Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7163 | 27 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri kepala dan luka yg ada di wajah, pusing Apa diagnosa keperawatannya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (luka di wajah) ditandai dengan keluhan nyeri kepala dan pusing.
Penjelasan:
a. SDKI: Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
b. SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat mengenali dan mengatasi nyeri, serta dapat beradaptasi terhadap nyeri.
c. SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, pemberian analgesik, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Dengan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi keluhan nyeri kepala, pusing, dan luka di wajah secara efektif. -
Article No. 7164 | 27 Nov 2024
Klinis : Gangguan Pola Tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pola tidur.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pola tidur adalah "Gangguan Pola Tidur". Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi. Indikator diagnostik dari diagnosa ini antara lain: sulit memulai tidur, sering terbangun di malam hari, sulit kembali tidur, dan tidur yang tidak restoratif.
Luaran/Output SLKI:
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan pola tidur adalah:
1. Pola Tidur Membaik
Indikator dari luaran ini adalah pasien dapat memulai tidur dalam waktu 30 menit, tidur tanpa sering terbangun, dan merasa tidur yang diperoleh cukup restoratif.
2. Manajemen Masalah Tidur
Indikator dari luaran ini adalah pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidurnya, dan mampu menerapkan strategi manajemen masalah tidur yang efektif.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran di atas adalah:
1. Asesmen Tidur
Melakukan pengkajian komprehensif mengenai pola tidur pasien, faktor-faktor yang memengaruhi, dan dampak yang ditimbulkan.
2. Manajemen Lingkungan
Mengatur lingkungan tidur pasien agar mendukung kualitas tidur, seperti mengatur pencahayaan, suhu, dan kebisingan.
3. Terapi Relaksasi
Mengajarkan teknik relaksasi kepada pasien, seperti meditasi, pernafasan dalam, atau imajinasi terpimpin, untuk memfasilitasi proses tidur.
4. Edukasi Manajemen Tidur
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai strategi manajemen masalah tidur, seperti menjaga pola tidur-bangun yang konsisten, menghindari konsumsi kafein dan alkohol, dan melakukan aktivitas fisik yang teratur.
5. Evaluasi Pola Tidur
Memantau dan mengevaluasi perkembangan pola tidur pasien secara berkala untuk menilai keefektifan intervensi yang diberikan.
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Pola Tidur" menggambarkan kondisi pasien yang mengalami perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menimbulkan ketidaknyamanan dan disfungsi. Indikator diagnostik mencakup sulit memulai tidur, sering terbangun di malam hari, sulit kembali tidur, dan tidur yang tidak restoratif.
Luaran/output SLKI "Pola Tidur Membaik" dan "Manajemen Masalah Tidur" menggambarkan hasil yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan. Pola Tidur Membaik ditandai dengan pasien dapat memulai tidur dalam waktu 30 menit, tidur tanpa sering terbangun, dan merasa tidur yang diperoleh cukup restoratif. Manajemen Masalah Tidur ditandai dengan pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidurnya dan mampu menerapkan strategi manajemen masalah tidur yang efektif.
Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan meliputi Asesmen Tidur untuk mengkaji pola tidur pasien secara komprehensif, Manajemen Lingkungan untuk mengatur kondisi lingkungan tidur, Terapi Relaksasi untuk memfasilitasi proses tidur, Edukasi Manajemen Tidur untuk memberikan edukasi strategi manajemen masalah tidur, dan Evaluasi Pola Tidur untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan pola tidur pasien.
Semoga penjelasan ini memberikan pemahaman yang lengkap mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pola tidur. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lebih lanjut. -
Article No. 7165 | 27 Nov 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan pasien sdki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut. Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin, dengan nada akademis dan menggunakan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah **Risiko Jatuh**. Diagnosa ini didasarkan pada adanya risiko pasien mengalami jatuh akibat kondisi fisik atau lingkungan yang dapat menyebabkan cedera. Risiko Jatuh didefinisikan sebagai "Rentan untuk mengalami penurunan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang aman selama melakukan pergerakan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, yang dapat menyebabkan terjatuh." Diagnosa ini penting untuk diidentifikasi dan ditangani dengan segera untuk mencegah terjadinya cedera.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah **Kemampuan Mobilitas Fisik Meningkat**. Luaran ini didefinisikan sebagai "Tingkat kemampuan individu untuk bergerak secara mandiri di lingkungan." Luaran ini menggambarkan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik dan pergerakan, yang dapat mengurangi risiko jatuh.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. **Identifikasi Risiko Jatuh**: Melakukan asesmen komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko jatuh pada pasien, seperti riwayat jatuh, kondisi medis, penggunaan obat-obatan, dan lingkungan sekitar.
2. **Pencegahan Jatuh**: Melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya jatuh, seperti menyediakan alat bantu mobilitas yang sesuai, mengatur lingkungan yang aman (menghilangkan potensi bahaya), dan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh.
3. **Peningkatan Mobilitas**: Merencanakan dan melaksanakan program latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien, seperti latihan keseimbangan, penguatan otot, dan latihan gerak fungsional, untuk meningkatkan kemampuan mobilitas pasien.
4. **Dukungan Psikososial**: Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi dalam melakukan aktivitas fisik dan mobilitas.
5. **Kolaborasi Interprofesional**: Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti fisioterapis, okupasi terapis, dan ahli gizi, untuk mengoptimalkan intervensi dan mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat mencapai luaran Kemampuan Mobilitas Fisik Meningkat, sehingga dapat mengurangi risiko jatuh pada pasien. -
Article No. 7166 | 27 Nov 2024
Klinis : Keluhan utama: Demam terus-menerus, sakit kepala terasa berat, nyeri otot, nyeri pada ulu hati, dan mual. Onset gejala: Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital: suhu tubuh 38,1°C. (frekuensi napas, denyut nadi, tekanan darah tidak disebutkan pada kasus) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Darah Rutin White Blood Cell 2.57 x 10³/µL menunjukkan leukopenia (di bawah normal, WBC normal 3,8 - 10,6 x 10³/µL) Trombosit 24.5 x 10³/µL menunjukkan trombositopenia berat Limfosit 17.6% menunjukkan limfositopenia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi klinis yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Imunitas (Leukopenia dan Limfositopenia)
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00004
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengkompromikan kesehatan.
- Faktor Berhubungan: Penurunan sistem kekebalan tubuh.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00004
- Luaran: Bebas Infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00004
- Intervensi Utama:
1. Identifikasi faktor risiko infeksi
2. Pantau tanda dan gejala infeksi
3. Berikan perawatan yang dapat menurunkan risiko infeksi
4. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik, jika diperlukan
Kondisi klinis yang Anda deskripsikan, yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri ulu hati, dan mual, disertai dengan pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan leukopenia, trombositopenia berat, dan limfositopenia, mengarah pada adanya risiko infeksi yang perlu dikelola secara komprehensif. -
Article No. 7167 | 27 Nov 2024
Klinis : Keluhan utama: Demam terus-menerus, sakit kepala terasa berat, nyeri otot, nyeri pada ulu hati, dan mual. Onset gejala: Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital: suhu tubuh 38,1°C. (frekuensi napas, denyut nadi, tekanan darah tidak disebutkan pada kasus) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Darah Rutin White Blood Cell 2.57 x 10³/µL menunjukkan leukopenia (di bawah normal, WBC normal 3,8 - 10,6 x 10³/µL) Trombosit 24.5 x 10³/µL menunjukkan trombositopenia berat Limfosit 17.6% menunjukkan limfositopenia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan pemeriksaan yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A91
- Deskripsi: Demam berdarah dengue [dengue haemorrhagic fever]
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala-gejala umum yang sering ditemukan pada infeksi virus dengue, seperti demam terus-menerus, sakit kepala, nyeri otot, dan mual.
- Pemeriksaan darah menunjukkan leukopenia, trombositopenia berat, dan limfositopenia, yang merupakan tanda-tanda khas infeksi virus dengue.
- Onset gejala yang dimulai 5 hari sebelum masuk rumah sakit juga sesuai dengan periode inkubasi virus dengue.
Tidak terdapat kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang dilakukan pada kasus ini, karena tidak disebutkan adanya tindakan medis khusus yang dilakukan. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah supportif care, seperti pemberian cairan, antipiretik, dan pemantauan tanda vital serta status laboratorium. -
Article No. 7059 | 26 Nov 2024
Klinis : Ernita
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar nurse, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ernita:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah rentan mengalami masuknya dan berkembangbiaknya mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi infeksi, ditemukan tanda-tanda infeksi minimal, dan tidak ada komplikasi infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi observasi tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta melakukan prosedur aseptik saat melakukan tindakan keperawatan. -
Article No. 7060 | 26 Nov 2024
Klinis : Ernita
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Ernita dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Otot
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Prosedur Invasif
3. Kelelahan Berhubungan dengan Penyakit Kronis
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Otot
- SDKI: Kemampuan individu untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara mandiri terbatas.
- SLKI: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri terbatas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pergerakan fisik individu secara mandiri.
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Prosedur Invasif
- SDKI: Kerentanan individu terhadap masuknya organisme patogen yang dapat menimbulkan penyakit.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
3. Kelelahan Berhubungan dengan Penyakit Kronis
- SDKI: Pengalaman subjektif individu terhadap kurangnya energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mempertahankan dan meningkatkan energi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan energi individu.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) digunakan secara terintegrasi untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 7061 | 26 Nov 2024
Klinis : Ernita
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ernita, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Diri
- Definisi: Pola hidup yang dapat ditingkatkan untuk mencapai kesehatan yang optimal.
- Faktor yang Berhubungan: Motivasi klien untuk melakukan perubahan gaya hidup.
- Batasan Karakteristik: Klien mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan manajemen diri, klien mengidentifikasi area dalam kehidupan yang dapat ditingkatkan.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Prosedur invasif, sistem kekebalan tubuh yang terganggu.
- Batasan Karakteristik: Klien dengan prosedur invasif, klien dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu.
3. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- Faktor yang Berhubungan: Stres, perubahan lingkungan, gangguan psikologis.
- Batasan Karakteristik: Klien melaporkan kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, klien melaporkan pola tidur yang tidak restoratif.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara komprehensif dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang sistematis, terukur, dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 7062 | 26 Nov 2024
Klinis : TD : 153/68 N : 73 memiliki riwayat asam urat dan hipertensi sulit berjalan karena kakinya terasa sakit kaki pasien tampak bengkak sering sakit kepala pada siang hari pasien mudah lupa dan sulit mengingat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronik berhubungan dengan peningkatan asam urat dan hipertensi yang ditandai dengan kaki terasa sakit dan sulit berjalan.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan pembengkakan kaki dan nyeri yang menyebabkan kesulitan berjalan.
3. Gangguan Memori berhubungan dengan faktor usia dan penyakit yang menyebabkan pasien mudah lupa dan sulit mengingat.
4. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan penyakit kronis (asam urat dan hipertensi) yang sulit dikendalikan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronik Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang hingga tingkat yang dapat ditoleransi (skor nyeri 3-5) dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien dapat berjalan dengan bantuan alat bantu dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah.
3. Memori Membaik: Pasien dapat mengingat informasi penting terkait perawatan diri dan penyakitnya.
4. Manajemen Kesehatan Efektif: Pasien dapat mengendalikan penyakit kronis (asam urat dan hipertensi) dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi faktor-faktor yang memperberat nyeri (misalnya aktivitas, stres, cuaca)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan nyeri (analgesik, terapi fisik)
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, relaksasi)
- Anjurkan istirahat cukup dan aktivitas fisik yang sesuai kondisi
2. Manajemen Mobilitas:
- Evaluasi kemampuan fisik pasien dan identifikasi hambatan mobilitas
- Fasilitasi penggunaan alat bantu untuk berjalan (walker, tongkat)
- Berikan latihan fisik yang bertahap untuk meningkatkan kekuatan dan keseimbangan
- Ajarkan teknik transfer dan ambulasi yang aman
3. Peningkatan Memori:
- Evaluasi fungsi kognitif pasien dan identifikasi penyebab gangguan memori
- Berikan stimulasi kognitif melalui aktivitas yang melatih daya ingat (permainan, membaca)
- Ajarkan teknik mnemonic dan pengorganisasian informasi untuk memudahkan ingatan
- Libatkan keluarga dalam mendukung peningkatan memori pasien
4. Manajemen Kesehatan:
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan penyakit kronis (asam urat, hipertensi)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, pengobatan, dan gaya hidup sehat
- Bantu pasien menetapkan tujuan perawatan dan rencana manajemen penyakit
- Pantau tanda-tanda vital, hasil laboratorium, dan kepatuhan pengobatan secara berkala
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berorientasi pada luaran yang diharapkan, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan dapat mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 7063 | 26 Nov 2024
Klinis : sesak napas, batuk berdahak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menangani kondisi sesak napas dan batuk berdahak, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemberian oksigen terapi, tidak lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J45.9 (Asma, tidak dispesifikasi) dapat digunakan untuk mendiagnosis kondisi sesak napas dan batuk berdahak, karena gejala-gejala tersebut dapat merupakan manifestasi dari asma. Asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan sesak napas, batuk, dan pembentukan dahak.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 (Pemberian oksigen terapi, tidak lain) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan dalam penanganan kondisi sesak napas. Pemberian oksigen terapi dapat membantu meningkatkan suplai oksigen ke jaringan tubuh dan membantu mengatasi sesak napas yang dialami pasien.
Perlu dicatat bahwa diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang akurat.