Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5541 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan proses penyakit tuberkulosis paru, ditandai dengan sesak napas.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan, ditandai dengan batuk berdahak.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit tuberkulosis paru.
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan pola napas: Ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
3. Risiko infeksi: Meningkatnya risiko terserang oleh organisme patogen.
4. Defisit nutrisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
2. Bersihan jalan napas: Kemampuan untuk memelihara membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
3. Kontrol infeksi: Kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan penyebaran infeksi.
4. Status nutrisi: Kemampuan untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan bernapas.
2. Manajemen bersihan jalan napas: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas.
3. Manajemen infeksi: Intervensi untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
4. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk memfasilitasi asupan nutrisi yang adekuat.
Secara akademis, diagnosa keperawatan dan penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya berikan didasarkan pada kondisi pasien pria berusia 45 tahun dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta diagnosis awal tuberkulosis paru. -
Article No. 5542 | 13 Nov 2024
Klinis : A. KEADAAN SAKIT Pasien tampak sakit ringan/ sedang / berat / tidak tampak sakit Alasan: Klien dalam keadaan sadar penuh Keluhan utama: Nyeri diseluruh lapang perut dan tidak BAB • Riwayat Penyakit Sekarang : Klien datang ke Igd tanggal 7/11/2024 dengan membawa pengantar dari dokter praktek dengan keluhan sejak satu minggu yang lalu perut membesar, tidak BAB, badan lemas, mual dan muntah setiap habis makan dan minum. Terpasang NGT dekompresi, infus RL, D5, Panamin (2:1:1) 20 tetes permenit, cateter, warna cairan drainase kuning muda, urine berwarna kuning, BAB lendir 1x jumlah sedikit,warna hijau tua, aktivitas miring kiri/ kanan mandiri, duduk, mandi , berpakaian dengan bantuan keluarga, nyeri pada perut hilang timbul dengan skala nyeri 4 (sedang). Klien mengatakan cemas dengan rencana tindakan operasi, sejak masuk rs pasien dipuasakan, wajah tampak pucat, tampak tegang, kulit tampak kurang bersih, mukosa mulut tampak kurang bersih TTV: TD: 120/70 mmHg, HR: 89 x/m, RR; 18 x/m, S: 36℃, SpO2: 98 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun beberapa diagnosa keperawatan dengan menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri di seluruh perut dengan skala 4 (sedang). Nyeri yang dirasakan pasien bersifat hilang timbul. Perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif dan memberikan intervensi untuk mengurangi nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan manajemen lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Eliminasi Bowel
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Eliminasi Bowel
- SLKI: Eliminasi Bowel
- SIKI: Manajemen Konstipasi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami masalah eliminasi bowel, yaitu tidak BAB sejak satu minggu yang lalu. Perawat perlu melakukan pengkajian terkait pola eliminasi bowel pasien dan memberikan intervensi untuk mengatasi konstipasi, seperti pemberian laksatif, manajemen diet, dan latihan fisik.
3. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Kontrol Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat:
Pasien menunjukkan tanda-tanda kecemasan, seperti wajah tampak tegang dan cemas dengan rencana tindakan operasi. Perawat perlu melakukan pengkajian terkait penyebab dan tingkat kecemasan, serta memberikan intervensi untuk membantu pasien mengatasi kecemasan, seperti terapi relaksasi, terapi distraksi, dan konseling.
Catatan:
- Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien tampak dalam keadaan sakit sedang.
- Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas disusun berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 5543 | 13 Nov 2024
Klinis : A. KEADAAN SAKIT Pasien tampak sakit ringan/ sedang / berat / tidak tampak sakit Alasan: Klien dalam keadaan sadar penuh Keluhan utama: Nyeri diseluruh lapang perut dan sulit BAB • Riwayat Penyakit Sekarang : Klien datang ke Igd tanggal 7/11/2024 dengan membawa pengantar dari dokter praktek dengan keluhan sejak satu minggu yang lalu perut membesar, tidak BAB, badan lemas, mual dan muntah setiap habis makan dan minum. Terpasang NGT dekompresi, infus RL, D5, Panamin (2:1:1) 20 tetes permenit, cateter, warna cairan drainase kuning muda, urine berwarna kuning, BAB lendir 1x jumlah sedikit,warna hijau tua, aktivitas miring kiri/ kanan mandiri, duduk, mandi , berpakaian dengan bantuan keluarga, nyeri pada perut hilang timbul dengan skala nyeri 4 (sedang). Klien mengatakan cemas dengan rencana tindakan operasi, sejak masuk rs pasien dipuasakan, wajah tampak pucat, tampak tegang, kulit tampak kurang bersih, mukosa mulut tampak kurang bersih TTV: TD: 120/70 mmHg, HR: 89 x/m, RR; 18 x/m, S: 36℃, SpO2: 98 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi usus (peritonitis) ditandai dengan keluhan nyeri di seluruh perut.
2. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, mual, dan muntah.
3. Cemas berhubungan dengan rencana tindakan operasi.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi usus (peritonitis): Nyeri perut yang dirasakan pasien dapat disebabkan oleh obstruksi usus atau peradangan peritoneum. Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas pasien.
2. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, mual, dan muntah: Pasien mengalami mual dan muntah setelah makan atau minum, serta penurunan intake cairan. Hal ini dapat menyebabkan risiko terjadinya defisit volume cairan.
3. Cemas berhubungan dengan rencana tindakan operasi: Pasien merasa cemas dengan rencana tindakan operasi yang akan dilakukan. Kecemasan ini dapat mengganggu proses penyembuhan dan pemulihan pasien.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik: Pasien memerlukan bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh kelemahan fisik akibat kondisi sakit.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Risiko defisit volume cairan: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler.
- Cemas: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas dan nonspesifik.
- Defisit perawatan diri: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan satu atau lebih aktivitas perawatan diri.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengendalian nyeri: Kemampuan individu untuk mengontrol nyeri yang dialami.
- Keseimbangan cairan: Kemampuan individu untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- Tingkat kecemasan: Kemampuan individu untuk mengelola kecemasan yang dirasakan.
- Kemampuan perawatan diri: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas perawatan diri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan untuk membantu individu dalam mengurangi atau mengendalikan nyeri.
- Manajemen cairan: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
- Manajemen kecemasan: Tindakan untuk membantu individu mengelola kecemasan yang dirasakan.
- Perawatan diri: Tindakan untuk membantu individu dalam melakukan aktivitas perawatan diri. -
Article No. 5544 | 13 Nov 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi (SDKI):
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
1. Agen pencedera fisik
2. Agen pencedera biologis
3. Agen pencedera kimiawi
4. Prosedur diagnostik dan terapeutik
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Perubahan tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, dan suhu tubuh
2. Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri
3. Gerakan tubuh yang protektif
4. Laporan pasien tentang nyeri
Tujuan (SLKI):
1. Pasien dapat mengungkapkan nyeri berkurang
2. Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
3. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif
Intervensi (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
2. Pengurangan Nyeri
3. Terapi Komplementer
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" digunakan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengevaluasi masalah nyeri yang dialami oleh pasien. Diagnosa ini membantu perawat untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif dalam mengatasi nyeri pasien. -
Article No. 5545 | 13 Nov 2024
Klinis : siki nyeri melahirkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Melahirkan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Melahirkan didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang disebabkan oleh proses melahirkan. Nyeri melahirkan merupakan bagian normal dari proses persalinan, namun tetap harus dikelola dengan baik untuk mencegah komplikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pengelolaan Nyeri Melahirkan antara lain pasien melaporkan penurunan rasa nyeri, mampu menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, dan tidak mengalami komplikasi akibat nyeri yang tidak terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola Nyeri Melahirkan meliputi:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji intensitas dan karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik non-farmakologi seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat/dingin.
2. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan dan komunikasi terapeutik, melibatkan keluarga, dan memastikan kenyamanan pasien.
3. Edukasi: Menjelaskan proses persalinan dan manajemen nyeri kepada pasien dan keluarga.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengelola nyeri melahirkan secara komprehensif, sehingga pasien dapat menjalani proses persalinan dengan aman dan nyaman. -
Article No. 5546 | 13 Nov 2024
Klinis : 6. Kelompok 6 Ny. I berusia 28 tahun, baru hamil pertama kali usia kehamilan 8 bulan 22 hari. Pasien mengatakan keluar cairan dari jalan lahir jernih dan tidak berbau sejak pada tanggal 10 Mei 2024 sejak jam 14.00 WIB dan pasien meras cemas. Ny. I mengatakan haid pertama umur 15 tahun dengan siklus haid: 27-28 hari, dan lamanya: 5-7 hari, teratur, dan tidak ada nyeri saat haid. Ny.I mengatakan HPHT tanggal 3 September 2023 ; keluhan-keluhan pada trimester I tidak ada keluhan, trimester II tidak ada keluhan, trimester III yaitu mengeluh keluar cairan melalui jalan lahir sejak tanggal 10 mei 2024, ANC: sebanyak 4 kali di bidan secara teratur dan sesuai jadwal. Penyuluhan yang pernah didapat: pasien mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil, pasien mengatakan pernah mendapat imunisasi TT. pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. PF didapatkan hasil keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis, TTV: TD: 100/ 70 mmHg, S: 36,7o C, N: 88 kali/ menit RR: 20 kali/ menit TB: 158 cm, BB sebelum hamil: 48 kg, BB sekarang: 52 kg. PF Head to toe : abdomen kiri: teraba memanjang dan keras, kanan: teraba bagian-bagian kecil janin, di bagian fundus teraba bulat, keras. bagian terendah janin belum masuk panggul. DJJ: frekuensi: 150kali/ menit, teratur. Pengeluaran pervaginam: cairan ketuban merembes, warna jernih, bau khas air ketuban. Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 10 Mei 2024 yaitu Hemoglobin (HB): 11 g/dL, eritrosit: 3,59 10˄ 6/Ul, leukosit: 12.32 10˄ 3/Ul, neutrofil: 10.04 10˄ 3/Ul, golongan darah: AB. Pemeriksaan USG dilakukan pada tanggal 11 Mei 2024 hasilnya : Janin tunggal hidup, presentasi kepala, ketuban kurang. Carilah luaran dan intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Ny. I yang berusia 28 tahun, baru hamil pertama kali dengan usia kehamilan 8 bulan 22 hari, dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir jernih dan tidak berbau sejak tanggal 10 Mei 2024 sejak jam 14.00 WIB, dan pasien merasa cemas. Berdasarkan data yang diberikan, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Pecahnya Ketuban
Penjelasan SDKI:
Risiko Infeksi: Keadaan rentan terhadap masuknya organisme patogen yang dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan jaringan.
Pecahnya Ketuban: Kondisi di mana membran amnion dan korion (kantung ketuban) pecah sebelum persalinan.
Penjelasan SLKI:
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
2. Pasien dapat menunjukkan perilaku pencegahan infeksi.
Penjelasan SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh, leukosit, dan lain-lain).
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian antibiotik profilaksis.
3. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi serta pencegahannya.
4. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri dan area genital.
5. Pantau asupan cairan dan eliminasi pasien.
2. Cemas Berhubungan dengan Ketidakpastian Kondisi Kesehatan
Penjelasan SDKI:
Cemas: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Ketidakpastian Kondisi Kesehatan: Keadaan di mana individu tidak dapat memprediksi atau menjelaskan secara pasti kondisi kesehatan yang dialami.
Penjelasan SLKI:
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien dapat mengendalikan kecemasan.
2. Pasien dapat mengatasi penyebab kecemasan.
Penjelasan SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan pasien.
2. Berikan informasi yang akurat tentang kondisi kesehatan pasien.
3. Bantu pasien mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
4. Berikan dukungan emosional dan spiritual kepada pasien.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan kecemasan pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kondisi Ny. I. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 5547 | 13 Nov 2024
Klinis : 6. Kelompok 6 Ny. I berusia 28 tahun, baru hamil pertama kali usia kehamilan 8 bulan 22 hari. Pasien mengatakan keluar cairan dari jalan lahir jernih dan tidak berbau sejak pada tanggal 10 Mei 2024 sejak jam 14.00 WIB dan pasien meras cemas. Ny. I mengatakan haid pertama umur 15 tahun dengan siklus haid: 27-28 hari, dan lamanya: 5-7 hari, teratur, dan tidak ada nyeri saat haid. Ny.I mengatakan HPHT tanggal 3 September 2023 ; keluhan-keluhan pada trimester I tidak ada keluhan, trimester II tidak ada keluhan, trimester III yaitu mengeluh keluar cairan melalui jalan lahir sejak tanggal 10 mei 2024, ANC: sebanyak 4 kali di bidan secara teratur dan sesuai jadwal. Penyuluhan yang pernah didapat: pasien mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil, pasien mengatakan pernah mendapat imunisasi TT. pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. PF didapatkan hasil keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis, TTV: TD: 100/ 70 mmHg, S: 36,7o C, N: 88 kali/ menit RR: 20 kali/ menit TB: 158 cm, BB sebelum hamil: 48 kg, BB sekarang: 52 kg. PF Head to toe : abdomen kiri: teraba memanjang dan keras, kanan: teraba bagian-bagian kecil janin, di bagian fundus teraba bulat, keras. bagian terendah janin belum masuk panggul. DJJ: frekuensi: 150kali/ menit, teratur. Pengeluaran pervaginam: cairan ketuban merembes, warna jernih, bau khas air ketuban. Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 10 Mei 2024 yaitu Hemoglobin (HB): 11 g/dL, eritrosit: 3,59 10˄ 6/Ul, leukosit: 12.32 10˄ 3/Ul, neutrofil: 10.04 10˄ 3/Ul, golongan darah: AB. Pemeriksaan USG dilakukan pada tanggal 11 Mei 2024 hasilnya : Janin tunggal hidup, presentasi kepala, ketuban kurang. Carilah luaran dan intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien Ny. I yang dideskripsikan, saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI, serta luaran dan intervensinya dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Pembebanan Cairan Berlebih (00025) berhubungan dengan keluarnya cairan ketuban secara terus-menerus.
Penjelasan SDKI:
Risiko Pembebanan Cairan Berlebih (00025) adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kelebihan cairan dalam tubuh yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kardiovaskular, pulmonal, dan ginjal.
Penjelasan SLKI:
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Keseimbangan Cairan yang Memadai (1008), yang menggambarkan kemampuan individu untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
Penjelasan SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko pembebanan cairan berlebih pada Ny. I adalah:
1. Pemantauan Masukan dan Keluaran Cairan (6680)
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (6680)
3. Perawatan Kehamilan (6960)
4. Perawatan Kebocoran Cairan Ketuban (6970)
Luaran dan Intervensi:
1. Luaran: Keseimbangan Cairan yang Memadai (1008)
Intervensi:
a. Pantau masukan dan keluaran cairan secara ketat.
b. Pantau tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan.
c. Berikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan.
d. Lakukan perawatan kebocoran cairan ketuban sesuai dengan prosedur yang tepat.
Sebagai perawat, saya berharap diagnosa, penjelasan SDKI-SLKI-SIKI, serta luaran dan intervensi yang saya berikan dapat membantu Ny. I dalam menghadapi kondisinya saat ini. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang masih belum jelas. Saya akan dengan senang hati memberikan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 5548 | 13 Nov 2024
Klinis : sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak napas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Pola Napas Tidak Efektif adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi efektif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyakit paru-paru, penyempitan saluran napas, atau kelelahan otot pernapasan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan oksigenasi yang adekuat.
- Karakteristik Definisi: Perubahan frekuensi napas, perubahan kedalaman napas, ortopnea, penggunaan otot bantu pernapasan, sensasi sesak napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, tidak ada sensasi sesak napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Oksigenasi, Ventilasi Mekanik, dan Rehabilitasi Pernapasan.
- Tindakan Keperawatan: Memantau status pernapasan, mengatur posisi untuk memudahkan pernapasan, memberikan oksigen sesuai indikasi, mengajarkan teknik pernapasan, dan memfasilitasi latihan fisik.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah sesak napas pada pasien secara komprehensif. -
Article No. 5549 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien bernama Ny. G umur 25 tahun. Pasien datang dengan keluhan perut terasa kenceng-kenceng. Sebelum dibawa ke rumah sakit, 1 hari yang lalu pasien mengatakan periksa ke dr.YA kemudian disarankan untuk ke RS X karena kehamilannya mengalami insufisiensi plasenta dan akan dilakukan tindakan Sectio Caesarea (SC). Pasien datang ke rumah sakit pada tanggal 9 Mei 2024 pukul 04.00 WIB dengan umur kehamilan kehamilan 9 bulan 1 hari. Pasien menikah usia 24 tahun, lama pernikahan 1 tahun, perkawinan pertama dan ini kehamilan pertama. Riwayat kesehatan sekarang, pasien mengatakan sekarang yang dirasakan nyeri pada daerah bekas luka post SC. SC dilakukan tanggal 10 Mei 2024 jam 11.00 wib. Pasien ini merupakan persalinan pertama dengan melahirkan anak perempuan dengan berat 2800gr, dengan jalan SC ditolong oleh dokter, keadaan anak sehat. Apgar score 1’ 9, 5’ 10. Klien belum pernah KB sebelumnya. Pasien pertama mienarche usia 12 tahun, lama menstruasi ± 7 hari, warna merah, siklus menstruasi 30 hari. Pemeriksaan Fisik pada tanggal 11 Mei 2024 di dapatkan data sebagai berikut: Tanda-tanda vital, tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 84x/menit, suhu 36,6ºC, pernafasan 22x/menit. Keadaan umum, pasien masih berbaring lemah di tempat tidur, compos mentis dengan hasil GCS 15 E4V5M6. PF Abdomen terdapat luka operasi dengan kurang lebih 15 cm di 3 jari di bawah pusat dengan jahitan horizontal dan di balut kasa, peristaltik usus 10x/menit, palpasi: abdomen tegang, kontraksi (+), TFU 2 jari di bawah pusat. Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, nyeri tekan pada luka jahitan, seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 7, nyeri dirasakan saat bergerak dan berkurang jika digunakan berbaring dan istirahat, nyeri hilang timbul ±3menit. Dari genital keluar darah merah, bau khas, lokhea rubra. Ekstremitas atas: tangan kiri agak bengkak, terpasang infus, Ekstremitas bawah: kaki kanan kiri agak bengkak. Kemampuan ADL, pasien ketergantungan pada keluarga. Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 Mei 2024 jam 14.00 WIB : Hemoglobin 12,4 g/dL. Obat-obat dan tindakan yang sudah didapatkan pasien, terapi medis pada tanggal 10 Mei 2024 adalah Infus RL 20 tpm, injeksi Bactesyn 1gr /8jam, injeksi Torasic 3x1 ampul, injeksi Cernevit 1 drip extra, obat oral Posparon 2x1tablet, obat oral Vit A 1x.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. G:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer
3. Ketergantungan dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Keadaan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan.
- SLKI: Individu melaporkan pengalaman nyeri yang tidak menyenangkan dan kemampuan individu dalam mengelola nyeri.
- SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh individu.
2. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Kondisi tidak adekuatnya sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SLKI: Individu melaporkan atau menunjukkan tanda-tanda perubahan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SIKI: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki sirkulasi darah ke jaringan perifer.
3. Ketergantungan dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
- SDKI: Keadaan di mana individu memerlukan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Individu melaporkan atau menunjukkan ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi kemandirian individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan kondisi Ny. G, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Nyeri Akut terkait luka operasi Sectio Caesarea, Perubahan Perfusi Jaringan Perifer terkait pembengkakan pada ekstremitas, dan Ketergantungan dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-hari terkait kondisi pasien yang masih lemah setelah persalinan. Perawat perlu melakukan intervensi sesuai standar SDKI-SLKI-SIKI untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan membantu pemulihan Ny. G. -
Article No. 5550 | 13 Nov 2024
Klinis : 6. Kelompok 6 Ny. I berusia 28 tahun, baru hamil pertama kali usia kehamilan 8 bulan 22 hari. Pasien mengatakan keluar cairan dari jalan lahir jernih dan tidak berbau sejak pada tanggal 10 Mei 2024 sejak jam 14.00 WIB dan pasien meras cemas. Ny. I mengatakan haid pertama umur 15 tahun dengan siklus haid: 27-28 hari, dan lamanya: 5-7 hari, teratur, dan tidak ada nyeri saat haid. Ny.I mengatakan HPHT tanggal 3 September 2023 ; keluhan-keluhan pada trimester I tidak ada keluhan, trimester II tidak ada keluhan, trimester III yaitu mengeluh keluar cairan melalui jalan lahir sejak tanggal 10 mei 2024, ANC: sebanyak 4 kali di bidan secara teratur dan sesuai jadwal. Penyuluhan yang pernah didapat: pasien mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil, pasien mengatakan pernah mendapat imunisasi TT. pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. PF didapatkan hasil keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis, TTV: TD: 100/ 70 mmHg, S: 36,7o C, N: 88 kali/ menit RR: 20 kali/ menit TB: 158 cm, BB sebelum hamil: 48 kg, BB sekarang: 52 kg. PF Head to toe : abdomen kiri: teraba memanjang dan keras, kanan: teraba bagian-bagian kecil janin, di bagian fundus teraba bulat, keras. bagian terendah janin belum masuk panggul. DJJ: frekuensi: 150kali/ menit, teratur. Pengeluaran pervaginam: cairan ketuban merembes, warna jernih, bau khas air ketuban. Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 10 Mei 2024 yaitu Hemoglobin (HB): 11 g/dL, eritrosit: 3,59 10˄ 6/Ul, leukosit: 12.32 10˄ 3/Ul, neutrofil: 10.04 10˄ 3/Ul, golongan darah: AB. Pemeriksaan USG dilakukan pada tanggal 11 Mei 2024 hasilnya : Janin tunggal hidup, presentasi kepala, ketuban kurang. Dengan diagnosa resiko cedera janin dan resiko aspirasi Carilah luaran dan intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Janin
Definisi: Kondisi rentan untuk terjadinya kerusakan struktural atau fungsional janin selama periode prenatal.
Faktor Risiko: Kebocoran air ketuban, ancaman persalinan prematur.
2. Risiko Aspirasi
Definisi: Kondisi rentan untuk masuknya cairan, aliment, atau benda asing ke dalam saluran napas yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
Faktor Risiko: Mual, kecemasan, posisi semi Fowler.
Luaran (SLKI):
1. Risiko Cedera Janin:
- Integritas Janin
- Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
- Kesejahteraan Janin
2. Risiko Aspirasi:
- Pencegahan Aspirasi
- Pertukaran Gas
- Status Pernapasan
Intervensi (SIKI):
1. Risiko Cedera Janin:
- Monitor tanda-tanda vital ibu dan janin
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memantau kesejahteraan janin
- Berikan informasi dan edukasi kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
- Motivasi ibu untuk melakukan ANC secara teratur
2. Risiko Aspirasi:
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan
- Posisikan ibu dalam posisi semi Fowler
- Berikan informasi dan edukasi kepada ibu tentang risiko aspirasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk tatalaksana mual dan muntah
Dalam kondisi ini, pasien Ny. I memiliki risiko cedera janin akibat kebocoran air ketuban dan risiko aspirasi akibat mual, kecemasan, dan posisi semi Fowler. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital ibu dan janin, memberikan informasi dan edukasi kepada ibu, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.