Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5175 | 10 Nov 2024
Klinis : Fraktur costae selain nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fraktur costae
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dari intervensi keperawatan pada nyeri akut adalah untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, meningkatkan kemampuan klien dalam mengatasi nyeri, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi modalitas, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Persona: Sebagai pakar keperawatan, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut terkait fraktur costae. Saya akan memberikan informasi yang jelas dan terperinci agar Anda dapat memahami kondisi klien dan langkah-langkah penanganannya dengan baik. -
Article No. 5176 | 10 Nov 2024
Klinis : defisit pengetahuan mengenai akseptor kb, tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut dan tidak memiliki pengetahuan tentang kb defisit pengetahuan mengenai pemeriksaan antenatal, tidak memeriksa pemantauan tumbuh kembang secara teratur, tidak pernah melakukan senam hamil dan breast care
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan 1:
Defisit Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Terkait kondisi: Defisit pengetahuan mengenai akseptor KB, tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut dan tidak memiliki pengetahuan tentang KB.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Defisit Pengetahuan
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Pengetahuan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Edukasi Kesehatan
Diagnosa Keperawatan 2:
Defisit Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Terkait kondisi: Defisit pengetahuan mengenai pemeriksaan antenatal, tidak memeriksa pemantauan tumbuh kembang secara teratur, tidak pernah melakukan senam hamil dan breast care.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Defisit Pengetahuan
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Pengetahuan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Edukasi Kesehatan
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya melihat bahwa pasien membutuhkan edukasi dan peningkatan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi, baik mengenai KB maupun perawatan kehamilan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan secara komprehensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman pasien. -
Article No. 5177 | 10 Nov 2024
Klinis : defisit pengetahuan mengenai akseptor kb, tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut dan tidak memiliki pengetahuan tentang kb defisit pengetahuan mengenai pemeriksaan antenatal, tidak memeriksa pemantauan tumbuh kembang secara teratur, tidak pernah melakukan senam hamil dan breast care
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.3
- Deskripsi: Konseling dan pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan keluarga dan kontrasepsi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.32
- Deskripsi: Konseling keluarga dan pemeriksaan kontrasepsi
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami defisit pengetahuan mengenai akseptor KB dan tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut serta tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang KB. Untuk kondisi ini, kode ICD-10 yang sesuai adalah Z71.3, yang menggambarkan konseling dan pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan keluarga dan kontrasepsi.
Selain itu, pasien juga mengalami defisit pengetahuan mengenai pemeriksaan antenatal, tidak memeriksa pemantauan tumbuh kembang secara teratur, dan tidak pernah melakukan senam hamil serta breast care. Untuk kondisi ini, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik, karena yang diperlukan adalah konseling dan edukasi kepada pasien untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait perawatan antenatal.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan, jika ada, kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Hal ini penting untuk dokumentasi medis, penagihan asuransi, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 5178 | 10 Nov 2024
Klinis : pasien terdapat kelenjar tiroid, sesak napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien dengan kelenjar tiroid dan sesak napas, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Pertukaran Gas
b. Risiko Aspirasi
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Gangguan Pertukaran Gas:
- Definisi: Ketidakefektifan pertukaran gas di alveoli dan pembuluh darah.
- Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi napas, penggunaan otot tambahan untuk bernapas, dan perubahan warna kulit.
b. Risiko Aspirasi:
- Definisi: Rentan terhadap masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran napas.
- Faktor Risiko: Perubahan fungsi menelan, refleks batuk tidak efektif, dan penurunan kesadaran.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Gangguan Pertukaran Gas:
- Luaran: Ventilasi Adekuat
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada penggunaan otot tambahan untuk bernapas, dan warna kulit normal.
b. Risiko Aspirasi:
- Luaran: Tidak Terjadi Aspirasi
- Kriteria Hasil: Tidak ada masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran napas.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Gangguan Pertukaran Gas:
- Intervensi: Pemantauan Fungsi Pernafasan, Terapi Oksigen, dan Manajemen Jalan Napas.
b. Risiko Aspirasi:
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Nutrisi, dan Manajemen Risiko.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dan mendalam mengenai diagnosa keperawatan, penilaian SDKI, luaran SLKI, dan intervensi SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien dengan kelenjar tiroid dan sesak napas. -
Article No. 5179 | 10 Nov 2024
Klinis : pasien terdapat kelenjar tiroid, sesak napas, pernapasan 25x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu adanya kelenjar tiroid, sesak napas, dan frekuensi pernapasan 25x/menit, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memfasilitasi pola pernapasan yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigen.
Penyebab: Gangguan neuromuskular, obstruksi saluran napas, perubahan mekanik dinding dada.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
- Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang normal.
- Pasien menunjukkan rasa nyaman saat bernapas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Kaji fungsi pernapasan, meliputi frekuensi, kedalaman, dan pola pernapasan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan medis sesuai kondisi pasien.
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan pasien.
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan yang efektif.
- Monitor tanda-tanda vital pasien secara berkala.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan kelenjar tiroid dan sesak napas dengan frekuensi pernapasan 25x/menit menunjukkan adanya ketidakefektifan pola napas. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan neuromuskular, obstruksi saluran napas, atau perubahan mekanik dinding dada. Tujuan keperawatan adalah pasien menunjukkan pola napas yang efektif, tanda-tanda vital normal, dan rasa nyaman saat bernapas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji fungsi pernapasan, berkolaborasi dengan tim medis, memberikan oksigenasi, menganjurkan latihan pernapasan, dan memonitor tanda-tanda vital pasien. -
Article No. 5180 | 10 Nov 2024
Klinis : pasien dengan kelenjar tiroid mengeluh sesak napas, pernapasan 25x/menit, jika diagnosisnya pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan kelenjar tiroid yang mengeluh sesak napas, dengan frekuensi pernapasan 25x/menit, dan diagnosis keperawatannya adalah Pola Napas Tidak Efektif.
Diagnosis Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan.
- Faktor Berhubungan: Gangguan neuromuskular, gangguan struktural, gangguan kardiovaskular.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat menunjukkan pola napas efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi pernapasan normal, irama pernapasan teratur, kedalaman pernapasan adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Jalan Napas: Mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
b. Manajemen Oksigenasi: Memastikan oksigenasi adekuat.
c. Manajemen Ventilasi: Mempertahankan ventilasi yang efektif.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi terkait pola napas yang efektif.
Kesimpulannya, pada pasien dengan kelenjar tiroid yang mengeluh sesak napas, dengan frekuensi pernapasan 25x/menit, diagnosis keperawatannya adalah Pola Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, oksigenasi, ventilasi, dan edukasi kesehatan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 5181 | 10 Nov 2024
Klinis : pasien dengan kelenjar tiroid mengeluh sesak napas, pernapasan 25x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas membaik
2. Frekuensi napas dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda kesulitan bernapas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kaji pola, kedalaman, dan usaha napas
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Latih teknik pernapasan yang efektif
4. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis jika diperlukan
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu pasien dengan kelenjar tiroid mengeluh sesak napas dengan frekuensi pernapasan 25x/menit, maka Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi napas yang melebihi batas normal.
Tujuan utama dari penanganan ini adalah untuk memulihkan pola napas yang efektif sehingga ventilasi paru-paru menjadi adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengkaji pola dan usaha napas, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, melatih teknik pernapasan yang efektif, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis jika diperlukan. -
Article No. 5182 | 10 Nov 2024
Klinis : manajemen hemodialisis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi manajemen hemodialisis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan otot.
Penjelasan: Pasien yang menjalani hemodialisis sering mengalami penurunan kekuatan dan ketahanan otot akibat perubahan metabolisme tubuh dan efek samping terapi.
2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan motivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan.
Penjelasan: Pasien hemodialisis perlu memiliki kesiapan dan motivasi untuk terlibat aktif dalam manajemen kesehatan, termasuk kepatuhan terhadap regimen terapi.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif hemodialisis.
Penjelasan: Pasien hemodialisis berisiko tinggi terhadap infeksi akibat tindakan pemasangan akses vaskular dan proses dialisis yang invasif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas: Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
2. Manajemen Kesehatan: Pasien mampu mengelola kondisi kesehatan dengan baik.
3. Bebas Infeksi: Pasien terbebas dari tanda dan gejala infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas: Intervensi untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan kemampuan aktivitas.
2. Edukasi Manajemen Kesehatan: Intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dalam mengelola kondisi kesehatan.
3. Pencegahan Infeksi: Intervensi untuk meminimalkan risiko infeksi pada pasien hemodialisis.
Sebagai seorang perawat, saya akan memastikan bahwa pasien hemodialisis mendapatkan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan mempertimbangkan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar praktik profesional. -
Article No. 5183 | 10 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan: Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
3. Hipertermia
Penjelasan: Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan pemberian bronkodilator.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi pengkajian status nutrisi, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, dan edukasi tentang kebutuhan nutrisi.
3. Hipertermia:
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi manajemen suhu tubuh, pemberian antipiretik, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keamanan pelayanan yang diberikan. -
Article No. 5184 | 10 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 42 tahun, datang dengan keluhan lemas, mudah lelah, telihat pucat, perdarahan di gusi, dan mudah memar selama 2 bulan terakhir. Pasien mengalami perdarahan dari gusi saat menggosok gigi dan epistaksis beberapa kali dalam sebulan. Beberapa minggu terakhir, terdapat petechiae di kaki kiri dan ecchymosis di lengan kanan tanpa mengalami trauma. Sesak napas ringan saat beraktivitas. Saat dilakukan transfusi selama 3 menit pertama, pasien mengeluh gatal, sesak dan kemerahan di wajah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya dapat memberikan beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dengan kondisi pasien tersebut berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berikut adalah penjelasan singkatnya:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan Aktual
Berhubungan dengan gangguan sistem pembekuan darah yang ditandai dengan perdarahan gusi, epistaksis, petechiae, dan ecchymosis.
2. Intoleransi Aktivitas
Berhubungan dengan penurunan energi dan kemampuan fisik akibat kondisi anemia.
3. Reaksi Transfusi Akut
Berhubungan dengan reaksi alergi terhadap transfusi darah yang ditandai dengan gatal, sesak napas, dan kemerahan di wajah.
Rencana Keperawatan SLKI:
1. Monitoring Tanda Vital
Untuk mengidentifikasi perubahan kondisi pasien selama perawatan.
2. Manajemen Aktivitas
Untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
3. Manajemen Pemberian Darah/Komponen Darah
Untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi yang merugikan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pemantauan Perdarahan
Untuk mengidentifikasi dan mencegah perdarahan yang mungkin terjadi.
2. Manajemen Kelelahan
Untuk meningkatkan energi dan kemampuan fisik pasien.
3. Manajemen Reaksi Transfusi
Untuk mencegah dan menangani reaksi transfusi yang terjadi.
Dengan penerapan diagnosa, rencana, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi kondisi yang dialaminya.