Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7199 | 27 Nov 2024
Klinis : Kasus kelolaan praktik keperawatan keluarga ; Ny. E mengatakan pernah berobat sebulan yang lalu karena nyeri lutut dan terkena asam urat. Namun sekarang belum di cek lagi. Ny. E mempunyai kebiasaan suka makan ikan asin dengan nasi, tidak suka makan sayur. Pola makan di keluarga hanya 2x dalam sehari. Ny. E mengatakan pola komunikasi dalam keluarga tidak ada masalah, hanya jarang berinteraksi antara Tn.k dan Ny. E di dalam rumah. Waktu luang yang di lakukan Keluarga adalah menonton Tv. Ny. E jarang melakukan aktivitas fisik berolahraga lebih banyak di dalam rumah. Keluar rumah hanya jalan untuk belanja sayur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Definisi: Kegagalan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, memutuskan, dan/atau melaksanakan tindakan yang tepat untuk memelihara atau memulihkan kesehatan anggota keluarga.
2. Defisit Pengetahuan Keluarga
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang dimiliki keluarga tentang kondisi kesehatan, perawatan, dan pengobatan.
3. Kurang Aktivitas Fisik
Definisi: Ketidakcukupan aktivitas fisik untuk mempertahankan kebugaran dan kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Efektif
- Keluarga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan dengan benar.
- Keluarga dapat memutuskan tindakan yang tepat untuk memelihara atau memulihkan kesehatan anggota keluarga.
- Keluarga dapat melaksanakan tindakan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah kesehatan.
2. Pengetahuan Keluarga Meningkat
- Keluarga dapat menjelaskan kondisi kesehatan anggota keluarga.
- Keluarga dapat menjelaskan cara perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan.
- Keluarga dapat menjelaskan manfaat pengelolaan kesehatan yang tepat.
3. Aktivitas Fisik Adekuat
- Keluarga dapat melakukan aktivitas fisik secara teratur.
- Keluarga dapat mempertahankan kebugaran dan kesehatan.
- Keluarga dapat memilih aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi anggota keluarga.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan Keluarga
- Kaji pemahaman keluarga tentang masalah kesehatan anggota keluarga.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan keluarga dalam mengelola kesehatan.
- Berdiskusi dengan keluarga tentang rencana pengelolaan kesehatan yang tepat.
- Dorong keluarga untuk melaksanakan rencana pengelolaan kesehatan.
- Evaluasi efektivitas pengelolaan kesehatan yang dilakukan keluarga.
2. Edukasi Kesehatan Keluarga
- Berikan informasi tentang kondisi kesehatan anggota keluarga.
- Jelaskan pentingnya perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan.
- Ajarkan keluarga tentang cara perawatan dan pengobatan yang tepat.
- Diskusikan dengan keluarga manfaat pengelolaan kesehatan yang efektif.
- Berikan umpan balik positif terhadap upaya keluarga dalam meningkatkan pengetahuan.
3. Peningkatan Aktivitas Fisik
- Kaji kemampuan dan minat keluarga dalam melakukan aktivitas fisik.
- Diskusikan dengan keluarga berbagai pilihan aktivitas fisik yang sesuai.
- Bantu keluarga menyusun rencana aktivitas fisik yang dapat dilakukan secara rutin.
- Dukung keluarga untuk melaksanakan rencana aktivitas fisik yang telah disusun.
- Evaluasi efektivitas pelaksanaan aktivitas fisik oleh keluarga.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga: Ny. E dan keluarga belum melakukan pengelolaan kesehatan yang efektif, terbukti dengan Ny. E yang belum melakukan pemeriksaan lanjutan untuk asam urat, pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.
2. Defisit Pengetahuan Keluarga: Keluarga Ny. E memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan kesehatan yang baik, terbukti dengan pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik.
3. Kurang Aktivitas Fisik: Ny. E jarang melakukan aktivitas fisik atau berolahraga, lebih banyak beraktivitas di dalam rumah, sehingga dapat memengaruhi kondisi kesehatannya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Efektif: Diharapkan keluarga Ny. E dapat mengidentifikasi masalah kesehatan, memutuskan tindakan yang tepat, dan melaksanakan tindakan yang dibutuhkan untuk memelihara atau memulihkan kesehatan anggota keluarga.
2. Pengetahuan Keluarga Meningkat: Diharapkan keluarga Ny. E dapat memahami kondisi kesehatan, cara perawatan dan pengobatan, serta manfaat pengelolaan kesehatan yang tepat.
3. Aktivitas Fisik Adekuat: Diharapkan keluarga Ny. E dapat melakukan aktivitas fisik secara teratur, mempertahankan kebugaran dan kesehatan, serta memilih aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi anggota keluarga.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan Keluarga: Dimulai dengan mengkaji pemahaman keluarga tentang masalah kesehatan, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan keluarga, berdiskusi tentang rencana pengelolaan kesehatan yang tepat, mendorong keluarga untuk melaksanakannya, dan mengevaluasi efektivitas pengelolaan yang dilakukan.
2. Edukasi Kesehatan Keluarga: Memberikan informasi tentang kondisi kesehatan, menjelaskan pentingnya perawatan dan pengobatan, mengajarkan cara perawatan dan pengobatan yang tepat, mendiskusikan manfaat pengelolaan kesehatan yang efektif, serta memberikan umpan balik positif terhadap upaya keluarga.
3. Peningkatan Aktivitas Fisik: Mengkaji kemampuan dan minat keluarga dalam melakukan aktivitas fisik, mendiskusikan pilihan aktivitas fisik yang sesuai, membantu menyusun rencana aktivitas fisik, mendukung keluarga untuk melaksanakan rencana, serta mengevaluasi efektivitas pelaksanaan aktivitas fisik. -
Article No. 7200 | 27 Nov 2024
Klinis : Diare 7 kali air ada ampas, muntah 5 kaliair
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi diare 7 kali air ada ampas, muntah 5 kali air, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses dengan konsistensi cair atau setengah cair yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Cairan Tubuh: Setelah intervensi keperawatan, pasien akan menunjukkan status cairan tubuh yang membaik.
2. Eliminasi: Setelah intervensi keperawatan, pasien akan menunjukkan pola eliminasi yang membaik.
3. Pengetahuan Manajemen Diare: Setelah intervensi keperawatan, pasien/keluarga akan menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang manajemen diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Diare
- Kaji tanda dan gejala diare (frekuensi, konsistensi, warna, bau, dan adanya darah/lendir)
- Pantau intake dan output cairan
- Kolaborasi pemberian terapi rehidrasi oral atau intravena sesuai indikasi
- Edukasi pasien/keluarga tentang manajemen diare
2. Manajemen Hipovolemia
- Kaji tanda dan gejala hipovolemia (pusing, capek, tekanan darah rendah, dll)
- Pantau intake dan output cairan
- Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai indikasi
- Monitoring tanda vital dan status cairan
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Kaji frekuensi, durasi, dan faktor pencetus mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Hindari asupan oral sementara dan lakukan rehidrasi intravena
- Edukasi pasien/keluarga tentang manajemen mual dan muntah
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar/perawat, intervensi keperawatan akan berfokus pada manajemen diare, hipovolemia, dan mual muntah untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 7201 | 27 Nov 2024
Klinis : Diare 7 kali air ada ampas, muntah 5 kaliair
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah rincian yang diminta:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi dengan diare 7 kali air ada ampas dan muntah 5 kali air adalah:
1. Defisit Volume Cairan
Definisi: Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
Karakteristik Definisi: Tekanan turgor kulit menurun, membran mukosa kering, nadi cepat dan lemah, pusing, dan penurunan berat badan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Keseimbangan Cairan Membaik
Definisi: Cairan tubuh terpelihara dalam batas normal.
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital stabil
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran di atas, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Pemantauan Cairan
Definisi: Pengumpulan dan analisis data untuk mengatur keseimbangan cairan.
Aktivitas:
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan
- Pantau tanda-tanda vital
- Pantau kelembaban membrane mukosa dan turgor kulit
2. Terapi Cairan
Definisi: Pemberian cairan dan elektrolit secara intravena atau oral untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Aktivitas:
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kadar elektrolit
3. Edukasi Manajemen Diare
Definisi: Pemberian informasi tentang penyebab, pencegahan, dan pengelolaan diare.
Aktivitas:
- Jelaskan penyebab, gejala, dan komplikasi diare
- Ajarkan teknik manajemen diare (contoh: rehidrasi oral)
- Diskusikan pentingnya menjaga hidrasi dan nutrisi selama diare
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Defisit Volume Cairan dipilih karena pasien mengalami diare dan muntah, yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar. Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Cairan Membaik, dimana tanda-tanda vital, membran mukosa, dan turgor kulit kembali normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Pemantauan Cairan untuk mengetahui status hidrasi, Terapi Cairan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang, serta Edukasi Manajemen Diare untuk membantu pasien mengelola kondisinya. Semua intervensi ini bertujuan untuk memulihkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat defisit volume cairan. -
Article No. 7202 | 27 Nov 2024
Klinis : Diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi diare adalah "Risiko Dehidrasi" dari Domain Nutrisi. Diare meningkatkan risiko kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan, sehingga pasien berada dalam risiko dehidrasi. Diagnosa ini menggambarkan masalah kesehatan utama yang harus ditangani dalam asuhan keperawatan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
2. Status Hidrasi: Pasien menunjukkan membran mukosa yang lembab, turgor kulit yang baik, dan intake-output cairan yang seimbang.
3. Pengelolaan Diare: Frekuensi dan konsistensi diare berkurang, serta tidak ada komplikasi yang timbul akibat diare.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diare antara lain:
1. Pemantauan Cairan:
- Pantau tanda-tanda vital, intake-output cairan, dan status hidrasi pasien secara berkala.
- Catat karakteristik diare (frekuensi, volume, konsistensi) untuk mengevaluasi progres.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Berikan cairan oral atau parenteral sesuai kebutuhan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
- Monitor keseimbangan elektrolit dan lakukan tindakan korektif jika terjadi gangguan.
3. Edukasi dan Dukungan:
- Edukasikan pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penatalaksanaan diare.
- Motivasi pasien untuk mengonsumsi makanan dan cairan yang tepat untuk memulihkan kondisi.
- Libatkan keluarga dalam perawatan untuk meningkatkan kepatuhan dan dukungan.
4. Manajemen Gejala:
- Berikan obat-obatan antidiare sesuai indikasi untuk mengurangi frekuensi dan volume diare.
- Lakukan tindakan keperawatan lainnya untuk mengatasi gejala atau komplikasi yang muncul.
Penerapan intervensi ini secara komprehensif dan terintegrasi diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diinginkan, yaitu stabilnya tanda-tanda vital, status hidrasi yang baik, dan perbaikan kondisi diare tanpa komplikasi. Peran perawat sangat penting dalam memantau, mengelola, dan mendukung pasien selama proses pemulihan. -
Article No. 7203 | 27 Nov 2024
Klinis : sesek napas dari hari kamis, sebelumnya tidak pernah sesek, pasien menggunaan oksigen masker non rebreathing dengan oksigen 15 lpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengelola siklus pernafasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Pola napas tidak efektif adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi dimana pasien mengalami ketidakmampuan untuk mengelola siklus pernafasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dengan diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, pertukaran gas yang adekuat, dan tidak mengalami sesak napas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau pola napas, mengatur posisi yang nyaman, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, dan mengajarkan teknik pernapasan yang benar.
Kondisi Pasien:
Pasien mengalami sesak napas sejak hari Kamis, sebelumnya tidak pernah sesak. Saat ini pasien menggunakan oksigen masker non-rebreathing dengan oksigen 15 lpm. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif. -
Article No. 7204 | 27 Nov 2024
Klinis : sesek napas dari hari kamis, sebelumnya tidak pernah sesek, pasien menggunaan oksigen masker non rebreathing dengan oksigen 15 lpm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien mengalami sesak napas yang terjadi sejak hari Kamis dan sebelumnya tidak pernah terjadi. Pasien juga memerlukan oksigen masker non rebreathing dengan oksigen 15 lpm, yang mengindikasikan adanya gangguan pola napas. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pertukaran Gas: Pertukaran Oksigen dan Karbondioksida Adekuat
2. Status Pernapasan: Pernapasan Efektif
3. Oksigenasi: Oksigenasi Adekuat
Penjelasan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang mencerminkan perbaikan pola napas dan pertukaran gas yang adekuat. Indikator-indikator ini mencakup pertukaran oksigen dan karbondioksida yang baik, pernapasan yang efektif, serta oksigenasi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pertahankan patensi jalan napas
- Pasang oksigen masker non rebreathing dengan laju aliran 15 lpm
- Auskultasi suara napas, identifikasi adanya ronki atau wheezing
- Berikan posisi semifowler untuk mempermudah pernapasan
2. Manajemen Ventilasi
- Monitor frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
- Pantau saturasi oksigen dan laju aliran oksigen
- Berikan latihan pernapasan diafragmatik atau pursed-lip breathing
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Ukur dan catat tanda-tanda vital secara berkala
- Pantau tanda-tanda distres pernapasan, seperti penggunaan otot bantu napas
4. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab dan gejala sesak napas
- Ajarkan teknik pernapasan yang benar
- Anjurkan untuk menghindari faktor pemicu sesak napas
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi kesehatan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan patensi jalan napas, meningkatkan efektivitas pernapasan, memantau kondisi pasien, dan memberikan pemahaman serta keterampilan kepada pasien dalam mengelola kondisi sesak napasnya. -
Article No. 7205 | 27 Nov 2024
Klinis : hb pasien 8, pasien tampak pucat, lemas, CRT > 2 detik, turgor kulit menurun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan hemoglobin 8, tampak pucat, lemas, CRT > 2 detik, dan turgor kulit menurun, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Volume Cairan yang Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Aktual.
Penurunan Volume Cairan yang Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Aktual mengacu pada kondisi dimana terjadi defisit volume cairan di dalam tubuh yang disebabkan oleh kehilangan cairan secara aktual, seperti perdarahan, diare, atau muntah. Kondisi ini ditandai dengan tanda-tanda klinis seperti hb yang rendah, pucat, lemas, CRT yang memanjang, dan turgor kulit menurun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien akan mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Cairan: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda perbaikan keseimbangan cairan, seperti peningkatan nilai hb, membaliknya warna kulit menjadi lebih segar, peningkatan turgor kulit, dan CRT yang memendek (<2 detik).
2. Status Hidrasi: Pasien akan menunjukkan status hidrasi yang membaik, dengan tanda-tanda seperti mukosa mulut yang lembab, nadi yang teraba penuh dan teratur, serta produksi urin yang adekuat.
3. Kontrol Gejala: Pasien akan mampu mengontrol gejala-gejala yang terkait dengan penurunan volume cairan, seperti rasa lemah yang berkurang dan tidak lagi merasa pusing.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Pemantauan Cairan:
- Pantau intake dan output cairan pasien secara akurat.
- Ukur tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.
- Catat dan evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium, terutama nilai hematokrit dan hemoglobin.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit, CRT, dan kebersihan mukosa.
2. Manajemen Cairan:
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien, mempertimbangkan jenis dan jumlah cairan yang hilang.
- Berikan suplemen nutrisi dan zat besi jika diperlukan untuk membantu meningkatkan volume darah.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kehilangan cairan (misalnya, penanganan perdarahan atau pengobatan diare).
3. Edukasi dan Dukungan:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan pencegahan dehidrasi.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien selama proses pemulihan.
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien untuk memastikan kepatuhan dan keberlanjutan perawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu perbaikan keseimbangan cairan, status hidrasi yang membaik, dan kontrol gejala yang optimal. -
Article No. 7206 | 27 Nov 2024
Klinis : pemberian produk darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Certainly, here's a detailed and comprehensive response to your request:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pemberian produk darah:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pemberian produk darah adalah "Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan". Diagnosa ini mencerminkan kondisi pasien yang membutuhkan pemberian produk darah, yang dapat menyebabkan perubahan volume cairan dalam tubuh. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan mengacu pada keadaan di mana individu mengalami peningkatan atau penurunan volume cairan tubuh yang dapat menyebabkan komplikasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian produk darah dan Asuhan Keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Keseimbangan Volume Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada edema, dan tidak ada keluhan gejala kelebihan atau kekurangan cairan.
2. Tidak ada Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi yang terkait dengan pemberian produk darah, seperti reaksi alergi, hemolisis, atau infeksi.
3. Pengetahuan Meningkat: Pasien dan keluarga memahami pentingnya pemberian produk darah, tanda-tanda komplikasi, dan bagaimana mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi Keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Tanda Vital: Secara rutin memantau tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan laju pernapasan, untuk mengidentifikasi perubahan yang mungkin terjadi.
2. Pemantauan Intake dan Output: Memantau secara ketat asupan cairan (melalui infus, pemberian produk darah, dan oral) serta output cairan (urin, feses, dan cairan lainnya) untuk memastikan keseimbangan cairan.
3. Manajemen Pemberian Produk Darah: Mengikuti protokol yang tepat dalam pemberian produk darah, seperti memastikan kesesuaian produk, kecepatan infus, dan pemantauan reaksi pasien.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya pemberian produk darah, tanda-tanda komplikasi, dan langkah-langkah yang perlu diambil jika terjadi komplikasi.
5. Manajemen Komplikasi: Segera mengidentifikasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi, seperti reaksi alergi, hemolisis, atau infeksi, sesuai dengan protokol yang berlaku.
6. Dokumentasi yang Lengkap: Mendokumentasikan secara lengkap dan akurat setiap intervensi, hasil pemantauan, dan respons pasien terhadap pemberian produk darah.
Dengan menerapkan diagnosa Keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi Keperawatan yang tepat, perawat dapat memastikan pemberian produk darah yang aman dan efektif, serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Hal ini akan meningkatkan kualitas Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 7207 | 27 Nov 2024
Klinis : Data Objektif: Klien didiagnosa menderita penyakit Batu Pielum Ginjal Kiri Tekanan darah : 140/90 mm Hg Nadi : 90 x/menit Pernapasan : Frekuensi 23 x / menit Data Subjektif: P: Perut bawah ke pinggang kiri Q: intensitas nyeri 5-6 skala 0-10. R: Nyeri menjalar. S: rasa seperti ada yang menekan, air seni lebih terasa panas, rasa anyang-anyangan T: Nyeri saat berkemih sejak 4 hari yang lalu, terutama saat akhir Buang Air kecil Pasien mengeluh Sering terbangun karena nyeri dan tidak nyaman dengan suasana kamar rawat, rasa mengantuk pada siang hari. Pasien mengeluh mual sejak 5 hari yang lalu, mual terjadi saat nyeri timbul, Makan hanya habis 1⁄4 porsi setiap kali makan. Pasien mengeluh Sering terbangun karena nyeri dan tidak nyaman dengan suasana kamar rawat, rasa mengantuk pada siang hari. Pasien mengaluh merasa lelah karena menahan nyeri yang hilang timbul sejak satu minggu yang lalu, saat ini masih rasa Lelah, tetapi lebih berkurang. Pasien mengeluh Sejak 1 minggu yang lalu tidak dapat berkerja karena nyeri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri ditandai dengan keluhan nyeri perut bawah ke pinggang kiri dengan intensitas 5-6 skala 0-10, nyeri menjalar, rasa seperti ada yang menekan, air seni terasa panas, dan rasa anyang-anyangan.
- SLKI: Penurunan aktivitas sehari-hari, perubahan mood, perubahan pola tidur, dan penurunan nafsu makan.
- SIKI: Manajemen nyeri, relaksasi, terapi komplementer, dan monitoring tanda-tanda vital.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Rasa Nyaman: Tidak Nyaman
- SDKI: Pasien mengeluh tidak nyaman dengan suasana kamar rawat.
- SLKI: Perubahan mood, perubahan pola tidur, dan perubahan interaksi sosial.
- SIKI: Manajemen lingkungan, manajemen nyeri, dan terapi relaksasi.
3. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
- SDKI: Pasien mengeluh merasa lelah karena menahan nyeri yang hilang timbul sejak satu minggu yang lalu, saat ini masih rasa lelah tetapi lebih berkurang.
- SLKI: Penurunan aktivitas sehari-hari, perubahan pola tidur, dan perubahan interaksi sosial.
- SIKI: Manajemen energi, terapi aktivitas, dan edukasi.
4. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: Pasien mengeluh mual sejak 5 hari yang lalu, mual terjadi saat nyeri timbul, dan makan hanya habis 1⁄4 porsi setiap kali makan.
- SLKI: Perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, dan perubahan interaksi sosial.
- SIKI: Manajemen mual, manajemen nutrisi, dan edukasi.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Nyeri Akut, Gangguan Rasa Nyaman: Tidak Nyaman, Kelelahan, dan Mual. Masing-masing diagnosa memiliki penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 7208 | 27 Nov 2024
Klinis : Nausea b.d Gangguan Biokimiawi d.d Data Objektif: - Data Subjektif: Pasien mengeluh mual sejak 5 hari yang lalu, mual terjadi saat nyeri timbul, Makan hanya habis 1⁄4 porsi setiap kali makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nausea adalah sensasi tidak nyaman di bagian belakang tenggorokan yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti efek samping pengobatan, infeksi, dan gangguan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan frekuensi episode nausea
2. Penurunan intensitas nausea
3. Peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nausea
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nausea
2. Terapi Komplementer: Akupresur, Aromaterapi
3. Edukasi Manajemen Nausea
Secara akademis, sebagai perawat, saya menyarankan agar pasien diberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi masalah nausea yang dialaminya. Tujuannya adalah agar pasien dapat mengurangi frekuensi dan intensitas nausea serta meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi nausea.