Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5165 | 10 Nov 2024
Klinis : Seorang remaja umur 21 tahun, sering bergumam, sering menggigit jari, kalau marah emosinya tidak terkendalikan, kalau meminta sesuatu harus dituruti, sifat seperti anak-anak, sulit berkomunikasi selayaknya orang normal. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI berserta kodenya, dan beritahukan obat-obatan yang harus diberikan kepada pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan ICD:
- F84.5 Gangguan Spektrum Autisme
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Komunikasi Verbal Terganggu (10021)
- Koping Tidak Efektif (10013)
- Perilaku Kekerasan (10033)
Penjelasan singkat:
1. Komunikasi Verbal Terganggu (10021):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menyampaikan atau menerima pesan verbal dengan efektif.
- Karakteristik: Sering bergumam, sulit berkomunikasi seperti orang normal.
2. Koping Tidak Efektif (10013):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan adaptasi psikologis dan/atau perilaku yang sesuai terhadap faktor-faktor stres.
- Karakteristik: Emosi tidak terkendali saat marah, sifat seperti anak-anak.
3. Perilaku Kekerasan (10033):
- Definisi: Perilaku yang bertujuan melukai orang lain secara fisik.
- Karakteristik: Sering menggigit jari, harus dituruti saat meminta sesuatu.
SLKI:
- Komunikasi: Komunikasi Efektif (20001)
- Koping: Koping Efektif (20009)
- Perilaku: Perilaku Adaptif (20027)
SIKI:
- Komunikasi: Terapi Komunikasi (3205)
- Koping: Terapi Perilaku Kognitif (3201)
- Perilaku: Pembatasan Lingkungan (3225)
Obat-obatan yang mungkin diberikan:
- Antipsikotik (misal Risperidone, Olanzapine)
- Antidepressan (misal Fluoxetine, Sertraline)
- Antikonvulsan (misal Valproate, Lamotrigine)
Dengan penanganan yang tepat melalui intervensi keperawatan dan pemberian obat-obatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan perbaikan dalam hal komunikasi, koping, dan perilaku. -
Article No. 5166 | 10 Nov 2024
Klinis : Ibu Siti (62 tahun) telah didiagnosis Kanker Paru - paru Stadium IV dengan metastasis ke hati dan tulang dua bulan yang lalu setelah mengeluhkan sesak napas dan penurunan berat badan yang drastis. Meskipun telah menjalani beberapa sesi kemoterapi, kondisi Ibu Siti tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan. Dalam beberapa minggu terakhir, Ibu Siti mengalami mual yang terus - menerus terutama setelah makan yang semakin memperburuk kualitas hidupnya. Selain itu, Ibu Siti juga kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan serta kelelahan dan kesulitan tidur. Kondisi tersebut membuat Ibu Siti depresi dan mengalami kecemasan yang berlebih. Keluarga Ibu Siti kebingungan mengatasi keluhan - keluhan dari Ibu Siti karena ini merupakan kali pertama anggota keluarga mereka mengalami penyakit yang cukup serius serta butuh pengobatan yang intensif dan lebih lanjut. Selain itu, keluarga Ibu Siti juga memiliki keterbatasan finansial karena suami dari Ibu Siti juga sudah masuk ke usia lanjut dan harus segera pensiun dari pekerjaannya sehingga hal ini menjadi beban bagi keluarga karena kebingungan untuk keberlanjutan terapi serta pengobatan Ibu Siti.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang dialami Ibu Siti.
Diagnosa Keperawatan:
1. Anoreksia berhubungan dengan mual dan nyeri
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kecemasan dan depresi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dan nyeri
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Anoreksia: Ketidakmampuan untuk makan atau mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
3. Gangguan pola tidur: Perubahan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Anoreksia: Kemampuan untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
3. Gangguan pola tidur: Perbaikan dalam jumlah dan kualitas tidur yang tidak mengganggu fungsi sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Anoreksia: Manajemen anoreksia, peningkatan nutrisi, dan dukungan psikologis.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan: Manajemen stres, konseling, dan edukasi kesehatan.
3. Gangguan pola tidur: Manajemen nyeri, relaksasi, dan intervensi lingkungan.
Dalam kondisi Ibu Siti, keluarga perlu mendapatkan dukungan dan edukasi untuk memahami penyakit yang dialami, mengelola gejala, dan memaksimalkan kualitas hidup Ibu Siti. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga dukungan finansial dan sosial untuk memastikan keberlanjutan pengobatan dan perawatan Ibu Siti. -
Article No. 5167 | 10 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Tingkat kenyamanan fisik yang dapat diterima.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Monitoring Tanda-Tanda Vital, Terapi Analgesik.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
- SDKI: Pengurangan aliran darah oksigen ke sel-sel jantung yang mengancam kesehatan.
- SLKI: Tingkat perfusi jaringan jantung yang optimal.
- SIKI: Manajemen Kardiovaskular, Terapi Oksigen, Monitoring Hemodinamik.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi, Terapi Cairan dan Elektrolit.
4. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik.
- SLKI: Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Terapi Latihan, Edukasi Aktivitas.
Penjelasan singkat:
Pasien wanita usia 60 tahun dengan gejala nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin menunjukkan tanda-tanda infark miokard akut. Riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Diagnosa keperawatan yang sesuai meliputi Nyeri Akut, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular, Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, manajemen kardiovaskular, manajemen nutrisi, dan manajemen aktivitas. -
Article No. 5168 | 10 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri kepala dan demam 1 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut
b. Risiko Infeksi
2. Penjelasan Singkat:
a. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1979).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri dan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nyeri, Observasi Tanda-Tanda Vital, Pemberian Analgetik.
b. Risiko Infeksi
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Infeksi, Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi, Edukasi Pencegahan Infeksi.
Berdasarkan kondisi pasien, yaitu wanita usia 60 tahun dengan keluhan nyeri kepala dan demam, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Risiko Infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, observasi tanda-tanda vital, pemberian analgetik, manajemen infeksi, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan edukasi pencegahan infeksi. -
Article No. 5169 | 10 Nov 2024
Klinis : Bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, atas kondisi "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" dengan menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah penjelasan singkatnya:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi (SDKI):
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor Berhubungan (SDKI):
- Hipersekresi sekresi saluran napas
- Ketidakmampuan batuk efektif
- Letargi
- Penyakit neuromuskular
Gejala dan Tanda Klinik (SDKI):
- Sianosis
- Dispnea
- Pola napas tidak efektif
- Suara napas tambahan (ronki, wheezing, stridor)
- Batuk tidak efektif
Tujuan Keperawatan (SLKI):
- Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka
- Pasien dapat mengeluarkan sekret saluran napas dengan efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen jalan napas
- Fisioterapi dada
- Perawatan trakeostomi
- Suction saluran napas
- Posisi semi-fowler
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga jalan napas menjadi tidak terbuka. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti hipersekresi, ketidakmampuan batuk efektif, letargi, atau penyakit neuromuskular. Tujuan keperawatan adalah agar pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan mengeluarkan sekret saluran napas dengan efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen jalan napas, fisioterapi dada, perawatan trakeostomi, suction saluran napas, dan pengaturan posisi semi-fowler. -
Article No. 5170 | 10 Nov 2024
Klinis : Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Penurunan kapasitas adaptif intrakranial, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko perubahan otak (Intracranial Adaptive Capacity Decreased)
Definisi:
Risiko mengalami perubahan pada fungsi otak sebagai akibat dari peningkatan tekanan intrakranial.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko terjadinya perubahan pada struktur dan/atau fungsi otak sebagai akibat dari peningkatan tekanan intrakranial.
- Karakteristik Definisi: Penurunan kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap perubahan tekanan intrakranial.
- Faktor Risiko: Cedera kepala, tumor otak, perdarahan intrakranial, hidrosefalus, edema serebral.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Intrakranial Adaptive Capacity (Kapasitas Adaptif Intrakranial)
- Definisi: Kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap perubahan tekanan intrakranial.
- Indikator: Pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan neurologis, pengkajian TIK, penggunaan alat bantu.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tanda Vital, Manajemen Intrakranial, Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial.
- Tujuan: Mempertahankan kapasitas adaptif intrakranial, mencegah peningkatan tekanan intrakranial, dan mencegah terjadinya perubahan otak.
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan dan intervensi, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 5171 | 10 Nov 2024
Klinis : Penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyediakan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan kesadaran.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Kesadaran
Definisi:
Penurunan kesadaran adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan respon terhadap lingkungan dan ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas.
Faktor Terkait:
- Gangguan neurologis
- Trauma kepala
- Penyakit sistemik (misalnya, infeksi, diabetes, ensefalopati)
- Efek samping obat
Gejala dan Tanda:
- Penurunan respon terhadap rangsangan eksternal
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan pola napas
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan refleks
- Perubahan status mental
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat kesadaran membaik
- Hemodinamik stabil
- Tidak terjadi komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pengaturan posisi
- Pemberian oksigen
- Manajemen nutrisi dan cairan
- Stimulasi kognitif dan sensorik
- Konseling dan dukungan emosional bagi keluarga
Dengan diagnosis keperawatan "Penurunan Kesadaran" dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi tersebut dan langkah-langkah keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 5172 | 10 Nov 2024
Klinis : pasien mengalami perdarahan operasi 1600 ml, TD 60/32 mmhg, Nadi 143 kali permenit, EKG Sinus Takhikardi, akral dingin pucat, produksi drain 100 ml per jam,produksi urine 0,3 ml perkgBB per jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan operasi yang berlebihan
Penjelasan singkat:
Hipovolemia adalah kondisi di mana terjadi penurunan volume cairan dalam tubuh yang signifikan. Dalam kasus ini, pasien mengalami perdarahan operasi yang banyak sehingga menyebabkan hipovolemia.
SDKI:
Kode: 00027
Judul: Hipovolemia
Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular yang mengancam fungsi sirkulasi dan perfusi jaringan.
SLKI:
Kode: 10024
Judul: Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Kemampuan pemberian oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan perifer.
SIKI:
Kode: 00001
Judul: Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Tindakan mengukur, mengobservasi, dan mencatat parameter-parameter fisiologis yang merefleksikan fungsi tubuh.
Kode: 00002
Judul: Manajemen Perdarahan
Definisi: Tindakan mencegah dan mengendalikan perdarahan.
Kode: 00003
Judul: Resusitasi Cairan
Definisi: Tindakan untuk mengembalikan volume cairan tubuh yang hilang. -
Article No. 5173 | 10 Nov 2024
Klinis : Fraktur costae
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, berikut adalah informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "Fraktur Costae":
1. Kode ICD-10:
- Kode: S22.3
- Deskripsi: Fraktur rib (tulang rusuk)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.01
- Deskripsi: Tindakan pembedahan terbuka untuk fraktur rib, dengan fiksasi internal
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 S22.3 (Fraktur rib) digunakan untuk mengkodekan kondisi medis di mana terjadi patahan atau keretakan pada satu atau lebih tulang rusuk. Hal ini biasanya terjadi akibat trauma, seperti kecelakaan atau cedera dada.
2. Jika diperlukan tindakan medis untuk mengelola fraktur rib, kode ICD-9-CM 79.01 (Tindakan pembedahan terbuka untuk fraktur rib, dengan fiksasi internal) dapat digunakan. Prosedur ini melibatkan pembedahan terbuka untuk memperbaiki fraktur rib dan menstabilkannya menggunakan alat fiksasi internal, seperti plat atau sekrup.
Pengkodean yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, membantu dalam proses perawatan pasien, serta memfasilitasi penagihan dan reimbursasi yang sesuai. -
Article No. 5174 | 10 Nov 2024
Klinis : Fraktur costae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi fraktur costae.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kriteria hasil yang diharapkan dalam penanganan nyeri akut antara lain:
1. Klien melaporkan nyeri berkurang
2. Klien dapat mengenali faktor penyebab dan memiliki strategi penanganan nyeri
3. Klien menunjukkan perilaku kooperatif selama intervensi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pada kasus fraktur costae antara lain:
1. Manajemen nyeri: Pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi
2. Observasi tanda-tanda vital dan respon nyeri
3. Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen nyeri
Sebagai perawat profesional, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan komprehensif yang bertujuan mengurangi nyeri, meningkatkan fungsi, dan mempercepat pemulihan klien dengan fraktur costae.