Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5245 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien dengan nyeri post operasi dengan skalinyeri 3 dari 10 nilai, lokasipada daerah operasi ras seperti diiris iris,pasien tampak meringis tekanan darah 145/84 mmhg nadi 88 x /menit / pasien sudah mendapatkan analgetik ketoprofen 2 x 1 ampul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
1. Definisi (SDKI):
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
2. Kriteria Diagnostik (SDKI):
- Keluhan nyeri
- Lokasi nyeri
- Karakteristik nyeri (seperti tertusuk, terbakar, berdenyut, dll.)
- Durasi nyeri
- Frekuensi nyeri
- Skala nyeri
3. Faktor yang Berhubungan (SDKI):
- Agens cidera (seperti pembedahan)
- Ketidakmampuan mengatasi
- Kecemasan
4. Luaran Keperawatan (SLKI):
- Kontrol Nyeri
- Kenyamanan
5. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nyeri
- Pemberian Analgetik
- Teknik Relaksasi
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, pasien mengalami nyeri akut pada area post operasi dengan skala nyeri 3/10. Pasien sudah diberikan analgetik ketoprofen. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgetik sesuai resep, serta teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri. -
Article No. 5246 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien lemah , perdarahan pervagina sudah 2 hari, pucat, lemes tensi 70/50/nadi 130x/mnt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
2. Perdarahan
3. Penurunan Perfusi Jaringan
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- SDKI: Keadaan dimana terjadi perubahan dari nilai normal pada tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah).
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mempertahankan, dan menstabilkan tanda-tanda vital pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk memantau, mengendalikan, dan menstabilkan tanda-tanda vital pasien.
2. Perdarahan
- SDKI: Keadaan dimana terjadi kehilangan darah yang berlebihan dari membran mukosa atau kulit.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk menghentikan, mengurangi, dan mencegah perdarahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk menghentikan, mengurangi, dan mencegah perdarahan.
3. Penurunan Perfusi Jaringan
- SDKI: Keadaan dimana terjadi penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
Dalam konteks ini, perawat perlu segera melakukan intervensi keperawatan untuk menstabilkan kondisi pasien, menghentikan perdarahan, dan meningkatkan perfusi jaringan. Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan infus, penghentian perdarahan, dan pemberian oksigen mungkin merupakan intervensi awal yang diperlukan. -
Article No. 5247 | 11 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Asssalamu'alaikum. Saya adalah perawat yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien pria usia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan adanya lesi di paru pada hasil rontgen. Diagnosis awal yang ditetapkan adalah tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan dan obstruksi jalan napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Berhubungan dengan peningkatan kerja pernapasan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Berhubungan dengan anoreksia.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Pola Napas Efektif
3. Status Nutrisi Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Ventilasi
3. Manajemen Nutrisi
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 5248 | 11 Nov 2024
Klinis : defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi adalah keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang menyebabkan penurunan berat badan atau pertumbuhan yang tidak adekuat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan defisit nutrisi adalah:
a. Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan berat badan sesuai usia.
b. Pasien dapat mencapai status gizi yang optimal.
c. Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi defisit nutrisi meliputi:
a. Identifikasi faktor penyebab defisit nutrisi.
b. Pemantauan asupan dan output nutrisi.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
d. Pemberian edukasi terkait kebutuhan nutrisi yang sesuai.
e. Pemberian dukungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.
Dalam penerapan standar SDKI-SLKI-SIKI, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien, faktor-faktor yang memengaruhi, serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 5249 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan di bahu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang berlaku di Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan benjolan di bahu:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Risiko perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
- Penjelasan: Benjolan di bahu dapat menyebabkan gangguan pada integritas kulit, seperti perubahan warna, tekstur, atau bahkan luka.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penjelasan: Benjolan di bahu dapat menyebabkan nyeri akut yang dirasakan oleh pasien.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh faktor muskuloskeletal, neurologis, atau faktor lainnya.
- Penjelasan: Benjolan di bahu dapat mengganggu mobilitas dan pergerakan pada area tersebut.
Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Tetap Utuh
2. Kontrol Nyeri
3. Mobilitas Fisik: Tidak Terbatas
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Tujuan: Mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi.
- Intervensi: Membersihkan, merawat, dan membalut luka.
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien.
- Intervensi: Pemberian analgetik, terapi modalitas, dan teknik nonfarmakologis.
3. Terapi Aktivitas
- Tujuan: Mempertahankan dan meningkatkan mobilitas fisik pasien.
- Intervensi: Latihan rentang gerak, latihan kekuatan, dan pelatihan aktivitas sehari-hari.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan, dan menggunakan pendekatan berpusat pada pasien. -
Article No. 5250 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kriteria diagnostik yang digunakan untuk mengidentifikasi nyeri akut meliputi:
1. Keluhan pasien tentang rasa nyeri
2. Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa nyeri
3. Perubahan tanda-tanda vital
4. Perubahan perilaku yang menunjukkan rasa nyeri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah:
1. Pasien mampu mengontrol nyeri
2. Pasien dapat beristirahat/tidur dengan nyaman
3. Pasien menunjukkan penurunan tingkat nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi:
1. Manajemen nyeri
2. Terapi komplementer (seperti kompres hangat/dingin, masase)
3. Edukasi pasien dan keluarga tentang nyeri dan penanganannya
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi keluhan nyeri akut pada pasien. -
Article No. 5251 | 11 Nov 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Hipertensi berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
2. Ketidakseimbangan Volume Cairan
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Penjelasan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- Definisi: Kurangnya aliran darah ke jantung yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Peningkatan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah, dan peningkatan kebutuhan oksigen oleh jantung.
- Gejala: Nyeri dada, dispnea, fatigue, palpitasi, edema, dan perubahan status mental.
2. Ketidakseimbangan Volume Cairan
- Definisi: Kondisi di mana jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh tidak seimbang.
- Penyebab: Peningkatan asupan garam dan cairan, penurunan fungsi ginjal, dan retensi cairan.
- Gejala: Edema, peningkatan berat badan, dan perubahan tanda-tanda vital.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan pasien untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan yang tepat dalam menangani kondisi kesehatannya.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi, kegagalan dalam melaksanakan pengobatan, dan ketidakmampuan untuk mengubah gaya hidup.
- Gejala: Ketidakpatuhan terhadap pengobatan, kegagalan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, dan kegagalan dalam mengelola faktor risiko.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam proses pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 5252 | 11 Nov 2024
Klinis : kepala pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu kepala pusing, ini dapat menunjukkan adanya risiko ketidakstabilan hemodinamik. Hemodinamik mengacu pada dinamika aliran darah dan tekanan darah dalam tubuh. Risiko ketidakstabilan hemodinamik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan volume cairan, gangguan kardiovaskular, atau masalah neurologis.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik adalah diagnosis keperawatan yang terdapat dalam SDKI. Diagnosis ini didefinisikan sebagai "Rentan mengalami perubahan dalam sirkulasi darah yang dapat mengancam kehidupan".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Terkait dengan diagnosis ini, beberapa luaran keperawatan yang dapat ditetapkan mencakup:
1. Stabilitas Hemodinamik
2. Perfusi Jaringan
3. Tekanan Darah
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko ketidakstabilan hemodinamik antara lain:
1. Pemantauan Hemodinamik
2. Manajemen Hipovolemia
3. Manajemen Cairan
4. Manajemen Nyeri
Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berpusat pada pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5253 | 11 Nov 2024
Klinis : kepala pusing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medik, saya akan memberikan informasi mengenai kode ICD-10 untuk kondisi "kepala pusing" beserta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R51
- Deskripsi: Sakit kepala
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.14
- Deskripsi: Konsultasi neurologi, termasuk pemeriksaan neurologis dan diagnostik.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R51 (Sakit kepala) adalah kode yang digunakan untuk menggambarkan kondisi umum "sakit kepala" atau "pusing", yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti stres, dehidrasi, migrain, atau kondisi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 89.14 (Konsultasi neurologi, termasuk pemeriksaan neurologis dan diagnostik) adalah kode yang dapat digunakan jika pasien dengan keluhan "kepala pusing" memerlukan konsultasi dengan dokter spesialis neurologi untuk melakukan pemeriksaan dan diagnostik lebih lanjut. Ini dapat termasuk pemeriksaan fisik, tes neurologis, atau pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI jika diperlukan.
Catatan: Penegakan diagnosis dan penentuan tindakan medis yang tepat harus dilakukan oleh dokter yang merawat berdasarkan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi pasien. -
Article No. 5254 | 11 Nov 2024
Klinis : kurang pengetahuan hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan Tentang Hipertensi
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kurang Pengetahuan Tentang Hipertensi didefinisikan sebagai "Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan penyakit hipertensi".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Peningkatan Pengetahuan Tentang Hipertensi, yang mencakup:
1. Klien dapat menjelaskan pengertian hipertensi.
2. Klien dapat menyebutkan faktor risiko hipertensi.
3. Klien dapat menjelaskan komplikasi hipertensi.
4. Klien dapat menyebutkan cara penanganan hipertensi.
5. Klien dapat menjelaskan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan hipertensi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Manajemen Kesehatan: Edukasi Kesehatan
2. Manajemen Kepatuhan: Promosi Kepatuhan
3. Manajemen Lingkungan: Modifikasi Lingkungan
4. Terapi Aktivitas: Konseling
Sebagai seorang pakar dan perawat, saya dapat menyimpulkan bahwa diagnosa keperawatan "Kurang Pengetahuan Tentang Hipertensi" merupakan kondisi di mana pasien memiliki informasi yang tidak memadai terkait dengan penyakit hipertensi. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan pasien untuk mengelola kondisi kesehatannya dengan baik. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang fokus pada peningkatan pengetahuan dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan menjadi sangat penting untuk diterapkan.