Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20618 | 10 Aug 2025
Klinis : mual muntan 7kali disertai bab 3 kali dx medis GEA vomitus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\deflang1057{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual muntah 7 kali disertai BAB 3 kali dengan diagnosis medis GEA vomitus:\par
\b 1. Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\b Kode:\b0 D.0016 \b Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan\b0\par
\b Definisi:\b0 Berisiko mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari intravaskular ke interstitial atau intraselular.\par
\b Faktor Risiko:\b0 Muntah 7 kali dan BAB 3 kali dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan.\par
\b 2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):\b0\par
\b Kode:\b0 L.14031 \b Keseimbangan Cairan\b0\par
\b Kriteria Luaran:\b0\par
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal (TD, nadi, suhu, pernapasan).\par
- Turgor kulit baik.\par
- Mukosa bibir lembab.\par
- Produksi urine adekuat (>30 ml/jam).\par
\b 3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):\b0\par
\b Kode:\b0 I.14028 \b Manajemen Cairan\b0\par
\b Aktivitas Intervensi:\b0\par
- Pantau tanda-tanda vital setiap 2-4 jam.\par
- Observasi tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa bibir, produksi urine).\par
- Berikan cairan per oral atau intravena sesuai indikasi.\par
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat antiemetik jika diperlukan.\par
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya asupan cairan.\par
\b Catatan Tambahan:\b0\par
Kondisi GEA (Gastroenteritis Akut) dengan vomitus dan diare memerlukan pemantauan ketat terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit untuk mencegah komplikasi seperti dehidrasi berat atau syok hipovolemik. Intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan respons terhadap terapi yang diberikan.\par
} -
Article No. 20619 | 10 Aug 2025
Klinis : mual muntah 7kali disertai bab 3 kali dx medis GEA vomitus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi **mual muntah 7 kali disertai BAB 3 kali dengan diagnosis medis GEA (Gastroenteritis Akut) vomitus**:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI: B.3.1)**
*Definisi:* Kondisi ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan serta elektrolit yang mengganggu homeostasis tubuh.
*Etiologi:* Kehilangan cairan berlebihan akibat muntah (7 kali) dan diare (BAB 3 kali) pada GEA.
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Meningkat (SLKI: L.0405)**
*Kriteria Evaluasi:*
1. Tanda vital dalam batas normal (nadi, tekanan darah, suhu).
2. Turgor kulit membaik.
3. Frekuensi muntah dan diare berkurang.
4. Asupan cairan oral adekuat.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Manajemen Keseimbangan Cairan (SIKI: I.0901)**
*Tindakan:*
1. **Pemantauan Hidrasi**
- Observasi tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut, produksi urine).
- Pantau frekuensi dan karakteristik muntah/diare.
2. **Rehidrasi Oral/Cairan Intravena**
- Berikan cairan rehidrasi oral (oralit) atau terapi intravena sesuai indikasi.
3. **Edukasi Pasien/Keluarga**
- Ajarkan teknik pemberian cairan bertahap (small frequent feeding).
- Anjurkan menghindari makanan pedas/berminyak sementara.
---
### **Kode dan Referensi**
- **SDKI:** B.3.1 (Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit).
- **SLKI:** L.0405 (Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Meningkat).
- **SIKI:** I.0901 (Manajemen Keseimbangan Cairan).
*Sumber:* Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI, dan SIKI Edisi Terbaru PPNI.
---
**Catatan Akademis:** Pada kasus GEA dengan muntah dan diare berulang, prioritas intervensi adalah **mencegah dehidrasi** dan **memulihkan keseimbangan elektrolit**. Pemantauan ketat terhadap tanda vital dan respons terapi diperlukan untuk menilai efektivitas intervensi.
Semoga informasi ini membantu. Jika memerlukan penjelasan lebih mendalam, saya siap memberikan rujukan literatur tambahan. -
Article No. 20620 | 10 Aug 2025
Klinis : siki manajemen mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi mual dan muntah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual dan muntah adalah "Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh". Diagnosa ini dipilih karena mual dan muntah dapat mengganggu kemampuan pasien untuk mengkonsumsi makanan dan cairan yang cukup, sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
2. Intake nutrisi: Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
3. Pemulihan: Pasien dapat pulih dari mual dan muntah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen mual dan muntah:
a. Identifikasi penyebab mual dan muntah, seperti efek samping obat, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk menentukan pengobatan yang sesuai.
c. Berikan obat antiemetik sesuai resep untuk mengurangi mual dan muntah.
d. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang muntah.
e. Berikan cairan IV jika pasien tidak dapat mempertahankan asupan oral yang adekuat.
f. Anjurkan pasien untuk istirahat dan hindari aktivitas yang dapat memicu mual.
2. Pemantauan intake dan output:
a. Pantau asupan dan output cairan pasien secara teratur.
b. Catat setiap episode mual dan muntah.
c. Lakukan pengukuran berat badan untuk mendeteksi perubahan.
3. Edukasi dan dukungan:
a. Jelaskan penyebab, gejala, dan penanganan mual dan muntah kepada pasien dan keluarga.
b. Dorong pasien untuk mengkonsumsi makanan dan cairan sesuai toleransi.
c. Berikan dukungan emosional dan psikologis untuk mengatasi kecemasan terkait mual dan muntah.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi, serta pulih dari mual dan muntah. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga sangat penting untuk memastikan penanganan yang efektif. -
Article No. 20621 | 10 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda sampaikan. Saya akan menggunakan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI: 00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat.
- Setiap diagnosa keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Setiap luaran keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Setiap intervensi keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan. -
Article No. 20622 | 10 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun. Datang ke Rumah Sakit dengan keluhan pusing, mual dengan tekanan darah 190/110 mmhg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kode NV-010
- Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg yang terjadi secara tiba-tiba.
2. Mual
- SDKI: Kode NV-014
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Kode NV-006
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah seperangkat standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari kode dan definisi diagnosis keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam praktik klinis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah seperangkat standar luaran (outcome) keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari kode dan definisi luaran keperawatan yang diharapkan dicapai oleh pasien sebagai hasil intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah seperangkat standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari kode dan definisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 20623 | 10 Aug 2025
Klinis : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan hipertermi. dengan suhu 40,5.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan hipertermi dengan suhu 40,5°C.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (00007)
Kode: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Terkendali (0401)
Kode: 0401
Definisi: Keadaan di mana suhu tubuh berada dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (3802)
Kode: 3802
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
Penjelasan singkat:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan hipertermi, yaitu peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00007). Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk Suhu Tubuh Terkendali (0401), yaitu mengembalikan suhu tubuh ke dalam rentang normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Hipertermia (3802), yang meliputi tindakan-tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat. -
Article No. 20624 | 10 Aug 2025
Klinis : PAsien datang ke rumah sakit dengan suhu tubuh 40,5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Terkendali (1802)
Definisi: Suhu tubuh yang berada dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam (3900)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
Penjelasan singkat:
Pasien datang ke rumah sakit dengan suhu tubuh yang tinggi (40,5°C), yang menandakan adanya hipertermia. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00007). Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk mengendalikan suhu tubuh agar berada dalam batas normal (Luaran Keperawatan: Suhu Tubuh Terkendali - 1802). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Demam (3900), yang meliputi tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal. -
Article No. 20625 | 10 Aug 2025
Klinis : gastritis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI untuk kondisi gastritis.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Gastritis:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gastritis berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik: Klien melaporkan adanya rasa tidak nyaman atau nyeri pada epigastrium, mual, muntah, anoreksia, dan nyeri saat menelan.
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik: Klien melaporkan penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan nyeri saat makan.
3. Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis.
- Karakteristik: Klien merasa cepat lelah dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa nyeri yang dialami.
- Kriteria Hasil:
- Klien melaporkan nyeri berkurang.
- Klien menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
- Klien mendemonstrasikan strategi untuk mengurangi nyeri.
2. Status Nutrisi
- Definisi: Keadaan yang mencerminkan asupan dan penggunaan nutrisi untuk mendukung kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Klien menyatakan tidak ada mual atau muntah.
- Klien menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Klien mempertahankan berat badan yang sesuai.
3. Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan efek merugikan.
- Kriteria Hasil:
- Klien melaporkan tidak ada kelelahan yang berlebihan saat beraktivitas.
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Klien mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, frekuensi, kualitas, durasi).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Berikan kompres hangat pada epigastrium untuk mengurangi nyeri.
2. Manajemen Nutrisi
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang sesuai.
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan rasa mual.
- Pantau berat badan dan asupan nutrisi klien secara berkala.
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan oleh klien.
- Ajarkan teknik manajemen energi dan penjadwalan aktivitas.
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan toleransi klien.
- Pantau tanda-tanda vital dan respons klien selama melakukan aktivitas.
Dengan memahami diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola kondisi gastritis secara efektif. -
Article No. 20626 | 10 Aug 2025
Klinis : risiko penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi risiko penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko penurunan curah jantung adalah "Risiko Penurunan Curah Jantung". Diagnosa ini menggambarkan adanya ancaman atau kemungkinan terjadinya penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan fungsi jantung, perubahan fisiologis, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran atau hasil yang diinginkan, yaitu:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, laju jantung, dan oksigenasi yang berada dalam batas normal.
2. Perfusi Jaringan yang Adekuat: Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang baik, seperti capillary refill yang normal, ekstremitas hangat, dan tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi.
3. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi yang dapat memperberat kondisi, seperti edema paru, gagal jantung, atau syok.
4. Pengetahuan Pasien Meningkat: Pasien memahami kondisi kesehatannya, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi curah jantung, dan cara-cara untuk mencegah penurunan curah jantung.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, seperti tekanan darah, laju jantung, dan saturasi oksigen, untuk mendeteksi adanya perubahan atau penurunan curah jantung.
2. Manajemen Cairan: Mengatur pemberian cairan intravena atau pembatasan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien, untuk menjaga keseimbangan cairan dan mencegah overload atau kekurangan cairan.
3. Terapi Oksigen: Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien, untuk memastikan oksigenasi jaringan yang adekuat.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi curah jantung, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penurunan curah jantung.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan penanganan pasien dan mencegah komplikasi.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah untuk mengatasi risiko penurunan curah jantung pada pasien. -
Article No. 20627 | 10 Aug 2025
Klinis : sesak,kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi sesak napas dan kaki bengkak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Edema (00028)
Definisi: Akumulasi cairan berlebihan dalam jaringan interstisial dan rongga tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Edema (00028)
- Kode: 00028
- Definisi: Akumulasi cairan berlebihan dalam jaringan interstisial dan rongga tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kode: 0301
- Definisi: Kemampuan mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekret.
2. Status Cairan
- Kode: 0601
- Definisi: Keseimbangan antara masukan dan pengeluaran cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Kode: 3220
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat.
2. Manajemen Cairan
- Kode: 4120
- Definisi: Memantau dan mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Penjelasan singkat:
Sesak napas dan kaki bengkak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit paru-paru, atau kondisi lainnya. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Edema. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Cairan untuk membantu memperbaiki kondisi pasien.