Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5696 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami kemungkinan campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan paparan virus campak, ditandai dengan demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Berdasarkan SDKI, risiko infeksi ditandai dengan gejala-gejala yang dialami pasien, seperti demam, ruam, bintik Koplik, batuk, dan mata merah. Hal ini menunjukkan adanya potensi penyebaran infeksi virus campak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Terkait SLKI, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan risiko infeksi, menurunnya tanda-tanda infeksi, dan tidak terjadi komplikasi infeksi yang lebih lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Berdasarkan SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam, perawatan kulit, pemberian terapi oksigen, edukasi pencegahan penyebaran infeksi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penanganan medis yang tepat.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memantau kondisi pasien, memberikan perawatan yang tepat, dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 5697 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi paru-paru, jarum atau kateter
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 untuk biopsi paru-paru, jarum atau kateter dapat digunakan jika diperlukan prosedur diagnostik lebih lanjut untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru.
Selanjutnya, pemeriksaan laboratorium, pengobatan, dan tindak lanjut yang sesuai akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien. -
Article No. 5698 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial.
- Berhubungan dengan adanya lesi di paru.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Ditandai dengan kehilangan nafsu makan.
- Berhubungan dengan proses penyakit tuberkulosis.
3. Hipertermia
- Ditandai dengan demam.
- Berhubungan dengan proses penyakit tuberkulosis.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional.
- Setiap diagnosis keperawatan dilengkapi dengan definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan/etiologi, dan kondisi terkait.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi daftar luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Setiap luaran keperawatan dilengkapi dengan definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi daftar intervensi keperawatan yang diakui secara nasional.
- Setiap intervensi keperawatan dilengkapi dengan definisi, aktivitas, dan kriteria hasil.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terintegrasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 5699 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sesak napas.
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
4. Risiko komplikasi berhubungan dengan kondisi kardiovaskular.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut:
- SDKI: Nyeri yang timbul secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat, disebabkan oleh iskemia atau kerusakan jaringan miokard.
- SLKI: Manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan terapi farmakologis.
- SIKI: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, relaksasi, dan edukasi pasien.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sesak napas:
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adekuat akibat gangguan ventilasi atau perfusi.
- SLKI: Manajemen oksigenasi, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian terapi oksigen.
- SIKI: Pengkajian pola napas, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga medis.
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2:
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal akibat penyakit atau pengobatan.
- SLKI: Manajemen kadar glukosa darah, edukasi diet dan olahraga, serta kolaborasi dengan tenaga medis.
- SIKI: Pengkajian kadar glukosa darah, pemberian insulin atau antidiabetik, dan monitoring kadar glukosa.
4. Risiko komplikasi berhubungan dengan kondisi kardiovaskular:
- SDKI: Potensi timbulnya masalah kesehatan akibat kondisi kardiovaskular yang tidak stabil.
- SLKI: Manajemen kondisi kardiovaskular, pemantauan tanda-tanda vital, dan tindakan pencegahan komplikasi.
- SIKI: Pengkajian kondisi kardiovaskular, pemberian terapi, dan edukasi pasien serta keluarga.
Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 5700 | 14 Nov 2024
Klinis : sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sesak napas.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau rintangan dari saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan gangguan ventilasi.
Tanda dan gejala yang dapat muncul pada kondisi ini antara lain:
- Sesak napas
- Perubahan frekuensi pernapasan
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Bunyi pernapasan tambahan (wheezing, ronki)
- Sputum yang berlebihan atau sulit dikeluarkan
Diagnosa ini didasarkan pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang dikembangkan oleh PPNI. Penerapan standar ini membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan masalah kesehatan pasien secara akurat.
Selanjutnya, perencanaan dan intervensi keperawatan akan didasarkan pada standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), juga yang dikembangkan oleh PPNI. Tujuannya adalah untuk memastikan asuhan keperawatan yang diberikan berpedoman pada praktik keperawatan berbasis bukti dan sesuai dengan standar profesi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi sesak napas secara komprehensif, dengan berpedoman pada standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 5701 | 14 Nov 2024
Klinis : pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai "Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak mampu memberi ventilasi adekuat."
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), tujuan utama dalam menangani Pola Napas Tidak Efektif adalah untuk memastikan Pola Napas Efektif, dengan indikator yang dapat diukur seperti frekuensi napas, irama napas, kedalaman napas, dan kepatenan jalan napas.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan berbagai intervensi yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Pemantauan Respirasi: Mengkaji dan memantau pola napas pasien secara berkala.
2. Manajemen Jalan Napas: Menjaga kepatenan jalan napas dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
3. Pemberian Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan saturasi oksigen yang optimal.
4. Latihan Pernapasan: Mengajarkan dan memfasilitasi latihan pernapasan yang tepat untuk meningkatkan ventilasi.
5. Manajemen Kenyamanan: Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk memfasilitasi pola napas yang efektif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien mencapai Pola Napas Efektif dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 5702 | 14 Nov 2024
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah rentang yang menggambarkan kerentanan individu terhadap infeksi yang disebabkan oleh patogen (virus, bakteri, jamur, atau parasit).
Faktor Risiko (SDKI):
1. Sistem kekebalan tubuh yang menurun
2. Prosedur invasif
3. Paparan patogen
4. Perilaku higiene yang buruk
5. Lingkungan yang terkontaminasi
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen infeksi
2. Pemantauan tanda-tanda infeksi
3. Edukasi pencegahan infeksi
4. Pemberian obat anti-infeksi
5. Perawatan luka
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Kontrol infeksi
2. Bebas infeksi
3. Pemulihan dari infeksi
4. Pemahaman tentang pencegahan infeksi
5. Integritas kulit
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien untuk mengidentifikasi faktor risiko infeksi yang spesifik. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada intervensi preventif, pemantauan, dan pengelolaan infeksi secara efektif. Tujuan akhirnya adalah untuk mencapai luaran keperawatan yang positif, seperti kontrol infeksi, bebas infeksi, dan integritas kulit yang baik. -
Article No. 5703 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien usia 46 tahun jenis kelaamin perempuan, kondisi pasien nyeri pada bagian perut, muntah, urin keruh.diagnosa sementara dari dokter colic abdomen
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu pasien usia 46 tahun berjenis kelamin perempuan dengan gejala nyeri perut, muntah, dan urin keruh dengan diagnosis sementara colic abdomen, maka dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM Procedure sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.0
- Deskripsi: Nyeri perut (colic abdomen)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.93
- Deskripsi: Laparotomi eksplorasi, tidak spesifik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R10.0 (Nyeri perut) adalah kode yang sesuai dengan gejala utama yang dialami pasien, yaitu nyeri perut. Kode ini mencakup berbagai jenis nyeri perut, termasuk colic abdomen.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 45.93 (Laparotomi eksplorasi, tidak spesifik) dapat dipertimbangkan jika dokter memutuskan untuk melakukan prosedur pembedahan untuk menyelidiki penyebab dari gejala nyeri perut yang dialami oleh pasien. Meskipun diagnosis sementara adalah colic abdomen, pemeriksaan lebih lanjut melalui laparotomi eksplorasi mungkin diperlukan untuk memastikan penyebab dan menentukan tindakan medis yang tepat.
Sebagai catatan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM ini hanya merupakan kode sementara berdasarkan informasi yang diberikan. Diagnosis dan tindakan medis yang tepat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan pemeriksaan, evaluasi, dan hasil tes lanjutan yang dilakukan pada pasien. -
Article No. 5704 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien usia 46 tahun jenis kelaamin perempuan, kondisi pasien nyeri pada bagian perut, muntah, urin keruh.diagnosa sementara dari dokter colic abdomen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Mual
3. Inkontinensia urin
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pengurangan nyeri, dan pemantauan nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgetik, mengajarkan teknik relaksasi, dan memantau tanda-tanda vital.
2. Mual
- SDKI: Mual adalah perasaan ketidaknyamanan atau tidak enak di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual/muntah, pemberian antiemetik, dan edukasi tentang manajemen mual/muntah.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi pasien, memberikan obat antiemetik, dan memberikan edukasi tentang pencegahan mual/muntah.
3. Inkontinensia Urin
- SDKI: Inkontinensia urin adalah hilangnya kemampuan untuk menahan urin secara sukarela.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen inkontinensia urin, latihan inkontinensia urin, dan perawatan kateter.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji pola berkemih, menjaga kebersihan area genital, dan mengajari teknik latihan otot panggul.
Harap diingat bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai harus ditentukan berdasarkan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien. -
Article No. 5705 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam kasus pasien wanita, usia 60 tahun, yang mengalami nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin, dengan EKG menunjukkan infark miokard akut, serta memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, kode-kode yang dapat diberikan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan elektrokardiografi, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I21.9 (Infark miokard akut, tak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi infark miokard akut yang dialami pasien, dengan gejala-gejala khas seperti nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, sesak napas, mual, dan keringat dingin. Kode ini mencakup infark miokard akut yang tidak diklasifikasikan secara lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan elektrokardiografi, tidak terspesifikasi) dapat digunakan untuk mencatat tindakan pemantauan EKG yang dilakukan untuk mendiagnosis kondisi infark miokard akut pada pasien.
Selain itu, pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang dapat direkam dengan kode-kode ICD-10 yang sesuai, yaitu:
- Hipertensi: Kode I10 (Hipertensi esensial [primer])
- Diabetes melitus tipe 2: Kode E11.9 (Diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi)
Catatan penting: Kode-kode ini harus digunakan dengan cermat berdasarkan pedoman dan praktik medis yang berlaku di fasilitas kesehatan masing-masing.