Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5017 | 08 Nov 2024
Klinis : pre eklamsia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Kondisi Pre-Eklamsia:
1. Kelebihan Volume Cairan Berhubungan dengan Gangguan Regulasi Cairan
- Penjelasan Singkat: Pasien dengan pre-eklamsia mengalami retensi cairan dan peningkatan volume plasma yang dapat menyebabkan edem, peningkatan berat badan, dan peningkatan tekanan darah. Intervensi perawatan yang tepat diperlukan untuk memantau dan mengelola keseimbangan cairan pasien.
2. Risiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Penjelasan Singkat: Pre-eklamsia dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang dapat mengganggu aliran darah ke otak. Perawat perlu memantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mencegah komplikasi neurologis.
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Penjelasan Singkat: Pasien dengan pre-eklamsia dapat mengalami nyeri kepala yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial. Perawat harus mengidentifikasi dan mengelola nyeri dengan tepat untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
Standar Diagnosa Keperawatan, Luaran Keperawatan, dan Intervensi Keperawatan (SDKI-SLKI-SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) mencakup daftar diagnosa keperawatan yang terstandar.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) mencakup daftar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) mencakup daftar intervensi keperawatan yang terstandar.
Penggunaan SDKI-SLKI-SIKI membantu perawat dalam membuat rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk pasien dengan kondisi pre-eklamsia. -
Article No. 5018 | 08 Nov 2024
Klinis : pre eklamsia siki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pre-eklampsia.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan berhubungan dengan Perubahan Hemodinamik pada Preeklampsia
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi dimana terdapat potensi terjadinya peningkatan atau penurunan volume cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan pasien. Pada kasus preeklampsia, perubahan hemodinamik dapat mengakibatkan ketidakseimbangan volume cairan, sehingga pasien berisiko mengalaminya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kasus ini adalah pasien dapat mencapai Keseimbangan Volume Cairan, yang ditandai dengan parameter-parameter seperti edema minimal, berat badan stabil, tekanan darah terkontrol, output urin adekuat, dan tidak terdapat tanda-tanda kelebihan atau kekurangan volume cairan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan volume cairan pada preeklampsia antara lain:
- Pemantauan status cairan (intake, output, tanda vital, edema)
- Pemberian cairan intravena sesuai indikasi
- Pemberian diuretik sesuai indikasi
- Pemberian obat antihipertensi sesuai indikasi
- Edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pengelolaan cairan.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang komprehensif, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berfokus pada peningkatan outcome pasien dengan preeklampsia. -
Article No. 5019 | 08 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan menyesak dan sakit ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pola napas
2. Nyeri
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Pola Napas
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Definisi - Keadaan di mana individu mengalami kesulitan dalam bernapas atau ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Contoh luaran - Pola napas efektif, Tidak terjadi sesak napas, Kemampuan bernafas meningkat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Contoh intervensi - Observasi tanda-tanda vital, Ajarkan teknik relaksasi, Latih penggunaan alat bantu napas jika diperlukan.
2. Nyeri
- SDKI: Definisi - Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Contoh luaran - Skala nyeri menurun, Mampu mengontrol nyeri, Tidak ada tanda-tanda nyeri.
- SIKI: Contoh intervensi - Kaji nyeri secara komprehensif, Berikan analgesik sesuai indikasi, Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
Dalam konteks pasien dengan keluhan menyesak dan sakit ulu hati, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah gangguan pola napas dan nyeri. Perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi yang sesuai, dan memantau luaran yang diharapkan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 5020 | 08 Nov 2024
Klinis : Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
2. Definisi SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
3. Faktor Berhubungan SDKI:
Imaturitas neurologis.
4. Karakteristik Utama SDKI:
a. Frekuensi napas di luar rentang normal.
b. Irama napas tidak teratur.
c. Penggunaan otot-otot bantu napas.
d. Perubahan kedalaman napas.
5. Intervensi Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Pantau pola napas, kedalaman, dan irama.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
d. Edukasi klien dan keluarga tentang pola napas yang efektif.
6. Aktivitas Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Lakukan pengkajian pola napas secara komprehensif.
b. Berikan oksigen sesuai kondisi klien.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
d. Lakukan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen pola napas.
Dalam kondisi ini, dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, mulai dari pengkajian, pemberian oksigen, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta edukasi kepada klien dan keluarga untuk mengelola pola napas yang tidak efektif akibat imaturitas neurologis. -
Article No. 5022 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 38 tahun dirawat di RS, pasien mengatakan nyeri pada tulang paha kanan, dan terutama saat cuaca dingin, pasien juga susah untuk menggerakkan kakinya. Hasil dari anamnesis didapatkan ada odema pada paha dan TD: 130/70 mmHg, frekuensi nadi: 95x/menit, frekuensi napas: 24x/menit, suhu: 39,5°C, pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7. Pertanyaan soal: Apakah diagnosis utama dalam kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada kasus di atas adalah:
Nyeri Akut
Definisi (SDKI): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan.
Definisi (SLKI): Kemampuan individu untuk melaporkan dan menggambarkan pengalaman nyeri yang dialaminya secara jujur dan dapat dipercaya.
Definisi (SIKI): Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami individu.
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan nyeri pada tulang paha kanan, terutama saat cuaca dingin, dengan skala nyeri 7. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan adanya tanda-tanda inflamasi seperti odema pada paha. Hal ini mengindikasikan adanya nyeri akut yang dialami oleh pasien. -
Article No. 5023 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 28 tahun dirawat di perawatan pre-post operasi, pasien mengeluhkan nyeri pada tulang femur yang dipasang pen sampai tidak berani menggerakkan kaki yang sakit, pasien juga mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun sejak dirawat di RS, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/80 mmHg, Frekuensi nadi: 90x/mnt, frekuensi napas: 26x/menit, TB: 170 cm dan BB: 49 kg. Pertanyaan soal Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? a. Nyeri akut b. Defisit nutrisi (?) c. Gangguan mobilitas fisik d. Resiko infeksi e. Resiko defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan pendekatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), saya memberikan analisis diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat untuk kasus yang Anda sampaikan:
Diagnosis Keperawatan Utama:
a. Nyeri akut
Penjelasan singkat:
Pasien mengeluhkan nyeri pada tulang femur yang dipasang pen, sehingga takut menggerakkan kaki yang sakit. Hal ini menunjukkan adanya Nyeri Akut yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SDKI: Nyeri Akut
SLKI: Kontrol Nyeri
SIKI: Manajemen Nyeri
Selain diagnosis keperawatan utama, beberapa diagnosis lain yang juga dapat dipertimbangkan untuk kasus ini antara lain:
b. Defisit Nutrisi
c. Gangguan Mobilitas Fisik
d. Risiko Infeksi
e. Risiko Defisit Nutrisi
Diagnosis-diagnosis tersebut dapat muncul sebagai masalah keperawatan sekunder akibat kondisi pasien yang mengalami nyeri, sehingga mempengaruhi status nutrisi, mobilitas, dan meningkatkan risiko infeksi.
Berdasarkan kasus yang Anda berikan, saya menilai bahwa masalah keperawatan utama pada pasien ini adalah Nyeri Akut. Hal ini sesuai dengan keluhan utama pasien yang mengalami nyeri pada tulang femur dan takut menggerakkan kaki yang sakit. -
Article No. 5024 | 08 Nov 2024
Klinis : Ny. D, berusia 65 tahun, datang ke klinik dengan keluhan nyeri sendi yang berlangsung selama 6 bulan. Nyeri terutama dirasakan di lutut dan panggul, dan semakin memburuk setelah beraktivitas. la juga mengeluhkan kekakuan pada sendi, terutama di pagi hari, yang bertahan sekitar 30 menit setelah bangun tidur. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya pembengkakan ringan dan nyeri saat palpasi pada sendi lutut. Berdasarkan informasi di atas, apa diagnosa keperawatan prioritas yang harus ditetapkan untuk Ny. D?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan prioritas yang dapat ditetapkan untuk Ny. D adalah:
1. Nyeri Kronis
Definisi (SDKI): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik (SDKI):
- Melaporkan pengalaman rasa nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan perilaku
- Perubahan gaya hidup
Rencana Intervensi (SIKI):
- Manajemen nyeri
- Terapi modalitas nyeri
- Edukasi mengenai nyeri
2. Hambatan Mobilitas Fisik
Definisi (SDKI): Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, rentang gerak, dan koordinasi.
Karakteristik (SDKI):
- Nyeri saat pergerakan
- Keterbatasan dalam rentang gerak
- Kekakuan sendi
Rencana Intervensi (SIKI):
- Terapi gerak
- Pelatihan aktivitas kehidupan sehari-hari
- Edukasi perawatan sendi
3. Risiko Jatuh
Definisi (SDKI): Peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
Karakteristik (SDKI):
- Gangguan mobilitas
- Gangguan keseimbangan dan stabilitas
- Riwayat jatuh
Rencana Intervensi (SIKI):
- Manajemen lingkungan untuk mencegah jatuh
- Terapi latihan untuk meningkatkan stabilitas dan keseimbangan
- Edukasi terkait pencegahan jatuh
Diagnosa keperawatan di atas merupakan prioritas karena berfokus pada masalah utama yang dihadapi Ny. D, yaitu nyeri sendi, hambatan mobilitas fisik, dan risiko jatuh. Penerapan rencana intervensi keperawatan berdasarkan SIKI diharapkan dapat membantu Ny. D mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 5025 | 08 Nov 2024
Klinis : Ny. D, berusia 65 tahun, datang ke klinik dengan keluhan nyeri sendi yang berlangsung selama 6 bulan. Nyeri terutama dirasakan di lutut dan panggul, dan semakin memburuk setelah beraktivitas. la juga mengeluhkan kekakuan pada sendi, terutama di pagi hari, yang bertahan sekitar 30 menit setelah bangun tidur. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya pembengkakan ringan dan nyeri saat palpasi pada sendi lutut. Berdasarkan informasi di atas, apa diagnosa keperawatan prioritas yang harus ditetapkan untuk Ny. D? a. Risiko jatuh b. Nyeri akut C. Gangguan mobilitas fisik d. Gangguan pola tidur e. Ketidakpuasan dalam perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan prioritas yang harus ditetapkan untuk Ny. D adalah:
b. Nyeri akut
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), nyeri akut merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. D. Ny. D mengalami keluhan nyeri sendi yang berlangsung selama 6 bulan, terutama di lutut dan panggul, yang semakin memburuk setelah beraktivitas. Pemeriksaan fisik juga menunjukkan adanya pembengkakan ringan dan nyeri saat palpasi pada sendi lutut.
Menurut SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut pada Ny. D antara lain:
- Skala nyeri menurun
- Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan nyaman
- Kebutuhan analgesik menurun
Sementara itu, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat diberikan untuk menangani nyeri akut pada Ny. D antara lain:
- Manajemen nyeri
- Terapi modalitas
- Edukasi manajemen nyeri
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan Ny. D dapat mencapai perbaikan kondisi dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 5026 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang bedah dengan diagnosis fraktur pedis sinistra. Hasil pengkajian skala nyeri 3, terpasang gips, kaki bengkak, akral dingin, warna merah muda, TD 110/70 mmHg. frekuensi napas 20x/i, frekuensi nadi 100x/i, suhu 36,7 °C. Apa Intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut diatas... a. Tinggikan selama 12 jam dan mendatar 6 jam b. Sangga kaki menggunakan bantal selama 24 jam sampai dengan 48 jam (?) c. Rubah posisi datar dan tinggikan kaki per 12 jam d. Posisi kaki datar selama 3 jam dan ditinggikan selama 1 jam e. Tinggikan (elevasi) selama 3 jam dan datar selama 1 jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kasus seorang laki-laki berusia 40 tahun dengan fraktur pedis sinistra:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fraktur pedis sinistra
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cedera fraktur pedis sinistra
3. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk merumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil akhir yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Intervensi Keperawatan yang Tepat:
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan, intervensi keperawatan yang tepat adalah:
a. Elevasi ekstremitas (tinggikan kaki) selama 12 jam dan posisi datar (flat) selama 6 jam.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan aliran darah dan drainase vena, serta mengurangi edema. -
Article No. 5027 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 25 tahun rawat di RS, pasien mengalami fraktur terbuka dan robek pembuluh darah arteri femuralis. Pasien mengatakan nyeri pada luka tersebut dengan skala 9, Hasil dari anamnesis didapatkan TD: 90/70 mmHg, frekuensi nadi: 95x/menit lemah, frekuensi napas: 24x/menit, suhu: 35,5°C. Pertanyaan soal: Apakah keperawatan utama utama dalam kasus diatas? a. Resiko infeksi b. Resiko syok c. Hipotermi d. Resiko ketidakseimbangan cairan e. Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan utama yang tepat adalah:
e. Nyeri akut
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
Tanda dan Gejala:
- Pasien mengeluhkan nyeri pada luka dengan skala 9 (nyeri berat)
- Hasil pemeriksaan vital signs menunjukkan penurunan tekanan darah (90/70 mmHg) dan nadi lemah (95x/menit), yang merupakan respon tubuh terhadap nyeri akut.
Sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, penanganan utama yang harus dilakukan adalah mengatasi nyeri akut pada pasien.
Walaupun resiko lain seperti resiko infeksi, syok, dan ketidakseimbangan cairan juga harus diantisipasi, namun nyeri akut merupakan masalah keperawatan yang paling kritis dan harus menjadi prioritas utama dalam penanganan kasus ini.