Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5327 | 12 Nov 2024
Klinis : Nona Ayunda adalah seorang polisi wanita berusia 26 tahun dengan paraplegia akibat cedera tulang belakang thorakal 8 (T8). Dia dipindahkan ke RSUI kemarin. Cedera tulang belakang lengkap disebabkan oleh luka tembak dengan kecepatan rendah di punggungnya di T8 saat dia mendatangi lokasi perampokan 8 hari yang lalu. Peluru menembus tulang belakang tanpa cedera pada organ visceral. Buang air besar terakhir kemarin pukul 19.00, dan luka tembak tampak sembuh. Status neurologis nya stabil. Dia terjaga dan berorientasi baik. Respon motorik ekstremitas atas bilateral adalah +4, namun tidak ada gerakan atau sensasi yang dirasakan pada ekstremitas bawah. Saat melakukan pemeriksaan abdomen, vesica urinaria teraba penuh.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Nona Ayunda dengan kondisi paraplegia akibat cedera tulang belakang thorakal 8 (T8).
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan cedera tulang belakang thorakal 8 (T8) yang menyebabkan paraplegia.
2. Inkontinensia Urin berhubungan dengan disfungsi neurogenik kandung kemih akibat cedera tulang belakang thorakal 8 (T8).
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan luka tembak di punggung.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik:
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dan terkontrol dari tubuh atau bagian tubuh.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi mobilitas fisik yang terganggu.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi mobilitas fisik yang terganggu, seperti terapi latihan, penggunaan alat bantu, dan perawatan kulit.
2. Inkontinensia Urin:
- SDKI: Kehilangan kendali pada pengeluaran urin yang tidak disengaja.
- SLKI: Intervensi untuk mengelola inkontinensia urin, seperti pelatihan berkemih, manajemen cairan, dan penggunaan kateter.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengelola inkontinensia urin, seperti pemasangan kateter, manajemen kandung kemih, dan edukasi pasien.
3. Risiko Infeksi:
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, seperti perawatan luka, pemberian antibiotik, dan teknik aseptik.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, seperti perawatan luka, pemberian obat, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI ini akan membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan keperawatan yang komprehensif untuk Nona Ayunda dengan kondisi paraplegia akibat cedera tulang belakang thorakal 8 (T8). -
Article No. 5328 | 12 Nov 2024
Klinis : Desa warga XYZ. • Jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) - 300 orang. • Distribusi gender: - Wanita: 55% (180 orang). - Laki-laki: 45% (120 orang). • Distribusi usia: - Usia dewasa: 50% (150 orang). - Usia lansia: 30% (90 orang). - Ibu hamil: 20% (60 orang). • Tipe DM: - IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus): 25% (75 orang). - NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus): 35% (105 orang). - DM dengan gangren: 30% (90 orang). - DM gestasional: 10% (30 orang). • Kebiasaan memeriksa kadar gula darah: - Sangat sedikit penderita DM yang rutin memeriksakan kadar gula darah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengintegrasikan aspek-aspek perawatan kesehatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan.
Faktor Terkait: Kurangnya pengetahuan tentang diabetes, kurangnya pemantauan glukosa darah, kurangnya motivasi, dan kurangnya dukungan sosial.
Kriteria Hasil (SLKI): Perilaku Kesehatan Dapat Diubah, Pengetahuan tentang Penyakit, Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan Kesehatan.
Intervensi (SIKI): Edukasi Kesehatan, Manajemen Diabetes Melitus, Konseling, Peningkatan Motivasi.
2. Resiko Komplikasi Diabetes (SDKI)
Definisi: Kerentanan terhadap perkembangan komplikasi yang dapat mempengaruhi kesehatan secara negatif akibat diabetes melitus.
Faktor Terkait: Ketidakpatuhan pengobatan, kurangnya pemantauan glukosa darah, kurangnya pengetahuan tentang diabetes, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Kriteria Hasil (SLKI): Kadar Glukosa Darah, Status Jaringan, Integritas Kulit.
Intervensi (SIKI): Pemantauan Glukosa Darah, Perawatan Kaki Diabetes, Perawatan Luka, Edukasi Perawatan Diri.
3. Risiko Sindrom Metabolik (SDKI)
Definisi: Kerentanan terhadap berkembangnya kumpulan faktor risiko yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Faktor Terkait: Obesitas, kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat, dan riwayat keluarga.
Kriteria Hasil (SLKI): Indeks Massa Tubuh, Lingkar Pinggang, Kadar Lipid Darah.
Intervensi (SIKI): Edukasi Gaya Hidup Sehat, Manajemen Berat Badan, Peningkatan Aktivitas Fisik, Konseling Nutrisi.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5329 | 12 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan, umur 30 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, pingsan, tidak sadarkan diri. Setelah di periksa oleh perawat saturasi oksigen kurang dari 95%. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang untuk pasien dan sebutkan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan kondisi pasien perempuan berusia 30 tahun yang datang dengan keluhan sesak napas, pingsan, dan tidak sadarkan diri serta pemeriksaan menunjukkan saturasi oksigen kurang dari 95%, maka diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R09.2
- Deskripsi: Hipoksia, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan oksigen
Diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola napas tidak efektif
- Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Risiko perfusi jaringan perifer tidak efektif
Rencana keperawatan berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital (SIKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital)
- Pemberian oksigen (SIKI: Pemberian Oksigen)
- Manajemen nutrisi (SIKI: Manajemen Nutrisi)
- Manajemen perfusi perifer (SIKI: Manajemen Perfusi Perifer)
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
- Pemeriksaan gas darah arteri
- Pemeriksaan elektrolit
- Pemeriksaan radiologi dada (foto thoraks)
Obat-obatan yang dapat diberikan:
- Oksigen supplemental
- Bronkodilator (misalnya salbutamol)
- Kortikosteroid (misalnya prednison)
- Cairan intravena
Dalam penanganan pasien ini, penting untuk segera memberikan oksigen supplemental, memantau tanda-tanda vital, dan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab hipoksia serta memberikan pengobatan yang sesuai. -
Article No. 5330 | 12 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan, umur 30 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, pingsan, tidak sadarkan diri. Setelah di periksa oleh perawat saturasi oksigen kurang dari 95%. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang untuk pasien dan sebutkan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa ICD:
- Hipoksemia (R09.2)
Diagnosa SDKI:
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI:
- Pemantauan Respirasi (I0104)
- Terapi Oksigen (I0107)
- Manajemen Jalan Napas (I0109)
SIKI:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital (N0301)
- Pemberian Oksigen (N0302)
- Tindakan Jalan Napas (N0303)
Pemeriksaan Penunjang:
- Saturasi oksigen
- Analisis gas darah
- Foto thoraks
- EKG
Pengobatan yang Sesuai:
- Pemberian oksigen supplemental untuk meningkatkan saturasi oksigen
- Bronkodilator (misalnya salbutamol) untuk membantu membuka saluran napas
- Kortikosteroid (misalnya prednison) untuk mengurangi inflamasi
- Diuretik (misalnya furosemid) untuk mengatasi edema paru
- Antibiotik (jika ada infeksi)
Dalam kondisi ini, pasien mengalami penurunan saturasi oksigen yang mengindikasikan hipoksemia. Tindakan keperawatan yang diperlukan adalah mempertahankan jalan napas yang terbuka, memantau tanda-tanda vital, serta memberikan oksigen dan terapi lainnya sesuai indikasi klinis untuk memperbaiki oksigenasi. Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk mengetahui penyebab dan memandu penanganan yang tepat. -
Article No. 5331 | 12 Nov 2024
Klinis : Nausea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nausea.
Diagnosa Keperawatan:
Nausea
Definisi:
Nausea adalah sensasi tidak nyaman di lambung yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nausea didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di lambung yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien diharapkan dapat menunjukkan:
1. Perasaan tidak nyaman di lambung berkurang
2. Keinginan untuk muntah berkurang
3. Dapat mempertahankan intake nutrisi dan cairan yang adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nausea antara lain:
1. Manajemen Mual dan Muntah
2. Manajemen Nutrisi
3. Terapi Komplementer (misalnya akupresur, aromaterapi)
Prinsip Intervensi:
- Identifikasi penyebab nausea
- Berikan obat-obatan antiemetik sesuai indikasi
- Bantu pasien untuk mempertahankan intake nutrisi dan cairan yang adekuat
- Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nausea
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan nausea yang efektif
Harapan Outcomes:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan penurunan nausea, peningkatan intake nutrisi dan cairan, serta peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 5332 | 12 Nov 2024
Klinis : ciri ciri fisik orang asam lambung sesuai sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ciri-ciri fisik orang dengan asam lambung, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Keseimbangan Asam Basa: Asidosis
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Gangguan Keseimbangan Asam Basa: Asidosis adalah kondisi di mana terjadi penurunan pH darah di bawah normal (<7,35) akibat akumulasi asam atau kehilangan basa. Gejala fisik yang mungkin muncul antara lain napas cepat dan dalam (Kussmaul), mual, muntah, dan nyeri perut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah pasien dapat mempertahankan kadar pH darah dalam batas normal (7,35-7,45), dapat mengenali dan melaporkan gejala asidosis, serta dapat melakukan manajemen diet dan aktivitas yang tepat untuk mencegah kekambuhan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, pemberian obat-obatan sesuai indikasi, edukasi mengenai diet rendah asam, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab asidosis.
Secara umum, asidosis pada kondisi asam lambung dapat disebabkan oleh produksi asam lambung yang berlebihan atau gangguan pada mekanisme pertahanan mukosa lambung. Penatalaksanaan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 5333 | 12 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sakit ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit ulu hati.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut, dengan onset tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian nyeri: menilai karakteristik, durasi, lokasi, dan intensitas nyeri.
2. Pemberian analgesik sesuai indikasi.
3. Terapi nonfarmakologis, seperti kompres hangat, relaksasi, dan distraksi.
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan nyeri, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mengatasi nyeri dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 5334 | 12 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sakit di kaki karena terkena bulu babi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terpapar organisme patogen.
- Penyebab: Terkena bulu babi di kaki.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi adalah diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi ini karena pasien memiliki risiko terpapar organisme patogen akibat terkena bulu babi di kaki.
SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia):
- Label keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi" karena pasien memiliki peningkatan risiko terpapar organisme patogen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perawatan Luka: Membersihkan dan merawat luka akibat tusukan bulu babi.
2. Pemberian Antibiotik: Memberikan antibiotik sesuai indikasi untuk mencegah infeksi.
3. Edukasi Pencegahan Infeksi: Memberikan edukasi kepada pasien tentang cara mencegah infeksi lebih lanjut.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 5335 | 12 Nov 2024
Klinis : Ny.F hamil G2P0A1H0 usia kehamilan 10-11 minggu dengan hiperemesis gravidarum didapatkan klien mengatakan selama kehamilan ke dua ini klien mengeluh sering pusing, mual disertai muntah yang berlebihan, tidak ada nafsu makan, sudah beberapa hari ini tidak ada memakan nasi karena muntah, dan apa yang dimakan selalu dimuntahkan kembali, lidah terasa pahit serta terasa asam dan badan terasa lemah karena tidak ada makanan yang masuk kedalam tubuh. Klien juga mengatakan hanya sedikit minum air karena takut mual sehingga tenggorokkannya terasa sakit. Klien juga mengatakan sebelum hamil berat badan klien 87 kg dengan TB 160 cm, saat ini berat badan klien 78 kg, sehingga selama kehamilannya ini terjadi penurunan berat badan 9 kg. Klien merasa cemas dengan kondisinya karena pada kehamilan sebelumnya klien mengalami keguguran 4 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data vital sign yaitu Tekanan Darah 100/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu 37,5 oC, RR 21 x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O21.0
- Deskripsi: Hiperemesis gravidarum lanjut tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada tindakan medis yang spesifik dicantumkan dalam kasus ini.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Ny. F memenuhi kriteria diagnosis ICD-10 O21.0 untuk hiperemesis gravidarum lanjut tanpa komplikasi. Pasien mengeluhkan mual, muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, penurunan berat badan sebesar 9 kg, dan dehidrasi. Pasien juga memiliki riwayat keguguran sebelumnya, yang dapat menyebabkan kecemasan dalam kehamilannya saat ini.
Tidak ada tindakan medis spesifik yang tercantum dalam kasus ini, karena informasi yang diberikan hanya terfokus pada diagnosis dan gejala klinis pasien. Tindakan medis yang mungkin diberikan dapat berupa pemberian cairan intravena, vitamin, antiemetik, dan konseling untuk mengatasi hiperemesis gravidarum. -
Article No. 5336 | 12 Nov 2024
Klinis : Ny.F hamil G2P0A1H0 usia kehamilan 10-11 minggu dengan hiperemesis gravidarum didapatkan klien mengatakan selama kehamilan ke dua ini klien mengeluh sering pusing, mual disertai muntah yang berlebihan, tidak ada nafsu makan, sudah beberapa hari ini tidak ada memakan nasi karena muntah, dan apa yang dimakan selalu dimuntahkan kembali, lidah terasa pahit serta terasa asam dan badan terasa lemah karena tidak ada makanan yang masuk kedalam tubuh. Klien juga mengatakan hanya sedikit minum air karena takut mual sehingga tenggorokkannya terasa sakit. Klien juga mengatakan sebelum hamil berat badan klien 87 kg dengan TB 160 cm, saat ini berat badan klien 78 kg, sehingga selama kehamilannya ini terjadi penurunan berat badan 9 kg. Klien merasa cemas dengan kondisinya karena pada kehamilan sebelumnya klien mengalami keguguran 4 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data vital sign yaitu Tekanan Darah 100/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu 37,5 oC, RR 21 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan anoreksia pada kehamilan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Keterbatasan kemampuan mencerna atau menyerap nutrisi, mual, muntah, dan anoreksia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien mencapai status nutrisi yang adekuat.
- Indikator: Berat badan stabil/meningkat, tidak ada mual/muntah, nafsu makan membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen nutrisi, manajemen mual dan muntah, pemantauan status nutrisi.
- Tujuan: Mempertahankan/meningkatkan status nutrisi klien, mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan nutrisi.
2. Kecemasan berhubungan dengan peristiwa kehamilannya yang sebelumnya tidak berhasil.
Penjelasan singkat:
SDKI:
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait suatu penyebab yang tidak jelas dan bersifat subjektif.
- Faktor yang berhubungan: Pengalaman negatif sebelumnya (keguguran).
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Kecemasan klien berkurang.
- Indikator: Klien tampak tenang, tidak ada gejala kecemasan.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Terapi relaksasi, edukasi, konseling.
- Tujuan: Menurunkan kecemasan klien, membantu klien menghadapi kehamilannya dengan lebih tenang.