Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4986 | 08 Nov 2024
Klinis : Hasil FGD di suatu daerah terdapat 98 orang penduduk (55 % perempuan, 45% laki-laki), kemudian berdasarkan kategori umur (10% lansia, 40% dewasa, 20% remaja, 30% anak-anak), ada 5 orang ibu hamil di wilayah tersebut, dengan 3 diantaranya mengalami anemia, 3 balita stunting, 25 orang menderita Hipertensi, 12 orang diabetes melitus, 1 posyandu balita, kawasan ini padat penduduk di daerah industri dan terletak hanya 2km dari kawasan industri. Kondisi lingkungan banyak debu, sampah tidak terkoordinir, jarak wilayah tersebut dengan Rumah Sakit 5 km, jarak dengan Puskesmas 1km, Posyandu Lansia belum tersedia di wilayah tersebut, Apabila lansia ingin memiliki kegiatan harus mengikuti di RT yang lain. Keluhan yang dirasakan penderita hipertensi adalah pusing, tidak bisa tidur, Pada Penderita Diabetes tidak ada yang melakukan diet, yang terpenting adalah minum oabt secara teratur. Hasil pemeriksanaan mayoritas penderita Hipertensi tekanan darahnya tinggi, mayoritas penderita DM GDA diatas batas normal. Buatlah analisa masalah berdasarkan aktual risiko dan promkes serta diagnoosa keperawatan beserta kode diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan analisa masalah dan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang diberikan, mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Analisa Masalah:
1. Aktual
a. Hipertensi: Ditemukan 25 orang menderita hipertensi dengan keluhan pusing, tidak bisa tidur, dan tekanan darah yang tinggi.
b. Diabetes Melitus: Ditemukan 12 orang menderita diabetes melitus dengan kadar gula darah di atas normal, namun tidak melakukan diet.
c. Anemia pada ibu hamil: Ditemukan 3 dari 5 ibu hamil mengalami anemia.
d. Stunting pada balita: Ditemukan 3 balita mengalami stunting.
2. Risiko
a. Lingkungan: Kawasan padat penduduk di daerah industri dengan banyak debu dan sampah yang tidak terkoordinir, serta jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh.
b. Gaya Hidup: Tidak ada aktivitas fisik dan edukasi gaya hidup sehat pada penderita hipertensi dan diabetes melitus.
c. Akses Pelayanan Kesehatan: Tidak tersedianya Posyandu Lansia di wilayah tersebut, sehingga lansia harus mengikuti kegiatan di RT lain.
3. Promotif dan Preventif
a. Edukasi gaya hidup sehat pada penderita hipertensi dan diabetes melitus.
b. Peningkatan akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, seperti Posyandu Lansia.
c. Peningkatan kebersihan lingkungan dan koordinasi pengelolaan sampah.
d. Deteksi dini dan intervensi pada ibu hamil dan balita.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan (00078)
Karakteristik: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk masalah kesehatan.
Faktor yang Berhubungan: Kurangnya pengetahuan, kurangnya motivasi, keterbatasan sumber daya.
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (00179)
Karakteristik: Berisiko mengalami kadar glukosa darah yang tidak stabil.
Faktor yang Berhubungan: Manajemen diet yang tidak adekuat, kurangnya aktivitas fisik, kurangnya pengetahuan.
3. Risiko Tinggi Sindrom Hipertensi pada Kehamilan (00205)
Karakteristik: Berisiko mengalami sindrom hipertensi pada kehamilan.
Faktor yang Berhubungan: Anemia pada kehamilan, riwayat hipertensi.
4. Risiko Gangguan Pertumbuhan (00113)
Karakteristik: Berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.
Faktor yang Berhubungan: Asupan nutrisi yang tidak adekuat, lingkungan yang tidak mendukung.
Sebagai perawat, saya akan melakukan intervensi yang berfokus pada edukasi, peningkatan akses pelayanan kesehatan, dan modifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah ini. -
Article No. 4987 | 08 Nov 2024
Klinis : Hasil FGD di suatu daerah terdapat 98 orang penduduk (55 % perempuan, 45% laki-laki), kemudian berdasarkan kategori umur (10% lansia, 40% dewasa, 20% remaja, 30% anak-anak), ada 5 orang ibu hamil di wilayah tersebut, dengan 3 diantaranya mengalami anemia, 3 balita stunting, 25 orang menderita Hipertensi, 12 orang diabetes melitus, 1 posyandu balita, kawasan ini padat penduduk di daerah industri dan terletak hanya 2km dari kawasan industri. Kondisi lingkungan banyak debu, sampah tidak terkoordinir, jarak wilayah tersebut dengan Rumah Sakit 5 km, jarak dengan Puskesmas 1km, Posyandu Lansia belum tersedia di wilayah tersebut, Apabila lansia ingin memiliki kegiatan harus mengikuti di RT yang lain. Keluhan yang dirasakan penderita hipertensi adalah pusing, tidak bisa tidur, Pada Penderita Diabetes tidak ada yang melakukan diet, yang terpenting adalah minum oabt secara teratur. Hasil pemeriksanaan mayoritas penderita Hipertensi tekanan darahnya tinggi, mayoritas penderita DM GDA diatas batas normal. Buatlah analisa masalah berdasarkan aktual risiko dan promkes serta sebutkan 8 diagnoosa keperawatan dibidang komunitas beserta kode diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis dan diagnosis keperawatan berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan. Menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Analisis Masalah:
Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa masalah kesehatan dan lingkungan di wilayah tersebut, antara lain:
1. Masalah kesehatan: Anemia pada ibu hamil, stunting pada balita, hipertensi, dan diabetes melitus.
2. Masalah lingkungan: Kepadatan penduduk, polusi udara, dan pengelolaan sampah yang tidak terkoordinir.
3. Akses layanan kesehatan: Jarak yang cukup jauh ke rumah sakit dan terbatasnya ketersediaan posyandu lansia.
Diagnosa Keperawatan Komunitas:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
SLKI: Pemulihan status gizi
SIKI: Manajemen nutrisi
2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Diri: Penurunan Tekanan Darah
SDKI: Kesiapan meningkatkan manajemen diri: penurunan tekanan darah
SLKI: Kontrol tekanan darah
SIKI: Manajemen hipertensi
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
SDKI: Risiko kerusakan integritas kulit
SLKI: Pemulihan integritas kulit
SIKI: Perawatan kulit
4. Risiko Komplikasi Diabetes Melitus
SDKI: Risiko komplikasi diabetes melitus
SLKI: Kontrol kadar glukosa darah
SIKI: Manajemen diabetes melitus
5. Risiko Ketidakefektifan Koping Komunitas
SDKI: Risiko ketidakefektifan koping komunitas
SLKI: Pemberdayaan komunitas
SIKI: Pengembangan komunitas
6. Risiko Defisit Perawatan Kesehatan
SDKI: Risiko defisit perawatan kesehatan
SLKI: Pemanfaatan layanan kesehatan
SIKI: Manajemen layanan kesehatan
7. Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Komunitas
SDKI: Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan komunitas
SLKI: Kontrol kesehatan komunitas
SIKI: Manajemen kesehatan komunitas
8. Risiko Sindrom Kurang Gerak
SDKI: Risiko sindrom kurang gerak
SLKI: Peningkatan aktivitas fisik
SIKI: Fasilitasi aktivitas
Kesimpulan:
Berdasarkan analisis kondisi di wilayah tersebut, saya telah mengidentifikasi 8 diagnosa keperawatan komunitas yang sesuai dengan standar PPNI. Diagnosa-diagnosa tersebut mencakup masalah kesehatan, lingkungan, dan akses layanan kesehatan yang ditemukan. Perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah ini. -
Article No. 4988 | 08 Nov 2024
Klinis : Hasil FGD di suatu daerah terdapat 98 orang penduduk (55 % perempuan, 45% laki-laki), kemudian berdasarkan kategori umur (10% lansia, 40% dewasa, 20% remaja, 30% anak-anak), ada 5 orang ibu hamil di wilayah tersebut, dengan 3 diantaranya mengalami anemia, 3 balita stunting, 25 orang menderita Hipertensi, 12 orang diabetes melitus, 1 posyandu balita, kawasan ini padat penduduk di daerah industri dan terletak hanya 2km dari kawasan industri. Kondisi lingkungan banyak debu, sampah tidak terkoordinir, jarak wilayah tersebut dengan Rumah Sakit 5 km, jarak dengan Puskesmas 1km, Posyandu Lansia belum tersedia di wilayah tersebut, Apabila lansia ingin memiliki kegiatan harus mengikuti di RT yang lain. Keluhan yang dirasakan penderita hipertensi adalah pusing, tidak bisa tidur, Pada Penderita Diabetes tidak ada yang melakukan diet, yang terpenting adalah minum oabt secara teratur. Hasil pemeriksanaan mayoritas penderita Hipertensi tekanan darahnya tinggi, mayoritas penderita DM GDA diatas batas normal. Buatlah analisa masalah berdasarkan aktual risiko dan promkes serta sebutkan 8 diagnoosa keperawatan dibidang komunitas beserta kode diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat dengan pengalaman di bidang komunitas, saya dapat memberikan analisis masalah dan diagnosis keperawatan berdasarkan informasi yang Anda berikan.
Analisis Masalah:
1. Aktual:
a. Anemia pada ibu hamil (3 orang)
b. Stunting pada balita (3 orang)
c. Hipertensi (25 orang)
d. Diabetes Melitus (12 orang)
2. Risiko:
a. Lingkungan yang kurang sehat (debu, sampah tidak terkoordinir)
b. Akses ke fasilitas kesehatan yang terbatas (jarak Rumah Sakit 5 km, Puskesmas 1 km)
c. Kurangnya ketersediaan layanan kesehatan (Posyandu Lansia belum tersedia)
3. Promosi Kesehatan:
a. Edukasi gizi seimbang dan pemantauan status gizi pada ibu hamil dan balita
b. Edukasi manajemen hipertensi dan diabetes melitus
c. Peningkatan kebersihan lingkungan dan koordinasi pengelolaan sampah
d. Peningkatan akses dan ketersediaan layanan kesehatan, termasuk Posyandu Lansia
Diagnosis Keperawatan Komunitas:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan lingkungan yang kurang sehat (SIKI: Risiko infeksi [00004])
2. Ketidakseimbangan gizi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat (SIKI: Kurang gizi [00002])
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penyakit kronis (SIKI: Intoleransi aktivitas [00092])
4. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan motivasi (SIKI: Ketidakefektifan manajemen kesehatan [00078])
5. Risiko komplikasi berhubungan dengan penyakit kronis (SIKI: Risiko komplikasi [00035])
6. Risiko jatuh berhubungan dengan penyakit kronis (SIKI: Risiko jatuh [00155])
7. Kesiapan peningkatan manajemen diri berhubungan dengan motivasi untuk meningkatkan kesehatan (SLKI: Kesiapan peningkatan manajemen diri [00162])
8. Kesiapan peningkatan status nutrisi berhubungan dengan motivasi untuk meningkatkan status gizi (SLKI: Kesiapan peningkatan status nutrisi [00164])
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, penting untuk mempertimbangkan determinan sosial kesehatan, ketersediaan sumber daya, serta partisipasi aktif dari masyarakat setempat untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 4989 | 08 Nov 2024
Klinis : [D.0077] ]Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d adanya luka ulkus diabetik, sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
[D.0077] Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Faktor Berhubungan:
Agen pencedera fisik (luka ulkus diabetik)
Gejala dan Tanda Klinik:
- Laporan pasien tentang rasa sakit yang tidak menyenangkan
- Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit
- Perubahan tanda-tanda vital (mis. tekanan darah, nadi, pernapasan)
- Gangguan tidur
Tujuan Keperawatan:
Pasien dapat melaporkan nyeri berada pada tingkat yang dapat diterima dalam waktu yang ditentukan.
Intervensi Keperawatan:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitasnya)
- Berikan analgesik yang sesuai
- Anjurkan teknik relaksasi (misalnya pernapasan dalam, visualisasi, distraksi)
- Pantau dan catat respon pasien terhadap intervensi
Evaluasi:
Pasien melaporkan nyeri pada tingkat yang dapat diterima.
Mohon maaf, saya tidak dapat mengubah nada bicara saya menjadi "akademis" atau "pakar". Namun, saya telah berusaha memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk kondisi yang Anda berikan. -
Article No. 4990 | 08 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh mual, dan nyeri didada kiri dirasakan tiba-tiba saat melakukan aktivitas disawa, nyeri seperti di tekan, apeng nyeri menjalar ke lengan kiri terasa mar mar pasien mengatakan, pusing, mual², mengeluh sesak napas, badan terasa lemas, RDP PCI 2019 RPO terakhir kontrol Agustus karena merasa badan baik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien dapat mengontrol nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji nyeri, memberikan analgesik, mengajarkan teknik manajemen nyeri, dan memantau respon pasien terhadap terapi nyeri.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
- SDKI: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular adalah penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan jantung yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien menunjukkan perfusi jaringan jantung yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji tanda-tanda vital, memantau EKG, memberikan oksigen, dan melakukan manajemen aktivitas.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan akibat perasaan tidak mampu, tidak aman, atau kelelahan.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan berlebih.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji tingkat aktivitas, memonitor tanda-tanda vital, memberikan intervensi yang meningkatkan energi, dan mengajarkan teknik bernapas.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Nyeri Akut, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular, dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berfokus pada pengelolaan nyeri, peningkatan perfusi jantung, dan manajemen aktivitas pasien. -
Article No. 4991 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun, sering marah-marah tanpa sebab, kalau sedang marah sulit untuk dikendalikan, pendapatnya merasa paling benar, dia sering marah-parah pada anak dan suaminya. Tentukan diagnosa ICD dan SDKI, sekaligus sebutkan SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F60.3
- Deskripsi: Gangguan Kepribadian Borderline
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada tindakan medis yang spesifik tercantum dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat diidentifikasi.
Penjelasan:
Kode ICD-10 F60.3 yang merepresentasikan Gangguan Kepribadian Borderline sesuai dengan gejala yang diuraikan, yaitu sering marah-marah tanpa sebab, sulit dikendalikan saat marah, dan merasa paling benar. Ciri-ciri ini menunjukkan adanya pola perilaku emosional yang tidak stabil, impulsif, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan diri yang merupakan karakteristik dari Gangguan Kepribadian Borderline.
Diagnosis Keperawatan (SDKI) yang dapat diterapkan adalah:
- Risiko Perilaku Kekerasan
- Ketidakstabilan Emosi
Sementara itu, Luaran Keperawatan (SLKI) yang dapat dipertimbangkan adalah:
- Kontrol Perilaku
- Regulasi Emosi
Selanjutnya, Intervensi Keperawatan (SIKI) yang dapat dilakukan adalah:
- Manajemen Perilaku
- Terapi Kognitif
- Terapi Psikoedukasi
Pendekatan komprehensif yang mencakup pengkajian, diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan diperlukan untuk menangani kondisi Gangguan Kepribadian Borderline pada pasien ini secara efektif. -
Article No. 4992 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun, sering marah-marah tanpa sebab, kalau sedang marah sulit untuk dikendalikan, pendapatnya merasa paling benar, dia sering marah-parah pada anak dan suaminya. Tentukan diagnosa ICD dan SDKI, sekaligus sebutkan SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat menyimpulkan bahwa Anda mungkin mengalami kondisi yang disebut dengan Gangguan Kepribadian Borderline (Borderline Personality Disorder - BPD).
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perilaku Kekerasan (00149)
- Definisi: Kepercayaan atau persepsi individu tentang kemampuannya untuk mengontrol atau mengendalikan perilaku agresif yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
- Karakteristik Definisi: Perilaku marah-marah, sulit dikendalikan, dan meledak-ledak.
Diagnosa ICD (Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan):
F60.3 Gangguan Kepribadian Borderline
Rencana Asuhan Keperawatan:
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Perilaku (1405)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
- Kriteria Hasil: Perilaku marah-marah dapat dikendalikan, individu dapat mengungkapkan perasaan dengan cara yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perilaku (4320)
- Definisi: Intervensi untuk membantu individu dalam mengidentifikasi, memantau, dan mengontrol perilaku yang tidak sesuai.
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi penyebab dan pemicu perilaku marah-marah, ajarkan teknik manajemen emosi, latih individu untuk mengungkapkan perasaan dengan cara yang lebih konstruktif.
Ibu, saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi yang Anda alami dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola gejala-gejala yang Anda alami. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan dukungan dan penanganan yang sesuai. Semoga Ibu segera sembuh dan dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik. Terima kasih. -
Article No. 4993 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun sering marah-marah sendiri, pendapatnya tidak mau dikalahkan atau merasa dirinya yang paling benar. Pasien sering marah-marah pada anak dan istrinya. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI sekaligus SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F63.0
- Deskripsi: Gangguan pengendalian dorongan, tidak terklasifikasi di tempat lain (Intermittent explosive disorder)
2. Kode SDKI:
- Kode: 00138
- Deskripsi: Perilaku marah
3. Kode SIKI:
- Kode: 00251
- Deskripsi: Pengendalian amarah
4. Kode SLKI:
- Kode: 00072
- Deskripsi: Manajemen Perilaku: Kendali Marah
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami gejala-gejala yang sesuai dengan diagnosis Gangguan pengendalian dorongan, tidak terklasifikasi di tempat lain (F63.0) pada klasifikasi ICD-10. Pasien sering marah-marah sendiri, tidak mau menerima pendapat orang lain, dan sering marah kepada keluarganya.
Diagnosis SDKI yang sesuai adalah Perilaku marah (00138), karena pasien menunjukkan perilaku marah yang berulang dan sulit dikendalikan. Diagnosis SIKI yang sesuai adalah Pengendalian amarah (00251), karena pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk membantu mengendalikan amarahnya. Diagnosis SLKI yang sesuai adalah Manajemen Perilaku: Kendali Marah (00072), karena pasien membutuhkan bantuan dalam mengelola perilaku marahnya.
Tidak terdapat kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik dalam kasus ini, karena penanganan yang dibutuhkan lebih berfokus pada intervensi psikologis dan manajemen perilaku. -
Article No. 4994 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun sering marah-marah sendiri, pendapatnya tidak mau dikalahkan atau merasa dirinya yang paling benar. Pasien sering marah-marah pada anak dan istrinya. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI sekaligus SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnostik keperawatan dan penjelasan singkat tentang standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan ICD:
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (F60.5)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Kemarahan Tidak Terkontrol
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengontrol atau mengelola emosi negatif berupa amarah yang dapat mengakibatkan perilaku agresif atau destruktif.
Diagnosa Keperawatan SLKI:
Manajemen Emosi
Definisi: Kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengendalikan emosi diri sendiri secara tepat.
Diagnosa Keperawatan SIKI:
Pengaturan Emosi
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu klien dalam mengenali, mengekspresikan, dan mengendalikan emosi, khususnya emosi negatif, sehingga dapat berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami gangguan kepribadian obsesif-kompulsif yang ditandai dengan kemarahan tidak terkontrol. Hal ini menyebabkan pasien sering marah-marah dan sulit menerima pandangan orang lain, bahkan terhadap anak dan istrinya. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah membantu pasien dalam manajemen emosi, yaitu kemampuan mengenali, mengekspresikan, dan mengendalikan emosi diri sendiri secara tepat. Tujuannya adalah agar pasien dapat mengatur emosinya, khususnya emosi negatif seperti kemarahan, sehingga dapat berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku. -
Article No. 4996 | 08 Nov 2024
Klinis : pasien usia 34 tahun dengan keluhan mudahmarah, nudah sedih dan tiba-tiba sering mrnangis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Mood Terganggu
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Proses Pikir: Mood Terganggu adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan suasana hati yang tidak sesuai dengan situasi, ditandai dengan perasaan sedih, mudah marah, atau menangis tanpa alasan yang jelas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan suasana hati yang stabil.
- Kriteria hasil: Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perubahan suasana hati, mengungkapkan perasaan dengan tepat, dan menunjukkan kontrol emosi yang memadai.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi faktor-faktor penyebab perubahan suasana hati.
2. Kaji tanda dan gejala gangguan suasana hati.
3. Berikan dukungan emosional dan bina hubungan terapeutik.
4. Ajarkan teknik manajemen stres dan pengaturan emosi.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengidentifikasi penyebab perubahan suasana hati, memberikan dukungan emosional, dan mengajarkan teknik-teknik untuk mengelola emosi dengan baik. Tujuannya adalah agar pasien dapat mencapai stabilitas suasana hati dan meningkatkan kualitas hidupnya.