Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5703 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien usia 46 tahun jenis kelaamin perempuan, kondisi pasien nyeri pada bagian perut, muntah, urin keruh.diagnosa sementara dari dokter colic abdomen
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu pasien usia 46 tahun berjenis kelamin perempuan dengan gejala nyeri perut, muntah, dan urin keruh dengan diagnosis sementara colic abdomen, maka dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM Procedure sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.0
- Deskripsi: Nyeri perut (colic abdomen)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.93
- Deskripsi: Laparotomi eksplorasi, tidak spesifik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R10.0 (Nyeri perut) adalah kode yang sesuai dengan gejala utama yang dialami pasien, yaitu nyeri perut. Kode ini mencakup berbagai jenis nyeri perut, termasuk colic abdomen.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 45.93 (Laparotomi eksplorasi, tidak spesifik) dapat dipertimbangkan jika dokter memutuskan untuk melakukan prosedur pembedahan untuk menyelidiki penyebab dari gejala nyeri perut yang dialami oleh pasien. Meskipun diagnosis sementara adalah colic abdomen, pemeriksaan lebih lanjut melalui laparotomi eksplorasi mungkin diperlukan untuk memastikan penyebab dan menentukan tindakan medis yang tepat.
Sebagai catatan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM ini hanya merupakan kode sementara berdasarkan informasi yang diberikan. Diagnosis dan tindakan medis yang tepat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan pemeriksaan, evaluasi, dan hasil tes lanjutan yang dilakukan pada pasien. -
Article No. 5704 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien usia 46 tahun jenis kelaamin perempuan, kondisi pasien nyeri pada bagian perut, muntah, urin keruh.diagnosa sementara dari dokter colic abdomen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Mual
3. Inkontinensia urin
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pengurangan nyeri, dan pemantauan nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgetik, mengajarkan teknik relaksasi, dan memantau tanda-tanda vital.
2. Mual
- SDKI: Mual adalah perasaan ketidaknyamanan atau tidak enak di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual/muntah, pemberian antiemetik, dan edukasi tentang manajemen mual/muntah.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi pasien, memberikan obat antiemetik, dan memberikan edukasi tentang pencegahan mual/muntah.
3. Inkontinensia Urin
- SDKI: Inkontinensia urin adalah hilangnya kemampuan untuk menahan urin secara sukarela.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen inkontinensia urin, latihan inkontinensia urin, dan perawatan kateter.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji pola berkemih, menjaga kebersihan area genital, dan mengajari teknik latihan otot panggul.
Harap diingat bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai harus ditentukan berdasarkan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien. -
Article No. 5705 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam kasus pasien wanita, usia 60 tahun, yang mengalami nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin, dengan EKG menunjukkan infark miokard akut, serta memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, kode-kode yang dapat diberikan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan elektrokardiografi, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I21.9 (Infark miokard akut, tak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi infark miokard akut yang dialami pasien, dengan gejala-gejala khas seperti nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, sesak napas, mual, dan keringat dingin. Kode ini mencakup infark miokard akut yang tidak diklasifikasikan secara lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan elektrokardiografi, tidak terspesifikasi) dapat digunakan untuk mencatat tindakan pemantauan EKG yang dilakukan untuk mendiagnosis kondisi infark miokard akut pada pasien.
Selain itu, pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang dapat direkam dengan kode-kode ICD-10 yang sesuai, yaitu:
- Hipertensi: Kode I10 (Hipertensi esensial [primer])
- Diabetes melitus tipe 2: Kode E11.9 (Diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi)
Catatan penting: Kode-kode ini harus digunakan dengan cermat berdasarkan pedoman dan praktik medis yang berlaku di fasilitas kesehatan masing-masing. -
Article No. 5706 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas.
3. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
4. Risiko tinggi perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipertensi dan infark miokard akut.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut:
- Nyeri dada yang hebat dan menjalar ke lengan kiri merupakan gejala khas dari infark miokard akut.
- Nyeri ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada otot jantung akibat berkurangnya aliran darah dan oksigen.
- Pengelolaan keperawatan yang diperlukan meliputi pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan monitoring tanda-tanda vital.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut:
- Sesak napas terjadi karena infark miokard akut dapat memengaruhi fungsi jantung dan paru-paru.
- Pengelolaan keperawatan yang diperlukan meliputi pemberian oksigen, posisi semi-fowler, dan latihan pernapasan.
3. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2:
- Pasien dengan riwayat diabetes melitus tipe 2 memiliki risiko tinggi mengalami ketidakstabilan kadar gula darah selama perawatan.
- Pengelolaan keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kadar gula darah, pemberian insulin sesuai kebutuhan, dan edukasi terkait manajemen diabetes.
4. Risiko tinggi perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipertensi dan infark miokard akut:
- Hipertensi dan infark miokard akut dapat memengaruhi aliran darah ke organ-organ vital, termasuk jantung.
- Pengelolaan keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi antiiskemik, dan perawatan kardiovaskular.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan pengelolaan keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya siap memberikan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 5707 | 14 Nov 2024
Klinis : resiko hopovelemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipovolemia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Hipovolemia didefinisikan sebagai keadaan berisiko mengalami penurunan volume cairan intravasal yang dapat mengancam kesehatan. Risiko Hipovolemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perdarahan, kehilangan cairan, atau gangguan mekanisme pengaturan cairan dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada Risiko Hipovolemia meliputi:
1. Volume cairan yang adekuat
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Perfusi jaringan yang optimal
4. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
5. Tidak ada tanda-tanda syok
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Hipovolemia meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan cairan
2. Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
3. Pemberian obat-obatan untuk mengembalikan volume cairan
4. Perawatan luka atau sumber perdarahan
5. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan dan penatalaksanaan hipovolemia
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh, memantau kondisi pasien secara ketat, dan memberikan intervensi yang tepat untuk mencegah dan mengatasi risiko hipovolemia pada pasien. Tujuan utamanya adalah mempertahankan volume cairan yang adekuat dan menjaga perfusi jaringan yang optimal untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 5708 | 14 Nov 2024
Klinis : defisit kalori
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit kalori.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit nutrisi: energi berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit nutrisi: energi adalah keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi, yang ditandai dengan berat badan di bawah berat badan ideal, penurunan berat badan yang tidak diinginkan, dan/atau kesulitan makan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Indikator hasil yang diharapkan pada kondisi defisit nutrisi: energi adalah pasien mencapai berat badan ideal, asupan nutrisi sesuai kebutuhan, dan tidak ada penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi defisit nutrisi: energi antara lain pemantauan status nutrisi, pengaturan pola makan, pemberian makanan dan suplemen sesuai kebutuhan, serta edukasi terkait nutrisi yang adekuat.
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien dengan defisit nutrisi: energi ini melalui penilaian status nutrisi, perencanaan intervensi yang sesuai, dan pemantauan perkembangan pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 5709 | 14 Nov 2024
Klinis : Sakit kepala, pusing, tegang belakang leher, dan dirasakan kayak mau muntah, riwayat hipertensi ada , malas makan, Tekanan darah 183/90
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
2. Nyeri Akut
Penjelasan:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik melebihi batas normal yang berlangsung lebih dari 1 hari.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tekanan darah membaik, gejala-gejala hipertensi berkurang, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang manajemen hipertensi, pemberian obat antihipertensi, dan modifikasi gaya hidup.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat tiba-tiba atau lambat, dengan onset yang dapat diprediksi, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 3 bulan.
- SLKI: Nyeri berkurang, pasien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri.
Dalam kasus ini, pasien mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, pusing, tegang di belakang leher, dan rasa mual, serta memiliki riwayat hipertensi dengan tekanan darah yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertensi Tidak Terkontrol dan Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang manajemen hipertensi, pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri. -
Article No. 5710 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh Sakit kepala, pusing, tegang belakang leher, dan dirasakan kayak mau muntah, riwayat hipertensi ada , malas makan, Tekanan darah 183/90, nadi 85 x/ menit, pernafasan 20× permenit, suhu 36 derajat celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
2. Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Penurunan suplai oksigen atau nutrisi ke jaringan otak, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi otak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien mencapai perfusi jaringan serebral yang efektif, ditandai dengan penurunan gejala sakit kepala, pusing, dan mual.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memantau tanda-tanda vital, mengelola hipertensi, mengurangi stres, dan memberikan terapi relaksasi.
Penjelasan Lebih Lanjut:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, pasien mengalami ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, tegang leher, dan rasa mual. Kondisi ini dapat disebabkan oleh riwayat hipertensi yang dimiliki pasien, sehingga menyebabkan penurunan suplai darah dan oksigen ke jaringan otak. Selain itu, pasien juga menunjukkan gejala malas makan, yang dapat menyebabkan penurunan nutrisi untuk jaringan otak. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengelola hipertensi, mengurangi stres, dan memberikan terapi relaksasi untuk meningkatkan perfusi jaringan serebral. -
Article No. 5711 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh Sakit kepala, pusing, tegang belakang leher, dan dirasakan kayak mau muntah, riwayat hipertensi ada , malas makan, Tekanan darah 183/90, nadi 85 x/ menit, pernafasan 20× permenit, suhu 36 derajat celcius berikan saya diagnosa Keperawatan dengan gangguan kebutuhan aktivitas, Nutrisi, nyeri dan kenyamanan,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Penjelasan: Pasien mengeluh malas makan, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan berdampak pada pemulihan kondisi.
2. Nyeri Akut (00132)
Penjelasan: Pasien mengeluh sakit kepala, pusing, dan tegang di belakang leher, yang menunjukkan adanya nyeri akut yang perlu diatasi.
3. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
Penjelasan: Meskipun tidak ada gangguan pada frekuensi pernapasan, pasien dapat merasakan keluhan seperti mau muntah, yang dapat mengindikasikan adanya ketidakefektifan pola napas.
4. Kecemasan (00146)
Penjelasan: Pasien dengan riwayat hipertensi dan gejala seperti sakit kepala, pusing, dan leher tegang dapat mengalami kecemasan, yang juga perlu diatasi.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah panduan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan kondisi pasien dan berfokus pada gangguan kebutuhan aktivitas, nutrisi, nyeri, dan kenyamanan. -
Article No. 5712 | 14 Nov 2024
Klinis : mata terasa nyut-nyutan, kunang-kunang, kepala sakit, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala Berhubungan dengan Gangguan Sirkulasi
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda alami, yaitu mata terasa nyut-nyutan, kunang-kunang, kepala sakit, dan mual, maka dapat disimpulkan bahwa Anda mengalami nyeri kepala yang berhubungan dengan gangguan sirkulasi. Nyeri kepala ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, dehidrasi, atau masalah pada sistem saraf.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah pedoman yang digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Kepala Berhubungan dengan Gangguan Sirkulasi".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah pedoman yang digunakan oleh perawat untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan adalah penurunan atau hilangnya nyeri kepala, serta perbaikan tanda-tanda vital dan fungsi neurologis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah pedoman yang digunakan oleh perawat untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan pasien. Dalam kasus ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, relaksasi, manajemen stres, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Dengan adanya standar-standar tersebut, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan kebutuhan pasien.