Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5297 | 11 Nov 2024
Klinis : sesak napas nadi 108x/ menit td 61/33
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas membaik
2. Frekuensi napas normal
3. Irama napas teratur
4. Penggunaan otot bantu napas menurun
5. Oksigenasi meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kaji tanda-tanda vital (termasuk frekuensi napas)
2. Pantau oksigenasi (saturasi oksigen)
3. Posisikan klien senyaman mungkin (posisi semifowler)
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
6. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau diuretik jika perlu
Persona: Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap klien, mengidentifikasi masalah keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat berdasarkan Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk membantu klien memulihkan pola napas yang efektif dan meningkatkan oksigenasi. -
Article No. 5298 | 11 Nov 2024
Klinis : resiko terhadap cidera b.d aktivitas kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi resiko terhadap cidera b.d aktivitas kejang.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Cidera b.d aktivitas kejang
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan untuk mengalami luka fisik akibat terjadinya kontraksi otot yang tidak terkendali (kejang).
- Faktor yang berhubungan: Aktivitas yang dapat memicu kejang, seperti kurang tidur, stres, kelelahan, perubahan hormon, dan obat-obatan tertentu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien bebas dari cidera, tidak terjadi komplikasi, dan dapat beraktivitas dengan aman.
- Indikator: Tidak terjadi cidera selama kejang, tanda-tanda vital stabil, dan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Observasi: Pantau tanda-tanda vital, pola tidur, dan faktor pemicu kejang.
b. Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga tentang pencegahan dan penanganan saat terjadi kejang.
c. Manajemen lingkungan: Ciptakan lingkungan yang aman untuk mencegah cidera saat kejang.
d. Kolaborasi: Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi obat dan penanganan komprehensif.
Kesimpulan, Diagnosa Keperawatan "Resiko Cidera b.d aktivitas kejang" membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mencegah terjadinya cidera dan memastikan klien dapat beraktivitas dengan aman. -
Article No. 5299 | 11 Nov 2024
Klinis : defisit volume cairan b.d kondisi demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan kondisi demam:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat kondisi demam.
Penjelasan berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Volume Cairan didefinisikan sebagai pengurangan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler yang dapat mengganggu kesehatan. Tanda dan gejala yang dapat muncul antara lain: mulut kering, turgor kulit menurun, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, dan output urin menurun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan defisit volume cairan adalah pemulihan volume cairan yang adekuat. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini antara lain: tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, turgor kulit baik, dan gangguan fungsi organ berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor tanda-tanda vital, catat intake dan output cairan, berikan cairan intravena/oral sesuai kebutuhan, pantau laboratorium terkait elektrolit, dan edukasi pada pasien/keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan kondisi demam berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 5155 | 10 Nov 2024
Klinis : a. Risiko penurunan curah jantung d.d Tn. A mengeluh sesak napas, batuk dan mengatakan badan terasa sakit. Tn. A terlihat napas berat, tampak lelah, terlihat pucat, TD : 164/101 mmHg dan BB : 48 Kg. b. Gangguan pola tidur b.d Kurang kontrol tidur d.d Tn. A mengeluh sulit tidur, pola tidur berubah, sering terbangun dan susah tidur lagi, dan mengatakan tidak nyenyak tidur serta tidur hanya 4 – 5 jam. c. Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d Tn. A mengatakan belum mengetahui tentang penyakitnya, merokok sehari 1 bungkus, memiliki kebiasaan minum kopi sehari 3 kali, suka makan ikan asin dan tampak bingung serta bertanya – tanya tentang penyakitnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: a. Risiko penurunan curah jantung
Diagnosa Keperawatan (SDKI): Risiko penurunan curah jantung
Penjelasan:
Risiko penurunan curah jantung adalah kondisi dimana individu berisiko mengalami penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung setiap kontraksi, yang dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti sesak napas, batuk, dan rasa sakit pada tubuh.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Curah jantung, Perfusi jaringan perifer, Tekanan darah
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Manajemen gagal jantung, Pemantauan hemodinamik, Manajemen aktivitas.
b. Gangguan pola tidur
Diagnosa Keperawatan (SDKI): Gangguan pola tidur
Penjelasan:
Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana individu mengalami kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang adekuat. Gejala yang muncul antara lain sulit tidur, pola tidur berubah, sering terbangun, dan tidur tidak nyenyak.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Kualitas tidur, Durasi tidur
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Manajemen tidur, Terapi relaksasi, Edukasi pola tidur.
c. Defisit pengetahuan
Diagnosa Keperawatan (SDKI): Defisit pengetahuan
Penjelasan:
Defisit pengetahuan adalah kondisi dimana individu memiliki informasi yang kurang atau tidak akurat tentang suatu masalah kesehatan. Gejala yang muncul antara lain pasien belum mengetahui tentang penyakitnya, memiliki kebiasaan tidak sehat, serta tampak bingung dan bertanya-tanya tentang penyakitnya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Pengetahuan tentang penyakit, Perilaku kesehatan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Edukasi kesehatan, Konseling, Fasilitasi pengambilan keputusan. -
Article No. 5156 | 10 Nov 2024
Klinis : diagnosa keperawatan anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan kegiatan rutin yang diharapkan sesuai dengan usia dan peran sosial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang diharapkan berdasarkan usia dan peran.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan perkembangan, keterbatasan fisik, keterbatasan kognitif, keterbatasan psikososial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang Diharapkan: Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.
- Kriteria Hasil: Anak menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas, anak dapat beradaptasi dengan lingkungan, anak menunjukkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Latihan aktivitas sehari-hari, modifikasi lingkungan, peningkatan kemampuan, pemberian dukungan, bimbingan orang tua.
- Komponen Intervensi: Identifikasi kemampuan anak, menetapkan tujuan yang realistis, melatih aktivitas sehari-hari secara bertahap, melibatkan keluarga dalam proses pelatihan, memantau kemajuan anak.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan keluarga dan tim multidisipliner untuk membantu anak berkebutuhan khusus mencapai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Melalui intervensi yang komprehensif, kami akan membantu anak mencapai potensi optimal dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 5157 | 10 Nov 2024
Klinis : daftar diagnosa keperawatan anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut saya sajikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi anak berkebutuhan khusus:
Diagnosa Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus:
1. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis akibat faktor intrinsik dan/atau ekstrinsik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengatasi kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit anak berkebutuhan khusus.
2. Resiko Jatuh
- SDKI: Peningkatan kemungkinan terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko jatuh pada anak berkebutuhan khusus.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu anak berkebutuhan khusus mencegah atau mengurangi risiko jatuh.
3. Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas perawatan diri.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi anak berkebutuhan khusus dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
4. Kecemasan
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi kecemasan yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu mengurangi kecemasan pada anak berkebutuhan khusus.
5. Gangguan Komunikasi
- SDKI: Keterbatasan dalam mengirim dan/atau menerima pesan verbal, nonverbal, atau tulisan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi komunikasi anak berkebutuhan khusus.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam berkomunikasi.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan acuan yang digunakan oleh perawat di Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu bagi anak berkebutuhan khusus. Diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dengan standar tersebut dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan anak dan merencanakan serta melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat. -
Article No. 5158 | 10 Nov 2024
Klinis : diagnosa anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi anak berkebutuhan khusus.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Aktivitas Fisik
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
Penyebab: Gangguan neuromuskuler, perkembangan fisik yang terganggu, kurangnya motivasi, dan lingkungan yang tidak mendukung.
2. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Persepsi tentang penampilan dan fungsi tubuh yang terganggu.
Penyebab: Kondisi medis yang mempengaruhi penampilan atau fungsi tubuh, pengalaman negatif, dan stigma masyarakat.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan, ketrampilan, dan motivasi untuk merawat diri sendiri, serta dukungan sosial yang tidak memadai.
Penjelasan Singkat:
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk memandu praktik keperawatan di Indonesia. Standar ini membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan, hasil yang diharapkan, dan intervensi yang tepat bagi pasien.
Diagnosa keperawatan di atas menggambarkan masalah kesehatan yang umum dialami oleh anak berkebutuhan khusus. Perawat dapat menggunakan standar ini untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien. -
Article No. 5159 | 10 Nov 2024
Klinis : diagnosa anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Tumbuh Kembang Anak
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi anak berkebutuhan khusus dapat didiagnosis sebagai Gangguan Proses Tumbuh Kembang Anak.
Gangguan Proses Tumbuh Kembang Anak adalah keadaan di mana anak tidak mencapai tahapan perkembangan fisik, psikososial, kognitif, dan/atau emosional sesuai dengan usia dan potensinya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan fisik, neurologis, mental, atau sosial.
Pada anak berkebutuhan khusus, proses tumbuh kembang dapat terganggu akibat adanya kondisi medis, neurologis, atau fisik yang mempengaruhi perkembangan mereka. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang tepat sangat diperlukan untuk membantu anak mencapai potensi tumbuh kembangnya secara optimal.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Stimulasi perkembangan
2. Perawatan dan pemantauan kesehatan
3. Edukasi dan dukungan bagi keluarga
4. Kolaborasi dengan tim interdisipliner
5. Pengembangan program intervensi yang komprehensif dan terintegrasi
Dengan penerapan intervensi yang tepat, anak berkebutuhan khusus dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. -
Article No. 5160 | 10 Nov 2024
Klinis : diagnosa anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi anak berkebutuhan khusus.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Tumbuh Kembang
Definisi: Perubahan dalam laju atau pola perkembangan fisik, kognitif, psikososial, dan/atau spiritual yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan yang diharapkan.
2. Risiko Gangguan Proses Keluarga
Definisi: Rentan mengalami perubahan dalam dinamika interaksi, peran, dan hubungan antara anggota keluarga yang dapat menghambat fungsi keluarga.
3. Risiko Ketidakberdayaan
Definisi: Rentan mengalami pengalaman atau perasaan tidak mampu mempengaruhi atau mengontrol situasi yang penting bagi individu.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Standar ini menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan yang akurat dan komprehensif. Dalam kasus anak berkebutuhan khusus, diagnosa yang sesuai antara lain Gangguan Tumbuh Kembang, Risiko Gangguan Proses Keluarga, dan Risiko Ketidakberdayaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar ini menyediakan outcome atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk anak berkebutuhan khusus, luaran yang diharapkan antara lain Tumbuh Kembang Anak, Fungsi Keluarga, dan Pemberdayaan Individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar ini menyediakan berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai outcome yang diharapkan. Beberapa intervensi yang sesuai untuk anak berkebutuhan khusus antara lain Pemantauan Tumbuh Kembang, Peningkatan Fungsi Keluarga, dan Pemberdayaan Individu.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terukur, dan berpusat pada pasien, sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan bagi anak berkebutuhan khusus. -
Article No. 5161 | 10 Nov 2024
Klinis : diagnosa anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anak berkebutuhan khusus.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kesiapan Peningkatan Kemampuan Kognitif
Definisi: Kemampuan untuk belajar dan menyelesaikan masalah yang dapat ditingkatkan.
Faktor Terkait: Keterlambatan perkembangan kognitif, keterbatasan fisik, lingkungan yang kurang mendukung.
Karakteristik Mayor: Kemampuan belajar dan memecahkan masalah yang belum optimal.
2. Kesiapan Peningkatan Kemampuan Motorik
Definisi: Kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang dapat ditingkatkan.
Faktor Terkait: Keterlambatan perkembangan motorik, keterbatasan fisik, lingkungan yang kurang mendukung.
Karakteristik Mayor: Kemampuan melakukan gerakan tubuh yang belum optimal.
3. Kesiapan Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Definisi: Kemampuan untuk bertukar informasi secara efektif yang dapat ditingkatkan.
Faktor Terkait: Keterbatasan komunikasi, lingkungan yang kurang mendukung, keterampilan komunikasi yang belum optimal.
Karakteristik Mayor: Kemampuan berkomunikasi yang belum optimal.
Penjelasan Singkat:
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan panduan bagi perawat dalam praktik keperawatan. Standar ini membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan, mencapai luaran keperawatan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat.
Dalam kasus anak berkebutuhan khusus, diagnosa keperawatan yang muncul berfokus pada kesiapan peningkatan kemampuan kognitif, motorik, dan komunikasi. Hal ini dikarenakan anak berkebutuhan khusus seringkali mengalami keterlambatan atau keterbatasan dalam perkembangan tersebut, sehingga perawat perlu memfasilitasi peningkatan kemampuan anak melalui intervensi yang sesuai.
Perawat berperan penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada anak, dengan melibatkan keluarga dan lingkungan untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.