Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7472 | 01 Dec 2024
Klinis : Pada tanggal 24 November 2024 pasien mengeluh sakit pada area pinggang dan kesulitan berjalan, tetapi oleh keluarga tidak segera dibawa periksa ke dokter atau rumah sakit hanya beristirahat saja di rumah. Ke kesokan harinya pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon pukul 09.00 WIB. Didapatkan hasil Tekanan Darah 105/90mmHg, Frekuensi Nadi 94x/menit, Nafas 20x/menit, suhu 36,5 derajat, GCS 456. Berdasarkan kondisi klinis, dokter memberikan terapi infus Ringer Lactate dan dilakukan pemeriksaan CT scan, pemeriksaan darah lengkap. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 28 November 2024 pasien mengatakan bahwa nyeri pada area pinggang bawah yang menjalar sampai ke belakang leher, jalan harus dibantu oleh keluarga atau harus memegang tembok.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berdasarkan kondisi kasus yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera muskuloskeletal, ditandai dengan keluhan nyeri pada area pinggang dan sulit berjalan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab utama: cedera muskuloskeletal.
- Karakteristik: pasien mengeluh nyeri pada area pinggang yang menjalar ke belakang leher, serta kesulitan berjalan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dan dapat berjalan dengan mandiri.
- Kriteria hasil: 1) Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri, 2) Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, 3) Pasien dapat berjalan dengan mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: intervensi untuk memfasilitasi pengurangan nyeri yang dialami pasien.
- Mobilisasi: intervensi untuk memfasilitasi pergerakan dan aktivitas pasien.
- Edukasi terkait manajemen nyeri dan mobilisasi. -
Article No. 7473 | 01 Dec 2024
Klinis : pasien laki laki datang dengan keluhan sakit kepala 1 minggu, sakit perut diagnosa awal abdominal discomper+ht urgency
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan sakit kepala dan sakit perut, yang merupakan tanda-tanda nyeri akut.
2. Gangguan Eliminasi Urin
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, jumlah, penampilan, atau kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih yang dianggap tidak normal.
Tanda dan Gejala: Pasien mengalami urgency, yang merupakan tanda dari gangguan eliminasi urin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien menunjukkan perilaku yang mengurangi nyeri.
2. Gangguan Eliminasi Urin
- Pasien melaporkan pola berkemih yang normal.
- Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara efektif.
- Pasien melaporkan tidak ada keluhan terkait gangguan eliminasi urin.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor presipitasi).
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti stres, kecemasan, atau aktivitas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik dan terapi lainnya.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi komplementer.
- Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
2. Gangguan Eliminasi Urin
- Kaji pola eliminasi urin pasien, termasuk frekuensi, volume, warna, dan adanya keluhan.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi eliminasi urin, seperti intake cairan, aktivitas, atau obat-obatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menangani penyebab gangguan eliminasi urin.
- Ajarkan pasien teknik untuk mengosongkan kandung kemih secara efektif, seperti memicu berkemih atau mengurangi intake cairan sebelum tidur.
- Pantau dan evaluasi progress pasien dalam mencapai pola eliminasi urin yang normal.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi klinis pasien secara menyeluruh, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai tujuan Luaran yang diharapkan. -
Article No. 7474 | 01 Dec 2024
Klinis : Risiko ketidakseimbangan cairan b.d perdarahan d.d prokab haemoroid
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R63.6
- Deskripsi: Risiko ketidakseimbangan cairan terkait perdarahan akibat prokab hemoroid.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 46.23
- Deskripsi: Prosedur hemoroidektomi, eksisi atau destruksi hemoroid, dengan penggunaan sumber energi (misalnya, listrik, laser, inframerah, koagulasi).
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R63.6 (Risiko ketidakseimbangan cairan) sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami risiko ketidakseimbangan cairan akibat perdarahan terkait prokab hemoroid.
2. Kode ICD-9-CM 46.23 (Prosedur hemoroidektomi) dapat digunakan jika pasien menjalani tindakan pengangkatan atau perusakan hemoroid sebagai intervensi untuk mengatasi kondisi tersebut.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap untuk membantu. -
Article No. 7475 | 01 Dec 2024
Klinis : Risiko ketidakseimbangan cairan b.d perdarahan d.d prokab haemoroid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan Perdarahan sekunder karena hemoroid.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, perfusi jaringan yang baik, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan Tanda Vital
2. Pemantauan Intake dan Output Cairan
3. Manajemen Perdarahan
4. Pemberian Cairan Intravena
5. Edukasi Manajemen Hemoroid
Dengan pendekatan berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan pada pasien dengan hemoroid. -
Article No. 7476 | 01 Dec 2024
Klinis : Mata merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu mata merah, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan adalah ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Mata merah, perubahan penampilan, ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri, kurangnya pengetahuan tentang perawatan kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Efektif, yaitu kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
- Indikator Hasil: Menunjukkan pemahaman tentang kondisi kesehatan, menjelaskan tindakan perawatan yang dibutuhkan, melakukan tindakan perawatan sesuai rencana.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah Pembelajaran: Pengobatan, yaitu membantu individu memahami dan mengelola pengobatan untuk meningkatkan/mempertahankan kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan: Menilai pemahaman pasien tentang kondisi, menjelaskan pengobatan yang diperlukan, membantu pasien mengembangkan rencana perawatan.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, perawat dapat memberikan edukasi dan bimbingan kepada pasien untuk memahami kondisi mata merah, menjelaskan tindakan perawatan yang diperlukan, dan membantu pasien dalam menyusun rencana perawatan yang efektif. -
Article No. 7477 | 01 Dec 2024
Klinis : klien tampak sesak, pernapasan 20x/menit, suara napas tambahan (rhonchi)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Faktor Risiko:
- Obstruksi jalan napas
- Perubahan struktur atau fungsi pernapasan
- Kelelahan otot pernapasan
Gejala dan Tanda:
- Pernapasan dengan suara tambahan (rhonchi)
- Pernapasan > 20 kali/menit
- Sesak napas
Luaran SLKI:
- Pola Napas Efektif
- Bebas Komplikasi Pernapasan
Intervensi SIKI:
- Monitor status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Latih teknik batuk efektif
- Berikan posisi yang nyaman untuk bernapas
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau kortikosteroid
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi klien yang mengalami kesulitan dalam bernapas secara lancar dan mudah. Hal ini dapat disebabkan oleh obstruksi jalan napas, perubahan struktur atau fungsi pernapasan, serta kelelahan otot pernapasan. Gejala dan tanda yang muncul antara lain pernapasan dengan suara tambahan (rhonchi), frekuensi pernapasan >20 kali/menit, dan sesak napas.
Luaran SLKI yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif dan Bebas Komplikasi Pernapasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau status pernapasan, memberikan oksigen, melatih teknik batuk efektif, memberikan posisi yang nyaman untuk bernapas, serta berkolaborasi dengan pemberian bronkodilator atau kortikosteroid. -
Article No. 7478 | 01 Dec 2024
Klinis : adanya edema pada ekstremitas bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Edema Perifer
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Edema Perifer adalah kelebihan cairan di dalam ruang interstisial yang menyebabkan pembengkakan pada ekstremitas bawah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan edema perifer antara lain penurunan edema, pemulihan fungsi ekstremitas, serta peningkatan mobilitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani edema perifer meliputi:
1. Manajemen cairan
2. Mobilisasi ekstremitas
3. Kompres dingin
4. Edukasi tentang edema dan penanganannya
Penjelasan Singkat:
Edema perifer merupakan kondisi pembengkakan pada ekstremitas bawah akibat kelebihan cairan di dalam ruang interstisial. Penanganannya meliputi manajemen cairan, mobilisasi ekstremitas, kompres dingin, serta edukasi pasien dan keluarga. Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menurunkan edema, memulihkan fungsi ekstremitas, dan meningkatkan mobilitas pasien. -
Article No. 7479 | 01 Dec 2024
Klinis : Hipercholestrol
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter/perekam medik, saya akan memberikan informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis hipercholestrol, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E78.0
- Deskripsi: Hiperlipidemia tipe IV - Hipercholestrolemia, tidak terkategori di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 36.17
- Deskripsi: Prosedur pemasangan kateter balon arteri koroner untuk angioplasti transluminal perkutan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E78.0 digunakan untuk mendiagnosis hipercholestrolemia, yang merupakan salah satu jenis hiperlipidemia tipe IV. Kondisi ini ditandai dengan kadar kolesterol total yang meningkat, sering disertai dengan peningkatan kolesterol LDL (low-density lipoprotein) dalam darah.
2. Kode ICD-9-CM 36.17 mengacu pada prosedur pemasangan kateter balon arteri koroner untuk angioplasti transluminal perkutan. Ini adalah salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan untuk menangani komplikasi akibat hipercholestrolemia, seperti penyempitan atau penyumbatan arteri koroner. Prosedur ini bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah yang menyempit dengan menggunakan balon kateter. -
Article No. 7480 | 01 Dec 2024
Klinis : Ansietas b.d rencana operasi d.d pasien cemas dan ketakutan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ansietas b.d rencana operasi d.d pasien cemas dan ketakutan.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas b.d rencana operasi d.d pasien cemas dan ketakutan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ansietas adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber yang tidak jelas atau tidak dikenal, yang ditandai dengan kekuatiran, kekhawatiran, atau ketakutan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Strategi koping efektif
3. Tingkat manajemen stres efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen ansietas
2. Terapi relaksasi
3. Terapi kognitif
4. Dukungan emosional
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengelola kecemasan yang dialami terkait rencana operasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen ansietas: Mengidentifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kecemasan pasien, memberikan informasi yang realistis tentang prosedur operasi, dan mengajarkan teknik relaksasi.
2. Terapi relaksasi: Mengajarkan pasien teknik relaksasi seperti napas dalam, visualisasi, atau meditasi untuk membantu menurunkan tingkat kecemasan.
3. Terapi kognitif: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif menjadi lebih positif, serta mengembangkan ekspektasi yang realistis.
4. Dukungan emosional: Menyediakan dukungan emosional, mendengarkan secara aktif, dan memfasilitasi diskusi terkait perasaan dan kekhawatiran pasien.
Tujuan akhir dari intervensi ini adalah membantu pasien mengelola kecemasan yang dialami, sehingga dapat menghadapi rencana operasi dengan lebih tenang dan siap. -
Article No. 7481 | 01 Dec 2024
Klinis : preeklampsia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi preeklampsia dengan tone akademis dan persona sebagai pakar, perawat.
Diagnosa Keperawatan untuk Preeklampsia:
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal akibat preeklampsia.
2. Risiko Syok berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan akibat preeklampsia.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kecemasan dan distres akibat kondisi preeklampsia.
4. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan darah akibat preeklampsia.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI untuk memastikan keakuratan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- Diagnosa keperawatan pada preeklampsia mencakup masalah cairan, hemodinamik, tidur, dan perfusi serebral yang terkait dengan kondisi patofisiologi preeklampsia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar yang mengidentifikasi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Pada pasien preeklampsia, luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan, stabilitas hemodinamik, pola tidur yang memadai, dan perfusi serebral yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI merupakan standar yang menggambarkan intervensi keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan pada pasien preeklampsia meliputi pemantauan tanda vital, pembatasan asupan cairan, pemberian obat antihipertensi, manajemen kecemasan, dan pemantauan fungsi serebral.
Dengan mengikuti standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk pasien dengan preeklampsia, sehingga dapat mencapai hasil perawatan yang optimal.