Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5484 | 13 Nov 2024
Klinis : bab berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare Berdarah
Penjelasan Singkat:
Diare Berdarah:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Diare Berdarah adalah pola pengeluaran feses cair yang lebih sering dari biasanya, disertai darah di dalam feses.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dalam menangani diare berdarah adalah mengatasi atau meminimalkan kehilangan cairan dan elektrolit, mencegah komplikasi, serta memulihkan kondisi pasien.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan keluaran cairan, pemberian terapi cairan dan elektrolit, serta pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Sebagai perawat profesional, saya memahami bahwa diare berdarah merupakan kondisi yang memerlukan penanganan segera. Dengan berpedoman pada standar diagnosis, luaran, dan intervensi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan komprehensif dan optimal bagi pasien. -
Article No. 5485 | 13 Nov 2024
Klinis : Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga b.d Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan ada karena sikap keluarga d.d Keluarga mengatakan tidak perlu ke RS karena nyeri masih bisa ditoleransi, Mereka mengatakan akan ke RS jika penyakit dianggap sudah berbahaya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Definisi:
Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, memutuskan, dan memanfaatkan sumber daya yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan seluruh anggota keluarga.
Penyebab:
Keluarga memiliki persepsi yang salah tentang pentingnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Mereka berpendapat bahwa nyeri masih bisa ditoleransi dan akan ke rumah sakit jika penyakit dianggap sudah berbahaya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Dukungan pengambilan keputusan kesehatan keluarga
2. Edukasi kesehatan keluarga
3. Fasilitasi akses pelayanan kesehatan
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Keluarga mampu mengidentifikasi masalah kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat terkait pemanfaatan pelayanan kesehatan
3. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara efektif
Indikator (SDKI):
1. Keluarga mengidentifikasi masalah kesehatan
2. Keluarga memutuskan tindakan yang tepat
3. Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan
Dalam situasi ini, keluarga memiliki persepsi yang salah tentang pentingnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Mereka menganggap bahwa nyeri masih bisa ditoleransi dan akan ke rumah sakit jika penyakit dianggap sudah berbahaya. Ini menunjukkan adanya ketidakefektifan dalam manajemen kesehatan keluarga. Melalui intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan keluarga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan, mengambil keputusan yang tepat, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara efektif. -
Article No. 5486 | 13 Nov 2024
Klinis : vitamin d rendah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas pertanyaan Anda mengenai kode diagnosis dan tindakan medis untuk kondisi vitamin D rendah. Berikut adalah informasi yang dapat saya berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E55.9
- Deskripsi: Defisiensi vitamin D, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.29 - Pemeriksaan darah, lainnya
- Deskripsi: Pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah dapat dilakukan untuk mendiagnosis defisiensi vitamin D.
Penjelasan:
Defisiensi vitamin D, atau vitamin D rendah, adalah kondisi di mana tubuh memiliki kadar vitamin D yang tidak cukup. Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium dan pemeliharaan kesehatan tulang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya paparan sinar matahari, diet yang tidak memadai, atau gangguan penyerapan.
Dalam praktik klinis, diagnosis defisiensi vitamin D biasanya dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar 25-hidroksivitamin D dalam darah. Kode ICD-10 E55.9 digunakan untuk mengkodekan defisiensi vitamin D yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Selain pemeriksaan laboratorium, kode ICD-9-CM 92.29 untuk "Pemeriksaan darah, lainnya" dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah sebagai bagian dari proses diagnosis.
Harap diingat bahwa pengkodean medis dapat bervariasi berdasarkan konteks klinis dan peraturan yang berlaku di setiap fasilitas kesehatan. Jika diperlukan, disarankan untuk berkonsultasi dengan petugas pengkodean medis atau dokter terkait untuk memastikan pengkodean yang tepat. -
Article No. 5487 | 13 Nov 2024
Klinis : defisiensi vitamin d
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisiensi vitamin D.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Intake nutrisi tidak adekuat, keterbatasan akses terhadap makanan, ketidakmampuan menyerap nutrisi.
- Gejala dan Tanda: Berat badan menurun, riwayat penurunan berat badan, kulit kering, rambut rontok, kuku rapuh, letih, lemah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mencapai Keseimbangan Nutrisi, Pengetahuan Nutrisi Membaik, Aktivitas Hidup Sehari-hari Meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Kaji status nutrisi, Monitor asupan nutrisi, Berikan suplemen nutrisi, Edukasi tentang nutrisi yang baik, Dorong peningkatan aktivitas fisik.
Defisiensi vitamin D merupakan salah satu penyebab dari Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Vitamin D memainkan peran penting dalam penyerapan kalsium dan pemeliharaan kesehatan tulang. Pasien dengan defisiensi vitamin D dapat mengalami gejala seperti kelelahan, kelemahan otot, nyeri tulang, dan peningkatan risiko patah tulang. Intervensi keperawatan yang tepat dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi dan status vitamin D, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih parah. -
Article No. 5488 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien anak laki-laki 12 tahun masuk dengan keluhan nyeri pada paha kiri dialami sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengeluh tungkai kiri sulit untuk digerakkan. Pasien mengalami kecelakaan menabrak pohon, pada saat orang tuanya mengendarai motor pasien berada di depan. Pada saat kejadian pasien jatuh tertimpa motor jatuh ke sisi kiri, paha kirinya tertindis oleh motor. Riwayat pingsan (-), sakit kepala (-), muntah (-). Penderita langsung dibawa ke RS Samaritan dan kemudian dirujuk ke RSUD Undata. Pada saat di bawa ke RSUD Undata, pasien sudah dipasang spalk. Gambar 1. Foto Femur Sinistra sebelum dilakukan operasi Dari pemeriksaan fisik pada regio cruris sinistra tampak pemendekan (+), oedema (+) dan deformitas (+) serta angulasi ke arah lateral, tidak ditemukan luka. Disertai nyeri tekan (+),a.dorsalis pedis teraba(+), sensibilitas (+). Pergerakan aktif, ROM aktif pasif terbatas akibat nyeri. Hasil pengukuran ditemukan apparent leg length: 70 cm dan true leg length : 66 cm. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 26,8 ribu/ul dan Hb 8,7 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur femur sinistra akut.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik mandiri yang disebabkan oleh kekuatan, ketahanan, atau lingkup gerak yang terbatas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas fisik yang membaik
2. Aktivitas kehidupan sehari-hari yang meningkat
3. Risiko cidera yang berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen mobilitas
2. Perawatan fraktur
3. Manajemen nyeri
Penjelasan:
Pasien mengalami fraktur femur sinistra akut akibat kecelakaan, yang mengakibatkan gangguan mobilitas fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen mobilitas, perawatan fraktur, dan manajemen nyeri untuk membantu pasien meningkatkan mobilitas dan aktivitas sehari-hari, serta mengurangi risiko cidera lebih lanjut. -
Article No. 5489 | 13 Nov 2024
Klinis : Seorang Wanita berusia 58 tahun dirawat dengan keluhan tungkai bawah tidak bisa digerakkan dan penurunan sensasi berkemih. Pasien tidak menyadari saat buang air kecilnya keluar tanpa disadari. Hasil pengkajian diketahui 1 minggu sebelumnya pasien sempat jatuh di kamar mandi dan sempat ke tukang urut beberapa kali karena pinggang terasa nyeri dan kaki terasa berat. Penurunan kemampuan berkemih dirasakan beberapa hari sebelum dirawat. Saat dilakukan pengkajian didapatkan TTV: HR=80x/menit, T=37C, RR=28x/i,TD=150/90mmHg. Pemeriksaan syaraf cranial tidak ditemukan ada kelainan. Kondisi saat ini pasien hanya tidur ditempat tidur dan duduk sesekali dengan dibantu sandarkan ke dinding tempat tidur. Seluruh kebutuhan klien dibantu oleh keluarga dan perawat. Pasien tampak murung karena memikirkan pekerjaan dan anak-anaknya. Pasien juga tidak selera makan karena merasa dia sudah tidak akan bisa berjalan lagi, dia akan lumpuh selamanya. Penurunan berat badan selama dirawat sekitar 5kg, pasien tampak pucat, lemas, dan konjugtiva anemis. Hasil pemeriksaan diketahui kadar Hb=9,8 g/dL, Ht=31%, Trombosit 438.000/uL, leukosit=10.600/mm3.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan sensasi.
2. Inkontinensia Urin berhubungan dengan gangguan neurologis.
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik.
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5. Risiko Malnutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol dari satu tempat ke tempat lain.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mencapai pergerakan dan koordinasi yang optimal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Inkontinensia Urin
- SDKI: Ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mencapai kontrol berkemih yang optimal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu klien mencapai pengendalian berkemih yang optimal.
3. Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
4. Kecemasan
- SDKI: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas dan dirasakan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mengatasi kecemasan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu klien mengatasi kecemasan.
5. Risiko Malnutrisi
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan berat badan, asupan energi, dan/atau asupan nutrisi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mencapai status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu klien mencapai status nutrisi yang optimal. -
Article No. 5490 | 13 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit ulu hati. Sebagai seorang pakar dalam bidang keperawatan, saya akan menyajikan informasi ini dengan tone akademis.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis Sedang Akibat Gangguan Gastrointestinal
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronis Sedang Akibat Gangguan Gastrointestinal adalah kondisi di mana pasien mengalami nyeri yang terus-menerus atau berulang di area ulu hati dengan intensitas sedang, yang disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem pencernaan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari penanganan nyeri kronis sedang akibat gangguan gastrointestinal adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri, serta meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari penurunan skor nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengenali faktor pemicu nyeri, dan kemampuan pasien dalam menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri kronis sedang akibat gangguan gastrointestinal meliputi:
a. Pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Pemberian analgesik yang sesuai.
c. Pengaturan pola makan dan asupan nutrisi yang tepat.
d. Pemberian terapi non-farmakologis, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dan distraksi.
e. Edukasi dan konseling terkait pengelolaan nyeri.
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan terapis, untuk penanganan yang lebih komprehensif.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam penanganan kondisi ini diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi nyeri kronis sedang akibat gangguan gastrointestinal secara efektif dan holistik. -
Article No. 5491 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki diagnosis awal tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan lesi pada paru.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Radiografi dada, dua proyeksi, anterior dan posterior.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan lesi pada paru) sesuai dengan gejala utama pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, kehilangan nafsu makan, dan adanya lesi pada paru yang terlihat dari hasil pemeriksaan radiografi.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Radiografi dada, dua proyeksi, anterior dan posterior) adalah kode prosedur untuk pemeriksaan rontgen dada yang dilakukan untuk mendeteksi adanya lesi pada paru, yang mendukung diagnosis awal tuberkulosis paru.
Dalam praktik klinis, diperlukan evaluasi lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum, tes tuberkulin, atau pemeriksaan penunjang lainnya, untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru secara definitif dan menentukan tatalaksana yang sesuai. -
Article No. 5492 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret akibat tuberkulosis paru.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan jalan napas yang efektif untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Karakteristik Mayor: Peningkatan produksi sekret, sesak napas, perubahan suara napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Jalan napas yang efektif, pola napas normal, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, terapi inhalasi, manajemen batuk.
2. Risiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional akibat tuberkulosis paru.
SDKI:
- Definisi: Risiko mengalami keterbatasan dalam toleransi aktivitas fisik.
- Faktor Risiko: Penyakit paru kronik, sesak napas, fatigue.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Toleransi aktivitas meningkat, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen aktivitas, manajemen oksigenasi, manajemen energi.
Dengan diagnosa dan penjelasan singkat tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi pasien dan rencana asuhan keperawatan yang dapat diberikan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 5493 | 13 Nov 2024
Klinis : TERTUSUK PAKU DI KAKI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode dan deskripsi yang sesuai untuk kondisi "TERTUSUK PAKU DI KAKI":
1. Kode ICD-10:
- Kode: W45.0
- Deskripsi: Tertusuk benda asing (paku) di kaki
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.21
- Deskripsi: Debridement luka, kompleks atau ekstensif
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 W45.0 merujuk pada cedera akibat tertusuk benda asing (dalam kasus ini adalah paku) di kaki. Kode ini termasuk dalam kategori "Tertusuk, ditembak, atau ditusuk oleh benda tajam atau runcing" dari Bab XX ICD-10 (Penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas).
2. Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, kode ICD-9-CM 86.21 (Debridement luka, kompleks atau ekstensif) dapat digunakan. Debridement adalah proses pembersihan dan penyingkiran jaringan mati atau nekrotik dari luka untuk memfasilitasi penyembuhan. Kode ini termasuk dalam kategori "Operasi pada kulit dan jaringan subkutan" dari Bab 86 ICD-9-CM (Prosedur operasi).
Sebagai catatan, penilaian dan penanganan lebih lanjut oleh tenaga medis yang kompeten akan diperlukan untuk memastikan pemulihan yang optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.