Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5212 | 10 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien, laki-laki Tn L, 54 tahun, pekerjaan buruh, dirawat di bangsal Paru dengan keluhan utama sesak napas, batuk berdarah, seluruh tubuh lemas dan berkeringat dingin pada malam hari. Riwayat keluhan pasien mengatakan 4 hari yang lalu merasakan seluruh badan lemas, sesak napas dan batuk berlendir susah dikeluarkan, keringat di malam hari. Selama di rumah pasien minum obat yang dibeli di kios. Nama obat pasien lupa. Satu hari yang lalu pasien merasa sangat sesak nafas, batuk dan badan lemas. Oleh keluarga diantar ke rumah sakit. Riwayat kesehatan dahulu, pasien mengatakan baru pertama kali masuk rumah sakit, pasien pernah mendapatkan obat Tb dari puskesmas. Riwayat kesehatan keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasien. Pasien tinggal serumah bersama istri dan 3 orang anak, 1 anak sudah kuliah, 1 anak SMA dan 1 anak SD. Sebelum sakit pasien mengatakan makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk. Biasanya 1 porsi habis, minum menghabiskan kurang lebih 8 gelas per hari diselingi teh hangat di pagi hari dan kopi di sore hari. Selama di rawat di RS makan 3x sehari dengan porsi habis sedikit. Pasien mengatakan malas makan, hanya menghabiskan ¼ porsi porsi makanan yang disediakan oleh rumah sakit diet TKTP. TB: 168 cm, Berat badan (BB) sebelum sakit 68 kg, saat sakit berat badan (BB) 52,2 kg, LILA: 27 cm, IMT: 18,7. Sebelum sakit klien mengatakan kurang mementingkan kesehatan. Pasien mengira sakit ini hanya batuk biasa, tidak parah. Bila pasien sakit hanya minum minuman herbal dan jarang minum obat. Sekarang sejak sakit pasien menyadari pentingnya kesehatan. Terkait pengetahuan tentang penyakit saat ini pasien menyadari sakit TB paru ini harus melakukan pengobatan secara intensif. Pasien menjaga kesehatan dengan rutin minum obat dan tidak pernah putus obat. Pasien mengatakan bahwa telah mendapatkan penjelasan tentang TBC dari dokter ataupun perawat. Ketika ditanya Apakah yang bapak ketahui tentang TBC? Pasien menjawab “yang saya ketahui tentang TBC adalah penyakit menular lewat percikan ludah waktu berbicara, batuk, bersin. Saya memakai masker saat dekat dengan anak, istri atau saudara. Pasien mengatakan dirinya sedang menderita penyakit yang sangat berat, pasien tidak pernah terpikirkan akan menderita penyakit TBC, pasien merasa cemas dengan penyakitnya saat ini. Pola tidur dan istirahat sebelum sakit normal 7-9 jam, saat sakit tidur malam hanya 3-4 jam saja karena batuk dan sesak nafas. Sebelum sakit pasien mengatakan bekerja sebagai teknisi di pabrik, pasien tidak pernah berolahraga. Pasien dapat memenuhi kebutuhan ADL, seperti mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berjalan, makan, minum dilakukan secara mandiri. Selama dirawat pasien mengatakan sulit bergerak bebas karena tangan kanan terpasang infus. Makan dan minum dilakukan secara mandiri, sedangkan mandi dan berpakaian di bantu istri. Pasien mengatakan sebelum dirawat biasanya BAB 1x dalam sehari dengan konsistensi lunak berwarna kuning. Selama di rawat pasien mengatakan sudah 5 hari tidak BAB, pengeluaran feses lama dan sulit. Teraba masa pada colon. Pasien mengatakan sebelum dirawat frekuensi BAK kurang lebih 6 – 8 kali dalam sehari dengan warna urine kekuningan. Selama di rawat frekuensi dan warna BAK tidak berubah dari sebelum di rawat. Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan fisik adalah keadaan umum pasien tampak lemah, pasien tampak sesak napas, napas cepat dan dangkal, batuk tetapi hanya sedikit lendir yang keluar, kesadaran composmentis dengan GCS: E4V5M6. TTV: TD 90/60 mmHg, S 36C, N 97x/menit, RR: 26 x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb: 11,2 g/Dl Jumlah Eritrosit: 4,77 10^6/uL Ht: 34,0% MCV: 71,3 fL MCH: 23,5 pg Jumlah Lekosit: 9,53 10^3/ul Eosinofil: 6,4% Basofil: 0,6% Neutrofil: 92 % Limfosit: 20,0% Monosit: 7,7% Jumlah Eosinofil 1,0 10^3/ul GDS: 147 g/dl BUN: 13,0 md/dl Creatinin: 0,82 mg/dl (normal : 0,7 – 1,3 mg/dl) Natrium darah: 131 mEq/l Kalium 3,4 mEq/L Hasil pemeriksaan BTA Bakteriologi TB yaitu: +3 ( S,P) (normal : -/-/-) Hasil tes cepat Xpert MTB : hasil probe A,B,C,D,E positif ( normal : negative). Therapi Cairan infus: IVFD Aminoflud 1000 cc/24 jam Ceftriaxon 2x2 gr drip Nacl 100cc 30 tetes permenit Aspar K 3 x 1 moxifloxacin 1 x 40 mg Nebulizer combiven + pulmicor/ 8 jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas
3. Kekurangan volume cairan
4. Konstipasi
5. Kecemasan
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif:
SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI: Peningkatan kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pemeliharaan jalan napas yang terbuka dengan cara membersihkan sekresi atau obstruksi.
2. Intoleransi aktivitas:
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
SLKI: Peningkatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
3. Kekurangan volume cairan:
SDKI: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI: Peningkatan keseimbangan cairan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan keseimbangan cairan.
4. Konstipasi:
SDKI: Penurunan frekuensi pengeluaran feses, yang menyebabkan pengumpulan feses.
SLKI: Peningkatan pengeluaran feses.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan pengeluaran feses.
5. Kecemasan:
SDKI: Respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang dirasakan, baik nyata maupun dibayangkan.
SLKI: Peningkatan kemampuan untuk mengatasi kecemasan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam mengatasi kecemasan.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan ini menggambarkan masalah kesehatan yang dialami oleh pasien Tn. L, yang terkait dengan kondisi pernapasan, aktivitas, keseimbangan cairan, eliminasi, dan aspek psikologis. Intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI dapat dilakukan untuk membantu pasien dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 5213 | 10 Nov 2024
Klinis : Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka, adanya eksudat, dan gangguan sirkulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Risiko Infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka, adanya eksudat, dan gangguan sirkulasi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah keadaan rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan Risiko Infeksi antara lain adanya luka terbuka, eksudat, dan gangguan sirkulasi yang dapat menurunkan sistem imun dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Infeksi adalah pasien dapat mengenali tanda dan gejala infeksi, dapat menjaga kebersihan luka, dan dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mencegah infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Infeksi antara lain:
1. Manajemen Luka: Melakukan perawatan luka secara aseptik, menggunakan teknik steril, memantau tanda-tanda infeksi, dan mengatur lingkungan yang bersih.
2. Manajemen Infeksi: Memantau tanda-tanda infeksi, memberikan edukasi terkait pencegahan infeksi, dan melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
3. Peningkatan Imunitas: Memantau status imun pasien, memberikan nutrisi yang adekuat, dan memfasilitasi istirahat yang cukup.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar PPNI terkait Risiko Infeksi. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 5214 | 10 Nov 2024
Klinis : Gangguan Integritas Kulit / Jaringan berhubungan dengan Neuropati Perifer dan Gangguan Sirkulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu Gangguan Integritas Kulit/Jaringan berhubungan dengan Neuropati Perifer dan Gangguan Sirkulasi, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit / Jaringan
Penjelasan:
Gangguan Integritas Kulit / Jaringan adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit dan jaringan yang dapat disebabkan oleh faktor internal (misalnya neuropati perifer) dan eksternal (misalnya gangguan sirkulasi). Kondisi ini dapat berdampak pada fungsi protektif, sensitif, dan termoregulasi kulit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit atau jaringan yang dapat berdampak pada fungsi protektif, sensitif, dan termoregulasi.
Karakteristik Definisi: Perubahan warna, tekstur, dan integritas kulit/jaringan; Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri; Nyeri; Perubahan suhu kulit; Pembentukan luka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Integritas Kulit / Jaringan Membaik, Nyeri Berkurang, Kemampuan Perawatan Diri Meningkat, Sirkulasi Membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Perawatan Luka, Manajemen Nyeri, Peningkatan Sirkulasi, Peningkatan Perawatan Diri.
Secara umum, penanganan keperawatan untuk kondisi ini ditujukan untuk memperbaiki integritas kulit/jaringan, mengurangi nyeri, meningkatkan kemampuan perawatan diri, dan memperbaiki sirkulasi, yang dapat dilakukan melalui kombinasi intervensi keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 5215 | 10 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Rontgen thoraks, meliputi minimal 4 proyeksi
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif. Ini sesuai dengan kondisi pasien yang menunjukkan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya lesi di paru, yang mengarah pada diagnosis awal tuberkulosis paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 untuk rontgen thoraks digunakan karena pemeriksaan rontgen dada dilakukan untuk mendeteksi adanya lesi di paru, yang merupakan salah satu prosedur diagnostik yang relevan dengan kasus ini. -
Article No. 5216 | 10 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret pernapasan, ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, ditandai dengan kehilangan berat badan.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan demam.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Faktor Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, penyakit pernapasan.
- Karakteristik Definisi: Batuk tidak efektif, suara napas tidak normal, sesak napas.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh:
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Berhubungan: Anoreksia, gangguan pencernaan.
- Karakteristik Definisi: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.
3. Hipertermia:
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Faktor Berhubungan: Proses infeksi.
- Karakteristik Definisi: Suhu tubuh meningkat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dapat digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas. -
Article No. 5120 | 09 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita mengeluh sakit perut sudah 3 hari, tidak mau makan dan tidak mau minum. Nafasnya sesak, dan sering muntah. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan SLKI, SIKI dan kodenya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan ICD:
1. Mual (R11.2)
2. Gangguan pola makan (R63.0)
3. Gangguan ventilasi (R06.0)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di dalam lambung yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
2. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
3. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Kelebihan atau ketidakseimbangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida di tingkat alveolar-kapiler.
SLKI:
1. Manajemen Mual (10020)
2. Manajemen Nutrisi (10025)
3. Manajemen Ventilasi (10029)
SIKI:
1. Intervensi: Manajemen Mual (I0020)
Tujuan: Pasien dapat melaporkan penurunan atau hilangnya sensasi mual.
2. Intervensi: Manajemen Nutrisi (I0025)
Tujuan: Pasien dapat mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
3. Intervensi: Manajemen Ventilasi (I0029)
Tujuan: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
Penjelasan singkat:
Pasien ini menunjukkan gejala mual, gangguan pola makan, dan gangguan ventilasi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah mual, gangguan nutrisi, dan gangguan pertukaran gas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual, manajemen nutrisi, dan manajemen ventilasi. Tujuan dari intervensi tersebut adalah untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi mual, mempertahankan intake nutrisi yang adekuat, dan mempertahankan pola napas yang efektif. -
Article No. 5121 | 09 Nov 2024
Klinis : demam batuk pilek sesak kaki bengkak td 110/70
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu demam, batuk, pilek, sesak nafas, dan pembengkakan kaki dengan tekanan darah 110/70 mmHg, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi saluran pernapasan atas, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen, tidak lain atau tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J06.9 (Infeksi saluran pernapasan atas, tidak spesifik) dipilih karena gejala-gejala yang dialami, seperti demam, batuk, pilek, dan sesak nafas, menunjukkan adanya infeksi pada saluran pernapasan atas, namun tidak dapat diidentifikasi secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 99.04 (Pemberian oksigen, tidak lain atau tidak diklasifikasikan di tempat lain) kemungkinan akan digunakan untuk tindakan pemberian oksigen, yang diperlukan untuk mengatasi gejala sesak nafas yang dialami pasien.
Selain itu, pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg menunjukkan kondisi normal atau hypotension, yang mungkin perlu dipertimbangkan dalam diagnosis dan penatalaksanaan pasien. -
Article No. 5122 | 09 Nov 2024
Klinis : demam batuk pilek sesak kaki bengkak td 110/70
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasannya singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif
2. Perfusi perifer tidak efektif
Penjelasan singkat:
1. Pola napas tidak efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Penyebab: Faktor fisiologis, seperti adanya demam, batuk, dan sesak napas.
- Gejala: Peningkatan frekuensi pernapasan, irama napas tidak teratur, dan perasaan sesak.
2. Perfusi perifer tidak efektif
- Definisi: Aliran darah ke perifer yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
- Penyebab: Faktor fisiologis, seperti adanya edema pada kaki.
- Gejala: Ekstremitas teraba dingin, pucat, dan bengkak.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi diagnosis keperawatan yang jelas dan terstruktur.
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi diagnosis.
- Tanda dan gejala yang khas untuk masing-masing diagnosis.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Kriteria evaluasi untuk menilai keberhasilan intervensi.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang spesifik untuk mengatasi masalah.
- Aktivitas keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 5123 | 09 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keterangan kasus yang diberikan, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Tindakan aspirasi perkutaneus jarum halus (FNAB) paru, untuk diagnosis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) dipilih karena pasien datang dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, yang merupakan gejala-gejala tuberkulosis paru. Selain itu, hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru, yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Tindakan aspirasi perkutaneus jarum halus (FNAB) paru, untuk diagnosis) dapat digunakan jika dokter melakukan prosedur FNAB paru untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis. Prosedur ini sering dilakukan untuk mengambil sampel jaringan paru untuk diperiksa secara mikroskopis dan bakteriologis.
Catatan: Kode ICD-9-CM prosedur hanya akan digunakan jika tindakan medis tersebut dilakukan pada pasien. Jika tidak ada tindakan medis yang dilakukan, maka tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang perlu dicantumkan. -
Article No. 5124 | 09 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami hambatan dalam pembersihan sekret atau obstruksi jalan napas.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan memulihkan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pengeluaran sekret dari jalan napas dan mempertahankan permeabilitas jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan fisik dan/atau psikologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kapasitasnya.
3. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Kondisi di mana asupan cairan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan memulihkan keseimbangan cairan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau dan memenuhi kebutuhan cairan individu.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut, serta melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan tercapainya hasil yang optimal.