Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5424 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh tidak bisa makan karena mual dan muntah setelah dilakukan kemoterapi, pasien juga demam dan adanya tumor pada anus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (NANDA-I: 00134)
Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan dalam bagian belakang tenggorokan dan perut yang dapat mengarah pada dorongan untuk muntah.
2. Intoleransi Aktivitas (NANDA-I: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Hipertermi (NANDA-I: 00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas nilai normal yang ditetapkan secara individual.
4. Gangguan Citra Tubuh (NANDA-I: 00118)
Definisi: Gangguan persepsi tentang penampilan fisik.
SDKI:
1. Mual
- Faktor yang Berhubungan: Efek samping kemoterapi
- Gejala dan Tanda: Rasa tidak enak di perut, muntah, takikardi
2. Intoleransi Aktivitas
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan, kelelahan, efek samping kemoterapi
- Gejala dan Tanda: Mudah lelah, lemah, keterbatasan fisik
3. Hipertermi
- Faktor yang Berhubungan: Infeksi, efek samping kemoterapi
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh di atas normal, menggigil, takikardi
4. Gangguan Citra Tubuh
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan fisik akibat penyakit atau pengobatan
- Gejala dan Tanda: Persepsi negatif tentang penampilan fisik, penolakan terhadap penampilan fisik
SLKI:
1. Mual: Tingkat keparahan mual berkurang
2. Intoleransi Aktivitas: Kemampuan melakukan aktivitas meningkat
3. Hipertermi: Suhu tubuh kembali normal
4. Gangguan Citra Tubuh: Persepsi positif tentang penampilan fisik
SIKI:
1. Manajemen Mual
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Pemberian antiemetik sesuai instruksi
- Pengaturan pola makan
2. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Identifikasi tingkat aktivitas pasien
- Penyusunan rencana aktivitas yang bertahap
- Pemberian dukungan fisik dan psikologis
3. Manajemen Hipertermi
- Identifikasi penyebab hipertermi
- Pemberian antipiretik sesuai instruksi
- Penerapan tindakan penurun suhu tubuh
4. Terapi Citra Tubuh
- Identifikasi persepsi negatif pasien terhadap citra tubuh
- Pemberian dukungan dan edukasi terkait perubahan fisik
- Bantuan penyesuaian diri dengan perubahan fisik -
Article No. 5425 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh terbangun saat malam untuk buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam semalam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang terbangun 2-3 kali di malam hari untuk buang air kecil, maka dapat diidentifikasi beberapa diagnosis keperawatan yang sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu:
1. Diagnosis Keperawatan: Inkontinensia Urin
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan urin, yang menyebabkan kebocoran urin.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, neurologis, atau psikologis.
- Tanda dan Gejala: Keluhan terbangun di malam hari untuk buang air kecil, kebocoran urin.
2. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau lingkungan.
- Tanda dan Gejala: Terbangun di malam hari, kesulitan untuk kembali tidur.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan definisi, faktor yang berhubungan, dan karakteristik diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memberikan deskripsi luaran keperawatan yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan deskripsi dan rincian intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam proses asuhan keperawatan yang sistematis, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan yang diakui secara nasional. -
Article No. 5426 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh terbangun saat malam untuk buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam semalam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dok, untuk kondisi pasien yang mengeluh terbangun saat malam untuk buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam semalam, dapat diberikan kode sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R35.0
- Deskripsi: Poliuria (sering berkemih)
Penjelasan:
- Kode R35.0 dalam ICD-10 menggambarkan kondisi poliuria, yaitu sering berkemih atau terbangun untuk buang air kecil lebih sering dari normal, khususnya pada malam hari.
- Pasien dengan keluhan terbangun 2-3 kali dalam semalam untuk buang air kecil dapat dikategorikan mengalami poliuria.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur/tindakan medis yang spesifik.
- Deskripsi: Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis yang spesifik dilakukan. Penanganan dapat berupa edukasi, modifikasi gaya hidup, dan pengobatan simptomatik jika diperlukan.
Penjelasan:
- Pada kasus ini, tidak terdapat tindakan medis spesifik yang perlu dikodekan berdasarkan ICD-9-CM. Penanganan yang dilakukan umumnya bersifat non-invasif, seperti konseling, modifikasi gaya hidup, dan pengobatan untuk mengatasi gejala poliuria.
- Apabila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut atau tindakan medis tertentu, maka akan ada kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai. -
Article No. 5427 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh terbangun saat malam untuk buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam semalam dan tidak bisa tidur lagi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Insomnia
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan tidur yang berlangsung lebih dari 3 malam dalam seminggu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Pasien dapat tidur dengan pola yang efektif.
b. Pasien dapat istirahat/tidur tanpa terbangun.
c. Pasien melaporkan perasaan segar saat bangun.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Insomnia
- Identifikasi faktor penyebab insomnia
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi farmakologis dan non-farmakologis
- Bantu pasien untuk menerapkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tidur yang sehat
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah insomnia. Pasien mengeluh terbangun 2-3 kali di malam hari untuk buang air kecil dan tidak dapat tidur lagi. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam mempertahankan tidur yang efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen insomnia, termasuk identifikasi faktor penyebab, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pemberian teknik relaksasi, dan edukasi terkait tidur yang sehat. -
Article No. 5428 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh terbangun saat malam untuk buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam semalam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur (00198)
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, di mana pasien mengeluh terbangun 2-3 kali dalam semalam untuk buang air kecil, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Tidur (00198).
Definisi:
Gangguan Pola Tidur (00198) adalah gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Karakteristik Definisi:
1. Sulit memulai tidur
2. Terbangun di malam hari
3. Tidur tidak nyenyak
4. Tidak merasa segar saat bangun
Faktor Terkait:
1. Kondisi fisiologis (misalnya: inkontinensia urin)
2. Kecemasan
3. Lingkungan yang tidak kondusif
Rencana Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur
2. Edukasi Higienis Tidur
3. Terapi Relaksasi
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kualitas Tidur Membaik
2. Durasi Tidur Membaik
3. Frekuensi Terbangun Berkurang
Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SDKI):
1. Identifikasi Pola Tidur
2. Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Pola Tidur
3. Monitor Kualitas dan Kuantitas Tidur
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI, SIKI, dan SLKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan. -
Article No. 5429 | 13 Nov 2024
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipervolemia, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipervolemia adalah kondisi di mana volume cairan tubuh melebihi kapasitas pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan pembengkakan dan gangguan hemodinamik.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipervolemia adalah:
1. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
2. Pasien tidak mengalami edema
3. Pasien menunjukkan status cairan yang adekuat
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan hipervolemia meliputi:
1. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemantauan intake dan output cairan
3. Pembatasan asupan cairan, sesuai dengan kebutuhan
4. Pemberian diuretik, jika diperlukan
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen cairan
Dalam menangani kondisi hipervolemia, perawat perlu melakukan penilaian menyeluruh terhadap pasien, memantau tanda-tanda vital, dan mengkoordinasikan intervensi yang tepat bersama tim kesehatan lainnya. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipervolemia. -
Article No. 5430 | 13 Nov 2024
Klinis : keputihan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis untuk kondisi keputihan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N72
- Deskripsi: Leukorrhea, tidak terkait dengan infeksi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.26
- Deskripsi: Pemeriksaan laboratorium, kultur mikrobiologis, vagina
Penjelasan:
Keputihan atau leukorrhea (N72) adalah kondisi di mana terdapat keluarnya cairan putih atau kekuningan dari vagina yang tidak terkait dengan infeksi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormonal, stres, atau iritasi pada area vagina.
Untuk mendiagnosis keputihan, dokter atau perekam medik akan melakukan beberapa langkah, termasuk:
1. Anamnesis riwayat pasien, seperti durasi, warna, konsistensi, dan gejala lain yang menyertai.
2. Pemeriksaan fisik, termasuk inspeksi area genital dan pemeriksaan spekulum untuk melihat kondisi vagina dan serviks.
3. Pemeriksaan laboratorium, seperti kultur mikrobiologis (kode ICD-9-CM 89.26) untuk mengidentifikasi penyebab keputihan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi, dokter atau perekam medik akan menentukan diagnosis yang sesuai dan memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi keputihan pada pasien. -
Article No. 5431 | 13 Nov 2024
Klinis : keputihan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi keputihan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N72
- Deskripsi: Leukore, tidak terkait dengan kehamilan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.26
- Deskripsi: Pemeriksaan mikroskopik vagina dan tes kultur, untuk mendiagnosis keputihan atau infeksi vagina.
Penjelasan:
Kode ICD-10 N72 (Leukore, tidak terkait dengan kehamilan) digunakan untuk mengkodekan kondisi medis berupa keputihan yang tidak disebabkan oleh kehamilan. Keputihan atau leukore adalah keluarnya cairan dari vagina, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, perubahan hormonal, atau kondisi lainnya.
Kode ICD-9-CM 89.26 (Pemeriksaan mikroskopik vagina dan tes kultur) adalah prosedur atau tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyebab keputihan. Pemeriksaan mikroskopik dan tes kultur dapat membantu mengidentifikasi organisme penyebab, seperti infeksi jamur, bakteri, atau parasit, sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Penggunaan kode-kode ini oleh dokter atau perekam medis dapat membantu dalam pencatatan, pengkodean, dan dokumentasi yang sistematis pada rekam medis pasien. Hal ini penting untuk memastikan ketepatan diagnosis, perencanaan perawatan, dan penagihan yang sesuai. -
Article No. 5432 | 13 Nov 2024
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Mengenai kondisi batuk, berikut adalah informasi kode diagnosis dan prosedur yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Penjelasan:
Kode R05 dalam klasifikasi ICD-10 (International Classification of Diseases, 10th Revision) digunakan untuk diagnosis batuk. Batuk adalah suatu reflek protektif yang berfungsi untuk membersihkan jalan napas dari zat-zat asing atau sekresi yang berlebihan. Batuk dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, atau kondisi lainnya yang memengaruhi sistem pernapasan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk batuk sebagai tindakan medis.
Penjelasan:
Batuk merupakan gejala atau tanda klinis yang tidak memerlukan tindakan medis khusus. Diagnosis dan penanganan batuk biasanya dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan evaluasi penyebab yang mendasarinya. Penatalaksanaan batuk umumnya berfokus pada upaya mengatasi penyebab dasar dan memberikan terapi simptomatik, seperti obat batuk, ekspektoran, atau intervensi lainnya, jika diperlukan. -
Article No. 5433 | 13 Nov 2024
Klinis : febris
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi febris:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode R50.9 dalam klasifikasi ICD-10 digunakan untuk mewakili kondisi febris atau demam yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Kode ini digunakan ketika penyebab demam tidak dapat ditentukan atau tidak diklasifikasikan di bawah kode yang lebih spesifik.
- Kondisi febris dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi, peradangan, atau gangguan metabolik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk febris atau demam.
- Deskripsi: Manajemen demam biasanya melibatkan terapi simptomatik, seperti pemberian obat antipiretik, pengaturan suhu lingkungan, dan monitoring tanda-tanda vital. Prosedur medis spesifik tidak dilakukan kecuali jika terdapat kondisi yang memerlukan intervensi lebih lanjut.
Dalam kasus febris atau demam, pendekatan utama adalah menentukan penyebab yang mendasarinya dan memberikan perawatan yang sesuai. Evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang menyebabkan demam.