensi keperawatan yang tepat adalah:
e. Tinggikan (elevasi) selama 3 jam dan datar selama 1 jam
- Tujuannya adalah untuk meningkatkan aliran darah, mengurangi edema, dan mempercepat penyembuhan.
- Elevasi ekstremitas dapat dilakukan selama 3 jam, kemudian posisi datar selama 1 jam, dan diulang secara bergantian.
- Intervensi ini sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan manajemen edema dan elevasi ekstremitas. -
Article No. 5042 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan kusta, pasien mengatakan nyeri pada daerah kulit yang terkena kusta, skala nyeri 4, merasa khawatir dengan kondisinya dan tidak ada nafsu makan. Hasil pemeriksaan: didapatkan pasien gelisah, bercak-bercak putih pada kulit dan pasien berkeringat. TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 95 x/menit, frekuensi napas 19 x/menit, suhu 37,3°C. Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? Defisit nutrisi. Kerusakan integritas kulit. Nyeri akut. Hipovolemia Ansietas. (?)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, masalah keperawatan utama yang dapat diidentifikasi adalah:
Ansietas
Definisi SDKI: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
Penjelasan:
- Pasien mengatakan merasa khawatir dengan kondisinya, yang merupakan indikasi adanya perasaan cemas atau ansietas.
- Pasien juga terlihat gelisah, yang dapat menjadi manifestasi dari ansietas.
Rencana Intervensi SLKI:
- Tingkatkan manajemen ansietas
- Kaji tanda dan gejala ansietas
- Berikan informasi terkait penyakit dan prosedur pengobatan
- Libatkan keluarga dalam mendukung pasien
Rencana Evaluasi SIKI:
- Pasien dapat mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan cemas
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Pasien menunjukkan penurunan tanda-tanda ansietas
Jadi, masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah ansietas, dengan penjelasan dan rencana intervensi sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 5043 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 57 tahun dirawat di RS Muhammad Husein dengan mengeluhkan nyeri pada paha kiri, pasien mengatakan nyeri akan bertambah saat malam hari, pasien merasakan sudah satu bulan ini ketika angkat beban terasa tidak kuat dan lemah, pasien juga merasakan nafsu makan menurun. Hasil dari pemeriksaan fisik oleh perawat didapatkan pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7, TD: 130/90 mmHg, Frekuensi Nadi: 100 x/menit, Frekuensi Napas 24x/menit, dan Suhu: 38,5°C, BB: 65 kg, TB: 170 cm. Pertanyaan soal: Apakah intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah utama dalam kasus diatas? a. Dukungan mobilisasi b. Manajemen nutrisi (?) c. Manajemen hipertermi d. Manajemen nyeri e. Manajemen istirahat tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan perubahan muskuloskeletal, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada paha kiri, nyeri meningkat saat malam hari, tampak meringis, dan skala nyeri 7.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri, dan mempertahankan aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgetik, terapi relaksasi, dan pengaturan lingkungan yang nyaman.
Intervensi Keperawatan:
Berdasarkan diagnosa keperawatan di atas, intervensi keperawatan yang utama adalah:
d. Manajemen nyeri
Penjelasan:
- Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dialami pasien, sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman.
- Intervensi dapat mencakup pemberian analgetik, terapi relaksasi, pengaturan lingkungan yang nyaman, dan monitoring respon pasien terhadap intervensi. -
Article No. 5044 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 28 tahun dirawat di perawatan pre-post operasi, pasien mengeluhkan nyeri pada tulang femur yang dipasang pen sampai tidak berani menggerakkan kaki yang sakit, pasien juga mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun sejak dirawat di RS, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/80 mmHg, Frekuensi nadi: 90x/mnt, frekuensi napas: 26x/menit, TB: 170 cm dan BB: 49kg. Pertanyaan soal Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? a. Dukungan mobilisasi b. Manajemen Nutrisi (?) c. Pencegahan infeksi d. Edukasi diet e. Manajemen nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur operasi pada tulang femur, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri pada tulang femur yang dipasang pen dan tidak berani menggerakkan kaki yang sakit.
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan anoreksia, ditandai dengan pasien mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun sejak dirawat di rumah sakit, serta berat badan 49 kg dengan tinggi badan 170 cm.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien dapat beristirahat dengan nyaman, pasien dapat beraktivitas sesuai toleransi.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Distraksi, Terapi Relaksasi.
2. Defisit Nutrisi
- SDKI: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien mencapai berat badan yang diinginkan, pasien melaporkan tidak ada keluhan mual dan muntah.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Edukasi Diet, Konseling Gizi.
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, intervensi keperawatan yang tepat adalah:
a. Manajemen Nyeri
b. Manajemen Nutrisi
c. Pencegahan Infeksi
d. Edukasi Diet
e. Manajemen Nyeri -
Article No. 5045 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 54 tahun dirawat di RS, pasien mengatakan takut untuk bergerak setelah melakukan operasi pemasangan pen pada tulang femur. Pasien mengatakan sudah 4 hari tidak buang air besar perutnya terasa kembung. Hasil dari anamnesis TD: 130/90 mmHg, frekuensi nadi: 80x/menit, frekuensi napas: 20x/menit, suhu: 37,5°C, dan pemeriksaan auskultasi abdomen didapatkan bising usus 1-2x/menit. Pertanyaan soal: Apakah intervensi yang tepat pada kasus tersebut? a. Terapi relaksasi b. Manajemen nutrisi C. Manajemen Eliminasi fekal d. Manajemen energi e. Dukungan Mobilisasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Konstipasi berhubungan dengan mobilisasi terbatas pasca pemasangan pen pada tulang femur.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Konstipasi adalah keadaan di mana individu memiliki peningkatan risiko mengalami kesulitan dalam defekasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola eliminasi fekal yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang tepat untuk kasus ini adalah:
c. Manajemen Eliminasi Fekal
Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pengeluaran feses secara adekuat. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Menilai pola eliminasi pasien
- Memberikan makanan dan cairan yang meningkatkan motilitas usus
- Memberikan laksatif atau supositoria sesuai dengan kondisi pasien
- Memfasilitasi aktivitas fisik secara bertahap untuk meningkatkan peristaltik usus
Berdasarkan kasus yang diberikan, intervensi yang paling tepat adalah "Manajemen Eliminasi Fekal" karena pasien mengalami konstipasi setelah menjalani operasi dan mobilisasi terbatas. Intervensi lain seperti terapi relaksasi, manajemen nutrisi, manajemen energi, dan dukungan mobilisasi juga dapat diberikan, namun manajemen eliminasi fekal menjadi prioritas utama untuk mengatasi masalah konstipasi yang dialami pasien. -
Article No. 5046 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat di perawatan pre-post operasi tulang mandibula, pasien mengatakan terasa nyeri ada luka opereasi, pasien juga mengatakan sulit untuk makan dan menelan, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/80 mmHg, Frekuensi nadi: 90x/mnt, frekuensi napas: 26x/menit, TB: 170 cm dan BB: 52 mmHg. Pertanyaan soal Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? a. Perawatan luka b. Melakukan mobilisasi pasien C. Melakukan pemasangan NGT d. Mengajarkan relaksasi dan distraksi e. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik pasca operasi tulang mandibula.
2. Gangguan menelan berhubungan dengan luka operasi pada mandibula.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan makan dan menelan.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Pengendalian nyeri, manajemen nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, terapi non-farmakologi.
2. Gangguan Menelan
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menelan makanan atau cairan dengan aman dan efektif melalui mulut.
- SLKI: Manajemen gangguan menelan.
- SIKI: Manajemen gangguan menelan, pemberian makan/nutrisi parenteral.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Manajemen nutrisi.
- SIKI: Manajemen nutrisi enteral, edukasi nutrisi.
Tindakan Keperawatan yang Tepat:
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, tindakan keperawatan yang tepat adalah:
a. Perawatan luka
b. Melakukan mobilisasi pasien
c. Melakukan pemasangan NGT
d. Mengajarkan relaksasi dan distraksi
e. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
Dalam kasus ini, tindakan yang tepat adalah c. Melakukan pemasangan NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang mengalami kesulitan makan dan menelan akibat luka operasi pada mandibula. -
Article No. 5047 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki, usia 50 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan frambusia, pasien mengatakan nyeri, skal nyeri 2, merasa cemas, sulit melakukan aktivitas, gatal-gatal pada kulitnya dan tidak ada nafsu makan. Hasil pemeriksaan: didapatkan kulit bersisik, penyebaran lesi keseluruh tubuh dan nekrosis lesi. TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi 85 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 37,2°C. Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? a. Intoleransi aktivitas. b. Kerusakan integritas kulit. c. Nyeri akut. d. Defisit nutrisi. e. Ansietas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan utama pada kasus tersebut adalah:
b. Kerusakan integritas kulit
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami frambusia dengan gejala utama berupa kulit bersisik, penyebaran lesi di seluruh tubuh, dan nekrosis lesi. Ini menunjukkan adanya kerusakan pada integritas kulit pasien.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan dan menetapkan standar-standar tersebut sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar di Indonesia.