Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5591 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi klien yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI: Pola napas yang tidak sesuai dengan kebutuhan oksigenasi tubuh.
SLKI: Peningkatan usaha napas, penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi, perubahan irama pernapasan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian oksigen, posisi semi fowler, dan latihan napas dalam.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
SLKI: Adanya sputum/sekret yang berlebih dan sulit dikeluarkan, suara napas tambahan, retraksi.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain suction, inhalasi, dan terapi batuk.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Penurunan berat badan, penurunan massa otot, dan penurunan lemak tubuh.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian nutrisi enteral atau parenteral, konseling gizi, dan pemberian suplemen.
Dengan mempertimbangkan kondisi klien yang disertai riwayat penyakit CHF, CAD, dan PPOK, serta penggunaan alat pacu jantung (pacemaker), maka diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dapat diterapkan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh klien. -
Article No. 5592 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
SLKI: Intervensi untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan pola napas yang efektif.
SIKI: Tindakan untuk meningkatkan fungsi pernapasan agar terjadi pertukaran gas yang adekuat.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan dan pemeliharaan jalan napas yang terbuka.
SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas klien.
3. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Keterbatasan pada kemampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
SIKI: Tindakan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif:
Klien menunjukkan gejala sesak napas, retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan, dan penurunan oksigenasi darah. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada pola napas yang tidak efektif.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
Klien memiliki riwayat PPOK, batuk dengan sekret kental, dan bunyi napas tambahan (wheezing dan ronchi). Ini menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas yang tidak efektif.
3. Intoleransi Aktivitas:
Klien memiliki riwayat penyakit jantung (CHF, CAD) dan penyakit paru (PPOK) yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik. Hal ini ditandai dengan sesak napas yang memberat saat beraktivitas.
Dalam menangani kondisi ini, perawat akan melakukan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu klien mencapai pola napas yang efektif, memfasilitasi bersihan jalan napas, dan meningkatkan toleransi aktivitas. -
Article No. 5593 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tuan M:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigenasi
- SLKI: Meningkatkan ventilasi, mempertahankan pola napas efektif
- SIKI: Manajemen Ventilasi, Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan, mengosongkan, atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memenuhi kebutuhan ventilasi
- SLKI: Mempertahankan jalan napas terbuka, meningkatkan bersihan jalan napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Sekresi, Fisioterapi Dada
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
- SLKI: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Terapi Latihan
Penjelasan:
Tuan M mengalami sesak napas yang memberat dalam 2 minggu terakhir, batuk dengan sekret putih kental, nyeri dada hilang timbul, dan riwayat penyakit CHF, CAD, serta PPOK. Hasil pemeriksaan menunjukkan pola napas tidak efektif, retraksi iga, cuping hidung, suara napas tambahan wheezing dan ronchi, serta saturasi oksigen rendah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen ventilasi, manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, fisioterapi dada, manajemen aktivitas, dan terapi latihan. -
Article No. 5594 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SLKI: Pemeliharaan Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan singkat:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas ditandai dengan adanya sesak napas, batuk produktif dengan sekret putih kental, serta suara napas tambahan seperti wheezing dan ronki. Hal ini disebabkan oleh adanya obstruksi atau penyempitan pada saluran napas, yang dapat disebabkan oleh penyakit paru-paru kronis seperti PPOK. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, penghisapan sekret, dan latihan pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan singkat:
Intoleransi Aktivitas ditandai dengan kemampuan menurun dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat sesak napas dan nyeri dada. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (CHF, CAD) serta penyakit paru-paru kronis (PPOK). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perencanaan aktivitas, manajemen energi, dan edukasi terkait aktivitas yang aman.
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat:
Kecemasan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan yang kronis dan progresif, seperti sesak napas yang memberat dan nyeri dada. Kecemasan dapat memengaruhi kemampuan pasien dalam mengelola penyakitnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi asesmen kecemasan, pemberian terapi nonfarmakologis, dan kolaborasi dengan profesi lain untuk penanganan kecemasan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 5595 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tuan M yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat menganggu ventilasi.
- SLKI: Mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan pola napas yang efektif, seperti mengatur posisi, pemberian oksigen, dan latihan pernapasan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas, seperti fisioterapi dada, pengisapan lendir, dan pemberian bronkodilator.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan fisik dalam melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal, seperti manajemen energi, latihan fisik, dan pemberian oksigen.
Berdasarkan kondisi Tuan M, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, dan Intoleransi Aktivitas. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI di atas menggambarkan kerangka kerja standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk menangani kondisi Tuan M. -
Article No. 5596 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien Post laparoskopi kolesistektomi mengatakan merasa mual dan sudah muntah 2x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Mual (NAUS) berhubungan dengan efek samping pembedahan laparoskopi kolesistektomi.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual (NAUS) didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di bagian atas abdomen yang menimbulkan keinginan untuk muntah. Hal ini dapat terjadi akibat efek samping pembedahan laparoskopi kolesistektomi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat mengatasi mual, dapat menahan muntah, dan tidak merasa mual lagi setelah diberikan intervensi keperawatan yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen mual dan muntah: Berikan antiemetik sesuai instruksi, atur posisi pasien, dan berikan makanan/cairan sedikit tapi sering.
2. Manajemen nutrisi: Berikan makanan/cairan dengan jumlah yang sesuai toleransi pasien.
3. Edukasi: Jelaskan penyebab dan penanganan mual dan muntah kepada pasien dan keluarga.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian secara komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk membantu pasien mengatasi mual dan muntah pasca laparoskopi kolesistektomi. -
Article No. 5597 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien Post laparoskopi kolesistektomi mengatakan merasa mual dan sudah muntah 2x
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K91.0
- Deskripsi: Mual dan muntah setelah prosedur bedah, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini digunakan untuk menggambarkan gejala mual dan muntah yang muncul setelah tindakan pembedahan, dalam kasus ini adalah pasca laparoskopi kolesistektomi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 51.23
- Deskripsi: Kolecistektomi laparoskopik. Kode ini menggambarkan tindakan pembedahan pengangkatan kandung empedu (kolecistektomi) yang dilakukan secara laparoskopik.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K91.0 digunakan untuk menggambarkan gejala mual dan muntah yang muncul sebagai komplikasi atau efek samping pasca prosedur bedah, dalam hal ini adalah pasca laparoskopi kolesistektomi.
- Kode ICD-9-CM 51.23 menggambarkan tindakan pembedahan pengangkatan kandung empedu (kolecistektomi) yang dilakukan secara laparoskopik, yang merupakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien ini sebelum muncul gejala mual dan muntah. -
Article No. 5598 | 14 Nov 2024
Klinis : Mohon buatkan data DO dan DS pada pasien illeus obstruksi dengan keluhan kecemasan akan asakitnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan berhubungan dengan nyeri akut sekunder akibat ileus obstruksi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi ancaman. Pada kasus ini, kecemasan pasien disebabkan oleh nyeri akut yang dirasakan akibat adanya ileus obstruksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan kecemasan yang dirasakan. Indikator keberhasilannya antara lain pasien dapat mengungkapkan penurunan tingkat kecemasan, mendemonstrasikan teknik relaksasi, dan menunjukkan perilaku kooperatif selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Asesmen kecemasan: mengidentifikasi faktor penyebab, tingkat kecemasan, dan dampak yang ditimbulkan.
2. Manajemen nyeri: pemberian analgesik, teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Terapi relaksasi: latihan napas dalam, distraksi, visualisasi.
4. Konseling: memberikan informasi terkait kondisi, prognosis, dan penatalaksanaan.
5. Dukungan emosional: mendengarkan keluhan pasien, memberikan empati dan dorongan positif.
Data Objektif (DO):
- Pasien tampak cemas, gelisah, dan sering bertanya tentang kondisinya.
- Nadi cepat, napas dangkal, tekanan darah meningkat.
- Ekspresi wajah menunjukkan ketakutan dan kekhawatiran.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengungkapkan perasaan cemas dan khawatir akan nyeri yang dirasakannya.
- Pasien mengeluhkan perut terasa sangat sakit dan kembung.
- Pasien mengatakan takut terjadi komplikasi yang lebih buruk.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 5599 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien perdarahan, nyeri saat berkemih, tidak nafsu makan, berat badan berkurang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R31.9
- Deskripsi: Perdarahan urinaria, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Diagnosis ini sesuai dengan gejala perdarahan yang dialami oleh pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 57.94
- Deskripsi: Kateterisasi uretral, tidak dikategorikan di tempat lain. Prosedur ini dapat dilakukan untuk menyelidiki penyebab dan mengelola perdarahan urinaria pada pasien.
3. Kode ICD-10:
- Kode: R30.9
- Deskripsi: Rasa sakit saat berkemih, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Diagnosis ini sesuai dengan gejala nyeri saat berkemih yang dialami oleh pasien.
4. Kode ICD-10:
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia. Diagnosis ini sesuai dengan gejala tidak nafsu makan yang dialami oleh pasien.
5. Kode ICD-10:
- Kode: R63.4
- Deskripsi: Penurunan berat badan, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Diagnosis ini sesuai dengan gejala penurunan berat badan yang dialami oleh pasien.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 R31.9 (Perdarahan urinaria, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk menggambarkan perdarahan yang terjadi pada saluran kemih, seperti yang dialami oleh pasien.
2. Kode ICD-9-CM 57.94 (Kateterisasi uretral, tidak dikategorikan di tempat lain) dapat digunakan untuk prosedur kateterisasi yang dilakukan untuk menyelidiki dan mengelola perdarahan urinaria pada pasien.
3. Kode ICD-10 R30.9 (Rasa sakit saat berkemih, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk menggambarkan gejala nyeri saat berkemih yang dialami oleh pasien.
4. Kode ICD-10 R63.0 (Anoreksia) menggambarkan gejala tidak nafsu makan yang dialami oleh pasien.
5. Kode ICD-10 R63.4 (Penurunan berat badan, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk menggambarkan gejala penurunan berat badan yang dialami oleh pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan jika ada pertanyaan lebih lanjut. -
Article No. 5600 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala pusing oleng tegang belakang leher dan dirasakan kayak mau muntah dan malas minum obat didapatkan hasil data objektifnya tekanan darah 183/90 nadi 85 kali per menit pernapasan 20 kali per menit suhu 36 derajat Celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan dan data objektif yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan jaringan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pengkajian nyeri, Manajemen nyeri farmakologis, Manajemen nyeri nonfarmakologis.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemberian analgesik, Kompres dingin/hangat, Relaksasi, Distraksi.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
- SDKI: Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral adalah kekurangan suplai oksigen dan nutrisi ke otak.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan tanda-tanda vital, Manajemen hipertensi, Manajemen hipoksia.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan tekanan darah, Pengaturan posisi, Pemberian oksigen.
3. Ketidakpatuhan
- SDKI: Ketidakpatuhan adalah perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi atau rencana terapi.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Asesmen kepatuhan, Kontrak kepatuhan, Edukasi tentang pengobatan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan, Pemberian reinforcement positif, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami gejala nyeri kepala, pusing, tegang leher, mual, dan tidak patuh terhadap pengobatan. Perawat perlu melakukan intervensi untuk mengatasi nyeri, memantau perfusi serebral, dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.